Dalam kegagalan, penderitaan, kesulitan pun kita tetap bisa merasa bahagia. Termasuk tatkala Anda membaca artikel ini dan setelahnya, Anda bisa mulai bersyukur, dan berbahagia dengan kondisi Anda saat ini. Kebahagiaan memang tidak membutuhkan syarat dan Anda bisa menciptakan lebih banyak kebahagiaan ini lagi be well,
Dwika
3 Semangat di tahun baru
Oleh Anthony Dio Martin
Tulisan ini mengawali tahun kelima saya menulis artikel motivasi di Bisnis Indonesia Minggu. Dan untuk mengawali tahun 2011 ini, ijinkanlah saya sharing sebuah tulisan yang pernah saya tuliskan untuk rekan-rekan saya di halaman fanbook saya. Tulisan ini saya buat dipenghujung tahun 2010. Begini kisahnya.
Ada seorang anak remaja, begitu bersemangat menunggu malam pergantian tahun. Ia tahu hari ini adalah hari yang terakhir dalam tahun itu. Terompet sudah dibeli dan ada juga kembang api.
Remaja itupun bersiap-siap pas jam 12 malamnya, ia ingin bisa menyaksikan kembang api di langit menandai perpindahan tahun. Ia ingin tiup terompet, main kembang api. Pokoknya merasakan suasana pergantian tahun.
Dan ia pun tunggu dan tunggu. Malam makin larut dan akhirnya, si anak itupun ternyata ketiduran. Ketika bangun, jam di dinding menunjukkan sudah jam 4 subuh. Anak itupun menjadi jengkel. Sangat Jengkel! Jengkel dengan mamanya yang ketiduran disampingnya juga. Dengan marah-marah, si anak itu memanggil keras mamanya.
"Mama, mama bangun!... Kok mama nggak bangunin saya?" kata anak itu dengan suara yang hampir menangis. Dengan terkantuk-kantuk, si mama terbangun dan berkata, "Iya. Mama lihat kamu udah tidur dengan nyenyak. Mama nggak mau bangunkan kamu lagi!"
"Ah, mama! Gara-gara mama, aku jadi nggak merayakan Tahun Baru", si anak remaja itu nyaris menangis.
Melihat kondisi anaknya, si Ibu remaja itu bangun dan berusaha tersenyum. Lantas, dengan suara pelan, si Ibu mengajak sang anak memainkan kembang apinya. "Nggak mau! Udah basi!" kata si anak remaja itu dengan marah.
Dengan menghela nafas dan dengan suara orang yang baru bangun tidur, si Ibu itu berkata pelan pada anaknya, "Nak nggak ada terlambat untuk tahun baru. Anggap aja kamu justru baru memulai Tahun Baru ini! Ayo kita nyalakan kembang api ini di halaman!". Ibu itupun mendahului dengan berjalan keluar halaman.
Akhirnya, kembang api pun dinyalakan. Meskipun dalam hati, si anak kesel, tetapi setelah beberapa kembang api dinyalakan. Anak itupun mulai menikmati dan ikut menyalakan kembang api itu. Berdua dengan gembira, akhirnya si Ibu dan anaknya menyalakan kembang api Tahun Baru mereka, walaupuan waktunya tidak pas di malam pergantian tahun. Itulah kembang api subuh.
Dengan gembira dan sebelum masuk kembali ke rumah,si Ibu itu pun berpesan pada anaknya. "Nak, ingat 3 pelajaran penting ini. Satu, jangan menyalahkan orang lain untuk kelalaianmu! Dua, tidak ada kesempatan yang sama muncul dua kali, tetapi akan selalu ada kesempatan lagi berikutnya! Tiga, tidak pernah ada kata terlambat utnuk menjadi bahagia!"
Semangat Pertama, Semangat Tidak Menyalahkan
Pembaca, memasuki tahun yang baru, 2011, biasanya akan ada banyak pengalaman yang akan kita alami sepanjang tahun. Akan ada pengalaman sukses yang membahagiakan, dan akan ada pengalaman derita , kegagalan, kesedihan serta masalah.
Menyambut pengalaman yang bahagia, biasanya kita tidak akan punya masalah. Menerima pengalaman sukses, umumnya kita akan menganggapnya "Itulah, karena usaha saya!".
Tetapi, seringkali sikap kita tidaklah ksatria saat menghadapi kegagalan ataupun masalah. Biasanya, tatkala menghadapi masalah atau kesulitan, seringkali kalimat kita bukanlah, "Itu gara-gara saya!" tetapi, "Semua ini gara-gara mereka, ataupun gara-gara dia". Kitapun mulai mencari kambing hitam ataupun pembenaran atas apa yang kita alami.
Selama semangat dalam diri kita adalah semangat mencari kambing hitam ataupun menyalahkan orang lain, maka kemampuan kita tak akan pernah berkembang. Sebagai contoh, pengalaman akhir tahun lalu yang menyakitkan bagi bangsa kita sewaktu Timnas kita kalah di Piala AFF.
Banyak pihak yang mengkaitkan kekalahan itu dengan adanya gangguan dari penonton sewaktu pertandingan di Bukit Jalil, Malaysia dalam bentuk petasan ataupun sinar laser. Bisa saja gangguan itu betul-betul 'mengacaukan', tetapi menyalahkan gangguan itu sebagai akibat dari kekalahan tim kita, bukanlah sikap yang dewasa.
Tantangan yang sesungguhnya bukanlah bagaimana caranya supaya tidak ada lagi gangguan seperti itu tetapi bagaimana tetap bisa bertindak dengan tenang, meskipun gangguan itu terjadi.
Berbagai atlit besar menyadari tentang hal itu. Bahkan konon, seorang Tiger Woods, sejak kecil telah dilatih oleh bapaknya dengan gangguan suara-suara seperti balon yang dipecahkan, "DUEERRR" setiap kali ia memukul bola. Tetapi, ia dilatih untuk menjadi terbiasa dan tidak terganggu, sehingga dengan demikian ia tidak menyalahkan gangguan suara tatkala pukulannya bermasalah.
Itulah semangat juara. Artinya, tidak akan menyalahkan, tetapi berusaha keras mengambil tanggung jawab serta berusaha membuat diri kita mampu melampaui segala tantangan itu.
Karena itulah, di awal tahun baru ini, saya menyukai semangat yang dikatakan oleh Jim Rohn, salah satu motivator tua pujaan saya, "Jangan berharap hidupmu akan lebih mufah, tetapi harapkanlah dirimu yang akan menjadi lebih baik". Tatkala menghadapi masalah di tahun 2011 ini, ingatlah jangan menyalahkan tetapi berusahalah untuk menjadi lebih baik lagi.
Semangat Dua, Mencoba Lagi
Memang selalu dikatakan bahwa kesempatan yang sama tidak akan berulang kembali. Karena itulah, persiapkan diri sebaik-baiknya sehingga tatkala kesempatan itu muncul, Anda sudah siap untuk meraih kesempatan tersebut.
Namun, adakalanya kita mungkin gagal dalam kesempatan pertama yang tersedia. Banyak yang lantas menyesali mengapa dirinya tidak menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya.
Nah, hindari sikap semacam ini! Kalau kita belajar dari para pemain sirkus, mereka tidaklah menyesali tatkala gagal meraih tali yang bergelantungan yang seharusnya mereka ambil.
Tapi, mereka akan fokus pada ayunan tali berikutnya. Kalau gagal lagi, mereka akan fokus pada tali berikutnya lagi. Intinya adalah, mungkin saja kita akan kehilangan kesempatan yang berharga, tetapi jangan menyerah. Peluang berikutnya, mungkin akan muncul kembali dan daripada mengeluh tentang kesempatan yang hilang, lebih baik bersiap untuk peluang yang akan muncul.
Semangat Ketiga, Tidak Menunggu untuk Bahagia
Banyak orang yang mengkaitkan kebahagiaan dirinya dengan suatu kondisi. Cobalah lengkapi kalimat berikut ini, "Saya baru akan merasa bahagia kalau....". Begitulah, semakin banyak kalimat-kalimat semacam ini yang Anda ungkapkan, maka akan semakin jauh pula diri Anda dari kebahagiaan yang sesungguhnya.
Inilah kebahagiaan yang bersyarat. Dan celakanya, tatkala kita meletakkan kebahagiaan itu dengan sesuatu syarat, ketika kita meraihnya, seringkali kita pun tidak pernah sungguh-sungguh berbahagia. Hal ini mirip seperti pernyataan seorang wirausahawan, "Saya pikir kalau bisnis saya mencapai omzet 1 M, saya akan betul-betul bahagia. Ternyata, saya malah tambah stres dan malah makin tidak puas!".
Artinya, memasuki tahun yang baru ini, kita tidak perlu menciptakan kondisi-kondisi apapun sebagai syarat kita untuk menjadi bahagia. Kita bisa menjadi bahagia kapanpaun, karena kebahagiaan adalah kondisi pikiran kita (state of mind), bukan suatu situasi, bukan suatu tempat, bukan juga karena sesuatu hal.
Bahkan dalam kegagalan, penderitaan, kesulitan pun kita tetap bisa merasa bahagia. Termasuk tatkala Anda membaca artikel ini dan setelahnya, Anda bisa mulai bersyukur, dan berbahagia dengan kondisi Anda saat ini. Kebahagiaan memang tidak membutuhkan syarat dan Anda bisa menciptakan lebih banyak kebahagiaan ini lagi di sepanjang tahun mendatang ini.
Nah, semoga tiga semangat ini, menjadi semangat yang memperlengkapi diri Anda di tahun 2011 ini!