Selasa, 24 April 2012

Lemak jenuh

Minyak goreng yang mengandung lemak tidak jenuh jika dipakai untuk menggoreng dalam suhu tinggi dan waktu memasak yang lama (misalnya makanan tersebut sering berkali-kali dipanaskan) maka kandungan lemak tak jenuhnya sudah berubah menjadi lemak jenuh. Minyak goreng juga jangan dipakai berkali-kali dalam suhu yang tinggi.
Cara pakai minyak goreng yang sehat, jika sudah memilih minyak dengan kandungan lemak tak jenuh 
sebaiknya hanya digunakan untuk menumis atau dicampur dalam salad 
dan bukan dipakai untuk menggoreng. 
be well,
Dwika









Selama ini banyak dijual minyak goreng dengan label non-kolesterol yang diklaim bagus untuk kesehatan. Tapi sebenarnya semua minyak goreng memang tidak mengandung kolesterol karena berasal dari nabati.
“Semua minyak adalah non-kolesterol, karena kolesterol adanya dari hewani,” ujar dr Fiastuti Witjaksono MSc, MS, SpGK dalam acara jumpa pers Penanggulangan Kanker Kolorektal di Mochtar Riady Comprehensive Cancer Centre (MRCCC) Siloam Semanggi, Rabu (23/3/2011).

Masyarakat diharapkan tidak tertipu dengan label non-kolesterol yang tercantum pada kemasan minyak goreng. Tapi yang harus diperhatikan dalam memilih minyak goreng adalah kandungan minyak jenuh dan tak jenuhnya, sebaiknya pilihlah minyak yang banyak mengandung lemak tak jenuh tunggal maupun ganda.
dr Fiastuti menuturkan kolesterol biasanya terdapat pada makanan hewani seperti kuning telur, otak dan juga jeroan (isi perut).
Jika sudah memilih menggunakan minyak goreng sehat yang banyak mengandung lemak tak jenuh, maka proses memasaknya pun harus diperhatikan agar tetap bisa memperoleh manfaatnya dan tidak menjadi sia-sia.
Minyak goreng yang mengandung lemak tidak jenuh jika dipakai untuk menggoreng dalam suhu tinggi dan waktu memasak yang lama (misalnya makanan tersebut sering berkali-kali dipanaskan) maka kandungan lemak tak jenuhnya sudah berubah menjadi lemak jenuh.
Lemak memang dibutuhkan oleh tubuh sebesar 30 persen dari kalori total, tapi umumnya pada beberapa jenis makanan moderen kandungan lemaknya sudah lebih dari 30 persen apalagi kalau semua makanan yang dikonsumsi dimasak dengan cara digoreng.
“Kalau sudah beli minyak goreng yang mahal tapi cara pakainya untuk menggoreng yang lama maka minyak ini menjadi tidak akan ada gunanya,” ujar dokter yang juga tergabung dalam Pengurus PDGKI (Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia).
Cara pakai minyak goreng yang sehat, jika sudah memilih minyak dengan kandungan lemak tak jenuh sebaiknya hanya digunakan untuk menumis atau dicampur dalam salad dan bukan dipakai untuk menggoreng. Minyak goreng juga jangan dipakai berkali-kali dalam suhu yang tinggi.
Jika suatu makanan sering dipanaskan (berkali-kali) dan dimasak dalam suhu tinggi akan membuat vitamin dan mineral yang terkandung di dalamnya menjadi hilang. Yang terpenting mulailah mengubah cara memasak dari menggoreng menjadi merebus atau mengukus untuk menghindari lemak jahat.
(ver/ir)
Sbr: detikhealth.com

Penyebab Diabetes


10 Kebiasaan Penyebab Diabetes

Share Artikel ini melalui: Twitter Facebook MySpace Digg Digg friendster wordpress technorati
Diterbitkan pada tanggal 7 - 12 - 2009 | 18 komentar

DokterSehat.com – Berikut adalah beberapa hal kebiasaan hidup sehari-hari yang bisa menjadi penyebab diabetes:
1. Teh manis
Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes.
Pengganti: Air putih, teh tanpa gula, atau batasi konsumsi gula tidak lebih dari dua sendok teh sehari.
2. GorenganKarena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.
Pengganti: Kacang Jepang, atau pie buah.


3. Suka ngemil
Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.
Pengganti: Buah potong segar.
4. Kurang tidur.
Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.
Solusi: Tidur tidak kurang dari 6 jam sehari, atau sebaiknya 8 jam sehari.
5. Malas beraktivitas fisik
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat.
Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.
Solusi: Bersepeda ke kantor.
6. Sering stres
Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.
Solusi: Bicaralah pada orang yang dianggap bermasalah, atau ceritakan pada sahabat terdekat.
7. Kecanduan rokok
Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga.
Pengganti: Permen bebas gula. Cara yang lebih progresif adalah mengikuti hipnoterapi. Pilihlah ahli hipnoterapi yang sudah berpengalaman dan bersertifikat resmi.
8. Menggunakan pil kontrasepsi
Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan, pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.
Solusi: Batasi waktu penggunaan pil-pil hormonal, jangan lebih dari 5 tahun.
9. Takut kulit jadi hitam
Menurut jurnal Diabetes Care, wanita dengan asupan tinggi vitamin D dan kalsium berisiko paling rendah terkena diabetes tipe 2. Selain dari makanan, sumber vitamin D terbaik ada di sinar matahari. Dua puluh menit paparan sinar matahari pagi sudah mencukupi kebutuhan vitamin D selama tiga hari. Beberapa penelitian terbaru, di antaranya yang diterbitkan oleh American Journal of Epidemiology, menyebutkan bahwa vitamin D juga membantu keteraturan metabolisme tubuh, termasuk gula darah.
Solusi: Gunakan krim tabir surya sebelum “berjemur” di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit.
10. Keranjingan soda
Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses’ Health Study II terhadap 51.603 wanita usia 22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda membuat berat badan dan risiko diabetes melambung tinggi. Para peneliti mengatakan, kenaikan risiko itu terjadi karena kandungan pemanis yang ada dalam minuman bersoda. Selain itu, asupan kalori cair tidak membuat kita kenyang sehingga terdorong untuk minum lebih banyak.
Pengganti: Jus dingin tanpa gula.
Sumber : Prevention


Read more: http://doktersehat.com/10-kebiasaan-penyebab-diabetes/#ixzz1suDWBzr4

diabetes
Diabetes adalah salah satu penyakit yang sangat berbahaya, biasanya kita sebut dengan istilah penyakit kencing manis merupakan kelainan metabolis yakni gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.Penyebab diabetes juga bermacam-macam sama seperti penyakit lainnya. Namun, kebiasaan berikut ini dinyatakan sebagai pemicu timbulnya penyakit diabetes.

Beberapa kebiasaan yang menjasi Penyebab Diabetes :

Meminum teh manis
Teh memang baik bagi tubuh, namun konsumsi teh yang ditambahkan dengan gula membuat kadar gula meningkat lebih tinggi. Satu gelas the manis menghasilkan 250-300 kalori. Kita masih mengkonsumsi makanan lain seperti nasi, lauk pauk dan makanan lainnya yang pasti mengandung kalori juga. Berapa banyak kalori yang masuk pada tubuh? Tentu sangat banyak sehingga memungkinkan terserangnya penyakit diabetes. Konsumsi the tanpa gula merupakan cara yang berguna hindari penyakit diabetes.
Tidak melakukan aktivitas fisik
Kita sering memilih cara termudah dalam melakukan segala hal sehingga tidak membutuhkan tenaga. Padahal, aktivitas seperti itu yang walaupun mengeluarkan keringat akan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Ketimbang menggunakan lift, ada baiknya kita menggunakan tangga. Dan ketimbang menggunakan sepeda motor untuk menempuh jarak yang tidak terlalu jauh, sebaiknya kita berjalan kaki atau bersepeda agar tubuh melakukan aktifitas fisik. Selalu upayakan untuk berolahraga secara rutin yang akan meningkatkan proses metabolisme dan mengurangi resiko terkena diabetes.
Makanan yang Berminyak
Makanan yang berminyak seperti gorengan merupakan penghasil kolesterol jahat yang tidak baik bagi tubuh sehingga memicu peningkatan proses dislipidemia yakni kelainan metabolisme di mana kadar kolesterol jahat meningkat sedangkan kadar kolesterol baik menurun. Kurangi konsumsi gorengan untuk mencegah diabetes.
Konsumsi Minuman Bersoda
Seperti yang sudah kita bahas di dalam artikel Bahaya Minuman Bersoda, minuman bersoda mengandung kalori yang sangat tinggi sehingga memicunya timbulnya penyakit diabetes. Sebaliknya daripada mengkonsumsi minuman bersoda, Anda dapat membuat jus buah tanpa gula untuk melepas dahaga.
Junk Food
Istilah ini tentu sudah sangat sering kita dengar. Kebiasaan mengemil keripik kentang, biskuit, dan kue manis lainnya adalah juga merupakan penyebab diabetes. Semua makanan itu dikategorikan glikemik indeks tinggi yang mengandung banyak hidrat arang. Gula dan tepung yang terkandung di dalam cemilan akan menaikkan kadar gula darah sehingga berpotensi menimbulkan penyakit diabetes melitus.
Stres
Ketika Anda stres, tubuh memproduksi hormon epinephrine dan kortisol yang sangat tinggi supaya gula darah naik. Tujuan produksi hormon tersebut oleh tubuh memang sangat baik agar tubuh memiliki cadangan energy untuk beraktivitas. Namun, stres yang berkepanjangan membuat kadar gula terus bertambah dan akhirnya menjadi penyebab diabetes. Hindari stress yang berlebihan untuk mencegah diabetes.
Kekurangan Vitamin D
Vitamin D yang diperoleh dari sinar matahari pagi juga berguna dalam pencegahan diabetes. Vitamin D membantu proses metabolisme tubuh menjadi sangat baik termasuk menstabilkan kadar gula darah.
Penggunaan Pil KB
Meskipun memang pil KB sangat berguna dalam memujudkan progam pemerintah mengenai keluarga berencana. Namun, konsumsi pil kontrasepsi dalam jangka waktu yang cukup lama tidaklah baik. Pil yang merupakan kombinasi dari hormon estrogen dan progestin tersebut dapat menyebabkan perubahan kadar gula darah dan cara kerjanya juga sangat berlawanan dengan insulin sehingga mendorong pancreas untuk bekerja lebih keras. Pada akhirnya, pankreas dapat menjadi rusak.

Cara Mencegah Diabetes

Pencegahan diabetes dapat dilakukan terutama dengan menjalani gaya hidup sehat. Bagaimana anda dapat dikatakan menjalani gaya hidup yang sehat? Makanan makanan yang bergizi, olahraga secara teratur, istirahat cukup, konsumsi banyak buah-buahan yang menjauhi kebiasaan yang buruk seperti misalnya merokok, begadang, dan ngemil makanan yang termasuk junk food. Sebenarnya menghindari kebiasaan buruk seperti yang barusan disebutkan tidaklah begitu sulit jika kita mengetahui alternatifnya. Misalnya saja, untuk tidak mengemil, Anda bisa mengganti cemilan junk food dengan buah-buahan. Jika kita menginginkan kehidupan yang sehat, memiliki gaya hidup yang sehat merupakan kewajiban utama. Sayangi diri Anda!