Sabtu, 15 September 2012

Istirahat penuh di tempat tidur selama minimal 3 hari



PENGOBATAN TERKINI PENYAKIT TIPUS


 salmonella typhyi lifespan human body

Beberapa waktu yang lalu Bapak Mertua saya sakit. Badannya panas, batuk, dan pusing. Ketika saya datang, Bapak sudah minum obat turun panas, dan obat batuk selama dua hari. Sakitnya belum mereda. Saya memberikan jamu masuk angin dua bungkus, karena setahu saya, jamu ini terbukti meningkatkan daya tahan tubuh. Setelah jamu diminum, ternyata penyakit tidak kunjung reda. Saudara yang lain sudah mengusulkan untuk berganti obat. Karena sudah tiga hari, maka saya segera mencegahnya. Saya menyarankan untuk memeriksakan Bapak ke dokter. Saran itu segera dilaksanakan. Ternyata hari itu Bapak tidak diijinkan pulang. Bapak langsung disarankan rawat inap di Puskesmas Rawat Inap. Bapak didiagnosa menderita tipus.
Kisah ini menunjukkan bahwa gejala tipus tidak mudah dikenali masyarakat. Saya sendiri tidak menduganya. Saya bertindak hanya berdasarkan anjuran pada kemasan obat, bahwa bila sakit berlanjut ( lebih dari 3 hari ), hubungi dokter ( lebih cepat, lebih baik).
Gejala tipus mirip dengan gejala beberapa penyakit lain, seperti demam dengue, leptospirosis, malaria, infeksi saluran kencing, atau infeksi saluran napas. Karena itu sulit menentukan jenis penyakitnya. Bapak saya sendiri sempat mengira malarianya kambuh, dan minta dibelikan pil kina. Umumnya tenaga kesehatan mendiagnosa penyakit tipus dengan gejala klinik dan pemeriksaan penunjang sederhana ( tes widal ). Untuk pemeriksaan yang lebih teliti perlu dilakukan pemeriksaan kultur darah.
 Bakteri salmonella typhi



Tipus adalah infeksi saluran pencernaan oleh bakteri Salmonella typhi (S.typhi), yang kemudian akan menyebar ke hati, limpa dan kantung empedu. S. typhi dapat bertahan terhadap suasana asam di lambung, sehingga dapat menginfeksi usus. Gejalanya yang paling khas adalah demam tinggi dan nyeri perut. Bakteri ini mudah sekali berkembangbiak dengan cepat di tempat-tempat yang tidak terjaga kebersihannya dengan baik, sehingga air minum atau air untuk memasak makanan dapat tercemar oleh bakteri S.typhi yang ada pada tinja. Penyakit ini sudah sangat jarang ditemukan di negara-negara maju yang tingkat sanitasinya jauh lebih baik dibandingkan negara-negara berkembang.
Meskipun seseorang telah sembuh dari tifus, di dalam tubuhnya masih mungkin terdapat bakteri S.typhi selama beberapa tahun, sehingga yang bersangkutan dapat mengalami kekambuhan.
Demam paratifus mempunyai gejala mirip dengan tifus, hanya saja kadarnya lebih ringan. Penyebab : Salmonella paratyphi.
TANDA & GEJALA
  1. Demam tinggi (38,8 – 40,5° C), menggigil
  2. Sakit kepala yang parah
  3. Hilang nafsu makan
  4. Nyeri otot
  5. Batuk
  6. Letih, lemah
  7. Sakit tenggorokan

Untuk memastikan anda terinfeksi S.typhi atau S.paratyphi, anda dapat melakukan tes Widal. Tes ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan antibody terhadap S.typhi atau S.paratyphi.
PERAWATAN DIRI SENDIRI
Cara terbaik untuk mempercepat pengobatan tifus adalah dengan :
  1. Istirahat penuh di tempat tidur selama minimal 3 hari. Usahakan untuk tetap menggerak-gerakan kaki.
  2. Untuk sementara makan makanan yang lunak / lembut, misal bubur, agar-agar, sup, nasi tim. Lanjutkan selama minimal 3 minggu setelah sembuh dari tifus, karena usus masih dalam tahap penyembuhan. Makan hanya makanan yang baru saja dimasak hingga matang (masih hangat, masih mengepul).
  3. Minum 8 – 10 gelas air setiap hari untuk mencegah dehidrasi akibat demam atau diare. Masak hingga mendidih air yang akan diminum, atau gunakan air mineral yang dikemas dalam botol bersegel.
  4. Hindari minuman yang anda tidak tahu persis terjaga kebersihannya, misal: es campur, es doger, minuman yang mengandung es batu.
  5. Makan hanya buah yang baru saja dipotong sebelum dimakan atau potong sendiri buah yang akan anda makan. Jangan makan buah yang sudah dipotong lama.
  6. Hindari buah yang tidak bisa dikupas, misal : anggur, jambu air, strawberry. Pilih buah yang bisa anda kupas, misa : mangga, pisang, melon, pear.
  7. Hindari makanan yang mengandung sayuran mentah, misal salad, lalap, karedok.
  8. Jangan biarkan makanan terbuka di atas meja. Tutup makanan dengan tudung, atau simpan di lemari sehingga terhindar dari kecoak, lalat, dan tikus.
  9. Cuci tangan secara menyeluruh dengan sabun dan air bersih setelah keluar dari toilet dan sebelum menyiapkan makanan.
  10. Hindari makanan yang dijajakan di pinggir jalan. Pilih untuk membeli makanan hanya dari tempat yang mempunyai tempat pencucian piring dan gelas yang memadai (tersedia air mengalir, bukan air yang disimpan di ember).

Bahan Makanan mentah mudah tercemar bakteri salmonella
http://yusupjoss.blogspot.com/2012/07/pengobatan-terkini-penyakit-tipus.html
Penderita perlu dirawat inap apabila mengalami muntah berulang, demam tidak juga turun walaupun sudah minum obat turun panas, serta badan lemas tidak bertenaga (lungkrah).

OBAT – OBATAN YANG BIASA DIGUNAKAN
Obat pilihan pertama untuk penyakit tipus adalah anti biotik dari jenis chloramphenicol. Biasanya masih didukung dengan beberapa obat lain. Obat ini harus diminum 3 s.d. 4 kali sehari selama 14 hari. Bila tidak, kemungkinan bisa kambuh lagi. Selain itu kuman menjadi kebal terhadap obat ini. Antibiotik berikutnya yang bisa digunakan adalah Ciprofloxacin dan Levofloxacin.
Ciprofloxacin dapat mengejar kuman tipus sampai ke sumsum tulang( tempat sembunyi kuman Salmonella Tiphy ). Obat ini diberikan dalam waktu tujuh hari dengan dosis 2 kali sehari.
Sedangkan Levofloxacin selain mampu mengatasi kuman juga dapat menurunkan panas lebih awal daripada Ciprofloxacin. Selain itu efek samping ( mual, muntah, tidak nyaman di perut, mengganggu fungsi hati) lebih ringan daripada ciprofloxacin. Setelah pengobatan dengan antibiotik anda dapat mengkonsumsi probiotik untuk mempercepat pemulihan kondisi usus.
Tapi ingat, penggunaan obat – obat ini harus dalam pemantauan dokter. Tidak dijual bebas di pasar. Pengobatan yang dilakukan kurang dari waktu yang ditentukan dapat menyebabkan penderita tetap “menyimpan” kuman S.typhi selama beberapa tahun, dan dapat kambuh kembali di kemudian hari.
  
Salmonella Typhi dengan rambut getarnya

Bluray 3D



dvd bluray 3D murah merk LG type BD660 cuma 1jt'an

Kondisi Barang : New
Harga : Rp. 1.365.000
Lokasi Seller : DKI Jakarta

Description :

DI JUAL MURAH DVD BLURAY 3D MERK LG TYPE BD660
CUMA Rp 1,365,000,-


Tersedia barang murah merk Lg lainnya dengan harga di bawah harga pasaran.
HUB : 089654321117 (Didik)
PIN : 277B1C13



# suport play 3D Blu-ray/file dari USB/HDD
# LG Smart TV (LG Premium Appl)
# DivX HD & MKV through USB external HDD
# BD-Live
# Full HD 1080p Blu-ray Disc playback
# 1080p upscaling of standard DVDs
# Dolby TrueHD and DTS-HD Advanced Digital Out
# USB 2.0 Media Host to display photos, play videos and listen to MP3 files
# NetCast Entertainment Access: YouTube, Picassa, AccuWeather.
# DLNA functionality
# LAN network

Last edited by dwididiknugroho

Paratifus



Tifus dan Paratifus

 
 
 
 
 
 
Rate This

Gejala Awal
Gejala awalnya perlu dikenali sebelum terlambat diobati. Selain itu, tifus kasus infeksi perut yang banyak di sini. Diawali demam lebih dari seminggu. Mulanya seperti orang mau flu. Bedanya, demam tifus umumnya muncul sore dan malam hari. Tidak disertai gejala batuk pilek. Demamnya sukar turun walau minum obat dan disertai nyeri kepala hebat. Perut terasa tidak enak, dan tidak bisa buang air beberapa hari, Demam naik teratur, bila naiknya menjelang malam, selama seminggu, akan terus seperti itu, bisa juga naiknya selalu disiang hari, malamnya agak mereda.
Pada paratifus – jenis tifus yang lebih ringan – mungkin sesekali mengalami buang-buang air. Jika diamati, lidah tampak berselaput putih susu, bagian tepinya merah terang. Bibir kering, dan kondisi fisik tampak lemah, serta nyata tampak sakit. Jika sudah lanjut, mungkin muncul gejala kuning, sebab pada tifus organ hati bisa membengkak seperti gejala hepatitis.
Pada tifus limpa juga membengkak.
Kuman tifus tertelan lewat makanan atau minuman tercemar. Bisa jadi sumbernya dari pembawa kuman tanpa ia sendiri sakit tifus. Kuman bersarang di usus halus, lalu menggerogoti dinding usus. Usus luka, dan sewaktu-waktu tukak tifus bisa jebol, dan usus jadi bolong.
Ini komplikasi tifus yang paling ditakuti. Komplikasi tifus umumnya muncul pada minggu kedua demam. Yaitu jika mendadak suhu turun dan disangka sakitnya sudah menyembuh, namun denyut nadi meninggi, perut mulas melilit, dan pasien tampak sakit berat. Kondisi begini membutuhkan pertolongan gawat darurat, sebab isi usus yang tumpah ke rongga perut harus secepatnya dibersihkan. Untuk tahu benar kena tifus harus periksa darah. Setelah minggu pertama demam tanda positif tifus baru muncul di darah (Uji Widal) atau dapat juga dengan test serologi tifus pada hari kelima.
Jika tes Widal negatif padahal pasien menunjukkan gejala tifus, tes perlu diulang sambil menunggu tes Gaal atau biakan kuman. Tanpa tes laboratorium diagnosis tifus tidak bisa ditegakkan hanya dari pemeriksaan fisik dan melihat gejalanya semata. Penyakit tifus mudah disembuhkan. Jika tak mempan obat konvensional golongan chloramphenicol, kini sudah ada beberapa generasi obat baru.
Haruskah Rawat Inap?Jika kondisi pasien tidak berat, dan penyakitnya masih awal, yaitu sudah didiagnosis sebelum demam lebih dari 3 minggu, umumnya masih bisa dirawat di rumah. Namun mesti diawasi jika mendadak suhu turun, nadi meninggi, dan perut mulas melilit. Waspadai jika buang air ada darahnya, tanda awal usus jebol, dan demamnya muncul lagi, dan kondisi pasien cepat menurun setelah sebelumnya tampak menyembuh.
Haruskah makanan lunak?“Ketika seseorang mendengar penyakit demam tifus (demam tifoid, typhus abdominalis), maka yang terbayang adalah makan bubur. Itupun masih diperinci melalui tahapan, mulai bubur saring, bubur halus, bubur kasar lalu nasi lunak dan nasiâ€.
Menilik ilustrasi di atas, terbayanglah seorang penderita tifus yang lemah, tak berdaya, sakitnya lama. Mungkin informasi tersebut didapatkan dari para dokter atau paramedis (perawat, bidan dll) atau bahkan dari mulut ke mulut sehingga menjadi semacam keyakinan yang mengakar.
Sampai kini masih terjadi kontroversi tentang makanan pada penderita tifus, terutama di kalangan dokter. Pada masa lalu, para ahli berpendapat bahwa penderita tifus diharuskan makan bubur dengan alasan untuk meng-istirahat-kan usus dan kekhawatiran terjadi perdarahan usus. Sehingga penderita tifus yang diharuskan makan bubur, kondisinya makin lemah dan masa penyembuhannya makin lama.
Pada perkembangannya, pendapat di atas berhadapan dengan kenyataan bahwa pemberian makanan padat secara dini (nasi) mempercepat pemulihan penderita tifus. Jadi, pemberian makanan padat dini (nasi) dengan lauk pauk rendah selulosa, aman diberikan pada penderita tifus.
Bagaimana bila penderita tifus tidak bisa makan nasi karena perutnya terasa tidak enak atau sakit? Kondisi demikian adalah perkecualian, penderita bebas memilih, apakah mau makan lunak atau padat.
Pendapat terakhir (makan padat dini) sudah menjadi semacam standar, seperti termahtub dalam “Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam”, jilid I oleh Persatuan Ahli Penyakit dalam Indonesia (PAPDI), terbitan Balai Penerbit FKUI edisi III tahun 1996, cetakan ke 7 tahun 2004, halaman 439.
Silahkan simak penggalannya di bawah ini:
Di masa lampau, pasien demam difoid diberi bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien. Pemberian bubur saring tersebut dimaksudkan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus; karena ada pendapat, bahwa usus perlu diistirahatkan. Banyak pasien tidak menyukai bubur saring, karena tidak sesuai dengan selera mereka. Karena mereka hanya makan sedikit keadaan umum dan gizi pasien semakin mundur dan masa penyembuhan semakin lama.
Beberapa peneliti menunjukkan bahwa pemberian makanan padat dini, yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman pada pasien demam tifoid. Karena ada juga pasien demam tifoid yang takut makan nasi, maka selain macam/bentuk makanan yang diinginkan, terserah pada pasien sendiri apakah mau makan bubur saring, bubur kasar atau nasi dengan lauk pauk rendah selulosa. (Prof. dr. Rachmat Juwono)
Bisa KambuhTifus bisa kambuh. Tandanya, demam yang sama muncul lagi setelah mereda. Kemungkinan kuman tifusnya tersasar ke kandung empedu. Tifus begini biasanya lebih sukar disembuhkan. Sebagian dari kasus tifus menjadi pembawa kuman tifus.
Pembawa kuman ini berbahaya jika profesinya pramusaji atau orang yang kerjanya menyiapkan makanan dan minuman jajanan (food handler). Sekarang tifus bisa dicegah dengan imunitas tifus. Penyakit tifus di Indonesia masih banyak. Mereka yang punya risiko tertular, tidak salahnya ikut vaksinasi.
Artikel di atas diambil dari web Rumah Sakit Dirgahayu Kasih Samarinda :http://www.rsdirgahayu.com/index.phpoption=com_content&view=article&id=58&Itemid=50