Liburan ke Eropa
written by Dian Andayani
Hari ini berangkat ke Eropa…. Papa, Mama, Adam, Dian, Oga dan Atri. Rencana kumpul di bandara ama seluruh peserta tour jam 16.30. Hari ini aku masih ngantor. Jam 15.00 izin pulang cepet langsung ke bandara. Kebetulan Lina juga mau jemput kakaknya dari Medan. Jadi kita berangkat berdua ke bandara. Jalanan macet di citraland. Akhirnya sampe di bandara jam 15.45.
Hampir jam 18.00, hampir semua peserta tour kumpul. Tinggal menunggu 2 keluarga lagi. Nunggunya lama banget. Mestinya jam 16.30 udah kumpul semua eh ini molor sejam lebih. Bertemu dengan tour leader-nya, namanya David.
Pesawat berangkat jam 19.00 WIB dengan pesawat KLM no. ….. dan transit di Kuala Lumpur.
EUROPE… HERE WE COMES!!!
22.30 waktu Kuala Lumpur (KL)
Sampai juga di KL. Transit sebentar sekitar 20 menit. Semua pada turun dari pesawat, muter-muter sebentar di bandara Tun Razak Jadi inget waktu tahun lalu aku ama Lina ke Malaysia. Bandaranya besar dan nyaman. Foto-foto juga. Walaupun sudah malem, toko-toko di bandara masih banyak yang buka. Sekalian ke toilet. Dari KL langsung ke Belanda. Perjalanan sekitar 13 jam.
Di pesawat menuju ke Belanda, hampir setiap saat diberikan makanan. Sampai jam 1 pagi aja masih ditawarkan makanan. Makanannya juga lumayan bervariasi.
4 Mei 2005
05.10 waktu Belanda
Akhirnya sampai di Belanda. Masih subuh… tapi cuaca di luar sudah agak terang. Badan rasanya pegel-pegel. Tidur di pesawat gak enak. Ruang geraknya sempit. Padahal aku dapat jatah 2 kursi kosong karena sepanjang perjalanan ngga ada orang di sebelah tempat duduk aku. Adam tidur di sisi jendela. Badannya juga udah meliuk-liuk kayak ular J. Denger-denger di Belanda suhunya sekitar 50C. Sambil menunggu kelengkapan peserta tour, kita foto-foto dulu. Langsung ke toilet juga karena selama di pesawat menuju ke Belanda, tidak pernah ke toilet.
Setelah itu ganti peawat menuju ke Roma. Berangkat dari Belanda sekitar jam 7 pagi.
11.00 waktu Roma
Sampai di Roma. Ambil bagasi. Cukup lama juga menunggu. Cuci muka, sikat gigi dulu. Seharian belum mandi.
Adam foto-foto. Sempet diteriakin ama polisi Italia karena mau foto mereka J Bahasanya ngga ngerti. Gile mereka bawa anjing herder yang gede dan serem banget.
Bis sudah ada di parkiran. Sopir orang Italia asli. Karena kalau mau city tour di Italia harus dengan bus lokal. Perkenalan para peserta tour di dalam bus dimulai. Semuanya ada 32 orang termasuk tour leader. Rencananya sekarang kita akan makan siang di restoran chinnese food. Sampai di restoran jam 12-an. Jam 13.30 kita janjian dengan tour guide local di vatikan. Namanya……… Ternyata di Italia, orang-orangnya pada selebor semua. Parkir mobil asal-asalan. Tabrak kiri, tabrak kanan. Sepertinya mobil sangat murah di sini. Di sini juga ada mobil seperti kancil di Jakarta. Namanya Smart Car tapi not Smart People yang nyetir. Mobil-mobil pada ngebut2 semua, termasuk bis umum.
Suhu sekitar 18-200 C. Tidak terlalu dingin Hawanya seperti di Puncak. Di Italia, tembok-tembok rumah/ apartemen atau pinggir jalan juga dicorat-coret seperti di Jakarta. Ternyata sama saja ya, hanya bedanya kotanya bersih, gak ada sampah, gak kayak di Indonesia. Di kotanya, toko-toko atau apartemen semua ukurannya tidak ada yang besar. Standar semua. Rata-rata tingkat 3. Semua hotel yang ada di tengah kota, hargannya selangit padahal gedungnya ngga besar dan kamarnya kecil-kecil.. Semakin bangunannya tua, semakin hargannya mahal.
Sebelum berangkat ke Vatikan, sempet liat-liat market/pasar di dekat restoran. Jualan sepatu, permen, ikan, daging, pernak-pernik.. yah semacam pasar kaget tapi di sana hanya sebentar karena setelah itu langsung ke Vatikan.
Berangkat ke Vatikan. Masih capek dan ngantuk sudah langsung tur.
Bus parkirnya cukup jauh. Masih harus berjalan kaki ke Vatikan. Di sana kenalan dengan tour guidenya. Fabio namanya. Italiano asli.
Dijelaskan secara singkat mengenai Negara Vatikan, Gereja Vatikan, Paus dan uskup lainnya. Peserta tour kebanyakan lihat-lihat ke dalam gereja. Tapi karena antriannya sangat panjaaaaang…, kita cuma di luar aja. Cari souvenir di sekitar gereja. Lumayan juga belanjanya… Mau beli es krim… mahal banget. 3 euro (Rp. 36.000,- an) dan kecil lagi!
Setelah itu kita berangkat ke Colloseum. Bener-bener sama seperti yang ada di TV-TV. Di temboknya terpampang beberapa sisa dari angka dan huruf Romawi. Wah… gile juga kalo dipikir-pikir zaman dulu aja orang Romawi udah berkembang seperti ini. Kalo aja mereka masih hidup pasti maju banget ya.. Sayangnya banyak reruntuhan sekitar coloseum yang sudah tidak dikenali lagi. Hanya batu-batu berserakan di mana-mana. Sempet beli buku poket mengenai kota Roma. Dari situ barulah jelas terlihat Coloseum dulu dan sekarang. Reruntuhan itu disebabkan karena adanya gempa bumi, kebakaran dan perang. Sayang sekali. Tapi yang paling menakjubkan Colloseum itu ternyata di tengah-tengah kota. Sebenernya reruntuhan itu dulunya merupakan suatu kota. Sekarang karena untuk pariwisata maka terpaksa dibangun jalan yang membagi/ memotong kota reruntuhan menjadi 2 bagian. Selain buku yang dijual di sekitar Colloseum , ada juga souvenir seperti gantungan kunci, pajangan2. Beli beberapa gantungan kunci.
Hari sudah menjelang malam tapi cuaca masih terang. Seperti masih jam 4 sore. Masih ada matahari.. Hal ini karena negara ini sudah mulai memasuki musim panas. Waktunya makan malam. Makan Chinese Food lagi.
Setelah makan, kita langsung ke hotel. Kita nginep di Holiday Inn. Hotelnya terletak agak di luar kota. Sengaja dipilih di sini, karena selain searah dengan perjalanan esok hari dan hotel yang letaknya agak di pinggiran, harganya relatif lebih murah dan kamar-kamarnya lebih besar dibanding dengan di dalam kota.
Ternyata hotelnya memang bagus. Bintang 4. Kamarnya juga bagus. Capeekk banget! Masuk hotel sekitar jam 19.30-an. Di belakang hotel sepertinya terdapat mal. Rencana mau jalan-jalan ke sana. Tapi ternyata setelah mandi dan beres-beres koper sebentar, mal tersebut sudah tutup. Dari jendela kamar bisa melihat ke dalam mal tersebut. Kamar hotelnya panas. Jendela aku buka. Di luar udaranya dingin. Lumayan deh.
5 Mei 2005
04.00 waktu Roma
Jet lag. Jam segini udah bangun. Mungkin karena di Jakarta udah jam 9 pagi. Perbedaan waktu 5 jam. Bener juga kata David. Hal ini akan berlangsung 1-2 hari-an. Begitu kebangun langsung kedinginan, baru inget jendela aku buka karena semalem kepanasan. Udara di luar dingin banget.
Hari ini rencana mau ke Virence/ Florentina buat melihat Menara Miring Pisa. Morning call jam 6.30. Trus koper harus udah ada di depan pintu kamar hotel jam 7 untuk diangkut ama potternya ke lobby. Breakfast di hotel. Setelah cek koper di lobby, kita berangkat jam 8.30.
Bis baru. Buatan Jerman. Besar banget dan nyaman. Warnanya didominasi oranye. Bisnya baru keluar pabrik 2 bulan. Sopirnya orang Polandia. Namanya Cris. Setelah cek bagasi kita langsung berangkat. Di Italia, hanya pagi-pagi saja yang suhunya dingin. Menjelang siang cukup sejuk. Tanpa jaket tebal dan hanya baju lengan panjang saja masih bisa menahan dinginnya kota Roma.
Ke Virence melewati highway. Jalan tolnya mulus banget. Besar-besar dan bersih. Sebelum masuk ke Pisa kita mesti berhenti dulu untuk membeli pass masuk. Ternyata harganya muahal banget sekitar 200-an euro. Hanya untuk beberapa jam saja. Gile…
Selama setiap perjalanan yang jarak tempuhnya panjang, akan mampir di tempat pemberhentian yaitu pompa bensin dan auto grill untuk ke toilet. Auto Grill adalah semacam toko swalayan dan biasanya sekalian nyari oleh2 berupa coklat.
Sampailah kita di Virence. Udah jam 12. Waktunya lunch time. Chinese Food lagi.
Setelah makan siang, barulah kita menuju ke Pisa. Tempat parkir yang disediakan untuk bis cukup jauh, karena semua kendaraan memang tidak boleh masuk ke dalam lokasi Pisa.. Untuk masuk ke komplek Pisa, kita naik trem angkutan umum yang sudah disediakan. Berdesak-desakan dengan penumpang lain sama kayak di metro mini.
Sampai di pintu masuk Pisa. Hujan! Besar banget, ada petir juga. Payung gak bawa ada di dalam koper. Terpaksa beli ama orang-orang negro yang jualan di sana. Tawar-menawar, dapet 5 euro untuk 2 payung. Lumayan….
Tidak berapa lama hujan berhenti. Tapi langit masih mendung. BT juga buat foto-foto. Fotonya jadi gak cerah. Agak gelep. Belum lagi mesti gulung celana panjang. Banyak genangan air. Beli souvenir lagi. Jam 15.30, kita siap-siap kembali ke bus. Naik trem lagi sampai ke parkiran bus.
Perjalanan dilanjutkan ke Roma untuk menuju ke Fountain La Trevi. Di sana ada kolam dengan air mancur dengan patung-patungnya. Mitosnya bisa make a wish dengan melempar koin sambil membelakangi kolam. Koin dilempar dari atas bahu sebelah kiri.
Di sini sempet juga foto ama polisi Italia. Keren bo’. Mampir juga beli es krim. Katanya di sini terkenal dengan kelezatan es krimnya. Sedaaap….. 3 euro dapat es krim besar banget. Ada 3 scup. Terlalu banyak jadi ngga habis.
Perjalanan dilanjutkan melihat Patung David yang terletak di Florentina. Sampai di sini sudah jam 17.30. Letak patung ini ada di atas bukit.. Dari bukit ini bisa melihat pemandangan kota Florentina. Patung ini terletak di suatu lapangan terbuka. Banyak yang menjual suvenir, lukisan, baju-baju, dan sebagainya. Seperti biasa foto-foto lagi. Uniknya dari patung ini adalah… BUGIL! Patung ini dibuat oleh pemahat yang bernama Michaelengelo, yang ketika itu berumur 18 tahun.
Setelah itu dinner time. Kali ini menunya Local Food. Kita dibawa menuju tempat makan yang letaknya agak di luar kota. Pemandangannya hutan dan gunung. Melewati beberapa jembatan yang tinggi-tinggi dan terowongan. Menjelang malam, udaranya mulai dingin. Di luar agak berkabut. Menu yang dihidangkan secara bergantian. Mulai dari makanan pembuka berupa salad yang rasanya nggak karu-karuan sampai makanan penutup berupa es krim. Kenyang banget. Di restoran itu ada anjing yang besar tapi jinak. Sempet foto juga.
Setelah makan malem langsung ke hotel. Nginep di Hotel Art Museo. Sudah jam 20.30. Capek. Morning call seperti biasa dan koper sudah siap di depan pintu kamar.
6 Mei 2005
Hari ketiga di Italia. Sekarang tidur sudah terbiasa dan tiidak kebangun-bangun lagi. Rencana hari ini ke Venice. Naik gondola.
Breakfast di hotel. Ya ampun pelit banget. Hanya boleh makan yang sudah disediakan di meja makan. Kalo mengambil yang ada di prasmanan, kena charge.
Bus berangkat jam 8.30. perjalanan sekitar 3 jam. Begitu sampe di Venice langsung makan siang. Chinese food lagi. Yaaakkk!
Sekitar jam 12.30-an, kita naek kapal/ boat menuju ke Venisia. Sebelum naek kapal seperti biasa belanja souvenir lagi. Lumayan dapet pajangan dan gantungan kunci. Supir kapalnya keren J
Sampe di Venice. Ternyata kota ini ngga seindah kayak di TV. Mungkin karena datengnya siang. Cuaca tidak begitu dingin. Masih bisa pake kaos. Anginnya juga bersahabat. Matahari juga ada. Sampe di sana, langsung diajak ke tempat pembuatan kristal. Tempatnya masuk-masuk ke dalam gang-gang. Ada demo cara membuat kristal. Nonton sebentar. Kristal yang dijual harganya mahal-mahal dan butuh ketelatenan untuk membuatnya. Karena kalo kelamaan dikit, bahan yang digunakan akan mengeras.
Selepas dari sana, dapet waktu bebas untuk muter-muter sendiri di Venice. Jam 15.30 sudah berkumpul di tempat yang ditentukan untuk naek gondola.
Aku ama Adam foto-foto. Trus muter-muter nyari souvenir, Cuma dapet gelas kecil doang. Di sini souvenir mahal-mahal banget. Akhirnya banyak foto-foto ama merpati-merpati.. Merpati-merpatinya banyak banget. Bisa juga dikasih makan. Makanannya dijual 1 euro.
Jam 15.30 berkumpul di bawah patung seperti yang sudah ditentukan. Langsung ke tempat gondola. 1 Gondola dapet diisi 6 orang. Sebelum naek gondola kepanikan melanda. Ada 2 orang dalam rombongan entah ada di mana. David pusing. Langsung panik dan berlari-larian nyari mereka. Sementara David pergi, ngga berapa lama orang yang hilang tersebut datang sendiri. Mereka juga ngomel-ngomel merasa ditinggal… hehehe… ngga nyambung banget.
Naek gondola. Muter-muter melewati kanal. Biasa aja. Tapi takjub juga ngebayangin ada kota ditengah-tengah air begini. Rata-rata setiap bangunan di lantai 1-nya tidak pernah terpakai. Karena setahun sekali, jika musim hujan, air akan masuk/ banjir.
Hampir setengah jam muter-muter. Jam 17.00-an sudah waktunya kembali lagi. Perjalanan kembali ke pelabuhan sekitar setengah jam. Kapalnya ngebut. Setelah itu dilanjutkan makan malam. Chinese food lagi!
Masuk hotel jam 19.30-an. Cuaca di luar masih terang. Beres-beres barang, masukin koper ke kamar hotel. Besok pagi berangkat lebih pagi jam 7.30 berangkat ke Swis. Morning call 5.30.
Hotelnya bagus. Namanya Russort Hotel Dulu namanya Ramanda. Tapi plang nama hotelnya baru ada huruf “R” saja. Dapet kamar dengan pemandangan mengahadap ke tanah lapang. Duduk-duduk di pinggir jendela kamar sambil minum susu melihat pemadangan di luar. Hampir jam 20.00. Tapi cuaca di luar masih terang.
7 Mei 2005
Setelah makan pagi, berangkat ke Luzern-Swis dengan melewati Austria dan Linchestein. Ini adalah tur optional dengan membayar 50 euro masing2 orang. Suhu pagi hari sekitar 120 C.
Perjalanan menuju Swis sangat indah sekali. Beda dengan di Italia. Pemandangan di sini didominasi oleh pegunungan alpen dan rerumputan. Melewati jalan tol yang cukup lebar, melewati banyak terowongan yang menembus gunung diantaranya terowongan terpanjang mencapai 27 km dan jembatan ang tinggi-tinggi.
Di puncak gunung terlihat salju. Indah sekali. Kiri kanan jalan ada gunung salju dan rerumputan. Perjalanan kali ini cukup panjang. Setelah istirahat di tempat pemberhentian, sampai juga di Austria tepatnya di Innsbruck. Makan siang bebas. Kita milih yang cepat saja yaitu ke Mc Donald. Kotanya bagus. Di tengah-tengah kota terlihat gunung dengan salju di puncaknya. Kotanya bersih. Setiap hari Sabtu, ada pasar kaget. Sempet beli souvenir di sini. Hawanya dingin banget. Anginnya agak kenceng. Suhu mungkin sekitar 100C. Sebenernya banyak banget yang mau dilihat, tapi karena keterbatasan waktu, sekitar jam 14.30 kita melanjutkan perjalanan ke Lincheistein dengan ibukotanya Vaduz.
Kabar buruk. Selain gak dapat stempel negara ini di paspor, di Vaduz sedang ada pertandingan bola. Jalanan ditutup. Bus tidak boleh parkir. Akhirnya kita cuma muter-muter kota aja tanpa berhenti. Sayang banget. Padahal kita udah bayar pass masuk dan tidak murah. Akhirnya kita berhenti di tempat pemberhentian/ pompa bensin yang tidak jauh dari kota tersebut. Di toko itu ada juga jual souvenir. Tapi ngga banyak. Nyari souvenir yang ada kaitannya dengan negara Lincheistein.susah banget.
Sampai di Luzern-Swis sudah jam 19.30 malem. Tapi cuaca masih terang. Langsung ke hotel dan sekalian makan malem di sana. Nama hotelnya Europe Hotel. Letaknya persis depan laut. Setelah makan malam, sempet ke seberang hotel melihat-lihat laut dan foto-foto sebentar. Air lautnya bersih banget bisa kelihatan sampai ke dasarnya, Dengan pemandangan gunung salju yang menambah keindahannya.
Tidak sempet jalan-jalan karena sudah malem, langsung masuk hotel dan tidur.
8 Mei 2005
Jam 8.30 kita berangkat ke Mount Titlis. Suhu sekitar 60C. Anginnya lumayan kenceng. Untuk sampai di Mount Titlis, perlu 2 kali naek cable car. Cable car yang pertama hanya muat 6 orang, Cable car berputar 180O menuju ke atas gunung dan dapat memuat 80 orang. Terdapat tulisan selamat datang dalam bahasa Indonesia.
Sebelum naek cable car, sempet belanja souvenir. Tapi katanya di atas juga ada toko souvenir.
Sampe juga di atas gunung. Di atas gunung ada bangunan juga yang menyediakan restoran, souvenir. Nyoba masuk ke gua es… gak tahan…. baru seperempat jalan udah keluar. Diiiingiiin….!!!
Salju, salju dan salju. Di luar dingin banget. Megang salju. Lembut banget. Banyak yang maen ski. Tapi lama-lama setelah banyak berada di luar, dinginnya tidak berasa. Tapi kalo lagi ada angin yang kenceng… dingin juga sih. Aku ama Adam betah banget di luar maen salju. Foto-foto ama orang-orang bule.
Belanja souvenir di atas gunung mahal. Masih murahan di bawah. Makan siang Chinese food di restoran yang ada di atas gunung.
Setelah puas foto-foto dan maen salju, langsung pulang. Sudah 15.00. Mo ke Bucherer nuker sendok yang didapet dari Hotel. Lumayan. Nyari-nyari souvenir. Keluar masuk toko. Dikasih waktu bebas lumayan lama di sini. Swis Franc langsung habis dalam beberapa jam. Licin tak bersisa. Belanja souvenir dan coklat. Adam juga dapet pisau victorinox. Setelah waktu belanja selesai dilanjutkan makan malem chinesse food lagi. Sampe di hotel jam 19.00.
