Selasa, 05 Mei 2009

Media Server

NGN dan IMS Perbedaan Keduanya


Abstrak: Trend teknologi IMS saat ini membawa perubahan pemikiran akan trend jaringan masa depan. Teknologi IMS diarahkan pada konvergensi jaringan wireless dan wireline dengan kemampuan layanan multimedia yang akan dideliver diatas keduanya. Keadaan ini dapat merubah konsep Next Generation Network yang sudah mulai marak diimplementasikan. Bagaimana sebenarnya posisi kedua konsep teknologi ini? Tulisan ini dan berikutnya akan menunjukkan persamaan, perbedaan dan sinkronisasi diantara keduanya. Tulisan pertama ini akan mendeskripsikan hal-hal yang membedakannya.



Kehadiran teknologi softswitch, banyak dilatarbelakangi oleh beberapa keadaan pada sirkit switch. Diantaranya adalah ketergantungan terhadap vendor sangat tinggi, karena perangkat yang digunakan masih banyak yang bersifat proprietary, yang secara langsung mengakibatkan biaya investasi dan operasi yang tinggi. Disamping itu dengan adanya fungsi kontrol, fungsi layanan, dan fungsi network yang melekat dalam sirkit switch yang dalam kenyataannya menjadikan operator mengalami banyak kesulitan dalam melakukan inovasi dan diversifikasi layanannya. Dengan alasan ini, perlu dilakukan pemisahan antara fungsi-fungsi tersebut dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan pada vendor-vendor tertentu dan pengembangannya menjadi lebih fleksibel. Konsep pemisahan fungsi-fungsi pada elemen jaringan yang berbeda tersebut sangat membutuhkan keberadaan suatu protokol komunikasi yang bersifat terbuka.

Teknologi IMS lahir sebagai satu teknologi yang mengakomodasi teknologi wireless dan wireline dengan tawaran layanan yang tidak hanya voice namun juga layanan data yang sangat beragam. Prinsip teknologi ini adalah mengatur session yang timbul untuk tiap layanan.

Untuk melihat secara lebih mendalam, maka hubungan dan perbedaan diantara dua konsep teknologi masa depan itu diuraikan sebagai berikut dibawah ini.

A. Layer Fungsional

Perbedaan yang pertama adalah dalam layer fungsional. Dalam konsep yang dikembangkan oleh International Packet Communication Consortium, IPCC, jaringan NGN berbasis Softswitch memiliki model arsitektur 4 (empat) layer fungsional, yaitu; management, transport, call control & signaling, dan service & application.

Adapun fungsional dari keempat layer tersebut adalah sebagai berikut:

1) Management Plane

Management Plane merupakan bagian jaringan yang berfungsi untuk memberikan fungsi-fungsi dari Operation System Support (OSS).

2) Transport Plane

Transport Plane merupakan bagian jaringan yang berfungsi sebagai media transport bagi semua message di jaringan.

3) Call Control & Signaling Plane

Call Control & Signaling Plane merupakan bagian jaringan yang berfungsi sebagai pengendali proses pembangunan hubungan yang melibatkan elemen-elemen jaringan pada layer yang lain berdasarkan signaling message yang diterima dari Transport Plane.

4) Service & Aplication Plane

Service & Application Plane merupakan bagian jaringan yang menyediakan dan mengeksekusi berbagai aplikasi layanan teleponi, data, dan multimedia termasuk juga memberikan fungsi fitur seperti conferencing, IVR, tone processing, dll.

Dalam perkembangan selanjutnya IPCC yang sekarang mereformasi dirinya menjadi IMS Forum. Perkembangan layer fungsional IMS hingga saat ini banyak didorong oleh standardisasi yang dilakukan oleh lembaga standar internasional 3GPP dan 3GPP2.

Pada konsep IMS dikenal tiga layer fungsi, yaitu: Service layer, Control Layer dan Transport Layer. Adapun keterangan fungsi masing-masing layer fungsional yang dikembangkan untuk IMS adalah sebagai berikut:

1) Control Layer

Control Layer merupakan bagian jaringan yang berfungsi sebagai pengendali proses pembangunan dan pemutusan hubungan yang melibatkan elemen-elemen jaringan pada layer yang lain berdasarkan signaling message yang diterima dari Transport Layer. Karakteristik layer ini adalah adanya elemen CSCF yang berfungsi sebagai sebuah mesin routing terpusat, policy manager dan policy enforcement point yang memfasilitasi pengiriman aplikasi multimedia real time menggunakan transport IP.

2) Service Layer

Service Layer merupakan bagian jaringan yang menyediakan dan mengeksekusi satu atau beberapa aplikasi layanan di dalam IMS. Service Layer juga mengontrol Media Server yang memberikan fungsi seperti conference, IVR, tone processing, dll. Protokol yang diterapkan antara control layer dan service layer adalah SIP (dengan elemen SIP application server).

3) Transport Layer

Transport Layer merupakan bagian jaringan yang berfungsi sebagai media transport bagi semua message di jaringan, seperti: call signaling, call & media setup atau informasi voice atau datanya sendiri. Pada transport layer ini, operator akan mengoptimalkan jaringan packet core eksisting untuk berinteraksi dengan control layer. Interface antara transport layer dengan control layer merupakan interface yang standard dan terbuka.


Gambar 1. Layer Fungsi NGN dan IMS

B. Konsep Layanan Dasar

Perbedaan yang kedua diantara konsep ini adalah dalam hal konsep layanan dasar, dimana konsep NGN/softswitch diarahkan sebagai solusi layanan suara dan konsep IMS diarahkan untuk konsep layanan multi layanan (multimedia).

B.1. Konsep Layanan Dasar Softswitch

Karena pada saat awal lahirnya softswitch lebih banyak diarahkan sebagai solusi layanan suara. Konsep dasar penyediaan layanan teleponi oleh softswitch adalah harus mampu menyediakan layanan teleponi minimal setingkat dengan layanan yang sudah diberikan oleh PSTN dengan berbagai kelengkapan fiturnya. Karena konsep ini maka session yang ditimbulkan untuk layanan data menjadi tidak efektif untuk dilewatkan pada satu server tunggal (softswitch). Hal ini dikarenakan database pelanggan dan atributnya yang terlibat dalam layanan data tidak seluruhnya menggunakan atribut layanan suara, demikian sebaliknya.

B.2. Konsep Layanan Dasar IMS

Dengan konsep IMS maka ketidakefisienan diatas dapat ditanggulangi dengan melibatkan IP Sub System (server) yang akan menangani layanan berdasarkan atributnya, dimana setiap layanan akan dikenali dengan session yang dibangkitkannya. Dengan IMS ini pula dimungkinkan untuk membangkitkan multi layanan dengan satu session, dimana hal ini akan lebih mengefisienkan proses komunikasi yang dibangun. Dalam hal ini protokol SIP (session initiation protocol) akan berperan.

IP Multimedia Subsystem (IMS) pada dasarnya dikhususkan untuk jaringan mobile dalam memberikan layanan telekomunikasi berbasis IP.


Gambar 2. Multimedia Session dalam Konsep IMS

C. Konsep Pengembangan Layanan

Perbedaan yang ketiga diantara konsep ini adalah dalam hal konsep pengembangan layanan.

C.1 Konsep Value Creation

Trend yang berkembang mengiringi konsep IMS adalah berkembangnya proses Value Creation (baik pada layanan baru maupun eksisting). Khusus mengenai value creation ini terjadi perubahan mendasar dari konsep pengembangannya. Pada masa kini, khususnya pada saat implementasi awal NGN-Softswitch, konsep pengembangan layanan adalah mengikuti konsep 7 layer OSI yang didesain untuk mendukung suatu layanan mulai dari layer 1 hingga ke layer 7 secara vertikal (konsep ini diberi istilah ‘spaghetti’). Kini dengan konsep IMS dimodifikasi dengan mempertahankan empat layer terakhir (4 s/d 7) secara vertikal sesuai dengan jenis layanan yang akan dikembangkan dan membuat tiga layer awal (1 s/d 3) dengan konsep horizontal (konsep ini diberi istilah ‘lasagna’) yang membuatkan menjadi common untuk berbagai layanan yang dibangun diatas ketiga layer tersebut. Hal ini akan mempermudah pengembangan layanan dan value creation menjadi lebih terbuka sesuai dengan kebutuhan dan bertempo cepat.


Gambar 3. Konsep Value Creation (Spahetti dan Lasagna)

C.2 Konsep Layanan Konvergen

Trend teknologi IMS membawa dampak pula terhadap trend jenis layanan yang akan berkembang. Trend layanan yang akan berkembang adalah layanan yang berupa konvergensi layanan wireless dan wireline. Pengintegrasian beberapa media yang berbeda telah membuka kemungkinan kreasi layanan multimedia baru yang dibangun diatas jaringan IP lebih dari yang tersedia hari ini. Fokus kreasi layanan diarahkan pada pengembangan layanan real time person-to-person. Pengembangan layanan ini membutuhkan IMS untuk melakukan kerjasama dengan jaringan lain seperti: Public Switched Telephone Network (PSTN) dan Public Land Mobile Network (PLMN), walaupun jaringan core circuit switched core network tidak lagi dibutuhkan. Dengan konsep IMS ini maka kebutuhan jaringan dan pengguna dengan spesifikasi sebagai berikut dibawah ini dapat dipenuhi, yaitu:

· Delivery layanan komunikasi multimedia dengan karakteristik real time dan person-to-person dengan basis IP (seperti voice atau videotelephony), demikian juga halnya dengan komunikasi person-to-machine (seperti layanan gaming).

· Mengintegrasikan layanan komunikasi multimedia real time dengan non real time (seperti video live streaming dan chatting).

· Mampu melayani dan berinteraksi dengan layanan dan aplikasi yang beragam (seperti mengkombinasikan presence dan instant messaging).

· Kemudahan dalam melakukan set up multi layanan dalam satu session tunggal atau multi session secara bersamaan.

D. SIP Generic

Perbedaan yang keempat diantara kedua konsep ini adalah dalam hal dukungan protokol, dimana konsep NGN/softswitch diimplementasikan dengan dukungan berbagai protokol antara softswitch dengan media gateway, seperti: MGCP, Megaco, SIP, SIGTRAN, RTP dan lainnya. Sedangkan konsep IMS diarahkan untuk diimplementasikan dengan protokol SIP secara generik.


Gambar 4. Protokol Pendukung NGN-Softswitch

Dalam implementasinya teknologi IMS ini akan banyak didukung oleh protokol SIP (Session Initiation Protocol) yang dikembangkan IETF. SIP yang digunakan sebagai protokol untuk application servers dan softswitch yang dapat berinteraksi dengan IAD atau Access Gateway serta membangun komunikasi antara pemanggil dengan yang dipanggil. SIP dapat digunakan untuk membangun panggilan, interworking dengan H.323, serta membangun sesi komunikasi multimedia.

Protocol SIP (Session Initiation Protocol) protokol end-to-end yang diturunkan dari “data session management”. Protokol ini berbasis teks (seperti HTTP). SIP akan menggantikan H.323 sebagai pilihan protokol end-to-end, karena beberapa keunggulan terutama skalabilitas. SIP digunakan pada end-point teleponi maupun end-point layanan.

Aplikasi yang didukung SIP mengakomdasi integrasi layanan teleponi dengan Web seperti : UMS, Internet call waiting, click to dial, instant messaging.


Gambar 5. Arah Perkembangan Protokol menuju SIP (Source:Ovum)

E. Kesimpulan

Dengan melihat uraian diatas maka perbedaan mencolok antara NGN-Softswitch dan IMS adalah seperti tabel berikut dibawah ini.

Tabel 1. Perbedaan NGN-Softswitch dan IMS

No
Parameter
NGN
IMS

1.
CSCF



2.
Voice Centric



3.
Multimedia Centric



4.
Kreasi Layanan SIP



5.
SIP only



6.
Wire-less/line convergences




Secara bisnis dan cost effective Teknologi IMS ini sangat menjanjikan, terutama jika dilihat dari pengoptimalan session dan jaringan packet IP untuk pengembangan dan kreasi layanan ke depan. Namun perlu dicatat bahwa konsep IMS variasinya sangat banyak, sehingga operator perlu lebih selektif.



Akhmad Ludfy, Penulis adalah salah seorang engineer lab transport – TELKOM RisTI- PT TELKOM yang terlibat dalam kegiatan assessment teknologi jaringan transport, khususnya jaringan optik dan jaringan data. Dilibatkan dalam beberapa proyek antara lain: Implementasi softswitch TELKOM, Rilis Teknologi Softswitch, dan penyusun standard system softswitch.



Referensi:

1. The IMS: IP Multimedia Concepts and Services in the Mobile Domain, Miikka Poikselka, John Wiley & sons, Ltd (ISBN: 0-470-87113-X)

2. The 3G IP Multimedia Subsystem (IMS): Merging the Internet and the Cellular Worlds, Gonzalo Camarillo, John Wiley & sons, Ltd (ISBN: 0-470-87156-3)

3. Dittberner Associates, The DAI Perspective ‘Voice Over Packet (IP and ATM)

4. Putting VoIP to work Softswitch Network Design and Testing , Bill Douskalis,PH PTR.

5. Network Evolution towards, IP Multimedia Subsystem, Alcatel Telecommunications Review - 4th Quarter 2003/1st Quarter 2004

6. Summit Hong Kong, 22 - sep – 2004, HÃ¥kan Eriksson, Ericsson Presentation

7. Protocol Pendukung Implementasi Softswitch, Akhmad Ludfy, 2004

8. Softswitch, Architecture for VoIP, Mc Graw Hill-2002


Disclaimer: Isi diluar tanggung jawab Redaksi
http://www.ristinet.com/index.php?ch=8&lang=&s=3bce857e36d667c6bdf7cafb888d007c&n=344&page=19

1 komentar: