Senin, 28 Desember 2009
Teknologi LTE
Telkomsel Gunakan Teknologi LTE
dari: www.inilah.com
INILAH.COM, Bandung - Telkomsel akan menggunakan teknologi seluler LTE (Long Term Evolution) untuk pengembangan teknologi GSM di masa mendatang daripada menggunakan teknologi Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMax) yang sedang dikembangkan oleh pemerintah.
"Oleh Telkom group, Telkomsel tidak akan masuk menggunakan teknologi Wimax. 'Roadmap" ke depan, Telkomsel akan menggunakan teknologi LTE," kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan Telkomsel Syarif Syarial Ahmad .
Syarif Syarial mengemukakan hal itu saat didampingi oleh VP Teknologi Planning and Bussiness Incubations Telkomsel Joseph Garo, VP Corporate Planning Telkomsel Khrisnawan Pribadi dan VP Area II Telkomsel Irwin Sakti dalam pertemuan dengan wartawan di Bogor, akhir pekan ini.
WiMax adalah teknologi nirkabel yang mampu mengirimkan data hingga 75 megabit per detik (Mbps).
VP Teknologi Planning and Bussiness Incubations Telkomsel, Joseph Garo mengatakan Telkomsel memutuskan menggunakan teknologi LTE karena melihat ada beberapa kelebihan dibandingkan dengan teknologi Wimax.
Joseph melihat Wimax mempunyai kelemahan pada standarisasi yang tidak terlalu matang baik pada perangkat terminal, infrastruktur maupun frekuensi yang digunakan.
"Layanan akan lebih efisien kalau semua perangkat standar, otomatis infastruktur lebih efisien, maka volume yang tersedia akan lebih besar sehingga biaya akan lebih rendah," jelas dia.
"Hal ini akan berdampak pada terhambatnya pengembangan perangkat. Sedangkan LTE hanya mengembangkan teknologi GSM sebelumnya yaitu 3G sehingga tidak menambah perangkat-perangkat lain," sambung Joseph.
Joseph menyebutkan frekuensi Wide Code Multiple Division Acces (WCDMA) lebih rendah dibandingkan frekuensi GSM sehingga jangkuan akan lebih luas dalam satu wilayah menara radio pemancar (BTS), sehingga nantinya investasi akan lebih efisien.
Karena hanya mengembangkan teknologi 3G GSM, maka investasi untuk menggunakan teknologi LTE tiga kali lebih murah dibandingkan investasi untuk menggunakan teknologi Wimax.
Bila memang menggunakan teknologi Wimax, kata Joseph, Telkomsel hanya akan menggunakan untuk jaringan pelengkap (backhaul / complementary acces)
Joseph mengatakan teknologi Wimax lebih cocok digunakan untuk koneksi telekomunikasi di perusahaan kecil seperti penyedia jasa internet (ISP) atau untuk penggunaan internal sebuah perusahaan.
Langkah pertama yang dilakukan oleh Telkomsel untuk menggunakan teknologi LTE adalah menambah jumlah frekuensi minimum 10 Megahertz, dan untuk mengoptimalkan teknologi tersebut, Telkomsel harus menambah 10 Megahertz lagi.
"Kalau tidak mendapatkan frekuensi tambahakan, maka Telkomsel akan menggunakan frekuensi GSM yang telah ada melalui proses "refarming"," terang Joseph.
"Refarming" merupakan proses mengubah frekuensi GSM menjadi frekuensi Wide Band CDMA (WCDMA) dengan cara mengubah seluruh infrastruktur telekomunikasi mulai dari BTS dan sebagainya.
Joseph frekuensi WCDMA lebih rendah dibandingkan frekuensi GSM sehingga jangkuan akan lebih luas dalam satu wilayah BTS, sehingga nantinya investasi akan lebih efisien.
Joseph mengatakan Telkomsel akan melakukan uji coba 'refarming" teknologi GSM ke teknologi WCDMA di Jakarta pada pertengahan tahun ini.
"Biaya untuk refarming akan diambilkan dari R & D (riset dan pengembangan) yang masuk pada biaya operasional," katanya.
Syarif Syarial Ahmad memperkirakan teknologi WCDMA ini dapat dioperasikan oleh Telkomsel sekitar tahun 2010.[O1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar