Sabtu, 30 April 2011

TOEFL PBT atau iBT

Pilih mana,  iBT atau PBT, kembali ke tiap individu. Dengan melihat kemampuan sekarang plus ketersediaan waktu, mana diantara kedua tes itu yang dirasa mampu dikerjakan dengan lebih percaya diri.
be well,
Dwika

Milih TOEFL PBT atau iBT?

Mau cari beasiswa apapun, TOEFL jelas diperlukan. Ada beberapa negara yang lebih mengutamakan IELTS, tapi sepertinya TOEFL tetap lebih umum.
Tes ini dibedakan menjadi 2 format: Paper Based TOEFL (PBT) dan Internet Based TOEFL (iBT). iBT merupakan tes bentuk terbaru. Peserta harus membaca dan mengerjakan soal langsung di depan komputer.

Beberapa orang merasa kalau iBT relatif lebih sulit dibanding PBT. Tantangan terbesar iBT karena tes ini lebih menguji kemampuan Inggris aktif, semua bagian tes langsung menguji kemampuan praktis peserta dalam berbahasa Inggris.
Ini bisa dilihat dari pembagian di iBT yang terdiri atas: Reading, Listening, Speaking, dan Writing dengan total maksimal skor 120. Bagian reading dengan listening tentu bukan hal baru, soalnya di PBT juga ada. Bagian speaking sama writing ini yang jadi inovasi baru. Dari namanya sudah jelas, kemampuan menulis dan berbicara ikut diteskan di iBT. Untuk kita yang sebelumnya tidak biasa nulis apalagi ngomong pake bahasa Inggris, ini akan jadi tantangan tersendiri.
Sedang PBT adalah jenis tes TOEFL model lama. Pasti banyak diantara kita yang pernah mencoba ikut tes ini. PBT dibagi menjadi 3 bagian: Listening Comprehension, Structure and Written Expression, dan Vocabulary and Reading Comprehension. Skor tertinggi yang dapat diraih adalah 677.
Kalau sudah mengikuti TOEFL yang internasional, akan ditambahkan bagian keempat yaitu Test of Written English (TWE) dimana peserta diminta menulis karangan dalam bahasa Inggris yang nantinya akan dinilai dari skala 1 hingga 6. Tapi kabar baiknya, umumnya nilai TWE tidak dipersyaratkan langsung oleh universitas. Seringnya mereka hanya mematok skor minimum untuk 3 bagian tes tanpa menyertakan TWE.
Karena tidak ada praktik ngomong dan nulis, untuk banyak peserta ini akan lebih memudahkan. Asal paham dan hafal bentuk-bentuk struktur kalimat untuk menjawab bagian structure and written expression ditambah punya kemampuan listening yang memadai skor tinggi bisa diraih.
Satu lagi kelebihan PBT, sebelum ikut tes sungguhan kita bisa try out dulu dengan ikut tes sejenis yang diselenggarakan lembaga-lembaga kursus bahasa Inggris. Selain biaya yang jauh lebih murah, dengan ikut try out peserta akhirnya bisa merasakan suasana tes sungguhan sekaligus mengukur sejauh mana kemampuan yang sudah dicapai. Sedang untuk iBT, saya belum pernah dengar ada lembaga yang memberikan try out untuk jenis tes ini.
Cuma kekurangan PBT, tes ini hanya ditawarkan 5-6 kali setahun. Kota yang menyelenggarakan tes pun lebih terbatas. Sedang iBT diadakan lebih sering dengan hampir semua kota besar di Indonesia menyelenggarakannya. Hasil PBT pun akan keluar lebih lama dibanding iBT. Lebih jelasnya, silahkan cek disini. Bagi yang sedang terburu-buru karena mengejar deadline, iBT akan jadi lebih masuk akal.
Jadi  mending pilih mana,  iBT atau PBT? Jawaban paling pas akhirnya kembali ke tiap individu. Dengan melihat kemampuan sekarang plus ketersediaan waktu, mana diantara kedua tes itu yang dirasa mampu dikerjakan dengan lebih percaya diri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar