Selasa, 30 Juli 2013

Resiko

Resiko terbesar adalah kebijakan yang keliru. 
Jangan takut, berikan ruang untuk sebuah kesalahan. Anda bahkan boleh membenarkan kesalahan-kesalahan tersebut, sehingga menjadi pelajaran berharga, tentang studi kasus yang tidak akan pernah anda jumpai dalam sekolah bisnis manapun. 
Banyak hal dari sebuah kegagalan yang akan membuat kita mengerti akan kesalahan management, masalah sebenarnya hanyalah resiko yang tidak berhasil. 
Salah perhitungan seperti ini, walaupun saat ini terasa sangat mahal, adalah bagian dari sebuah harga yang harus dibayar untuk tetap bisa bertahan dalam dunia bisnis.
I Deliver Happiness,
Dwika



Resiko…?? why not !!

 Dalam sejarah kebanyakan umat manusia, menghindari resiko adalah sikap yang paling banyak ditemui. Kebanyakan dari mereka akan meng-copy paste gaya hidup orang tua, kakek nenek mereka sebelumnya, tidak berani mencoba sesuatu yang berbeda.
Dengan alasan klasik, “dunia di luar sana penuh bahaya”. Belum lagi banyaknya label tentang sesuatu yang menakutkan, yang memperbesar ketakutan akan ketidakpasitian. Padahal belum tentu berbahaya, malah bisa jadi surga dunia.
Pertanyaan saya, siapa yang bisa menjamin sesuatu yang pasti di dunia ini. Semuanya tunduk pada kuasa Alloh. Jangankan masa depan bisnis yang serba gaib, usia kita pun siapa yang bisa memastikan akan ada hingga esok hari?? Semua penuh resiko, sesuatu yang hidup beresiko untuk mati, untuk apa ditakuti? Kematian adalah sesuatu yang pasti. Banyak hal bisa terjadi pada Anda jika Anda berani mengambil resiko, dan semuanya mungkin buruk. Siapa yang tahu berapa banyak batu nisan di kuburan kapitalisme harus bertuliskan “Disini berbaring perusahaan yang mati tanpa resiko”
Wajarlah untuk beranggapan bahwa jika Anda berhasil mencapai sesuatu, walau hanya sedikit, muncul godaan besar untuk berhenti berinovasi dan mencari tantangan. Muncullah nasehat “bijak” yang terdengar santer ditelinga “lakukanlah seperti yang selama ini kita lakukan karena begitulah cara kita melakukannya selama ini”. Lebih berat lagi jika itu diucapkan oleh orang yang sangat kita hormati dan sayangi. Rasa kasih sayang yang berlebih terkadang justru melemahkan, semua didasarkan hanya karena tidak ingin orang yang dicintainya hidup dalam kepahitan dan kegetiran.
Memang sama sulit, bahkan terkadang lebih sulit, untuk mengambil resiko dari suatu keadaan yang selama ini sudah berhasil. Untuk menjajaki kemungkinan mengambil resiko yang baru atau lebih besar adalah perasaan gelisah bahwa segalanya harus lebih baik, bahwa bisnis kita di masa depan memang dalam keadaan bahaya kalau kita tidak mengambil tindakan, lebih parah lagi bahwa kita akan kehilangan peluang. Bahwasanya dunia kompetisi semakin sengit, hanya perusahaan yang terus berinovasilah yang akan survive. Tak adakah hal lain yang perlu kita khawatirkan hari ini untuk memastikan akan sesuatu yang perlu dikhawatirkan besok?? Ditambah lagi dilema seorang pengusaha di zaman kapitalis ini, yang tak kalah menantang kita untuk lebih berani lagi terhadap resiko apapun yang akan terjadi.
Dalam berkreatifitas dalam berinovasi, resiko terbesar adalah kebijakan yang keliru. Tapi jangan takut, berikan ruang untuk sebuah kesalahan. Anda bahkan boleh membenarkan kesalahan-kesalahan tersebut, sehingga menjadi pelajaran berharga, tentang studi kasus yang tidak akan pernah anda jumpai dalam sekolah bisnis manapun. Banyak hal dari sebuah kegagalan yang akan membuat kita mengerti akan kesalahan management, masalah sebenarnya hanyalah resiko yang tidak berhasil. Salah perhitungan seperti ini, walaupun saat ini terasa sangat mahal, adalah bagian dari sebuah harga yang harus dibayar untuk tetap bisa bertahan dalam dunia bisnis.
Ini hanya tentang sebuah pilihan, jika anda bergerak untuk maju kemungkinannya hanya dua, yang pertama anda maju selangkah dari keadaan awal (walaupun belum berhasil) dan yang kedua keberhasilanlah yang anda dapat. Dan jika anda diam tidak bergerak maju anda akan ada diposisi semula, yang pati sudah tertinggal dengan kompetitor yang sudah maju selangkah didepan. Bukan hanya tertinggal dengan kompetitor, anda pun akan tertinggal oleh dunia yang terus bergerak maju. Dan seperti yang sudah saya ungkapkan, manakala anda merasa nyaman, godaan untuk berhenti mencari tantangan sangatlah besar, hampir takbisa ditolak. Maka, kegagalan pun tak terhindarkan.
Quantum Student berani mengambil resiko dalam berinovasi. yuuk bergerak … ^^
Santi “the leader creator” nabila
www.quantum-student.com
Tulisan ini merupakan salah satu artikel pada lomba penulisan blog TDA bekasi 2013 oleh Santi Nabila yang diposting di milist TDA bekasi pada tanggal 11 Juli 2013