Jumat, 23 September 2011

SAP R/3

First Intro to SAP R/3 system

**ardhian.wordpress.com
 
Rate This
SAP ?? SAP R/3 ? Apaan tuh ? software apaan tuh ? Banyak yang bertanya kepada saya seperti itu. Mungkin karena mereka tahu saya bekerja sebagai Basis a.k.a sysadmin SAP.
SAP adalah sistem software ERP (Enterprise Resource Planning) yang didalamnya terintegrasi proses-proses bisnis seperti bagian production, material, warehouse, HR, sales and distribution, finance, etc. SAP dibuat oleh perusahaan Jerman, SAP AG. SAP sendiri merupakan singkatan (dalam bahasa jerman – ) kalo bahasa inggrisnya, Systems, Applications, and Productions in Data Processing.
Salah satu versi SAP yang (kebetulan saya pakai) adalah SAP R/3 Enteprise 4.7 200. SAP bekerja model client server. Mostly, semua proses dilakukan di server. Software bagian client -disebut SAPGUI- bertugas mengatur tampilan ke user.
Tampilan screenshot SAPGUI (1)

Setelah mengetik username dan password, Anda akan menuju menu SAP.

Untuk menjalankan program SAP, Anda bisa menggunakan menu drilldown yang ada. Semua program ada disana kecuali program bikinan Anda sendiri. Bisa juga mengetikkan command – yang di lingkungan SAP disebut Transaction Code a.k.a tcode.
Sistem SAP umumnya diimplementasikan secara per modul. Ada perusahaan yang hanya membeli untuk modul HR (Human Resource). Ada yang membeli modul MM (Material Management), PP (Production Planning), QM (Quality Management), dll. Lisensi berlaku per modul, per user, etc. Yang lain saya kurang tahu.
Oke, saya akan sedikit melihat ke tcode. Berikut screenshot tcode DB02 untuk sistem SAP R/3 yang menggunakan RDBMS Oracle.

Kita juga bisa membuat program sendiri melalui tcode SE38. Tentu saja, username kita harus memiliki namanya access key.

Contoh program buatan sendiri.

Aplikasi SAP sendiri sangat besar dan kompleks. Saya sendiri juga nggak pernah mbayangin, kok ada orang yang bikin aplikasi sekompleks ini..:)
Mungkin sekian dulu perkenalan kita dengan SAP R/3 Ent. 4.7 ext 200. Nanti akan kita sambung lagi dengan tutorial-tutorial lain….saya lagi mau belajar Tivoli Storage Management neeh…
About Penulis
Ardhian – seorang linux geeks yang saat ini bekerja sebagai Basis (Administrator sistem SAP). Saat ini juga memegang sistem HPUX dan sebagai DBA Oracle 9i. Pengelola toko linux online (http://linux-shop.siteburg.com). Penulis merupakan konsultan freelance untuk sistem Linux, migrasi windows ke Linux, network consultant dsb

SAP IFS

1. SAP AG
**blog.uad.ac.id/ariyanto2008
SAP AG adalah perusahaan penyedia dan konsultan software yang didirikan di Jerman pada tahun 1972 oleh 5 orang bekas karyawan IBM. SAP adalah singkatan dari Systeme, Andwendungen, Produkte in der Datenverarbeitung yang kemudian di terjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai Systems, Applications, Products in Data Processing.
Pada awalnya SAP hanya berfokus pada para pelanggan dari kelas ukuran besar namun seiring semakin ketatnya kompetisi dan meningkatnya kesadaran perusahaan-perusahaan kelas kecil-menengah maka fokus pun bergeser ke segmen pasar tersebut.SAP kini menyerdiakan pket solusi ERP untuk perusahaan kecil menengah, yaitu SAP Business One dan SAP All-in-One.
SAP adalah penguasa pasar produk ERP saat ini. Hasil survey dari beberapa media memperkirakan bahwa lebih dari 10 juta pengguna yang menggunakan lisensi produk ERP dari SAP atau kira kira lebid dari 65% pasar ERP dunia.
Secara teknis, aplikasi software SAP menggunakan arsitektur 3-tier yang terdiri dari beberapa modul yang saling terintegrasi. Produk Utamanya meliputi SAP ERP Enterprise Core, yang merupakan solusi aplikasi ERP dan SAP Business Suite yang merupakan paket solusi yang lain seperti SAP CRM (Customer Relationship Management), SAP SCM (Supply Chain Management), SAP SRM (Supplier Relationship Management) dan SAP PLM (Product Life Cycle Management).
Modul-modul tersebut dapat diterapkan secara penuh atau dapat digunakan secara terpisah yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
Saat ini produk ERP dari SAP sudah mendukung transaksi e-commerce melalui internet.
Salah satu manfaat dari modul dukungan e-commerce ini adalah adanya modul SCM (supply chain management) yang terintegrasi dengan para pelanggan SAP lainnya melalui internet. Misalkan jika Anda adalah pelanggan SAP dan memerlukan pasokan material tertentu maka melalui modul SAP dapat melakukan pencarian di database melalui internet daftar perusahaan penyedianya.
Dari daftar tersebut dapat diperoleh informasi lengkap dan rinci mengenai harga, spesifikasi dan waktu pengiriman jika Anda memesannya langsung dari pabrik/perusahaan penyedianya. Anda tinggal memilih pemasok yang paling sesuai dengan kebutuhan secara real-time dan on-line.
Bayangkan berapa besar penghematan waktu, biaya dan sumber daya lainnya dengan dukungan SCM tersebut. Perusahaan Anda tidak perlu kerepotan mengelola gudang yang besar, penghematan arus uang yang mengendap karena tersimpan dalam bentuk cadangan pasokan material, dsb.

2. Oracle / J.D. Edwards / Peoplesoft
2a. Oracle
Pada awalnya Oracle adalah perusahaan pengembang aplikasi database software yang dapat digunakan untuk mengembangkan sistem informasi dengan basis data terpusat. Dan Hingga saat ini produk Database Oracle masih merupakan database terbaik dan dipakai oleh hampir semua produk ERP.
Oracle adalah aplikasi database yang pertama kali mengadopsi SQL (structure query language) yang menjadi standar bahasa bagi berbagai DBMS (data base management system) modern.
Saat ini Oracle yang didirikan pada tahun 1977 tersebut sudah mengembangkan banyak sekali alat pengembangan aplikasi (applicaton development tools) yang handal dan fungsional selain aplikasi DBMS-nya.
Berbekal hal-hal tersebut maka Oracle menawarkan berbagai produk dalam bentuk suite package ERP yang didukung dengan layanan konsultansi, pendidikan dan dukungan sistem di hampir setiap negara di dunia.
Hal unik yang ada saat ini adalah fakta bahwa hampir seluruh produk ERP dari kompetitor Oracle ternyata framework basis datanya menggunakan produk DBMS dari Oracle!
Keunggulan utama dari produk ERP hasil pengembangan Oracle adalah fokusnya pada solusi e-business terdepan.
Dengan kemudahan pengelolaannya yang berbasis internet maka Oracle melampui banyak vendor produk ERP standar yang masih berbasis client-server.
Pada bulan Desember 2004, perusahaan ini mengakuisisi salah satu perusahaan pengembang ERP terkemuka, yaitu Peoplesoft, dimana sebelumnya Peoplesoft telah mengakuisisi JD Edwars yang juga merupakan salah satu pengembang ERP ternama. Akuisisi Peoplesoft ini membuat Oracle harus mampu mendukung berbagai jeis produk dan terus mengemnangkan produk dan layanannya.
Hasil dari akuisisi tersebut saat ini Oracle menawarkan berbagai paket aplikasi ERP, yaitu Oracle E-Business, Peoplesoft Enterprise dan JD Edward Enterprise One. Selain produk utama tersebut, Oracle juga menyediakan berbagai produk pelengkap (bolt-on).
Tidak hanya sampai disitu saja, selain Peoplesoft, Oracle juga mengakuisisi Siebel, sebuah perusahaan pengembang palikasi CRM. Akuisisi ini membuat produk produk Oracle menjadi semakin kaya fitur dan bervariasi.

2b. JD. Edwards
JD Edwards sebagai penyedia Produk ERP, lebih mengedepankan aspek keluwesan (flexibility) dan keterbukaan (interoperability) antar modul aplikasi software di dalamnya. Jika menerapkan solusi ERP dari SAP, klien harus menggunakan modul-modul terstruktur yang dikembangkan secara internal dari vendor tersebut.
Sedangkan JD. Edwards mendukung dan mengakomodasi sistem yang mengintegrasikan berbagai modul-modul dari vendor berbeda yang diinginkan oleh pelanggannya. Sehingga kita dapat memilih sendiri databae, sistem operasi da hardware apa yang akan digunakan sehingga solusi dapat dibangun berdasarkan kebutuhan dan kemampuan perusahaan
Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi para pelanggan yang ingin mengintegrasikan sistem yang sudah berjalan baik (running well) ke dalam sistem ERP dari JD. Edwards baik dari sisi waktu dan biaya.
Sistem yang diterapkan oleh JD. Edwards menggunakan arsitektur yang terpusat namun dalam pengolahan datanya terdistribusi serta didukung layanan fungsi penjelajah yang mengakses berbagai aplikasi software sistem informasi yang terintegrasi dalam jaringan komunikasi data elektronik perusahaan klien.

Selain itu dengan filosofi platform terbuka, produk ERP dari JD. Edwards mampu berjalan di hampir setiap jenis platform perangkat keras dan perangkat lunak yang ada.
Filosofi platform terbuka dan karakteristik sistem terbuka antar modul aplikasi ini menjadi keunggulan dari produk ERP yang dikembangkan oleh JD. Edwards dalam memberikan solusi bagi perusahaan-perusahaan yang masih berkembang.
2c. PeopleSoft
Pada awalnya PeopleSoft adalah pengembang aplikasi software untuk manajemen SDM dan akunting. Seiring dengan perkembangan pengalamannya memberikan solusi penerapan sistem informasi kepada para kliennya, perusahaan yang didirikan pada tahun 1987 tersebut kemudian meningkatkan ruang lingkup produknya hingga ke setiap aspek unit bisnis. Sama seperti JD. Edwards, PeopleSoft mengembangkan aplikasi ERP-nya dengan konsep arsitektur terbuka.
Dengan konsep arsitektur terbuka ini memungkinkan para kliennya membangun sistem ERP yang dapat secara mudah terintegrasi dengan sistem-sistem internal yang sudah dibangun sebelumnya.
Akuisisi Peoplesoft oleh Oracle makin menambah keragaman produk oracle dan memperluas dukungan terhadap produknya baik dari produk database maupun aplikasinya.
Produk hasil akuisisi Peoplesoft oleh Oracle adalah Oracle Peoplesoft enterprise Aplication, yang merupakan paket aplikasi yang dirancang untuk mendukungkebutuhan bisnis yang rumit. Aplikasi ini menyediakan solusi untuk bisnis dan industri membantu organisasi meningkatkan kinerjanya. Aplikasi Peoplesoft Enterprise dilengkapi dengan fitur integrasi layanan web untuk memudahkan berbagai lingkungan aplikasi berjalan secara mulus dan pemilihan infrastruktur teknologi yang fleksibel.

3. Microsoft Business Solutions
Microsoft melalui unit bisnis Business Solution menyediakan 3 jenis software untuk implementasi ERP, yaitu Microsoft Axapta, Microsoft Great Plains, Microsoft Navision. Saat ini ketiga jenis software ini telah berbah nama secara resmi dengan penambahan kata “Dynamics” didepannya.
Meskipun ketiga jenis kelomok software tersebut memiliki fitur yang hampir sama, tetapi secara umum produk Microsoft Dynamics ini mewarisi karakteristik khas produk Microsoft lainnya yaitu:
  1. User friendly, mudah digunakan dan dapat terintegrasi dengan Microsoft Office yang sudah banyak digunakan oleh pengguna komputer dan sistem aplikasi sehingga meningkatkan produktivitas, mengurangi waktu training, dan mengurangi reluktansi (keengganan) pengguna.
  2. Flexible, mudah diadaptasi dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan bisnis yang dinamis dan berubah, atau kebutuhan spesifik industri tertentu.
  3. Right Size Right Fit, menyediakan fungsi fungsi yang lengkap dan tidak berlebihan yang sudah memenuhi mayoritas kebutuhan pasar.
4. Industrial and Financial System (IFS)
IFS adalah vendor ERP dari Swedia yang didirikan pada tahun 1983. Saat ini IFS telah mempunyai 2.600 karyawan. Aplikasi IFS telah ada di 54 negara dan dibuat dalam 20 Bahasa.
Aplikasi IF menyediakan fungsi-fungsi ERP termasuk diantaranya: Customer Relation Management (CRM), Suplly Chain Management (SCM) , Product Lifecycle Management (PLM ), Corporate Performance management (CPM), Enterrise Asset management (EAM), dan Maintenace Repair and Overhaul (MRO). IFS juga menyediakan solusi Untuk Retail & Wholesale Distribution.
IFS menyediakan solusi berbasis komponen yang mudah untuk di implementasikan, dijalankan, dan di upgrde. Dengan sistem berbasis komponen ini, sistem IFS dapat dengan mudah di konfigurasi mengikuti perubahan proses sehingga dapat mendukung proses bisnis yang memberikan nilai tambah pada perusahaan. Aplikasi IFS dapat diterapkan secara bertahap mulai dari tingkat fungsional yang paling diperlukan hingga fitur fitur tambahan untuk mendukung proses bisnis yang sejalan dengan perkembangan kebutuhan perusahaan. Arsitektur aplikasi IFS juga dibangun berdasarkan konsep Service Oriented Compenent Atchitecture yang bersifat terbuka dan dirancang sesuai dengan standard industri. Arsitektur ini memudahkan integrasi IFS dengan berbagai paket software lain yang ada di pasar.




5. QAD MFG/PRO
QAD adalah sebuah perusahaan software di Santa Barabara Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 1979, Saat ini sudah terpasang di 5.500 tempat di 90 negara. QAD fokus dan sangat mendalam pada industri Manufaktur saja dan spesifik dibidang Otomotif, Barang Konsumsi, makanan, elektronik dan kesehatan. Salah satu produk QAD yang terkenal adalah MFG/PRO, yaitu produk yang di rancang untuk mendukung sistem ERP Perusahaan.
MFG/PRO adalah salah satu produk ERP yang cukup sukses di pasaran dunia dan juga di Indonesia. Software MFG/PRO bersifat komprehensif, terbuka, fleksibel, scalable, interaktif, dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan manufaktur modern.
Secara Teknologi, versi terbaru MFG/PRO sudah menganut SOA (Service Oriented Architecture). MFG/PRO saat ini bisa dijalankan didatabase Postgresql dan Oracle.
Antarmuka apliakasi QAD pada umumnya dibagi menjadi 4 jenis, yaitu antarmuka melalui Text/karakter, berbasis windows, berbasis Web menggunakan jJava, dan menggunakan aplikasi Microsoft .Net.
6. ERP OPENSOURCE
Gerakan ERP Opensource mulai muncul belakangan ini, di pelopori oleh Compiere Inc. yang meluncurkan produk Compiere ERP&CRM yang seperti produk Opensource pada Umumnya, dalam waktu singkat telah memiliki banyak turunan atau fork (istilah untuk turunan / pecahan dari suatu produk Opensource) yaitu Openbravo ERP dan Adempiere ERP.

7. Compiere ERP&CRM
Compiere yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman modern JAVA (ERP lain kebanyakan masih menggunakan bahasa pemrograman lama yang sudah out of date), memungkinkan aplikasi ini berjalan di berbagai platform seperti Windows, Linux, Unix, Solaris dan lain lain. Hal ini membuat Compiere memiliki fleksibilitas yang tinggi dimana klien dapat menentukan jenis OS dan Hardware yang akan mereka pakai dengan menyesuaikan terhadap kebutuhan dan anggaran yang tersedia.
Compiere juga sangat mudah di Customize, didalam aplikasi Compiere terdapat modul Application Dictionary dimana anda dapat menambah windows, membuat form, field, dan lain lain tanpa harus melalui source code dan tanpa menyentuh bahasa pemrograman. Cukup dengan memanfaatkan modul ini anda dapat melakukan customize hanya dalam beberapa menit (cek link berikut ini). Selain itu aplikasi ini juga dilengkapi dengan utility Customize Report sehingga penggunanya dapat membuat report sesuai kebutuhan dan selera masing masing, sekali lagi tanpa menyentuh source code dan bahasa pemrograman.
Compiere yang dilengkapi dengan antar muka client-server dan Web Base yang berjalan secara bersamaan, membuat aplikasi ini sangat fleksibel dalam hal kemudahan akses dibanding aplikasi ERP manapun. Struktur antar muka yang dibuat berdasarkan konsep Windows ekspolorer sangat memudahkan pengguna sehingga dapat dengan cepat menjadi familiar dalam menjalankan aplikasi ini.
Sifat aplikasi yang opensource, membuat aplikasi ini sangat populer dan dicoba oleh ribuan user di seluruh dunia, sehingga bug dan kesalahan yang terjadi dapat dengan cepat diketahui dan diperbaiki dan sangat cepat berkembang dimana pengembangannya didukung para contributornya diseluruh dunia. Hal ini membuat Compiere menjadi aplikasi yang fleksibel, stabil, dan up to date.
Saat ini ada 4 versi produk Compiere, yaitu Versi Community (Free dan Opensource), Versi Standard (Subscription dan Opensource), Versi Profesional (Subscription dan Closed Source), dan Versi Cloud (Subscription dan Closed Source).
8. ADempiere ERP
Adempiere merupakan turunan dari Compiere, dimana aplikasi ini dibangun oleh programmer programmer di seluruh dunia yang sebelumnya tergabung didalam komunitas Compiere. Kelahiran Adempiere dipicu oleh kekecewaan komunitas terhadap Compiere Inc. sebagai perusahaan pemilik Compiere.
Adempiere sebagai turunan Compiere memiliki hampir semua kehebatan dan kelebihan Compiere, ditambah lagi dengan beberapa modul baru hasil sumbangan dari para kontributornya, modul modul itu adalah : Manufacturing Management (sumbangan dari eevolution – Mexico), Posterita (sumbangan Posterita), ZK WebUI (sumbangan Posterita), Fixed Asset, dan Human Resource Management.
Dengan pengembangan dan penambahan modul modul yang bahkan beberapa diantaanya belum ada di Compiere, saat ini Adempiere merupakan aplikasi ERP Opensource yang paling lengkap dan paling gratis. Implementasi Adempiere banyak menuai sukses baik di luar negri maupun didalam negri. Selain itu anda dapat memilih OS sesuai keinginan anda, Hardware sesuai keinginan anda, serta pilihan database postgreSQL (Opensource) atau Oracle (License).
Dengan keistimewaan yang ditawarkan Adempiere tersebut, perusahaan dapat menerapkan ERP mulai dari anggaran terendah yang mampu di investasikan oleh perusahaan. Dan apabila perusahaan berkembang, dapat dengan mudah di upgrade atau bahkan di customize sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.
9. OpenBravo ERP
Openbravo ERP merupakan salah satu turunan Compiere yang juga banyak menuai sukses di pasaran. OB memfokuskan diri pada antarmuka berbasis Web dan meniadakan antarmuka client-server. Dengan kemampuannya merubah tampilan antarmuka dan menambah skin, membuat penampilan Openbravo sulit ditandingi oleh ERP manapun.
Openbravo yang dimiliki oleh perusahaan spanyol ini, mengkhususkan diri pada implementasi ERP pada perusahaan UKM dengan Multi-site. Sehingga apabila perusahaan anda membutuhkan aplikasi ERP yang akan digunakan untuk banyak site dan cabang maka OpenBravo layak anda pertimbangkan. Pada versi yang akan datang Openbravo akan support ke HTML5 yang memungkinkan di akses menggunakan Handheld PC, Blackberry dan lain lain, sehingga anda dapat mengakses sistem anda dari mana saja.
10.ERP Lokal
Rumit dan Kompleks nya aplikasi ERP membuat sangat sedikit perusahaan lokal yang terjun dibidang ini. Untuk membangun aplikasi ERP yang baik dan handal memerlukan ribuan Man Days serta melibatkan puluhan hingga ratusan programmer. Dan ini berarti memerlukan investasi yang tidaklah sedikit. Proses uji coba dan bug fixing yang pajang dan cukup memusingkan membuat beberapa perusahaan lokal akhirya menyerah, dan memilih mengambil keagenan aplikasi ERP dari luar.
Salah satu jalan pintas yang paling memungkinkan dan terjangkau untuk mendapatkan produk ERP yang baik, handal namun memenuhi kebutuhan pasar lokal adalah dengan melakukan Customize dan Localize terhadap produk ERP Opensource yang sudah mapan. Dan hal ini dilakukan oleh beberapa perusahaan lokal, diantaranya oleh Alpha Media Informatika yang saya motori.
Dengan melakukan customise maka team Alpha Media dapat memberikan solusi ERP yang sedekat mungkin dengan kondisi riil bisnis yang dibutuhkan oleh Client.
Berikut ini beberapa contoh hasil Customize dan Localize dari ERP Opensource:
11. ADemSawit

Ademsawit merupakan aplikasi Adempiere yang di localize dan di customize untuk memenuhi kebutuhan Perusahaan Perkebunan Kelapa sawit. Ademsawit selain menggunakan modul standard seperti purchasing, inventory sales dan akuntansi , juga dirancang untuk dapat mengakomodasi kebutuhan ERP untuk perkebunan, diantaranya adalah mengelola pembibitan, mengelola penanaman dan perawatan pohon kelapa sawit serta mengelola panen. Semua proses ini akan langsung tercatat di laporan akuntansi sehingga kita bisa dengan cepat mengetahui kondisi akuntansi perusahaan atau bahkan dalam scope yang lebih kecil misalnya per kebun, per blok dan seterusnya.
ADemSawit yang merupakan aplikasi yang berbahasa Indonesia ini saat ini statusnya masih dalam pengembangan, dimana keterangan tentang ademsawit dapat dilihat di website
AdemNiaga adalah aplikasi Adempiere yang di customize dan localize untuk memenuhi kebutuhan perusahaan distribusi dan perdagangan di indonesia. Kelebihan aplikasi ini adalah seluruhnya menggunakan bahasa indonesia, serta penambahan terhadap fungsi fungsi dan laporan yang disesuaikan dengan kebutuhan distribusi lokal.

12. ERP (Opensource) untuk Perkebunan

ERP Untuk Perkebunan
Sektor industri perkebunan, seperti perkebunan kelapa sawit dan karet, dan lain lain merupakan penghasil devisa nonmigas terbesar di tanah air. Sayang, sektor ini belum digarap secara profesional. Hampir 80% industri perkebunan masih belum memanfaatkan IT, khususnya aplikasi enterprise resource planning (ERP), untuk mengintegrasikan proses bisnis mereka.
Seandainya para perusahaan perusahaan perkebunan di indonesia dapat menerapkan ERP sehingga proses bisnis lebih efisien dan keuntungan bisa ditingkatkan tentu saja usaha agro industri akan bisa lebih berkembang, hasil perkebunan indonesia dapat lebih bersaing di dunia internasional serta dapat meningkatkan devisa negara.
Penerapan ERP untuk industri perkebunan sesungguhnya tidaklah jauh berbeda dengan industri industri yang lain. Sepertihalnya industri yang lain didalam industri perkebunan juga menerapkan modul Material management, Requisition to Pay (Purchasing Management), Quote to Cash (Sales management), Accounting, Services dan lain lain.
Dalam beberapa kali kesempatan, saya mempunyai kesempatan berinteraksi dengan perusahaan perusahaan perkebunan di Indonesia, ada hal menarik yang saya temui di perusahaan perkebunan di Indonesia yaitu:
umumnya mereka memiliki jenis usaha yang cukup beragam baik dikelola dibawah divisi tersendiri maupun sebagai anak perusahaan , sebagai contoh: Sebuah perusahaan perkebunan Kelapa sawit di Riau memiliki beberapa bidang usaha yang berbeda beda seperti: Pembibitan, Kebun Induk, Pabrik CPO, Pengelolaan Pelabuhan, Perikanan, Peternakan, dan Rumah sakit/Klinik. Disamping itu mereka umumnya juga memiliki usaha usaha binaan (milik petani) yang jumlahnya cukup banyak.
Sehingga ketika kita akan menerapkan ERP pada perusahaan perkebunan tersebut tentu saja harus mampu meng-cover seluruh aspek bidang usaha yang ada, dan disini letak kesulitannya karena untuk memenuhi hal tersebut akan membutuhkan banyak kustomisasi. Sebut saja untuk Rumah sakit / klinik , dimana opensource ERP seperti Adempiere, Compiere atau Openbravo belum sepenuhnya mensupport bidang industri tersebut (tanpa kustomisasi). Demikian halnya juga untuk Pelabuhan dan Pabrik CPO (proses continuous, repetitive).
Sebaliknya apabila perusahaan tersebut adalah murni perkebunan, tidaklah terlalu sulit untuk menerapkan Opensource ERP baik Compiere, Adempiere atau Openbravo pada perusahaan tersebut. Namun sayangnya perusahaan yang murni perkebunan tersebut rata rata skalanya masih perusahaan kecil dan menengah dimana masih dikelola secara tradisional sehingga kebutuhan akan ERP belum menjadi prioritas.
Beberapa tantangan lain dalam penerapan ERP di perkebunan adalah Infrastruktur dimana kita tahu umumnya lokasi perkebunan berada di remote area yaitu jauh dari kota sehingga ketersediaan jaringan LAN dan internet hanya bisa dipenuhi dengan sistem wireless dan VSAT.
Sehingga dalam berbagai kesempatan untuk penggunaan ERP di perkebunan saya lebih menyarankan ERP berbasis web, hal ini bisa dipenuhi dengan menggunakan Adempiere atau Openbravo, dan apabila perusahaan memiliki budget untuk membeli lisensi bisa juga dipertimbangkan untuk menggunakan Compiere Profesional Edition.
Sehingga kita bisa meletakkan server di kantor pusat (misalnya di jakarta) dan dari lokasi perkebunan (misal di sumatera, kalimantan, dll) cukup menghubungkan komputer ke internet dan membuka aplikasi ERP menggunakan internet browser. Dengan demikian biaya pemeliharaan dan perrawatan server juga dapat di minimalisir.

Disamping infrastruktur, SDM IT untuk perkebunan juga perlu dibina dan dikembangkan dengan baik, terutama dalam menangani aplikasi ERP, hal ini mengingat dewasa ini perusahaan perkebunan umumnya masih belum menggunakan aplikasi terintegrasi seperti ERP. Untuk hal tersebut perlu adanya sosialisasi dan training aplikasi ERP terhadap karyawan perekebunan sebelum proses implementasi dilakukan.
13. ADempiere ERP for Mining Company

ADempiere ERP untuk Perusahaan Pertambangan
Pada versi saat ini ADempiere belum mendukung Process Manufacturing sepertihalnya pada perusahaan pertambangan, akan tetapi ini bukan berarti ADempiere tidak mampu di implementasikan di perusahaan pertambangan.
ini dibuktikan dengan suksesnya implementasi Adempiere di salah satu perusahaan pertambangan di Indonesia.
Didalam dunia manufaktur dikenal 2 macam proses produksi untuk di akomodir oleh aplikasi ERP, yang pertama adalah Discrete Manufacturing, dan yang ke dua adalah Process Manufacturing.
Apa bedanya Disctete manufacturing dan Process Manufacturing?

Discrete Manufacturing
adalah suatu process produksi yang sifatnya mengerucut, sebagai contoh kita akan meninjau struktur BOM dan proses pembuatan satu set furniture untuk taman. Untuk membuat sebuah kursi kayu akan diperlukan satu buah papan, 4 batang kayu, 2 buah kayu jari jari dan beberapa paku.

Dan untuk membuat satu set furniture taman, akan diperlukan 4 buah kursi kayu ditambah satu Meja dan Payung taman. Komponen komponen yang menyusun bagian dari produk tersebut di atur didalam sebuah BOM (Bill Of Material). Dimana inti dari proses ini adalah dari beberapa komponen akan menghasilkan 1 buah produk / Finish goods.

Sedangkan untuk Process manufacturing adalah berkebalikan dengan discrete manufacturing, sebagai contoh kita akan meninjau proses produksi perusahaan minyak tambang. Dari bahan satu bahan dasar yaitu minyak mentah / crude oil bisa diolah menjadi aspal, minyak tanah, bensin, solar, aftur dan lain sebagainya. Dimana inti dari proses ini adalah dari satu bahan dasar / raw material bisa menghasilkan banyak produk / Finisih goods.

ADempiere ERP termasuk yang mendukung jenis yang pertama yaitu Discrete Manufacturing.
Hal ini ditunjukkan dari proses management produksinya serta struktur BOM yang di dukung. Selain itu apabila kita masuk kedalam Menu Manufacturing Management, maka dibawah Production Management hanya kita jumpai Discrete Manufacturing dan untuk release saat ini kita belum menjumpai Process Manfucaturing.
Pertanyaannya: Apakah ADempiere ERP dapat digunakan untuk Process Manufacturing/Perusahaan Pertambangan.
Pengguna ADempiere bisa merasa lega, karena meskipun belum sepenuhnya mendukung Process Manufacturing namun bukan berarti ADempiere ERP tidak dapat digunakan di perusahaan pertambangan. Karena selain proses produksinya, semua fungsi yang lain sebetulnya adalah sama. Selanjutnya Proses transaksi Adempiere yang betul betul “open” dan fleksibel membuat Adempiere bisa sedikit “di main mainkan” sehingga akhirnya dapat proses produksi perusahaan pertambangan.
Hal ini sudah dibuktikan dengan suksesnya implementasi di salah satu perusahaan tambang yaitu “BM” mining yang berlokasi di Sulawesi Selatan. BM Mining yang merupakan perusahaan tambang batu granit, group salah satu kelompok usaha terkemuka di Indonesia ini telah berhasil go-live dengan adempiere ERP.
Proses produksi BM mining diawali dengan melakukan eksplorasi tambang batu granit untuk kemudian diproses menjadi berbagai macam batu dan pasir untuk berbagai keperluan mulai dari bahan kontsturksi bangunan hingga bahan baku pembuatan semen. Proses produksinya dapat digambarkan seperti gambar berikut:
Blasting -> batu granit (raw) -> Crashing -> FG1 , FG2 , FG3 , FG4, dll
Dengan dapat terakomodirnya proses produksi tersebut kedalam sistem Adempiere, maka bisa dikatakan hampir semua kebutuhan proses management dan akuntansi perusahaan tambang BM mining bisa di akomodasi oleh Adempiere. Sehingga saya sangat yakin untuk perusahaan tambang bidang yang lain seperti tambang batu bara, tambang minyak, tambang tembaga, emas dan lain lain juga dapat di akomodasi oleh ADempiere.

Foto: Saya (ke 3 dari kanan) Foto bareng dengan 2 staff akuntansi BM Mining & member lain usai session training.
14. ADemSAWIT, ADempiere untuk Kebun Kelapa Sawit
ADemSAWIT, ADempiere untuk Kebun Sawit,

ADemSAWIT bukanlah forking Atau turunan dari ADempiere, ADemSawit juga bukan software ERP baru. AdemSawit adalah ADempiere yang sudah diconfigurasi dan dimodifikasi sehingga bisa memenuhi kebutuhan ERP di lingkungan industri perkebunan Kelapa sawit. Istilah ADemSAWIT ini sendiri muncul secara tidak sengaja dimana bagi orang orang perkebunan ternyata sangat sulit untuk mengingat kata “ADempiere”, dan setelah di plesetkan menjadi AdemSawit ternyata mereka langsung ingat. Dengan ADemSAWIT, perusahaan perkebunan bisa merasakan seolah olah menggunakan aplikasi ERP yang memang khusus dirancang untuk perkebunan Kelapa sawit. Apa saja kebutuhan untuk ERP di Perkebunan Kelapa sawit? dan hal hal apa saja yang bisa dipenuhi oleh Adempiere? Berikut ini akan saya coba sampaikan “beberapa” kebutuhan yang umum diperlukan di kebun kelapa sawit.
Pada dasarnya secara umum, proses bisnis di industri perkebunan kelapa sawit adalah sama dengan bisnis di bidang lainnya, terutama untuk proses di backoffice seperti purchasing, sales, inventory, accounting, dll. Yang membedakan adalah adanya kebutuhan kebutuhan untuk mendukung operasional kebun dimana hal ini belum tersedia secara langsung di Adempiere. Untuk itulah diperlukan configurasi khusus serta beberapa modifikasi agar kebutuhan tersebut terpenuhi.

PurchasingDi Industri perkebunan, biasanya satu kantor akan menangani beberapa Estate (sebutan untuk suatu area lokasi perkebunan), dimana kebutuhan barang akan dipenuhi oleh kantor pusat/cabang tersebut.
Pada cara konvensional atau cara manual, dari Estate akan menerbitkan SPP (Surat Permintaan Pembelian) yang setelah di setujui oleh kepala kebun, akan di Fax ke Kantor pusat/cabang bagian Purchasing, untuk selanjutnya di lakukan proses pembelian barang. Proses ini di Adempiere bisa diakomodasi seperti diagram berikut: Di Adempiere, pihak kebun bisa langsung memasukkan permintaan pembelian melalui Requisition, dimana selanjutnya permintaan pembelian ini akan menunggu approval dari kantor pusat, apabila disetujui maka akan di convert menjadi PO, dilanjutkan dengan material receipt, invoicing dan payment.Sales Penjualan di industri Kelapa sawit umumnya tidak terlampau sulit, karena produk yang dijual umumnya hanya 1 product yaitu CPO. Sehingga bisa dikatakan hampir tidak ada issue di area penjualan, karena prosedurnya cukup standard. Hanya saja yang perlu sedikit diperhatikan bahwa adanya penjualan dengan prepay order (pembayaran dimuka).Pembibitan Pembibitan pada dasarnya sepert proses produksi di pabrik, hanya saja disini waktu produksinya lebih lama yaitu 1(satu) tahun dengan komponen komponen biaya yang dimasukkan tiap bulan.

Proses pembibitan diawali dengan Pembelian Kecambah, untuk dirawat hingga siap tanam umur 12 bulan, dimana setiap bulan dilakukan perawatan sesuai standard prosedur perawatan bibit yang bisa memerlukan material/produk, serta biaya biaya yang harus dicatat setiap bulannya.

15.TBM & TM
TBM Transaksi pada area TBM merupakan catatan aktivitas dan material yang digunakan selama merawat kebun TBM, ini bisa berupa tenaga kerja, material (pupuk, pestisida, bahan kimia, dll), resource (mesin, kendaraan), dan lain lain. Catatan kegiatan di di tulis didalam Buku Harian Mandor. Di adempiere, catatan kegiatan dari Buku Harian mandor ini bisa di input sehingga sistem bisa langsung menghitung, berapa banyak biaya yang sudah dikeluarkan untuk merawat suatu area kebun. TMTransaksi di area TM, pada dasarnya serupa dengan TBM, hanya saja disini ada transaksi tambahan berupa perhitungan panenan.Perhitungan panen di setiap perusahaan memiliki formula yang berbeda beda yang mengacu kepada peraturan dan policy perusahaan.

