Jumat, 08 April 2011

Pariwisata Hawaii Jepang


Pariwisata Hawaii Bergantung pada Jepang



BENCANA gempa, tsunami, dan kebocoran reaktor nuklir yang melanda Jepang nampaknya akan membawa dampak minor pada sektor pariwisata Hawaii. Ini dikarenakan turis asal Jepang merupakan salah satu pasar utama di sana.
Seperti dilansir Nytimes, Kamis (17/3), beberapa hotel sudah melaporkan adanya pembatalan, termasuk Starwood Hotels & Resorts, di mana sekitar 2.000 pengunjung asal Jepang telah membatalkan rencana menginap.
Sementara itu menurut David Carey, Chief Executive Outrigger Enterprises Group yang mengoperasikan jaringan hotel di Hawaii dan memiliki ketergantungan pada pengunjung asal Jepang yang mencapai 10-15 persen dari total pengunjung, mengatakan, perusahaan telah terhindar dari pembatalan kelompok dan individu sejauh ini.
“Diharapkan ini hanya sebuah dampak jangka pendek yang signifikan akibat pembatalan dan penundaan rencana dari pengunjung Jepang,” katanya.
Berkaca dari data Hawaii Tourist Authority, tahun lalu 1,2 juta orang Jepang mengunjungi Hawaii dan mengeluarkan uang hingga US$1,9 miliar dengan rata-rata US$257,8 (sekitar Rp2,27 juta) per hari per orang.
Namun, diungkapkan pejabat pariwisata, terlalu dini untuk mengatakan berapa banyak penurunan dari pasar Jepang yang menyumbang 17,6 persen dari pariwisata Hawaii. Tetapi Hawaii coba melihat sejarah mengenai hal apa yang akan dihadapi.
Pasang surut
Sebelumnya, menurut Hawaii Tourism Authority, setelah gempa bumi Kobe pada Januari 1995 yang menewaskan lebih dari 6.000 orang, turis Jepang yang ke Hawaii turun 12,4 persen di bulan berikutnya, tetapi secara total pada tahun tersebut naik 12,6 persen.
Ketika SARS melanda pada 2003, jumlah pengunjung dari Jepang juga mengalami penurunan sebanyak 9,6 persen, dengan penurunan paling curam sebesar 36,6 persen pada bulan Mei tahun itu.
Bukan itu saja, selama ketakutan akan H1N1 pada 2009, pengunjung asal Jepang turun 13,7 persen dan 29,8 persen pada bulan berikutnya setelah wabah. Namun secara keseluruhan total pengunjung Jepang naik 0,6 persen pada tahun itu.
“Sebagai perbandingan dengan insiden yang terjadi di masa lalu ini tentu saja jauh lebih parah,” kata David Uchiyama, vice president of brand management for Hawaii Tourism Authority.
David menambahkan, di awal kita akan menghadapi penurunan. “Ini mungkin akan berlangsung sekitar tiga sampai enam bulan tapi berdasarkan sejarah pasar secara bertahap akan mulai kembali,” katanya.
Beberapa operator wisata juga tengah mengembangkan rencana darurat untuk membantu meningkatkan angka pariwisata.
“Kami bekerja sama dengan mitra hotel Hawaii untuk memahami dampak dari gempa bumi Jepang dan akan bertindak cepat untuk merangsang permintaan di pasar AS, dengan menawarkan diskon paket liburan ke Hawaii 10-20 persen,” kata Jack E. Richards, chief executive Pleasant Holidays, sebuah operator tur Amerika Serikat untuk Hawaii.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar