Selasa, 16 Agustus 2011

Perintah suara Android


Voice Actions: aplikasi perintah suara dari Android yang semakin memudahkan hidup anda

Ini dia aplikasi terbaru Android yang membuat hidup semakin mudah atau setidaknya menggunakan ponsel semakin mudah. Android Voice Actions adalah sebuah aplikasi di Android yang dapat mengambil alih semua perintah yang biasa dilakukan dengan menekan tombol atau mengetik, sekarang cukup dengan ngomong atau berbicara saja.

Iya, kami tahu bahwa aplikasi sejenis ini sudah ada tetapi Voice Actions ini jauh lebih baik dan hampir seluruh fungsi yang ada di ponsel bisa diaktifkan melalui suara. Beberapa hal yang bisa dilakukan seperti:
– Mengirim SMS atau email
– Memutar musik baik offline maupun online
– Menelpon seseorang
– Mencari halaman website
– Memasukkan catatan (note)
– Mencari peta dan navigasi

Bersamaan dengan peluncuran aplikasi ini, Google juga meluncurkan Google Search Widget terbaru yang menampilkan informasi lebih detil.
Sayangnya, aplikasi ini baru bisa dinikmati bila anda menggunakan ponsel Android versi 2.2. :-(

Helikopter: si pengintai

Recon R/C Helikopter: si pengintai yang murah

rcrealtime.jpg
Kalau anda suka dengan remote control jenis pesawat terbang, mungkin Radio Control Recon Camera Helicopter merupakan pilihan yang patut dipertimbangkan.
Bukan saja karena kemampuan terbang dan stabilitas yang diberikan tetapi dapat melakukan pemantauan secara langsung dari udara melalui kamera yang terletak di depan helikopter tersebut.
Gambar yang diambil, langsung ditransmisikan ke layar 2 inches yang ada di remote control.
Dengan harga sekitar Rp. 2.000.000, kami rasa cukup murah sebagai alat atau gadget dalam melakukan pemantauan/ intip-mengintip. :-)
 
Sumber berita
Real-Time Video R/C Helicopter

WiFi lampu LED


Koneksi WiFi melalui lampu LED akan segera terealisasi

Koneksi nirkabel jenis WiFi sudah menjadi alternatif paling dicari untuk menyambungkan semua peralatan elektronik atau gadget tetapi tetap saja ada kendala terutama penempatan router yang bisa diakses lebih luas.
Tetapi jangan kuatir, di waktu yang akan datang penempatan WiFi tidak akan membuat repot karena sinyal WiFi bisa digabungkan dengan lampu penerangan (lampu LED).
Teknologi yang disebut Data Transmitting LED bekerja seperti layaknya sebuah lampu dimana jika anda membutuhkan koneksi jaringan, tinggal nyalakan lampu tersebut.
Layaknya sebuah penguat sinyal, masing-masing lampu ini bisa menjadi perantara satu dengan yang lainnya sehingga  selama ada lampu-lampu  tersebut maka jangkauan sinyal akan terus didapat.
Sayangnya untuk masalah kecepetan, "lampu jaringan" ini hanya bisa mentransfer data antara 1 – 10 Mbps tetapi tentu saja sebuah penemuan yang berguna di masa depan.
Teknologi ini dikembangkan oleh Universitas di Boston (Boston University College of Engineering).
 
Sumber berita

Camcorder atau kamera digital


Lebih baik beli camcorder atau kamera digital yah?

Belakangan ini, fungsi camcorder dengan kamera digital semakin tidak berbeda jauh karena ada camcorder yang bisa mengambil foto dengan resolusi besar dan sebuah kamera digital yang bisa mengambil video. Kalau sudah begini kadang kami sendiri bingung antara memilih sebuah camcorder yang bisa ambil foto atau beli kamera digital yang bisa ambil video.

Walaupun perbedaan keduanya semakin tipis tetapi tetap ada perbedaan fitur dan fungsi yang memudahkan kita untuk memilih dan tidak dibuat bingung. Perbedaan mendasar yang kami jelaskan di bawah ini memang tidak bisa dikatakan 100% tepat karena seiring dengan perkembangan teknologi, kedua alat ini semakin tipis perbedaannya. Tetapi inilah perbedaan yang biasanya ada pada camcorder atau kamera digital standar (bukan Pro).
Lensa:
Lensa di camcorder biasanya menawarkan fungsi zoom yang lebih panjang (jauh) dibandingkan yang ada di kamera digital dan yang terpenting, biasanya fungsi zoom di kamera digital tidak bisa berfungsi pada saat merekam video sedangkan di camcorder kita bisa zoom in/ out pada saat merekam video.

Audio:
Dari sisi yang satu ini, biasanya camcorder mempunyai sebuah mic yang lebih baik kualitas serta posisi mic yang bisa menangkap suara di sekitar lebih baik dan kebanyakan camcorder memberikan tambahan sebuah koneksi untuk disambungkan ke mic eksternal.

Selain itu, jenis suara yang dihasilkan oleh sebuah camcorder juga lebih banyak mulai dari menawarkan sebuah mic stereo sampai surround.
Untuk kamera digital sendiri, kebanyakan hanya punya satu mic yang berukuran kecil dan akan menjadi masalah bila objek suara terlalu jauh. :-)
Storage Capacity:
Kamera digital bisa menyimpan video dan foto dalam satu kartu memori dan mengingat kapasitas kartu memori yang tidak terlalu besar maka kita tidak bisa menyimpan file video terlalu panjang atau besar.

Berbeda dengan camcorder yang memang butuh kapasitas besar, penggunaan sebuah hardisk di dalamnya membuat kita dengan leluasa untuk merekam video dengan durasi yang jauh lebih panjang.
Ergonomic:
Ini yang cukup penting untuk dipertimbangkan.
Bentuk kamera digital agak kurang nyaman untuk merekam video dan perekaman dengan kamera digital seringkali menghasilkan gambar yang agak goyang (tidak stabil).

Berbeda dengan camcorder, bentuknya membuat kita biasanya lebih mantap untuk memegang dan merekam video lebih stabil dan begitu juga sebaliknya camcorder juga kurang nyaman atau stabil bila digunakan untuk mengambil foto.
Video Controls:
Pada sebuah camcorder, kita bisa punya banyak pilihan untuk mengatur kualitas video yang diinginkan mulai dari jenis pencahayaan (white balance) sampai kecepatan rekam (shutter speed).

Di sebuah kamera digital jarang ada kontrol seperti ini dan walaupun ada tidak sebanyak yang ditawarkan oleh sebuah camcorder.
Jadi mana yang lebih baik?? Kembali kepada kebutuhan, apakah anda sering mengambil video atau justru sebaliknya. :-)
Semoga bermanfaat!!!
 
Sumber berita Satu dan Dua
Camcorders vs. Cameras: Both Take Video, Which Do You Need?

3 monitor 1 komputer


Langkah-langkah menggunakan 3 monitor dalam 1 komputer (by Otakku)

Beberapa waktu lalu kami pernah memberikan cara untuk menggunakan 2 monitor dalam 1 komputer, sekarang kami akan memberikan cara menggunakan 3 monitor dalam 1 komputer. :-) Pada dasarnya tidak berbeda dengan 2 komputer, hanya saja untuk hardwarenya lumayan berbeda terutama dari segi motherboard mungkin yang sangat berbeda.

Sebelum anda mau menggunakan 3 komputer, berikut hardware yang dibutuhkan dan kami gunakan tetapi tentu saja boleh berbeda selama memang punya spesifikasi yang mirip. Motherboard
Jika sebelumnya motherboard tidak terlalu penting, di setting 3 monitor ini menjadi sangat penting karena motherboard yang digunakan harus punya 2 slot PCIe untuk memasukkan 2 buah kartu VGA.

Kami sendiri menggunakan Gigabyte H55M-D2H dengan Intel Core i5 760 @2,6 GHz dan jujur saja untuk pilihan motherboard dengan 2x PCIe memang tidak banyak.
Kartu Grafis
Untuk 2 buah kartu grafis kami menggunakan Gigabyte GeForce 210 yang sebenarnya ini merupakan kartu grafis standar dan kami pilih karena pasti harganya murah dan memang kami tidak pernah main game jadi tidak masalah. :-)
Setiap kartu grafis yang kami miliki menyedian 2 buah port kartu grafis yang berbeda yaitu satu analog dan satu lagi DVI sehingga total keseluruhannya ada 2 buah analog dan 2 buah DVI. Berarti kami masih sisa 1 port lagi untuk menjadikannya 4 buah monitor. :-)
Informasi tambahan yang menurut kami cukup penting adalah ketersediaan 2 buah PCIe pada sebuah motherboard tidak selalu bahwa kita harus memilih kartu VGA dengan spesifikasi tinggi atau bahkan punya fitur SLI (Dual-Link). Khusus untuk Motherboard yang kami gunakan, selama kartu VGA tersebut identik maka tidak masalah apakah spesifikasinya tinggi atau bahkan SLI (Dual-Link).
Monitor
Kami menggunakan 3 buah monitor yang sebenarnya kami beli secara nyicil artinya pertama punya satu, kemudian 2 dan terakhir baru 3.

Untuk monitor sendiri tidak masalah jenis yang digunakan, bisa LCD, LED atau apapun selama koneksinya cocok dengan kartu VGA.
DVI to VGA Adapter
Tergantung jenis monitor dan juga kartu VGA yang digunakan, kadang kita butuh adapter ini untuk mengkonversi sinyal DVI ke Analog.

Untuk bentuk dan cara pemasangan adapter ini bisa dilihat di artikel kami sebelumnya atau klik aja disini.
Setelah semuanya tersedia, anda hanya perlu memasangnya seperti biasa dan tidak dibutuhkan setting apapun pada sisi hardware.
Software
Dari sisi software, anda bisa melakukan setting melalui software bawaan dari kartu grafis atau bisa juga melalui aplikasi yang ada di Windows.
Ketika anda membuka setting Display maka seharusnya anda bisa melihat 3 buah monitor yang masing-masing akan tertulis model dari monitor yang ada, kecuali anda tidak install driver seperti salah satu monitor kami, maka tidak akan tertera model monitor (hanya tertulis Analog Display).
Pada aplikasi ini anda tentu bisa mengatur resolusi yang berbeda untuk setiap monitor sekaligus juga mengatur monitor mana yang akan dijadikan monitor utama.
Khusus masalah mengatur posisi monitor seperti gambar diatas, kami sedikit agak bingung dengan posisi angka sehingga kadang kursor tidak bergerak ke arah yang benar dan dalam hal ini, silahkan coba-coba dengan memindahkan monitor dari kiri ke kanan atau sebaliknya. :-)
Kesimpulan:
Banyak yang bertanya apakah 2 monitor saja tidak cukup? Jawabannya memang tergantung karena mau pakai 1 atau 4 memang tergantung sampai sejauh mana anda menggunakan komputer.
Bagi kami sendiri, jika sebelumnya menggunakan 2 monitor kemudian menjadi 3 monitor adalah karena kami merasa jauh lebih produktif dimana kami bisa bekerja dengan 3 aplikasi sekaligus di saat bersamaan.
Terlepas berapa monitor yang digunakan, kami yakin penggunaan multi monitor (2 atau lebih) akan meningkatkan produktifitas. Percaya deh!! :-)
Tambahan dan pengalaman paling bodoh :-)
Lihat kan gambar diatas dimana monitor kami yang terbaru adalah monitor nomor 2 (tengah). Karena kami tidak pernah menggunakan monitor jenis Wide, kami pikir ukuran 18,5 inch otomatis lebih besar dari yang kami punya sebelumnya (17 inch).
Ternyata ketika barang datang dan kami coba letakkan, memang lebih panjang sayangnya karena wide membuat monitor ini lebih pendek sehingga agak kurang enak dilihat. :-)
Jadi, sebaiknya anda lihat dulu deh ukuran aslinya. Kami tahu ini kebodohan kami makanya kami mau para pembaca juga jangan sampai melakukan kesalahan yang sama seperti kami. :-)
 
Sumber berita

Robot Android


RIC Android: Robot Android pertama di dunia dengan Android OS

Apa yang kami sukai dari Android OS?? Salah satunya adalah logonya yang berbentuk robot hijau mirip tong sampah dengan tambahan kaki, tangan dan 2 antena diatasnya. :-) RIC Android adalah robot pertama di dunia yang tidak hanya berbentuk logo Android tetapi juga dijalankan dengan sistim operasi Android di dalamnya.

Robot yang dikembangkan oleg RT Corp (Jepang) dan Brilliant Service (Jepang) sebagai pengembang softwarenya dapat melakukan beberapa hal mulai berjalan, melambaikan tangan sampai berbicara. RIC Android juga bisa dikendalikan melalui ponsel Android melalui koneksi Wi-Fi.
Mau banget punya yang satu ini. :D
 
 
 
Sumber berita Satu dan Dua
RIC Android: world’s first life-size humanoid robot operating with the Android OS

Android TV

Android TV pertama di dunia yang siap dijual

Apa kabarnya dengan Google TV? Kayanya sih adem ayem aja yah!! Sekarang malah ada yang namanya Android TV yaitu mirip sama Google TV atau Apple TV tetapi yang satu ini menggunakan Android OS di dalamnya.

Android TV yang diluncurkan oleh Geniatech bisa digunakan untuk banyak hal mulai dari browsing, media player, digital photo frame sampai game console. Kelebihan dari Android TV Ini tentu saja kita bisa mendownload banyak aplikasi melalui Android Market.
Android TV sendiri juga dikeluarkan dalam beberapa model tergantung jenis koneksi TV yang digunakan.
Spesifikasi yang ada:
– Sistim operasi Android OS 2.2
– Prosesor 1GHz Cortex A9
– Memori RAM DDR2 512 MB
– Memori internal NAND 2 GB
– Slot kartu memori SD/ SDHC
– Port Ethernet
– Wi-Fi 802.11 b/g/n
– HDMI untuk disambung ke TV
– Port USB
– Remote control

Sayang belum ada informasi harganya sejauh ini!
Tambahan:
Sebenarnya sih udah beberapa kami bahas disini tentang kehadiran sebuah Android TV tetapi baru Geniatech yang siap dijual.
Sumber berita
Android coming to a television near you, with Geniatech’s Android TV

Smart home


Z-Wave: teknologi nirkabel masa depan yang akan membuat rumah anda pintar (smart home)

Kita sudah mengenai Wi-Fi a/b/g/n dan WiMax sebagai teknologi nirkabel (wireless), sekarang perkenalkan Z-Wave yaitu teknologi nirkabel yang akan membuat sebuah "rumah pintar" (Smart Home).
Z-wave mempunyai jangkau 30m untuk indoor dan 100m untuk outdoor serta beroperasi di frekuensi 900MHz.
Berbeda dengan Wi-Fi atau WiMax, kecepatan transfer data Z-Wave hanya 9600 bps dan itu karena memang Z-Wave sendiri bukan ditujukan untuk seperti WiFi dan WiMax.
Beberapa kelebihan Z-Wave:
- Mudah diintergrasikan ke segala macam alat elektronik
- Karena berbentuk modul, kita bisa menambahkan setiap alat tanpa harus melakukannya secara bersamaan, misal sekarang mau lampu saja yang dipasang Z-Wave kemudian baru pintu otomatis dan sebagainya.
- Z-Wave tidak memerlukan instalasi apapun, terutama tidak repot dengan masalah kabel
- Setiap alat yang menggunakan Z-Wave bisa digunakan sebagi sebuah tim, misal pada saat anda membuka pintu garasi, otomatis juga akan menyalakan lampu dan lainnya.
- Dengan satu alat kontrol Z-Wave, kita bisa menyambungkan sebanyak 232 alat elektronik dalam satu jaringan.
Masih bingung kegunaan Z-Wave?? Pada dasarnya dengan menggunakan Z-Wave pada setiap alat elektronik yang kita miliki maka kita bisa mengontrol semuanya itu pada satu tempat, baik dengan menggunakan remote control
maupun web based dimana kita bisa mengaksesnya dari jauh melalui koneksi internet.
Selain mengontrol, kita juga memprogram semua alat elektronik untuk berjalan/ berhenti sesuai dengan jadwal yang kita inginkan, misal setiap jam 8 rumah akan kosong maka dengan memprogramnya, semua peralatan yang tidak dibutuhkan akan mati dengan sendirinya sehingga bisa menghemat listrik dan juga menghindari hubungan arus pendek yang bisa saja terjadi.
Sayangnya, tetap saja Z-Wave membutuhkan biaya yang masih mahal walaupun mereka meng-klaim bahwa Z-Wave lebih murah dibandingkan dengan teknologi nirkabel lainnya. :-(
 

Set-top-box



Sigma Set-top-box: terkecil yang pernah ada di pasaran saat ini

Belakangan ini sudah banyak muncul internet TV sehingga kita bisa nonton acara TV sekaligus browsing dan lainnya. Caranya beli TV yang sudah ada koneksi internetnya (disebut internet TV) atau beli alat tambahan yang biasa disebut Set-Top Box. Khusus untuk yang kedua (Set-Top Box), Sigma akan meluncurkan sebuah set-top box terkecil yang pernah ada dimana ukurannya hanya lebih besar dari kartu remi.

Alat yang sederhana ini akan membuat HDTV model lama anda bisa digunakan sebagai internet TV juga dengan disambungkan melalui koneksi HDMI yang ada. Uniknya, Sigma Ultra Thin Set-Top-Box ini menggunakan PowerLine untuk koneksi internet yang artinya anda tidak perlu pusing dengan kabel ethernet atau Wi-Fi karena ini menggunakan sambungan internet yang berasal dari kabel listrik.
Set-Top Box ini juga menggunakan sebuah remote TV yang menggunakan teknologi Z-Wave untuk menghubungkan antara alat ini dengan remote secara nirkabel.
Z-Wave sendiri merupakan teknologi nirkabel yang sedang dikembangkan dan punya kelebihan dimana chip Z-Wave bisa dengan mudah dipasang ke alat elektronik lainnya, kami pernah membahasnya disini.
Dibandingkan set-top box lainnya, tentu yang satu ini lebih kecil dan mudah dipasang dimanapun, hanya saja mungkin anda perlu keluar uang lebih karena harus memasang koneksi internet melalui kabel listrik (powerline).
 
Sumber berita
Sigma Designs Ultra-thin Platform Energizes Set-top-box Market

TV anda bisa browsing


Android media BOX: cara murah membuat TV anda bisa browsing

Saatnya Android TV Set Top Box mulai dijual di pasaran setelah bulan Maret lalu kami pernah memberitakan akan hadirnya Set Top Box dengan Android OS di dalamnya. Android Media Box yang dijual oleh Thanko ini merupakan alternatif murah untuk punya sebuah HDTV yang bisa dibuat untuk browsing atau nonton video melalui hardisk eksternal.

Sebenarnya fiturnya hampir sama dengan anda menyambungkan kabel HDMI dari ponsel ke HDTV seperti yang pernah kami lakukan di Xperia ARC kami (beritanya disini) tetapi dengan Set-Top-Box, fitur yang ditawarkan jauh lebih banyak. Di dalam kotak berukuran 134 x 104 x 42 mm (berat 164 g) terdapat 1 slot untuk kartu SD, 2 buah port USB (bisa disambung ke hardisk atau keyboard/ mouse wireless), port Ethernet dan HDMI.
Untuk resolusi (output), Set Top Box ini bisa menghasilkan resolusi sampai Full HD (1920×1080) dan menggunakan Android OS 2.2 di dalamnya.
Di dalam paketnya juga telah disediakan sebuah remote control untuk memudahkan navigasi.
Android Media Box ini dijual dengan harga 9.980 Yen (sekitar Rp. 1,1 jutaan).
 
 
 
Sumber berita
Android media BOX

Bedroom, Office, Kitchen - Hemat tempat

Rooms in Boxes: satu lagi furnitur untuk rumah tipe 4L

Kembali kami hadirkan sebuah furniture yang cocok untuk rumah tipe 4L dan kali ini lebih lengkap dibandingkan yang ada di All-in-One Furniture Set. Dengan fungsi yang berbeda, 3 buah lemari diatas bisa diubah menjadi dapur, meja kerja dan tempat tidur/ santai dan akan menghemat ruang anda yang kecil ketika tidak sedang digunakan.

Didisain oleh Kenchikukagu, ketiga lemari ini juga mudah dipindah dengan adanya roda di bagian bawah. Entah kebetulan atau tidak, untuk meja kerjanya sendiri punya disain yang mirip dengan Mobile Box Office yang pernah kami bahas juga dan juga cocok untuk tipe rumah 4L. :-)
Sayangnya karena ini buatan Jepang, harganya juga "harga Jepang" alias mahal, ambil contoh lemari yang bisa diubah menjadi meja kerja (Foldaway Office), dijual dengan harga 180.000 Yen (sekitar Rp. 18 jutaan). Hiks!!
 
 
 
Sumber berita
Rooms in Boxes: Space Saving Bedroom, Office & Kitchen