Setelah mandi, aku ama Adam jalan kaki keluar hotel. Cuaca di luar masih terang. Bisa foto-foto. Tapi toko-toko sudah tutup. Di sini jam 17.00, toko-toko kebanyakan sudah tutup. Lagi jalan-jalan, ketemu juga ama para peserta tour yang laen. Setelah jalan-jalan cukup jauh, sempet foto-foto juga ama anak2 bule, sekitar jam 21.30 kita balik ke hotel. Keadaan sudah gelap. Di tengah jalan balik ke hotel, ketemu orang mabok naek mobil. Diteriakin gak jelas gitu. Trus ketemu pasanagan bule yang ingetin kita untuk hati-hati. Jadi serem. Yang tadinya aku jalannya pelan-pelan langsung mengambil langkah seribu. Begitu nyampe di hotel rasanya lega banget.
Hotelnya gak ada pemanas. Karena di Swiss musim panas sangat pendek. Walaupun begitu, udaranya lumayan dingin. Lantai dan dinding kamar hotel juga terbuat dari kayu. Karena terbuat dari kayu menyebabkan suara-suara dari kamar sebelah kadang-kadang terdengar. Hayooo… suara apakah itu?? J
Besok perjalanan dilanjutkan ke Paris dengan mampir di Belgia. Jam 7.30 siap berangkat.
9 Mei 2005
Breakfast di hotel. Jam 6.30. Setelah cek bagasi di bis, berangkat jam 7.30. Suhu sekitar 5-60 C. Dingin banget. Anginnya kenceng. Perjalanan sama panjangnya dengan sebelumnya. Mampir di Belgia. Tepatnya di Brussel. Mau liat Manekin Pis. Patung anak kecil kencing berdiri. Konon menurut cerita, di kota itu pada zaman perang ada yang akan membom kota tersebut. Kebetulan ada anak kecil yang ngeliat bom tersebut. Bom-nya langasung dipipisin sehingga sampai sekarang cerita itu menjadi legenda. Biasanya patung anak kecil itu didandanin baju yang berbeda-beda setiap harinya. Tapi pada saat kita ke sana, tidak ada satupun baju yang melekat di sana. Perjalanan menuju ke Brussel maih didomisansi dengan kiri kanan gunung. Indah.
Kota Brusel gersang, Beda banget dengan di Luzern. Banyak orang2 pendatang. Ada Arab, Negro rasanya seperti kumuh. Di Belgia terkenal dengan coklat hand made-nya sehingga harganya sangat mahal. Selain di Venise, di sini terkenal juga dengan rajutan/ rendanya.
Makan siang Chinese food di Brusel. Setelah itu belanja lagi…. Adam beli baju kaos. Aku juga dapet Liontin 11 euro, warnanya bisa mantul macem-macem. Beli bros renda bergambar kupu-kupu (lagoi diskon 5 euro dapet tiga), beli taplak dan beli souvenir juga.
Kota Brussel ini terbagi 2 bangunan kota. Kota Baru dan Kota Lama. Di kota Baru, bangunan gedung-gedungnya sangat modern, sedangkan di Kota Lama bangunannya masih asli gedung-gedung lama yang banyak ukiran dan patung di bangunannya. Hal ini disebabkan karena perang yang pernah terjadi di kota ini hampir merusakkan sebagian kota Brussel. Sehingga pada saat dibangun kembali, bangunannya menjadi lebih modern. Kita berkumpul di alun-alun di Kota Lama untuk foto-foto dan jam 15.00 waktunya kita melanjutkan perjalanan ke Paris.
Makan malem di Do Jong. Kota yang termasuk wilayah Perancis. Sampai di hotel jam 20.00. Nginep di Golden Tulip Hotel.
Morning call jam 6.30. Bermalam 2 hari di Paris sehingga koper tidak perlu dikeluarkan.
Malem ini rencana mau ke Eifel. Jam 21.00-an kita berangkat. Katanya kalo malem di Eiffel dinyalain lampu kelap-kelip selama 10 menit. Lampu-lampunya indah. Rombongan 16 orang naek kereta menuju ke sana. Sempet muter-muter ngga karuan nyari jalur kereta yang menuju Eiffel, maklum terlalu banyak yang mau jadi pemimpin. Pakaian lengkap. Jaket, topi kupluk, sarung tangan, syal, sepatu dan kaos kaki. Maklum kalo udah malem gini biasanya udara di luar dingin banget.
Akhirnya sampai juga di Menara Eiffel. Ternyata udaranya dingin banget. Anginnya kenceng. Kayaknya suhunya di bawah 50 C deh. Udah jam 23.00. Menara Eiffel bener-bener indah. Lampu-lampu di mana-mana. Banyak orang Negro yang menajajakan souvenir Menara Eiffel yang pake lampu. Kita ngga lama di sana hanya sempet foto-foto saja dan harus cepet-cepet balik ke hotel lagi karena kereta terakhir jam 24.00. Perjalanan dari Menara Eiffel ke stasiun kereta cukup jauh. Lumayan juga jalannya. Pulang naek kereta mulus-mulus aja. Tapi begitu keluar dari Metro sempet bingung juga nyari arah hotelnya. Akhirnya sampai juga di hotel. Hampir jam 1 malem. Ngantuk dan capek.
10 Mei 2005
Pagi ini rencananya akan city tour di Paris dan ke Menara Eiffel. Setelah breakfast, berangkat jam 8.30. Ada pemandu khusus/ local guide kayak di Roma dulu. Namanya Isabel. Pagi-pagi Isabel udah menunggu di hotel. Lumayan juga lancar berbahasa Indonesia. Dia pernah belajar bahasa Indonesia, belajar satra jawa juga.
Muter-muter kota Paris, ke De La Concorde, ada Patung Liberty versi yang lebih kecil, letaknya di tengah-tengah sungai yang membelah kota Paris. Foto-foto lagi. Ada bapak tua menjual souvenir gantungan kunci dan Menara Eiffel dengan harga yang cukup murah. Semuanya pada beli.
Lunch time dulu. Chinese food lagi. Setelah itu kita ke Menara Eiffel. Ternyata beda banget dengan malem hari. Gak ada lampu jadi biasa aja. Bedanya sekarang kita naek ke atas tapi cuma ke lantai 2. Karena kalo sampe di lantai 1 garus antri dan itu akan buang-buang waktu saja. Biarpun hanya di lantai 2, pemandangan udah cukup bagus. Bisa ngeliat kta Paris dari atas. Anginnya juga agak kenceng di sini. Sempet pusing.
Pulang dari Eiffel rencananya naek cruise muter-muterin sungai yang ada di Paris. Cruisenya lumayan besar. Ada tempat duduk terbuka di atas kapalnya. Cukup lama juga muter-muternya kayaknya sekitar 1 jam.
Dari cruise kita menuju ke toko parfum. Agak lama di sini. Di toko ini kita dipandu ama orang Indonesia yang memang kerja di toko itu dan sudah menjadi warga negara Perancis. Bahasa Indonesianya masih fasih banget. Orang-orangnya masih muda-muda.
Dari sana kita ke Lavayate. Sudah jam 17.30. Kumpul lagi 18.30. Bentar banget, padahal lavayette sangat besar. Akhirnya cuma beli coklat aja trus kabur keluar bentar nyari toko souvenir di dekat-dekat situ karena kapan lagi… abis ini paling langsung ke hotel. Dapet hiasan, tempelan kulkas, cermin.
Jam 19.00, langsung makan malem. Bener khan gak sempet ke toko souvenir. Untung tadi udah beli.
Besok berangkat pagi lagi, jam 7.30. Malem ini ngepak-ngepak koper lagi. Bingung naro souvenir yang udah kebanyakan. Diselipin sana sini. Belum lagi coklat yang setiap berhenti di stopan selalu beli. Berat juga bawanya.
11 Mei 2005
Berangkat ke Belanda. Semakin ke Belanda rasanya udara semakin dingin. Di Paris aja walaupun siang bolong tapi udaranya dingin. Anginnya yang kenceng banget. Siang hari suhu selalu sekitar 11oC. Sama seperti hari ini. Pagi2 suhu masih 6OC ditambah angin yang kenceng.
Perjalanan kali ini gak berhenti2 lagi. Ditawari ke Madurodam, gak ada yang mau. Akhirnya perjalanan non stop. Kali ini pemandangan banyak didominasi oleh padang rumput. Perjalanan cukup membosankan.
Mampir bentar untuk makan siang. Kemudian perjalanan dilanjutkan kembali. Sampai de Belanda sektar jam 17.30. Masih terang. Udara juga cukup dingin. Makan malem Indonesia. Lahap banget. Mungkin karena menunya berbeda. Jadi kangen ama Indonesia. Tapi sebelum sampe ke restotan ini, busnya sempet2 muter2 dulu. Karena banyak jalan yang satu arah, dan jalannya kecil2, sehingga bus kesulitas untuk mencapai lokasi.
Setelah makan langsung ke hotel. Sudah jam 19.30. Nginep di Bastion Hotel. Hotelnya bikin pusing. Kemana2 pake kartu. Naek lift aja pake kartu kalo gak pintunya gak kebuka. Ntar malem pengen nyoba ke Red District. Nunggu koper datang agak lama juga. Setelah mandi, langsung jalan. Dingin. Ternyata udah jam 22.30. Salah jalan mo nyari stasiun kereta. Karena udah kemaleman, dan gak tau kereta terakhir jam berapa, diputuskan untuk balik ke hotel aja.
12 Mei 2005
Volendam. Berangkat jam 8.30. Ke kampung nelayan di Volendam. Mau foto dengan pakaian khas Belanda. Sampai di Volendam kita diajak ke salah satu rumah untuk melihat film dokumenter terlebih dahulu. Di rumah ini juga dijual souvenir. Harga-harganya murah banget dibandingkan dengan toko-toko di sekitarnya. Dan kalap lagi belanjanya. Langsung borong. Dari sana langsung ke tempat foto klik sana sini. Kayaknya hanya kita doang yang belanja banyak. Lebih 100 euro buat belanja souvenir di sini.
Dari Volendam langsung makan siang di Amsterdam. Setelah itu naek kapal muter-muter kanal di Belanda. Kena angin ngantuk apalagi abis makan. Ada 1 jam muter-muter di kanal. Melihat-lihat rumah perahu di sepanjang kanal, ada replika kapal VOC juga.
Jam 13.30, setelah itu kita langsung ke Coaster Diamond untuk melihat pembuatan berlian. Wah bagus banget tapi harganya selangit. Di sana diperlihatkan diamond yang bagus itu seperti apa. Sempet juga berlian yang ada cincin kawin yang dipake Adam dipuji ama pegawai di sana. Katanya good J
Sekitar jam 17.00 kita diturunkan ke Alun2. Acara bebas. Jam 18.30 kumpul di tempat yang di tentukan. Waktu yang kosong dipakai aku ama Adam ke Madame Tussou. Di depan pintu Madame Tussou kita difoto ama James Bond. Di dalamnya pertama kali disambut dengan cerita dokumenter. Tapi ngga ngerti karena selain pake bahasa inggris yang cepet banget, suaranya agak soak. Ada juga hantu jadi-jadian. Orang-orang di sana pura-pura jadi hantu buat kagetin para pengunjung. Selain itu terdapat patung-patung lilin artis-artis atau tokoh-tokoh terkenal. Mirip banget ama aslinya. Ngga ketinggalan sekalian foto-foto juga.
Masih ada waktu kita juga foto-foto di alun-alun. Setelah itu langsung maem malem. Selesai sekitar jam 19.30. Semuanya pada balik ke hotel. Tapi beberapa misah karena pengen liat Red Light District. Aku ama Adam ke tempat ibunya Maimoon dulu nganter titipan. Tempatnya di Javaplain. Naek trem. Sukses. Hanya sempet bingung aja nyari flatnya. Sekitar jam 21.30 kita pamit pulang langsung lanjut ke Red District. Sempet bingung nunggu trem. Banyak Negro berkeliaran. Ngeri juga. Nanya kiri kanan akhirnya bisa juga sampe di Red Light Distric. Liat “pajangan” hehehe… Asik juga. Beli kondom yang bergerigi juga J. Nyobain yang wajar2 dulu ajalah (apa itu maksudnya?). Jam 23.00 kita balik. Naek trem tapi gak bayar mungkin karena udah malem jadi gak ada yang jual tiket di dalam trem seperti biasa.
Kita ke pusat stasiun kereta untuk lanjut ke stasiun yang deket dengan hotel bastion. Karena sudah larut malam, loket pembelian tiket sudah tutup, yang ada hanya mesin tiket. Sampe di sana bingung banget, semua tiket mesin pake bahasa Belanda semua. Udah gitu di mesin tersebut gak ada nama stasiun tempat tujuan kita. Adam udah nanya ke orang-orang, tapi gak ada yang ngerti.. Semua Security yang lewat juga udah ditanya. Tapi ngga ada jawaban yang memuaskan. Ada beberapa orang yang diminta bantuan tapi ngga mau nolong. Hampir putus asa. Udah nelpon ke Bastion Hotel tapi juga ngga nyambung-nyambung. Aku mau nangis rasanya. Tapi kalo aku nangis ntar kasian Adam, ntar dia tambah bingung (kamu bingung gak sayang?). Di dalam hati cuma bisa berdoa aja. Akhirnya ada juga ibu-ibu yang nyoba nolongin, walaupun dia sendiri juga agak bingung membeli tiket lewat mesin tersebut. Akhirnya kita putusin untuk pergi ke salah satu stasiun yang ada di mesin tersebut dan yang terdekat dengan Bastion Hotel karena stasiun yang kita maksud gak ada di tujuan mesin tiket.
Tiket udah ditangan, tinggal nyari jalur keretanya. Masih salah jalan juga. Akhirnya ketemu setelah nanya-nanya. Sampe dalam kereta nanya ke salah satu penumpang kita mesti turun di stasiun keberapa. Katanya 2 stasiun. Sedang kereta berjalan, ternyata keretanya melewati Hotel Bastion. Kelewatan. Di stasiun kedua kita turun. Stasiunnya besar banget. Bingung lagi. Nanya security mengenai tempat yang kita tuju. Untungnya dia tahu. Kita ditunjukin tempat mesin tiket sekalian diajarin cara belinya. Baek juga itu polisi. Masih muda lagi. Akhirnya tiket di tangan dengan tujuan yang memang kita cari. Kereta datang. Naek deh. Lega banget.
Ternyata masalah gak nyampe di stu aja. Begitu kita sampe di stasiun tujuan dan turun serta keluar dari stasiun, kita salah jalan. Harusnya belok kanan kita malah belok kiri menjauhi Hotel Bastion. Muternya jauh banget. Jalanan sepi banget. Masuk ke komplek apartemen sepi bener dan gelap. Udah hampir jam 1 pagi. Dingin banget, anginnya kenceng. Suasannya kayak di film horor. Ada pasangan bule lewat. Kita tanya arah ama dia. Dia malah bilang kalo kita bener2 “quite loss”. Bisa bercanda juga itu orang. Tapi dia bener-bener baek. Dia ngasih tau jalannya bener-bener jelas, padahal petunjuknya tidak mudah. Sampe-sampe dia juga bingung mo jelasin arahnya biar kita ngerti. Buntut-buntutnya dia ngomong good luck. Kita melanjutkan perjalanan dengan modal omongan bule Belanda itu. Mengikuti jalan trus ketemu jalur sepeda sebelah kiri, melewati jembatan di sebelah kanan, melewati terowongan. Semua jalan yang dilewati sepi dan gelap. Ngeri aja kalo-kalo ada orang jahat. Sepanjang jalan gue berdoa (gak tau deh dengan Adam). Setelah dari sini barulah keliahatan Bastion Hotel. Masih 1 tahap lagi kita harus menyebarngi jalan highway. Tapi udah lega, karena hotel sudah ada di depat mata. Wah terima kasih dengan Belanda itu udah cakep baek lagi J
Masuk kamar hotel. Udah jam 01.00-an. Souvenir yang tadi pagi di beli masih ada di kamar nyokap. Padahal sekarang masih harus beres2 koper karena besok sudah balik ke tanah air. Gile kaki pegel banget dan kayaknya gue mulian gak enak badan, udah batuk dan pilek. Garanya gue gak pake sepatu Cuma sandal aja. Kedinginan. Ternyata mama belm tidur. Souvenir gue ambil dan mulai mengepak barang. Ternyata banyak juga yang mesti di atur. Selesai ngepak sekitar jam 2.30. Ngantuk dan capek. Besok jam 7.30 sudah harus berangkat ke Keukenhof. Koper berat banget. Overweight gak ya? Jatah per orang Cuma 20 kg. Kabin hanya boleh satu tangan aja dengan maksimal 7 kg.
13 Mei 2005
Pagi-pagi bangun masih ngantuk.. Rasanya melas banget bangun. Gak enak badan. Mandi, sarapan, cek bagasi langsung berangkat ke taman tulip di Keukenhof. Sepanjang jalan aku ama Adam tidur. Semalem kurang tidur. Tidur semalem baru jam 3 pagi. Rasanya baru tidur sebentar di bis, tiba2 udah nyampe aja di taman tersebut.
Isi tamannya semuanya tulip. Dari segala warna. Merah, Biru, Ungu, Putih, semuanya ada. Keren banget. Kayaknya taman bunga di cipanas mengikuti taman tulip ini. Tamannya besar banget dan adem. Udaranya sekitar 110C. Di dalem taman ada kincir angin, jembatan seperti yang ada di kanal-kanal Belanda, Labyrint. Puas foto2, sekitar jam 12.00, kita pulang. Langsung lunch. Sepanjang jalan mau makan siang, aku ama Adam tidur lagi. Nyampe-nyampe udah di parkiran restoran. Chinese Food lagi.
Setelah makan langsung ke airport. Jam 15.00 sampe di bandara. Semua pada nimbang koper2 masing2. Saling titip kiri kanan. Jatah karenakita family 120 kg. Total tidak melebihi tapi nyaris. Handbag gak ditimbang, kebetulan kita dape petugas boardingnya yang baek. Gak banyak maunya.
Melewati imigrasi, ternyata ransel yang dibawa Adam bermasalah. Di scan ada benda yang sepertinya mencurigakan. Tapi barang apa masih belum ketahuan letaknya dimana. Proses ketemunya panjang banget. Ampe 3x di scan masih belum ketemu juga, eh ternyata Victorinox Adam keselip di situ. Setelah ketemu, disaranin ama polisi Belanda dimasukin ke bagasi. Tapi kalo itu udah gak mungkin. Akhirnya kita keluar lagi dari imigrasi dan nanya-nanya ama orang-orang di sana. Solusinya bisa dipaketin. Kirim melalui seal and go yang ada di bandara ini. Kena 15 eoro. Herannya paketnya cuma pake amplop putih tertutup. Kayak ngirim surat aja. Ah, gue gak berharap banyak. Tapi mudah-mudahan nyampe (biar Adam juga seneng J )
Pesawat ke Jakarta berangkat jam 19.20. Makan malem di Mc Donald dulu. Trus liat2 souvenir di bandara, beli coklat dan sedikit souvenir sekalian ngabisin uang receh euro dan uang kertasnya yang udah berlipat2 karena di Jakarta pasti tidak bisa dituker. Pulang ke tanah air dengan KLM No……
Kita dapat kursi berjejer 3 di sebelah kiri deket sayap. Kali ini kursi di sebelah aku terisi. Orang indonesia juga. Cewek. Kayaknya seumuran aku juga. Ngbrol2 dikit. Dia dari Peru abis berkunjung ke rumah kakaknya yang tinggal di sana. Namanya melani. Kerja di centro plaza semanggi. Anaknya asik diajak ngobrol. Sementara aku lagi ngobrol, Adam tertidur pulas di sebelah aku.
Tidur di pesawat kali ini lumayan nyaman disbanding waktu berangkat. Mungkin karena udah terlalu capek. Makanan yang ditawarkan di pesawat sepertinya juga agak berkurang.
18.00 waktu KL
Transit 20 menit, lumayan untuk ke toilet karena selama dari Belanda belum satu kalipun ke toilet di pesawat.
19.30 waktu Jakarta
Sampai di tanah air. Terlambat setengah jam dari seharusnya. Bagasi sudah ada, tidak perlu antre. Setelah salam perpisahan dengan beberapa peserta tur, kita balik ke rumah dengan sebuah taxi silver bird dan mobil altis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar