Minggu, 15 Juni 2008

GSM 1800

GSM 1800: Frekuensi Besar, Jangkauan Sempit
http://dasteld3ilkomuns.wordpress.com/

Teknologi ponsel terus berkembang dari waktu ke waktu. Akan tetapi, bukan berarti yang terbaru adalah yang terhebat. Setiap jenis ada kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Teknologi telepon selular di Indonesia saat ini telah berkembang begitu pesatnya. Jangan heran kalau minat konsumen pun makin meningkat. Ujung-ujungnya pengguna telepon selular pada tahun ini diduga akan bertambah dua kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu.

Jenis telepon selular yang pertama kali masuk di Indonesia adalah jenis NMT (nordic mobile telephone). Jenis selular ini menggunakan frekuensi 450 mHz, tetapi khusus di Indonesia digunakan frekuensi 470 mHz. Daerah jangkauan NMT dapat mencapai 60 kilometer, sehingga memungkinkan NMT digunakan di daerah-daerah terpencil yang jauh dari pusat kota. Namun jenis selular pertama ini mempunyai kekurangan, yaitu bentuknya yang relatif besar sehingga membuat NMT kurang efektif dan efisien untuk dibawa bepergian.

Menyusul berkembangnya teknologi NMT, muncul pula teknologi baru selular yaitu AMPS (advance mobile phone system). Sistem AMPS menggunakan frekuensi 800 mHz dan daya jangkaunya sekitar 1,5 km sampai 2 km. Karena bentuknya yang ringan dan dapat dibawa dengan mudah, maka teknologi AMPS menjadi pilihan baru dalam berkomunikasi. Bahkan teknologi yang berasal dari Amerika Serikat ini pernah menjadi primadona dunia informasi dunia pada 1980-an sampai menjelang 1990-an.

Setelah berkembangnya AMPS, muncul pula sebuah teknologi selular digital CDMA (code division multiple access). CDMA adalah teknologi yang dikembangkan oleh militer Amerika Serikat pada 1989 dan mulai dioperasikan pada 1995. Teknologi CDMA dapat menggunakan frekuensi yang selama ini dipakai oleh AMPS yaitu 800 mHz. Cuma, CDMA juga dapat memakai frekuensi 1.700 mHz. Karena menggunakan teknologi yang sama, maka sistem AMPS yang analog akan dapat dengan sederhana bermigrasi ke sistem CDMA yang digital.

Pada saat yang hampir bersamaan dengan munculnya CDMA, teknologi GSM (global system for mobile communication) diperkenalkan. Dengan digunakannya sistem GSM yang digital, teknologi NMT atau AMPS yang analog praktis tidak dapat digunakan. Bagi para pengguna kedua sistem itu, hal ini sangat merugikan karena mereka telanjur memakai ponsel lama yang harganya relatif mahal. Hal ini menyebabkan banyak dari mereka enggan berpindah ke teknologi GSM. Namun setelah para operator GSM terlihat sangat serius dengan bisnisnya, maka mereka berlomba-lomba mencicipi teknologi baru tersebut. Hasilnya, saat ini sistem GSM-lah yang paling banyak digunakan di Indonesia untuk masalah ponsel.

Teknologi GSM yang kita pakai saat ini menggunakan frekuensi 900 mHz dengan daya jangkau 1,5 km sampai 2 km saja. Akan tetapi, daya jangkau itu dapat diperluas dengan menggunakan antena payung yang tinggi (umbrella). Dengan penggunaan antena payung, jarak jangkau GSM dapat mencapai 35 km.

Sebenarnya, ditinggalkannya sistem NMT dan AMPS bukan karena keduanya tidak dapat digunakan lagi, tetapi lebih karena kedua sistem itu sudah ketinggalan zaman–terutama NMT yang memang kurang nyaman untuk dibawa ke mana-mana. NMT dan AMPS di satu pihak masih mentransmisikan suara dengan cara analog, sedangkan CDMA dan GSM di pihak lain menggunakan teknologi digital yang menghasilkan kualitas suara yang jauh lebih baik. Oleh karena itu, AMPS dan NMT sering disebut sebagai selular generasi pertama, sedangkan GSM dan CDMA disebut sebagai selular generasi kedua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar