Kamis, 27 Januari 2011

Investasi

Investasi Apakah Itu?


Di dalam ilmu ekonomi ada istilah “there is no such thing as a free lunch”. Kalimat tersebut menggambarkan kondisi yang harus kita hadapi, dimana tidak ada di dunia ini yang gratis. Semua hal yang sifatnya “memudahkan” hampir selalu menggunakan uang. Inflasi atau kenaikan harga dirasakan masyarakat dari kalangan manapun. Jumlah uang sebesar Rp.10.000,- di masa yang akan datang nilainya mungkin akan sama dengan Rp.1.000.- saat ini. Inflasi menjadi musuh karena selain menyebabkan kenaikan harga barang, juga membuat “nilai” dari uang yang kita simpan berkurang.

Cara mengatasi inflasi bagi setiap individu adalah dengan berinvestasi. Investasi adalah suatu cara dimana uang kita dapat berkembang melebihi tingkat inflasi setiap tahunnya. Di Indonesia tingkat inflasi adalah sekitar 12% per tahun, sehingga apabila kita hanya menabung maka tidak akan mengejar tingkat inflasi tersebut. Ini dikarenakan tabungan hanya memberikan return 2% gross dan deposito memberikan 6 hingga 6.5% gross saja.
Pertanyaannya sekarang adalah investasi apa yang dapat mengejar inflasi dan investasi apa yang cocok untuk karyawan pada umumnya? Yang namanya investasi, idealnya dapat memberikan return diatas kenaikan inflasi. Tetapi sebelum karyawan berinvestasi, ada beberapa hal yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Pertama adalah memastikan bahwa hutang konsumtif seperti hutang kartu kredit sudah dilunasi. Apabila memiliki hutang produktif, seperti KPR rumah atau hutang usaha, pastikan jumlanya tidak melebihi 30% dari penghasilan. Setelah itu mempersiapkan dana darurat. Dana ini akan disimpan pada produk seperti tabungan, deposito, dan logam mulia dimana pencairannya tidak memakan waktu lama. Dana darurat ini penting karena apabila terjadi sesuatu hal – hal yang tidak diinginkan seperti kehilangan pekerjaan, anggota keluarga yang sakit atau kecelakaan, maka anda dapat mengambil dari dana khusus ini dan tidak perlu mencairkan investasi yang sudah Anda persiapkan untuk tujuan tertentu. Besarnya dana darurat, untuk single adalah minimum 3 bulan pengeluaran, untuk keluarga 1 tanggungan adalah 6 – 9 bulan pengeluaran sedangkan lebih dari 1 tanggungan minimum 12 bulan pengeluaran.

Setelah dana darurat terpenuhi, maka pastikan Anda yang sudah berkeluarga memiliki asuransi jiwa dan asuransi kesehatan terlebih dahulu. Untuk single tidak perlu asuransi jiwa dan dapat membeli asuransi kesehatan saja. Cek apakah sudah ada asuransi yang disediakan oleh perusahaan. Apabila dirasa kurang, Anda dapat membeli asuransi tambahan. Terakhir yang harus diperhatikan sebelum berinvestasi adalah pengelolaan cashflow pribadi. Kita tidak dapat berinvestasi apabila tidak ada uang tersisa dari penghasilan kita setelah dipotong pengeluaran. Lakukanlah investasi setiap bulan selayaknya menabung. Investasi yang cocok untuk karyawan harus disesuaikan dengan tujuan, jangka waktu pencapaian dan profil resiko dari karyawan tersebut. Karyawan tidak seperti freelance yang memiliki penghasilan tidak tetap dan dapat menentukan berapa penghasilan yang mereka inginkan. Karyawan memiliki pendapatan tetap setiap bulannya dan biasanya menerima bonus atau gaji ke 13 seperti THR.
Langkah pertama adalah menentukan tujuan dari investasi tersebut. Tanpa tujuan anda tidak akan termotivasi untuk mencapainya.Tujuan dibagi menjadi 3, yaitu tujuan jangka pendek, menengah dan panjang. Setelah menentukan tujuan, pastikan berapa lama lagi anda ingin mencapai tujuan anda tersebut. Masing- masing karyawan memiliki profil resiko yang berbeda. Profil resiko menunjukan seberapa besar resiko investasi yang dapat anda tanggung. Anda harus menyesuaikan portfolio produk investasi anda dengan profil resiko tersebut. Profil resiko terdiri dari profil konservatif, yaitu tipe yang tidak terlalu suka mengambil resiko dan selalu ingin melindungi nilai pokok investasi. Kemudian ada profil moderat, yaitu tipe yang berani mengambil resiko, tetapi lebih menyukai investasi yang memberikan hasil investasi secara reguler dan biasanya tipe ini nyaman mengambil resiko untuk hasil yang lebih tinggi. Profil agresif adalah tipe yang berani mengambil resiko lebih tinggi untuk memberikan hasil yang lebih tinggi.
Ini adalah model investasi untuk masing – masing profil resiko :
Investor konservatif : Tujuan Jangka pendek (s/d 2 tahun) – tabungan dan deposito. Tujuan Jangka menengah (3 – 5 thn) – reksadana pendapatan tetap (tujuan 3 tahun), reksadana campuran (tujuan 4 – 5 tahun), logam mulia ( 3 – 5 tahun). Tujuan Jangka panjang (lebih dari 5 tahun) – reksadana saham.
Investor Moderat: Jangka pendek (s/d 2 tahun) – tabungan, deposito dan logam mulia
Jangka menengah (3 – 5 tahun) – reksadana pendapatan tetap ( tujuan 3 tahun), reksadana campuran ( tujuan 4 – 5 tahun), dan logam mulia. Jangka panjang (lebih dari 5 tahun) – reksadana saham, saham, property, rumah dan apartemen.
Investor Agresif: Jangka pendek (s/d 2 tahun) – tabungan, deposito, dan logam mulia
Jangka menengah (3 – 5 tahun) – reksadana campuran dan logam mulia. Jangka panjang – reksadana saham dan saham.
Note: (Disclaimer on!) untuk yang agresif boleh memegang sedikit valuta asing seperti dollar dan euro
Disarankan agar setelah menerima penghasilan sebaiknya anda menyisihkan sebagian dari penghasilan anda untuk di investasikan sebelum anda gunakan untuk pengeluaran – pengeluaran lain yang tidak terlalu penting. Apabila anda menerima bonus atau gaji ke 13, anda dapat menempatkan dana tersebut untuk tujuan – tujuan yang anda inginkan dan sesuaikan dengan jangka waktu tertentu.
Berinvestasilah dari sekarang dan jangan ditunda – tunda lagi, karena anda tidak dapat membeli waktu yang sudah terbuang. Bagi para karyawan, dapat berinvestasi untuk tujuan dana pensiun, agar mendapatkan dana pensiun yang lebih besar diluar dari dana pensiun yang sudah disediakan oleh kantor apabila mengharapkan masa pensiun yang nyaman dan berkecukupan. Untuk yang memiliki anak, dapat berinvestasi untuk keperluan dana pendidikan anak hingga ke perguruan tinggi.
Sumber : Artikel By Aidil Akbar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar