"Tiada yang dipuja dan dipuji walau cobaan menimpa, kecuali Dia semata.”
Kalimat semacam ini terlontar, karena ketika itu dia sadar bahwa seandainya apa yang dirasakan itu benar-benar merupakan malapetaka,
namun limpahan karunia-Nya sudah sedemikian banyak,
sehingga cobaan dan malapetaka itu tidak lagi berarti dibandingkan dengan besar dan banyaknya karunia selama ini.
namun limpahan karunia-Nya sudah sedemikian banyak,
sehingga cobaan dan malapetaka itu tidak lagi berarti dibandingkan dengan besar dan banyaknya karunia selama ini.