Sabtu, 04 Mei 2013

Sukses Berkat Kekuatan Imajinasi


From: diyan noordiyanto <noordiyanto@yahoo.com>
To: Dwika Sudrajat <dwikasudrajat@yahoo.com>
Sent: Wednesday, December 5, 2007 4:56 PM
Subject: Re: [alumni_bppn] Sukses Berkat Kekuatan Imajinasi

Boz, tulisan ini seperti film "The Secret" Rhonda Byrne, gimana ?

Dwika Sudrajat <dwikasudrajat@yahoo.com> wrote:
Sukses Berkat Kekuatan Imajinasi

Pembaca, jangan meremehkan imajinasi. Imajinasi
bukanlah gambaran kosong atau angan-angan tanpa isi.
Sejarah telah membuktikan banyak tokoh terkenal
menjadi besar berkat imajinasinya yang luar biasa.
Imajinasi ternyata mempunyai kekuatan. Albert Einstein
pernah mengatakan, “Energi mengikuti imajinasi”. Tentu
saja, Einstein serius dengan ucapannya. Apalagi
Einstein mengamini hukum kekekalan energi. Dia sendiri
mengaku telah membuktikannya saat dia ditanya
bagaimana dia mampu menghasilkan begitu banyak teori
spektakuler, dia menjawab imajinasinyalah yang menjadi
salah satu bahan bakar dari idenya itu.

Lantas, bagaimanakah imajinasi yang dihasilkan pikiran
kita bekerja? Pada prinsipnya, perlu Anda sadari,
pikiran kita adalah sebuah
magnet yang luar biasa. Pikiran kita mampu menjadi
otopilot atas apa yang ingin kita wujudkan, yang kita
cita-citakan bahkan yang sekadar kita imajinasikan.

Setiap orang boleh mempunyai mimpi akan masa depan.
Mimpi menjadi seorang penulis hebat, misalnya, atau
menjadi sastrawan, insinyur, dokter, dan sebagainya.
Dalam perwujudan mimpi inilah kekuatan imajinasi
berperan. Sekali kita merencanakan dan mematrikan
imajinasi dalam pikiran kita, fisik kita pun mulai
mencari jalan bagaimana merealisasikan apa yang sudah
kita pikirkan.
Untuk mudahnya, pembaca, ada dua kisah tentang
kekuatan imajinasi yang ingin saya ceritakan di sini.
Pertama, kisah hidup Mayor James Nesmeth, seorang
tentara yang doyan main golf. Dia begitu tergila-gila
dengan golf. Tapi sayang sekali, sebelum menikmati
kesempatan itu, dia ditugaskan ke Vietnam Utara.

Sungguh sial, saat di Vietnam dia ditangkap oleh
tentara musuh dan dijebloskan ke penjara yang pengap
dan sempit. Dia tidak diberi kesempatan untuk
berinteraksi dengan siapa pun. Situasi pengap, kosong,
dan beku itu sungguh menjadi siksaan fisik dan mental
yang meletihkan baginya.

Untungnya, Nesmeth sadar dirinya harus menjaga
pikirannya agar tidak sinting. Dia mulai berlatih
mental. Setiap hari, dengan
imajinasinya, dia membayangkan dirinya berada di
padang golf yang indah dan memainkan golf 18 hole. Dia
berimajinasi secara detail. Dia melakukannya rata-rata
empat jam sehari selama tujuh tahun.

Lantas, tujuh tahun kemudian, dia pun dibebaskan dari
penjara. Namun, ada yang menarik saat dia mulai
bermain golf kembali untuk
pertama kalinya. Ternyata, Mayor James Nesmeth mampu
mengurangi rata-rata 20 pukulan dari permainannya
dulu. Orang-orang pun bertanya kepada siapa dia
berlatih. Tentu saja, tidak dengan siapa pun. Yang
jelas, dia hanya bermain dengan imajinasinya. Tetapi,
ternyata itu berdampak pada hasil kemampuannya. Nah,
inilah kekuatan imajinasi itu.

Kisah kedua adalah cerita tentang Tara Holland,
seorang gadis yang bermimpi menjadi Miss America sejak
kecil. Pada 1994, dia berusaha menjajaki menjadi Miss
Florida. Sayangnya, dia hanya menyabet runner-up
pertama. Tahun berikutnya dia mencoba, tapi lagi-lagi
hanya di posisi yang sama. Hati kecilnya mulai
membisikkan dirinya untuk berhenti.

Bulatkan tekad

Tapi, dia bangkit dan membulatkan tekadnya lagi. Dia
pindah ke negara bagian lain, Kansas. Pada 1997, dia
terpilih menjadi Miss
Kansas. Dan di tahun yang sama, dia berhasil menjadi
Miss America! Yang menarik, adalah saat Tara
diwawancarai setelah kemenangannya, Tara menceritakan
bagaimana dia sudah ingin menyerah setelah dua kali
kalah di Florida.

Tapi, tekadnya sudah bulat. Selama beberapa tahun
kemudian, dia membeli video dan semua bahan yang bisa
dipelajari tentang Miss Pagent, Miss Universe, Miss
America, dan sebagainya. Dia melihatnya berkali-kali.
Setiap kali melihat para diva meraih penghargaan
tertinggi, Tara membayangkan dirinyalah yang menjadi
pemenangnya.

Satu lagi yang menarik dari wawancaranya adalah saat
dia ditanya apakah dia merasa canggung saat berjalan
di atas karpet merah. Dengan mantap, Tara Holland
menjawab, “Tidak sama sekali. Anda mesti tahu saya
sudah ribuan kali berjalan di atas panggung itu.”

Seorang reporter menyela dan bertanya bagaimana
mungkin dia sudah berjalan ribuan kali di panggung,
sementara dia baru pertama kalinya mengikuti kontes.
Tara menjawab, “Saya sudah berjalan ribuan kali di
panggung itu…dalam pikiran saya.”

Pembaca, dua kisah nyata di atas menceritakan tentang
kekuatan imajinasi. Kita memujudkan apa yang kita
lihat dalam pikiran kita.
Imajinasi adalah energi. Energi yang kalau diolah
terus-menerus akan mewujud dalam apa yang kita
imajinasikan itu.

Kekuasaan boleh memenjarakan fisik, membungkam mulut,
tetapi sama sekali tidak bisa memasung imajinasi kita.
Dengan kekuatan
imajinasi, masa depan akan menjadi milik kita sesuai
yang kita cita-citakan.

Dengan imajinasi, kita bisa menjadi tuan atas takdir
kita, I am the master of my fate. Stephen Covey dalam
7 Habits mengatakan kita membuat kreasi mental lebih
dulu sebelum kreasi fisiknya.

Semakin kuat gambaran mental yang kita miliki, semakin
besar energi yang kita miliki untuk mewujudkannya.
Sebaliknya, jika kita terlalu banyak membayangkan yang
buruk dan negatif, kita menarik energi negatif dan
kita semakin ter-demotivasi untuk meraihnya.

Pepatah Latin mengatakan, Fortis imaginatio generat
casum, artinya imajinasi yang jelas menghasilkan
kenyataan. Dengan demikian, jangan sia-siakan kekuatan
imajinasi dalam diri kita. Imajinasi mampu menjadi
kendaraan kita menuju apa saja yang kita mimpi dan
cita-citakan.

Imajinasi akan mengumpulkan seluruh energi kita untuk
mewujudkannya. Dalam aplikasi sehari-hari, dengan
imajinasi, kita membayangkan hal-hal positif yang akan
kita lakukan dan membayangkan hal-hal positif yang
akan terjadi. Betapa kita akan melihat langkah dan
tindakan kita mulai mengarah pada apa yang kita
bayangkan. Dan…the dreams will come true!

Sumber: Sukses Berkat Kekuatan Imajinasi oleh Anthony
Dio Martin, Psikolog, penulis buku best seller EQ
Motivator, dan Managing
Director HR Excellency

____________ _________ _________ _________ _________ _________ _
Get easy, one-click access to your favorites. 
Make Yahoo! your homepage.
http://www.yahoo. com/r/hs