Accounting Yang menarik dari penggunaan ADempiere di indutri perkebunan adalah kita bisa mendapatkan laporan accounting, tanpa harus menginput ulang transaksi ke dalam software Accounting seperti yang banyak dilakukan oleh perusahaan perkebunan saat ini. Dan memang ini adalah kelebihan dari aplikasi ERP.KesimpulanPenggunaan Adempiere di perkebunan kelapa sawit dapat meningkatkan effisiensi pada proses bisnis perusahaan perkebunan. Meskipun ADempiere aslinya memang tidak dirancang secara khusus untuk industri perkebunan, akan tetapi dengan sedikit kreativitas serta penyesuaian disana sini Adempiere bisa di implementasikan dengan baik. Dimana dalam hal ini juga menuntut perusahaan perkebunan untuk lebih flexibel dan bersedia beradaptasi dengan fasilitas dan fitur yang ada di Adempiere.


“THANK YOU”

IFS Swedia

Industrial and Financial System (IFS)
 
IFS adalah vendor ERP dari Swedia yang didirikan pada tahun 1983.
Saat ini IFS telah mempunyai 2.600 karyawan. Aplikasi IFS telah ada di 54 negara dan dibuat dalam 20 Bahasa.
Aplikasi IF menyediakan fungsi-fungsi ERP termasuk diantaranya:
Customer Relation Management (CRM),
Suplly Chain Management (SCM) ,
Product Lifecycle Management (PLM ),
Corporate Performance management (CPM),
Enterrise Asset management (EAM), dan
Maintenace Repair and Overhaul (MRO).
IFS juga menyediakan solusi Untuk Retail & Wholesale Distribution.

IFS menyediakan solusi berbasis komponen yang mudah untuk di implementasikan, dijalankan, dan di upgrde. Dengan sistem berbasis komponen ini, sistem IFS dapat dengan mudah di konfigurasi mengikuti perubahan proses sehingga dapat mendukung proses bisnis yang memberikan nilai tambah pada perusahaan. Aplikasi IFS dapat diterapkan secara bertahap mulai dari tingkat fungsional yang paling diperlukan hingga fitur fitur tambahan untuk mendukung proses bisnis yang sejalan dengan perkembangan kebutuhan perusahaan. Arsitektur aplikasi IFS juga dibangun berdasarkan konsep Service Oriented Compenent Atchitecture yang bersifat terbuka dan dirancang sesuai dengan standard industri. Arsitektur ini memudahkan integrasi IFS dengan berbagai paket software lain yang ada di pasar.

**blog.uad.ac.id

SAP

Konsep Database – RDBMS di SAP

April 27, 2011 Leave a comment
Mungkin rekan-rekan semua sudah tau jika salah satu komponen wajib di SAP adalah database (alias basis data) :)
Secara umum database ini merupakan tempat menyimpan semua data yang digunakan dan diakses oleh system SAP. Data yang disimpan tidak hanya data data transaksi, tetepi juga data system seperti program dan konfigurasi paramenter system. Lha untuk “mewadahi” database functionality, maka dalam susunan “tier” SAP (silakan dibaca posting terdahulu) ada blok database instance (atau populer juga disebut database server dalam kondisi database dan applikasi sap berada dalam mesin yang berbeda)
Salah satu keunggulan SAP adalah mereka cukup terbuka dengan berbagai macam platform database. Beberapa tipe database kelas dunia sudah kompatible dengan SAP seperti Oracle, MS SQL, IBM DB2, MAX DB dll. Tentu saja masing masing platform database memiliki kelebihan, kekurangan dan “harga” yang berbeda beda :)
Database Server yang digunakan oleh Sistem SAP merupakan Relational Database Management System (RDBMS). Kita dapat menerjemahkan RDBMS sebagai server yang mengatur hubungan antara data satu dengan yang lain dalam satu database system. Secara umum RDBMS dapat melakukan beberapa fungsi sebagai berikut :
  • Me-manage data dalam ukuran yang cukup besar untuk dapat diakses oleh banyak user sekaligus dalam waktu yang bersamaan
  • Me-maintain hubungan antar data dan table
  • Menjamin ketersediaan fungsi fungsi keamanan data berdasarkan konsep autorisasi (user dan object)
  • Mampu melakukan recovery data ke kondisi normal saat terjadi inconsistecy data 
  • Mampu melakukan pemrosesan banyak data dalam kecepatan tinggi
Dalam implementasinya di environment SAP, hanya administrator database boleh melakukan akses langsung ke database. Semua aktivitas data processing di SAP yang dilakukan oleh user akan dikendalikan sepenuhnya oleh workprocess di SAP (salah satu kernel aplikasi SAP) dimana untuk koneksi dari SAP application server ke SAP database server akan memanfaatkan functionality dari database client.
Semoga membantu,
-  Radityo Yudhiarto -

Document untuk SAP Goods Movements

April 5, 2011 Leave a comment
Masih terusan posting sebelumnya :)
When you enter a goods movement, you can work with or without a reference document. You can enter a goods receipt, for example, with reference to a production order or to a purchase order. However, you can also enter all  the necessary data manually. Documents that are created for posting goods movements and are the basis for the quantity and value update also serve as verification for the movement. The bookkeeping principle no posting without document is valid here.
Material document
The material document serves as verification for the goods movement and as a source of information for all subsequent applications. The material document consists of a header and at least one item. The header contains general data about the movement type, such as the date and delivery note number. The items describe the individual movements.A material document is identified by the document number and the material document year.
Accounting document
If the movement is relevant for Financial Accounting (in other words, if the movement leads to an update of the G/L accounts) the system creates an accounting document parallel to the material document.
In some cases — for example, for two material document items with different plants that belong to different company codes — the system creates several accounting documents for one material document. The G/L accounts affected by a goods movement are updated by automatic account determination.An accounting document is identified by the company code, the document number, and the fiscal year
Semoga membantu,
- Radityo Yudhiarto - 
Categories: SAP MM, Umum

Definisi SAP Goods Movement

April 5, 2011 Leave a comment
Co Pas dari MM training module, refresh dulu dari teknikal :)
Goods movements include both external”and internal movements. In general, a transaction that causes a stock change is marked as a goods movement. You can distinguish between goods receipts, goods issues, stock transfers, and transfer postings.
 A goods receipt (GR) is a goods movement in which the receipt of goods from both an external vendor and from production is posted. A goods receipt leads to an increase of warehouse stock.
A goods issue (GI) is a goods movement in which a material withdrawal, goods issue, material consumption, or goods shipment is posted to a customer. A goods issue leads to a decrease of warehouse stock.
A stock transfer is removal of materials from a particular storage location and placement into another storage location. Stock transfers can take place both within the same plant and between two plants.
A transfer posting is a superordinate term for stock transfers and changes the stock identification or qualification of a material, regardless of whether the posting is linked to a physical movement or not. Examples of a transfer posting include the release of the stock for quality inspection, the transfer posting from material to material, or the transfer of consignment material.
Semoga bermanfaat,
- Radityo Yudhiarto -
Categories: SAP MM, Umum

SAP Data Archiving System = Mengarsipkan Data SAP

April 4, 2011 6 comments
Kali ini coba share tentang SAP Archiving ya, mumpung keinget :)
Ketika SAP sudah mulai aktif, maka hal yang otomatis bertambah adalah data, baik master data maupun data transaksi. Klo master data berhubungan data data yang merupakan variable tetap, maka data transaksi merepresentasikan semua hal yang dimiliki, dikelola dan dimanfaatkan oleh satu company, so kebayangkan klo ada supermarket yang menjual berbagai macam barang harus mencatat mulai datangnya barang, disimpan dimana, dimasukkan toko kapan, dibeli dengan harga berapa, uang yang bergerak berapa, tenaga kerja digaji berapa dll (hehehe bayangin aja dah pusing).
Untuk itu management data menjadi sangat penting, mana data yang masih dipakai untuk day to day reporting misal, mana data yang masih diperlukan untuk kepentingan audit, dan data mana yang benar benar sudah tidak diperlukan. Setelah verifikasi data, maka step berikutnya adalah didefinisikan cara me-reduce database size strategi data mana yang bisa dibuang dan data mana yang harus dijadikan arsip alias di  archive, pertanyaan berikut pasti, apa sih archive? Archiving SAP secara bebas bisa didefinisikan sebagai memindahkan data dari database system ke server file system ataupun ke external storage (gak papa ya rada teknis nih bahasanya). Jadi secara fisik data hilang dari database, tetapi secara fungsi, data masih dapat di retrieve kapanpun dibutuhkan. Alasanya biasanya adalah kebutuhan system audit :)
Berikut flow dari aktivitas SAP Archiving. Transaction Code tidak banyak kok cuma SARA untuk manage archiving process dan SARI untuk data archive explorer plus AOBJ untuk create archiving object dan DB15 untuk kalkulasi database space yang bisa di reduce

Semoga membantu, klo ada yang pengin tau lebih detail, please comment ya
- Radityo Yudhiarto -

Definisi SAP NetWeaver

January 8, 2011 Leave a comment
Alhamdulillah bisa posting lagi :) dah lama bener rasanya gak buka blog ini. Edisi perdana tahun 2011 ambil co-pas dari training aja, buat yang masih bingung silakan comment nanti bisa jadi bahan diskusi, hehehe berhubung co-pas jadi masih basa inggris. Silakan buat yang membutuhkan
SAP NetWeaver is a comprehensive technology platform, which can be integrated smoothly into existing systems. Because of the minimum amount of expenses of internal company integration, the operating costs of your entire IT landscape are reduced. With SAP NetWeaver, you can flexibly implement, execute and improve business processes. In this way, you can pursue growth strategies and, at the same time, react quickly to changes.
SAP NetWeaver is the technical basis of the solutions from mySAP Business Suite and the Composite Applications, the SAP xApps. Furthermore, SAP NetWeaver is the core of the Enterprise Services Architecture, SAP’s basic concept for Web Service solutions.
SAP NetWeaver is therefore an extensive, strategic integration and application platform that allows you to reduce the Total Cost of Ownership (TCO) of your SAP landscape. SAP NetWeaver helps you to bring together and organize people, information, and business processes across system and organization boundaries.
All mySAP solutions will be based on SAP NetWeaver in the future. At the same time, SAP NetWeaver supports the execution of cross-application software, so-called xApps. xApps are the new class of integrative standard software. xApps enhance existing (heterogeneous) IT landscapes with new business processes. SAP NetWeaver therefore provides the technical foundation for an Enterprise Services Architecture. Different software interfaces ensure full interoperability of applications that are running on Microsoft .NET and IBM WebSphere.
semoga membantu :)
- radityo yudhiarto -

harus SAP kah?

January 29, 2010 2 comments
Klo menurut saya pribadi sebagai user SAP, ada beberapa alasan kenapa kita “terpaksa” memilih menggunakan sap :
1.  SAP memiliki kemampuan untuk integrasi antar modul yang sangat baik. Saat ini SAP sudah mampu mencakup hampir semua kebutuhan bisnis baik di bidang financial controling, logistic (management, sales distribution, plant maintenance, suplay chain etc)  sampai HRD (rekruitment, payrol, time management dll) ini juga nasih ditambah implementasi beberapa solusi lain seperti SRM, CRM, dkk .  sebagai catatan integrasi antar modul hanya bisa berjalan baik jika pada implementasi benar benar dikerjakan dengan benar, tidak mengambil part by partnya saja.
Untuk studi kasus, dalam perusahaan skala kecil dan menengah kita sering menggunakan beberapa aplikasi sekaligus untuk menjalankan proses bisnis. semisal aplikas A untuk aplikasi pembukuan akunting, aplikasi B untuk transaksi jual beli, aplikasi X untuk aplikasi penyimpanan barang, aplikasi Z untuk database karyawan. Seringkali kita menjadi kesulitan ketika masing masing aplikasi harus di sinkronkan hasilnya saat tutup buku akhir tahun, hasil dari aplikasi jual beli harus sesuai dengan aplikasi pembukuan akuntansi, demikian juga jumlah asset yang disimpan juga harus sesuai dengan apa yang tercatat dalam akun akun general ledger.
2.  SAP dengan netweaver platform mempunyai range aplikasi yang sangat luas, mulai dari solusi ERP sendiri, kemudian datawarehousing (dg SAP BW), Company Portal (dg SAP EP), Mobile Apps dll. Klo punya duit dan bisa mengoptimalkan semua feature yang ditawarkan SAP, pasti akan sangat membantu kelancaran bisnis suatu perusahaan.
3. Dari sisi administrator, walaupun banyak problem, SAP menawarkan banyak sekali bantuan, mulai dari help yang cukup komplit (sap.help.com), notes untuk bug (service.sap.com/notes), sampai raise message untuk remote support dari sap marketplace (service.sap.com/support). Hehehe tapi tetep aja klo gak mudeng problemnya ya tetep aja pusing.
4. Sales SAP jago jago, walaupun implementasi nya muaahhaal, license nya pun muahhaaall, terus hardware server spec requirement nya juga muaahhhaaall, tetapi mereka tetep bisa tuh jualan sap, mulai dari perusahaan kelas menengah sampai perusahaan elite :)
sumonggo ditambakan klo ada ide lain :)

- radityo yudhiarto -


Categories: Umum

New Blog SAP Basis

January 15, 2010 Leave a comment
Buat rekan rekan yang pengin baca-baca tentang dasar dasar sap yang lebih spesifik ke SAP Basis, silakan mengunjungi http://sap-jogja.blogspot.com  Di blog ini rencananya akan lebih banyak cerita tentang pekerjaan-pekerjaan di sap basis. Karena banyak istilah-istilah yang lebih enak disampaikan dalam bahasa aslinya (inggris) maka untuk awal awal saya lebih banyak menggunakan bahasa inggris di blog ini.
matur nuwun dan ditunggu kunjungannya.
- radityo yudhiarto-
Categories: Umum

SAP Landscape dari IT Point of View

December 9, 2009 Leave a comment
Tadi pagi penasaran browsing browsing di SDN ketemu satu artikel tentang Landscape implementasi SAP Netweaver. Lumayan buat belajar belajar.  hehehe cukup kompleks komprehensif tapi yang baca pasti juga bakal pusing karena bahasannya juga kemana mana, mulai dari strategi SAP netweaver landscape, networking, check available matrix untuk database dan operating system sampai ke virtualisasi hardware.
Sedikit pengantar bagi yang nanti baca mungkin rada gak nyambung dengan dua tulisan sebelum tentang SAP landscape karena artikel ini lebih diarahkan ke sisi IT infrastruktur yang dibutuhkan untuk membuat satu landscape SAP.
sumonggo di unduh saja filenya  IT_Landscape_for_SAP_Implementation
- radityo yudhiarto -
Categories: SAP Basis, Umum

SAP Landscape (II)

December 8, 2009 Leave a comment
Melanjutkan postingan sebelumnya. Berikut kami mencoba memberikan sedikit ilustrasi dan dan alasan kenapa SAP merekomendasikan menggunakan 3 layer landscape (Development-QAS-Production).
Alasan utama SAP merekomendasikan ada beberapa layer system landscape adalah terciptanya sebuah environment yang ideal dalam artian tidak saling mengganggu antara proses development by developer team, proses testing by key user dan day to day transaction di production system. Dengan adanya beberapa layer, production system tidak akan terganggu ketika developer melakukan perubahan field table, begitu pula ketika key user posting ribuan line data testing.
Alasan ke dua adalah dengan menggunakan beberapa layer, kita akan semakin aware terhadap perubahan yang akan dilakukan terhadap production system yang sedang berjalan. mekanisme tiga layer landscape memebuat setidaknya dilakukan dua kali testing sebelum satu perubahan diimplementsikan di production system. testing pertama adalah saat perubahan selesai dibuat di development, testing akan dilakukan oleh developer yang melakukan perubahan. sementara testing kedua akan dilakukan di QAS system, dimana disana key user akan melakukan functionlity testing yang menentukan apakah perubahan boleh dibawa ke Production atau tidak.
Dalam ilustrasi ini terlihat ada empat blok sistem. Ada tiga blok yang saling terhubung (berada dalam satu transport layer) dan satu blok terpisah (sebagai sandbox system).  kami coba jabarkan sebagai berikut :
Sandbox System : merupakan “tempat bermain” bagi tim developer. Dalam kondisi ideal seharusnya sandbox direfresh dengan meng-copy dari sistem production secara reguler. Karena kebutuhannya yang kurang terlalu penting pada prakteknya sistem sandbox benar benar menjadi sistem untuk experiment saja, seperti apply support package baru, apply notes, apply kernel, kutak katik program dan coba coba configurasi baru, namanya juga experiment klo ok ya lanjut jadi project baru di sistem development.
Development System : merupakan bagian dasar dari sebuah system landscape SAP. semua perubahan program dan konfigurasi hanya boleh dilakukan di sistem Development ini. Login di sistem ini hanya diperuntukan bagi administrator dan sap developer team. Output dari sistem development adalah perubahan yang sudah di bundle dalam satu change request atau lebih dikenal sebagai transport request.. lha transport request ini lah yang nanti akan dibawa ke QAS dan Production.
QAS System : merupakan system yang dalam kondisi ideal dibuat semirip mungkin dengan kondisi production. Harus mirip karena di QAS system ini akan dilakukan functionality testing oleh user. dengan kondisi yang mirip dengan production maka hasil testing di QAS seharusnya akan sama dengan normal operation di Production. Output dari QAS system tentu saja approval untuk meneruskan perubahan yang telah ditest ke production system
Production System : merupakan puncak dari SAP landscape. Di layer ini user bekerja untuk melaksanakan tugas harian mereka dengan SAP seperti membaca report ataupun posting transaksi. Selalu berada pada awareness yang tertinggi terhadap setiap gangguan yang muncul, sehingga mendapatkan perlakuan yang sangat istimewa seperti daily backup, tidak boleh sembarang mati, filter terhadapa semya perubahan dll. Hal ini dilakukan karena jika Production System sampai down maka tidak akan ada transaksi yang bisa dijalankan secara otomatis tercatat semua kembali manual process so bisa dibayangkan berapa kerugian yang bisa ditimbulkan karena unplanned shutdown ataupun unplanned error :)
Sedikit catatan, sistem QAS dan Production merupakan sistem yang secara default restricted terhadap perubahan manual (user login kemudian change program atau configurasi). Perubahan yang diperbolehkan adalah perubahan melalui change/transport request yang sudah direlease di development system sebelumnya.
Semoga bisa membantu menjelaskan :)
- Radityo Yudhiarto -
Categories: Umum

SAP Landscape (1)

November 16, 2009 2 comments
Wah maaf nih lama gak posting, kangen juga nulis nulis setelah hampir 5 bulan off. 
Kyanya untuk yang sesi comeback ini blum bisa nulis banyak, idenya sih mo maparin landscapenya SAP karena bagi kami mungkin landscape yang dipropose oleh SAP cukup menarik untuk dibahas. Landscape disini bisa diterjemahkan bebas sebagai tata kelolanya suatu aplikasi SAP.  Sedikit berbeda dengan beberapa aplikasi IT yang lain di SAP lanscape, kita bisa bertemu dengan environment Development, kemudian environment Quality Assurace, baru kemudian environment Production, bahkan dalam beberapa case kita juga bisa menemukan environment Sandbox. 
Kenapa kami mengatakan sedikit berbeda adalah karena biasanya aplikasi IT yang lain cuma memiliki satu atau dua environment saja. ada yang cukup dengan satu environment yang berarti kita develop di sistem A setelah selesai maka sistem A dibuka untuk untuk user, demikian juga ketika dibutuhkan perubahan di sistem A, maka sistem A akan ditutup sementara karena sedang “under maintenance” dan kemudian dibuka lagi untuk user saat sudah ready.  Dalam kasus yang lain adakalanya kita membeli aplikasi jadi dari suatu vendor aplikasi, kita bisa menjumpai setidaknya environment Development dan Production disini. Environment Development adalah tempat si Vendor me-ngoprek oprek aplikasi mereka sesuai kenginan user, setelah dirasa OK maka user akan melakukan persetujuan terhadap application deployment.  Lha disini si vendor akan men Deploy aplikasi yang telah mereka buat ke dalam Environment Production yang nantinya akan dipakai oleh user user perusahaan pemesan.
Dari ilustrasi di atas sudah bisa kebayang ya kenapa SAP propose untuk setidaknya ada 2 tier environment (Dev-Prod), dan merekomendasikan untuk punya 3 tier envionment (dev-qa-prod), … (bersambung ke jilid2 )

HRIS : Payroll, Time Management, Personel Managemen

SAP

Sekilas tentang SAP di Indonesia
Sebenarnya sudah lebih dari 10 tahun SAP masuk ke Indonesia, diawali dari PT. Krakatau Steel yang mengimplentasikan SAP mainframe system (R/2 system pada awal 90an) yang kemudian diikuti oleh group astra diakhir 90an dan hingga kini sudah dipakai oleh berbagai tipe industri di Indonesia. Mungkin karena kehandalanya sebagai sebuah aplikasi pendukung ERP (enterprise resource planning), membuat SAP banyak digunakan oleh berbagai perusahaan besar di Indonesia, walaupun harga yang harus dikeluarkan untuk implementasi dan yearly license&maintenance tidak bisa dikatakan murah.
Beberapa Definisi SAP
Klo kita cek di Wikipedia, apa sih SAP, kita akan menemukan jawaban :
“SAP AG (FWB: SAP NYSE: SAP) adalah perusahaan Jerman yang merupakan perusahaan perangkat lunak terbesar di Eropa. SAP didirikan pada tahun 1972 dengan nama Systemanalise und Programmentwicklung oleh 5 mantan karyawan IBM di Mannheim, Jerman. Kantor pusatnya di Walldorf, Jerman. Perusahaan ini mempekerjakan 35.873 pekerja pada tahun 2005″
Secara bebas SAP dapat diterjemahkan sebagai sebuah sistem aplikasi yang dikembangkan oleh SAP AG Jerman. Aplikasi ini digunakan untuk memproses semua data yang diperlukan untuk mengelola semua sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Untuk mencapai kondisi ideal tersebut, SAP dilengkapi oleh tiga buah module besar yaitu modul Finance (mengurus segala hal berkaitan dengan keuangan perusahaan), Logistic (mengurus segala hal berkaitan dengan sumber daya yang berbentuk barang baik asset bergerak ataupun tetep), dan Human Resource (mengurus segala hal berkaitan dengan personalia). Dari ketiga module tersebut masih bisa di breakdown lagi menjadi submodul submodul yang jumlahnya bisa mencapai puluhan submodul.
Finance : Financial Accounting, Treasury, Controlling, etc
Logisitic : Material Management, Sales and Distribution, Plant Maintenance, etc
Human Resource : Payroll, Time Management, Personel Management, etc
Dari sisi teknikal ketiga modul diatas akan disupport oleh sebuah middleware (aplikasi antara) yang akan menjembatani antara SAP dengan Database dan Sistem Operasi yang digunakan. Pada awal perkembangannya middleware ini disebut sebagai modul Basis yang pada perkembanganya kemudian dikenal sebagai Aplication Server (AS). Selain dilengkapi dengan customizing tools standard, para pengguna SAP juga dapat melakukan modifikasi pada aplikasi ataupun program yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman SAP yang biasa dikenal dengan ABAP (Advance Business Aplication Programming)
Perkembangan SAP
Sejak pertama kali launch tahun 1972 hingga sekarang, SAP sudah melakukan banyak sekali perkembangan seiring perkembangan teknologi. Evolusi SAP dimulai dari R/1 (1 tier), R/2 (2 Tier – Mainframe), R/3 (3 Tier – Client Server) hingga sekarang mencapai konsep SAP NetWeaver karena kemampuan accesiblity dari berbagai perangkat. Semenjak kemunculan SAP NetWeaver pada tahun 2004, secara teknologi SAP mulai berkembang dari aplikasi client- server menjadi aplikasi berbasis Service Oriented Architecture. Tiga modul utama masih menjadi core yang kemudian dikenal sebagai ECC (Enterprise Core Module) dengan dilengkapi beberapa teknologi pendukung seperti Enterprise Portal (EP), Business Intelegence (BI), Process Integration (PI), Mobile Infrastructure (MI), yang kemudian solusi ini diperkenalkan ke ranah publik sebagai MySAP ERP Solution. Selain Solusi MySAP ERP, mulai pertengahan dekade ini, SAP juga memasarkan beberapa solusi lain seperti MySAP CRM (Customer Relationship Management), MySAP SCM (Suply Chain Management) dan beberapa solusi lain.
Peluang SAP di Indonesia
Sampai saat ini SAP masih dapat dibilang sebagai penguasa untuk urusan software ERP. Integrasi yang handal dan sangat mudah untuk dicustomize, menjadikan SAP sebagai pilihan perusahaan perusahaan terkemuka nasional. Di bidang Oil&Gas kita menjumpai Pertamina, Total, ConocoPhipip dan British Petrolium. Di bidang Telekomunikasi ada Telkom, Indosat, XL dan SMART. Di bidang manufacturing ada Astra Internasional dan anggotanya, Indofood, Japfa, Bentoel, Djaroem. Di bidang perbankan ada bank mandiri dan bank BRI. Di bidang pemberitaan ada SCTV dan Kompas Gramedia group.
Banyaknya perusahaan besar yang menggunakan SAP, membuat peluang kerja dibidang SAP pun cukup terbuka, baik sebagai user maupun consultant yang bertindak sebagai implementor.
Semoga ini bisa bermanfaat
-Radityo Yudhiarto-

Minggu, 18 September 2011

Sony Vaio Seri Y Rp 4.999.000,-


Tiga Pilihan Warna dari Notebook Sony Vaio Seri Y

Originated By : Yossie Yono
CHIP Online - Tiga Pilihan Warna dari Sony Vaio Seri Y
Jakarta, CHIP.co.id - Sony Vaio Seri Y hadir dengan tiga pilihan warna menawan berukuran 11,6 inci dengan resolusi tinggi 1366 x 768 pixel dengan tampilan 16:9 pada layar. Kehadiran 3 port USB memberikan kemudahan pengguna dalam menghubungkannya dengan perangkat lain, serta memberikan kecepatan dengan dukungan memori 2 GB. Bobot yang ringan dengan 1,46 kg (termasuk baterai), menjadikan notebook Sony Vaio Seri Y terbaru mudah dibawa kemanapun dengan ketahanan daya 4 hingga 8 jam.
CHIP Online - Tiga Pilihan Warna dari Sony Vaio Seri Y

Sony Vaio Seri Y (VPCYB) memiliki pelindung keyboard yang menampilkan gaya sekaligus kenyamanan dan ketepatan pengetikkan kepada penggunanya. Cocok untuk digunakan untuk kebutuhan komputasi harian pengguna dengan prosesor berplatform AMD APU.
CHIP Online - Tiga Pilihan Warna dari Sony Vaio Seri Y

Fitur pada produk Sony Vaio Seri Y dirangkum dalam sebuah rangkaian konvergensi dengan tampilan tipis dan menawan. Kehadiran panel sentuh ergonomis untuk pengendalian gestur yang presisi dalam  Genuine Microsoft Windows® 7 dan berbagai aplikasi pendukungnya. Sony Vaio Seri Y dilengkapi tombol ASSIST yang menawarkan akses instan ke VAIO Care, software asli VAIO, yang menyederhanakan tugas-tugas perawatan dasar dan troubleshooting agar VAIO Anda tetap dalam kondisi prima.
CHIP Online - Tiga Pilihan Warna dari Sony Vaio Seri Y
Notebook Sony Vaio Seri Y sudah hadir dipasaran sejak bulan Januari dengan harga Rp 4.999.000,- (termasuk sebuah modem) dengan pilihan warna perak, merah muda, dan hijau.

HP Pavilion dm1z


HP Pavilion dm1z Review

    
dm1z HP Pavilion dm1z Review
Traditionally, there has been a large gap between ‘netbook’ and ‘ultraportable’ laptops. Netbooks cost anywhere from $200 to $400 and are quite underpowered. Ultraportables generally start at $900 and cost much more than a laptop with comparable performance. As of earlier this year AMD has drastically redefined the ultraportable market by releasing their affordable AMD Fusion E350 APU. Their new APU (CPU + GPU all-in-one) bequeaths raw power, HD media playback, HD gaming ability, and power efficiency unto a new category of $400 to $600 ultraportables. The HP Pavilion dm1z is one of the first inexpensive, yet well-powered, ultraportable laptops.

The AMD Fusion APU

AMD announced their Fusion Family of Accelerated Processing Units (APUs) at CES this year. Using a single die chip, AMD has managed to combine a multi-core (x86) processor with a powerful DirectX 11 capable discrete-level graphics processor. The APU inside of the HP Pavilion dm1z is the 1.6GHz Fusion E-350 dual-core processor. It incorporates an AMD Radeon HD 6310 distrete-class GPU.

The HP Pavilion dm1z

The dm1z Ultra-Portable laptop starts at just $449.99 and features the dual-core AMD Fusion processor with AMD Radeon HD 6310 graphics, 3GB of RAM, Windows 7 Home Premium, an 11.6” 720p LED display, a full-sized island-style keyboard, support for 1080p HD playback, Dolby advanced audio and Altec Lansing speakers, a 6-cell battery, and a battery life up to 9.5 hours. It’s an attractive little clamshell notebook that weighs 3.46lbs. It is well built and very comfortable to use. It comes with an integrated webcam, microphone, 802.11n wireless, bluetooth, multi-format media card reader, 3 USB ports, VGA-out, HDMI-out, gigabit ethernet (RJ-45) port. With all of these features packed into such a small and well-powered ultra-portable, it’s no wonder there was no room for an optical drive, you’ll have to use an external.

HD Video Playback

My video tests began exactly like this: “Wow, it plays 720p videos perfectly, no jitters or choppiness what-so-ever….Wowww, it even plays 1080p videos perfectly, refresh rate is great, no deterioration and it’s so smooth….WOWZERS it even plays 1080p videos flawlessly on my 50” Plasma via HDMI, plus it mirrors the video on the dm1z screen as well.”  I was surprised that AMD’s Fusion APU had no problem playing any and all of the content from my vast library of HD content. The Fusion APU is very quick to decode HD content, videos play immediately and there is next to no buffer when skipping around. There is hardware acceleration for H.264, VC-1, MPEG-2, Adobe Flash, and Microsoft Silverlight. This keeps the video running smoothly and the CPU usage low. Boxee took advantage of the hardware acceleration, so while watching a 1080P MKV file, I was only using 30-40% CPU usage. With the movie playing in the corner of the screen, I was able to open various programs and browsers while the video would continue to play smoothly and without hesitation. Other desktop video applications like Hulu, Windows Media Center, and XBMC also ran flawlessly. Netflix, which uses Microsoft Silverlight, worked perfectly too. The weak link was flash video, which at 1080p was still good, but not as smooth as the other formats. This still makes the the HP’s dm1z, with AMD’s Fusion APU, an excellent media center computer to hook up to the big screen.
hpdm1 572x249 HP Pavilion dm1z Review

HD Gaming

Gaming is virtually unheard of on a netbook, usually even on the lowest graphic settings. This may not be true once the AMD Fusion APU is incorporated into netbooks because the HP Pavilion dm1z is very capable of handling the latest games. Portal 2 ran perfectly using all of the game defaults (native 1366×768, very high shader detail, medium effect detail, and high model/texture detail). There was next to no glitchiness or choppiness. Everything ran very smoothly and the dm1z actually ran quite cool, though the fan was still audible. It even ran no problem while mirroring on the big screen, and in full quality.

Benchmarks

win experience1 123x123 HP Pavilion dm1z ReviewThe Microsoft’s Windows Experience Index scored the dm1z as follows: Processor = 3.8, Memory(RAM) = 5.7, Graphics = 4.2, Gaming Graphics = 5.7, Hard Disk = 5.9. All scores are rated out of a 7.9, and the overall rating is based on the lowest score. While all other scores are pretty darned solid for such an inexpensive ultra-portable, the processing power is the weakest link. A 3.8 is not too bad considering netbooks generally fall between mid-1s and mid-3s in the processing category. But then again, netbooks also fall between mid-1s and mid-3s for graphics and gaming graphics, where the AMD E-350 did quite well. The system also earned a score of P285 3DMarks in 3dMark 11 and a score of 2150 in PCMark Vantage. Both scores are well above what you’d see from most any netbook.

User Experience and Processes

The dm1z has no problem running Windows 7 with the full Aero experience. Our demo laptop has 4GB of RAM (upgraded from 3GB), which made for some very solid multitasking. Unlike a netbook, I was able to open up as many applications as I normally would. Usually, I have browsers with a plethora of tabs, a word processor, Skype, Digsby IM, the usual background processes,  explorer windows opened, and sometimes Boxee, and the dm1z handled it fine; it’s capable and responsive. The E-350 is a wonderful little chip, but it’s only real weakness is raw processing power. It’s a dual-core 1.6GHz processor, which is not bad by any means, but compared to some of the new processors, it’s a bit slower. I noticed this when installing new applications or working with large Excel spreadsheets with a lot of calculations.For  the average user and every day tasks it’s very capable. For an advanced user the decent processing power will be noticeable yet manageable. Yes, it’s capable of getting almost 10 hours of battery life, but realistically with regular usage you’ll see somewhere between 4 to 7 hours, which is still awesome. The laptop really doesn’t get very hot at all, but eventually the fan will get moderately loud.

Conclusion

For low $400s, the HP Pavilion dm1z with the AMD E-350 Fusion Processor is quite versatile and powerful for what it is. It blows any current netbook out of the water. As for the pricier ultra-portables, it stacks up pretty darned well. The gaming and video playback capabilities were quite impressive. When connected to the big screen, the ultra-portable handled video just as well as my $1000 media center computer, especially considering it can pass DTS-HD and Dolby TrueHD audio over HDMI. As a laptop, it’s a very capable and nicely sized computer. The keyboard is well spaced and the trackpad is actually usable (unlike netbooks). The base model costs $449.99 which includes 3GB of RAM and a 320GB 7200RPM Hard Drive, our model has 4GB of RAM and a 500GB Hard Drive, which costs an extra $80 total. If you are looking for something portable that rocks at playing media and handles gaming pretty well,  and if you don’t plan on doing anything extremely processor intensive, then the HP Pavilion dm1z is definitely a good choice. After testing out the AMD E-350 Fusion Processor, we’re very excited to see ultra-portables get more portable and less expensive.
Tip: HP almost always has coupon codes floating around the web!
The Good: Affordable, Portable, Plays and Outputs full 1080p Flawlessly over HDMI with HD Audio, Capable of Gaming, Good Multi-tasking, Efficient–Great Battery
The Bad: Processing Power is so-so, dm1z is a bit heavier than it looks, trackpad scrolling could be smoother