Sabtu, 02 Juli 2011

Panggung Kylie Minogue

Megahnya Panggung Kylie Minogue Bak Istana Khayangan
Teguh Prayoga Sudarmanto | Pepih Nugraha | Selasa, 28 Juni 2011 | 08:52 WIB
IST
Kylie Minogue
JAKARTA, KOMPAS.com - Megah! Satu kata untuk mengekspresikan artistik panggung tempat jingkrak-jingkrak diva pop asal Australia, Kylie Minogue. Dalam konsernya bertajuk 'Kylie Minogue Aphrodite Tour 2011: Live in Indonesia', Senin (27/6/2011) malam, Kylie digambarkan suasana panggung bak Dewi Aphrodite, seorang dewi kecantikan mitologi Yunani kuno.
"Ten, nine, eight, seven, six, five, four, three, two, one," detik mundur dikumandangkan bersama. Area ruangan dalam Sentul International Convention Center (SICC), Sentul City, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang semula gelap menjadi setengah terang. Saat itu, penonton belum menunjukan luapan antusiasmenya, seperti sedang menanti kejutan apa yang akan dihadirkan oleh seorang diva yang memulai karirnya sejak masih kanak-kanak ini.
Panggung selebar sekitar 18 meter sejak awal terlihat cantik menawan. Dekorasinya megah, ditata bertingkat sebanyak dua lapis mengkerucut ke bagian lebih tinggi. Antara lantai panggung bawah dengan lantai panggung atas dihubungkan oleh tiga buah tangga berisikan beberapa anak tangga. Satu tangga di tengah, dua tangga lainnya di ujung kiri dan kanan. Memandang ke atas panggung dari sisi festival penonton (ruang bagi penonton yang berdiri). Terlihat puluhan lampu sorot tergantung, hanya beberapa biji diletakan di depan panggung.
Samping kiri kanan panggung ditempelkan dua buah layar besar sebagai media penampil aksi panggung Kylie nantinya, meski beberapa saat lalu jelang konser dimulai menampilkan raut muka ribuan orang yang memadati area festival, menanti sang diva beraksi. Di bagian paling belakang panggung, terlihat sebuah layar lebar besar ditutup sebuah backdrop besar pula menyerupai bentuk bangunan agung terluar, bagai penampakan Gedung Parthenon Yunani Kuno di Akropolis Athena.
Potongan backdrop itu berisikan enam pilar besar terlukis, membagi layar besar di belakangnya menjadi lima potongan layar yang lebih kecil. Layar terbesar berada di tengah, sedang empat layar sisanya terbagi rata di bagian kiri dan kanan. Tertata rapih peralatan instrumen musik bagi band penggiring Kylie bernyanyi di lantai atas. Dari ujung kiri penonton, berurutan hingga kanan, terposisikan drum lengkap, gitar, bass, dan terakhir, dua set keyboard. Tak ada microfon dengan penyangga berdiri di atas panggung.
Satu per satu personil band muncul, diikuti kelompok penari, enak cowok berpakaian seksi empat cewek berpakaian kurungan tertutup bersorban--kesemuanya berwarna putih. Hadir pula dua backing vocal perempuan yang tak kalah seksinya. Kemunculan Kylie belakangan memang paling dinanti. Kejutan apa yang akan diberikannya pada konser perdananya di Indonesia kali ini? Kylie memang suka dengan spesies bunga berjenis tuberose.
Menakjubkan, perempuan berdarah Australia yang kini telah menetap di Inggris ini muncul tak terduga dari lantai bawah panggung, duduk manis di sebuah bangunan seni nyeleneh menyerupai setengah bunga raksasa. Kylie sendiri duduk di atas bagian ovarium (tengah) bunga. Seolah memetaforakan seorang Dewi Aprodhite, Kylie mengenakan gaun layaknya seorang dewi kecantikan. Sebuah gaun terusan putih panjang hingga ujung kaki, namun bagian depan dari gaun itu dipotong hingga menyerupai rok mini. Telinganya dihiasi pernak-pernik bulu dirangkai menyerupai sayap para malaikat.
Sambil melantunkan 'Aphrodite', dirinya disambut dua cowok seksi. "Selamat malam Jakarta!" sapanya kemudian. Kejutan perlengkapan panggung tak sampai di situ, ini baru pembukanya saja! Pada lantunan lagu berikutnya, 'The One', ditampilkan harpa raksasa dengan tiang penyangganya digantikan oleh seorang perempuan cantik. Tak hanya satu, tapi dua harpa ini menyemarakan panggung dahsyat Kylie. Para pemain harpa, masing-masing seorang pria, memetikan senar sekaligus mendorong replika kreasi alat musik itu sedikit ke tengah panggung.
Selesai, mulailah babak baru. Menghilang beberapa saat, diva kelahiran Melbourne, Australia, 28 Mei 1968 tersebut muncul kembali dari lokasi saat pertama kali dirinya menampakan diri kepada penggemarnnya. Kali ini bukan sebuah artistik kembang yang dia naiki, melainkan sebuah pegasus (kuda terbang) warna putih lengkap dengan sayap-sayapnya. Kylie pun melantunkan 'In Your Eyes'.
Tak puas hanya naik seekor pegasus, Kylie pun menjajal sebuah kereta kencana dengan kuda-kuda dua orang cowok seksi hanya mengenakan celana dalam hitam gelap. Sambil memuaskan telinga penonton dengan lagu 'I Belive in You', di belakang Kylie pun tersedia seorang pria tegap berpakaian seperti dua temannya penarik kereta namun membawa sebuah tongkat panjang berujungkan bentukan kipas.
Pencahayaan panggung tidak terlalu gemerlap layaknya lampu disko di bar-bar kota. Warna cahaya dan tempo dinamika sorotan lampu amat disesuaikan dengan mood tembang yang sedang dinyanyikan oleh sang dewi. Kalanya mood si dewi senang, sorotan mati hidup lampu berdinamika cepat. Ketika si dewi bersedih dan patah hati, lampu berwarna kekuningan meredup hanya menyorot dirinya. Jelang pertunjukan berakhir, satu lagi kejutan disaksikan sekitar 6 ribu orang yang memadati ruangan SICC.
Di tempat pegasus berdiri, telah digantikan tapakan anak tangga raksasa tiga tingkat berbentuk bulat mengerucut. Di tempat inilah, ketika Kylie menembangkan lagu penutup 'All the Lovers', sang diva akan digiring ke paling ujung tempat teratas bulatan. Kylie memang menjadi dewi pada malam itu. Artistik panggung menghidupkan semarak dirinya dipuja layaknya sang Aprhodite. Totalitas efek artistik beserta kelengkapan panggung membuat penampilan Kylie benar-benar mencapai klimaks penyampaian dirinya sebagai seorang diva malam itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar