Rabu, 31 Juli 2013

Ready for the best

Prepare for the worst, ready for the best
Tentu selalu siapkan rencana for the worst case tetapi bersiaplah jika keberuntungan anda berlanjut. Tidak hanya Plan A, siapkan juga Plan B, Plan C dan Plan D.
Sebagai owner, kenali bisnis anda dan prioritaskan hal yang lebih penting. Misalnya apakah lokasi atau produk yang lebih berpengaruh dalam bisnis anda sekarang.
I Deliver Happiness,
Dwika

Saat Bisnis “Terancam”

From The Desk of Fitri Oktaviani
 

Saya sedang sedih bulan ini. Bisnis kecil saya yang telah berdiri selama 6 tahun terancam untuk berhenti beroperasi. Mungil sih, tetapi toko perlengkapan bayi/anak di kota kecil itu merupakan bisnis yang menyenangkan dan menempati salah satu sudut hati saya. Menjual barang-barang perbayian yang lucu-lucu, baju anak bermotif ceria, perlengkapan bayi dan mainan yang selalu berganti model merupakan suatu kesenangan tersendiri.
Apalagi kebanyakan pelanggan telah menjadi teman dan sahabat. Dan yang terpenting, walaupun mungil, bisnis itu telah bisa memberikan passive income bulanan maupun tahunan:).
 
Pemilik ruko yang telah saya sewa selama ini ingin menjual propertinya dengan harga di atas kemampuan saya. Padahal, di lokasi tempat kami berada tidak ada lagi tempat yang bisa disewa. Dan berdasarkan riset, produk yang saya jual memiliki pangsa pasar terbatas, yaitu orang-orang yang tinggal di lokasi ini.
 
Walaupun sedih, life must go on. Harus ada solusi dari masalah ini. Ada beberapa solusi yang ada di kepala saat ini, mulai dari memindahkan ke lokasi lain (di kota sama atau di kota lain), berganti menjadi bisnis online, hingga menambah partner baru yang mampu membiayai pembelian ruko tempat bisnis ini :) . Doakan ya semoga solusinya bisa cepat dijalankan :) .
 
Nah, dari pengalaman ini saya ingin sharing beberapa tips yang saya dapat sebagai modal untuk menyelamatkan bisnis.  Oya, tips yang saya tulis di sini lebih bermanfaat untuk bisnis kecil/UKM beromzet kurang dari 1 Milyar per tahun ya :)
 
1. Selalu siapkan dana darurat bisnis
Tidak hanya keluarga, bisnis juga perlu dana darurat. Alokasikan sebagian pendapatan bisnis sebagai bemper untuk menghadapi hal-hal tidak terduga. Saat ini saya bisa memilki beberapa pilihan solusi karena dana darurat bisnis mencapai 3x rata-rata omzet per bulan.
 
2. Dahulukan yang utama, first thing first
Sebagai owner, kenali bisnis anda dan prioritaskan hal yang lebih penting. Misalnya apakah lokasi atau produk yang lebih berpengaruh dalam bisnis anda sekarang.
 
3. Menjalin hubungan baik dengan partner, karyawan, pelanggan, pemilik tempat dan supplier
Komunikasi yang baik bisa membangun hubungan yang sehat dengan pihak-pihak yang membantu bisnis kita. Kadang-kadang selalu ada hal yang tidak ideal yang kita temukan, maklumi hal-hal kecil dan komunikasikan hal-hal besar untuk win-win solution. Ingatlah bahwa keberhasilan bisnis kita benar-benar tergantung pada banyak orang.
 
4. Punya peta finansial bisnis
Jangan lupa ya, laporan keuangan bisnis harus ada lo:). Kenali juga ‘kekuatan’ dan ‘kelemahan’  berupa aset dan hutang bisnis. Percayalah, peta finansial rapi bisa menjadi modal untuk memilih solusi yang terbaik.
 
5. Prepare for the worst, ready for the best
Tentu selalu siapkan rencana for the worst case tetapi bersiaplah jika keberuntungan anda berlanjut. Tidak hanya Plan A, siapkan juga Plan B, Plan C dan Plan D.
 
6. Find your friends
Waktu adalah aset yang bisa kita manfaatkan. Jangan panik, gunakan waktu anda sebaik mungkin. Temukan juga ‘teman-teman’ yang mungkin bisa membantu: calon partner, bank, koperasi hingga kesempatan lain.
 
7. What doesn’t kill you will make you stronger :)
Jika bisnis anda tetap survive, anda akan lebih mudah menghadapi masalah-masalah di depan nanti..
 
Selamat berjuang ya,
 
live a beautiful life !