Syarat dan tips gear ke luar negeri
**backpackerindonesia.com
mo pergi keluar negeri tuch syaratnya apa aja c,..dokumen yg di butuhin tu apa aja, ma cara ngedapetinnya gmn...????
just info : ane lahir di dukun jadi ga punya akte kelahiran,. ;D
trus negara mana aja yg ga mensyaratkan kita harus punya dana di bank dengan nominal tertentu, or yg paling minim dech,.... :'(
trus kalo ke benua laen ada yg punya saran ga negara mana yg ramah ma manusia bertubuh kecil, klo bisa yg ada kedutaan indonesia nya,biar klo ga bisa pulang ngemis aja di depan gerbangnya.. :D
trus mohon tips gear yg musti di bawa dalam perjalanan,..
trus,..trus,..nabrak dech
klo travel buat jangka waktu yg lama baju kita tuh skali pake apa musti ngubek2 cari tukang cuci harian???
segitu aja dolo dech, ntr kalo kurang ane tambahin,..
mohon bantuan info lengkapnya dari sesepuh klo perlu pake lampiran 2 halaman folio dengan 25.000karakter,font standar aja.. ;D ;D
Minggu, 19 Desember 2010
Hong Kong Disneyland
Hong Kong Disneyland
**hermansaksono.com
Salah satu cita-cita saya adalah ke Disneyland sebelum terlalu tua untuk kekanak-kanakan. Dan minggu lalu mimpi itu akhirnya terlaksana. Tanpa bermaksud lebay, tetapi ketika kastil Sleeping Beauty terlihat dari ujung Main Street, mata saya berkaca-kaca.
Dan Main Street benar-benar seperti yang terbayangkan. Kota midwest Amerika dari awal abad 20 itu terasa hidup, dengan bakery yang terus menerus mengepulkan wangi aroma roti dan tram yang meluncur pelan melintasi jalannya. Tidak ada kesan façade buatan seperti di Universal Singapura.
Di ujung Main Street, jalan terbagi menjadi tiga. Ke kiri akan membawa kita ke Adventureland, ke kanan membawa kita ke masa depan di Tommorowland. Sementara kalau lurus kita akan melewati kastil Sleeping Beauty yang menuju ke Fantasyland.
Kami ke Tommorowland untuk mengambil tiket FastPass untuk Space Mountain, kemudian kembali ke pertigaan tadi, untuk masuk ke Fantasyland.
Pada jam sebelas itu, Fantasyland sudah ramai dengan anak-anak. Antrian untuk Dumbo terbang telah mengular. Untunglah antri untuk Winnie the Pooh cuma 20 menit. Setelah mengantri dengan perasaan was-was akan diserobot turis mainland China, akhirnya saya dan Hanny hinggap di toples madu raksasa yang kemudian membawa kami melewati petualangan Pooh, Tigger, Eeyore, dan Piglet yang tertiup angin kencang di Hundred Acre Woods.
Wira-wiri
Menontoh Pooh dilanjutkan dengan menonton Golden Mickeys, sebuah acara teater musikal yang menampilkan adegan-adegan dari Little Mermaid, Toy Story, Mulan, dan Tarzan.
Kemudian kami bergegas ke Tommorowland untuk menaiki Space Mountain. Ini adalah roller coaster indoor yang menerbangkan pengendaranya melewati bintang-bintang dan planet di galaksi. Dalam kegelapan, pengendara dibelok-belokkan ke tikungan-tikungan yang tak tertebak. Dari semua wahana di Hong Kong Disneyland, ini adalah yang paling mengesankan sampai-sampai saya dan Hanny mengendarainya tiga kali dan masih belum bosan.
Dari Tommorowland, kita kembali lagi ke Main Street untuk belajar menggambar Donal Bebek di Animation Academy. Walaupun kelas menggambarnya dalam bahasa Kanton, tetapi menggambar adalah bahasa yang universal. Gambar kami tetap bagus walaupun tidak paham sepatah katapun apa yang dikatakan tutornya.
Salah satu wahana yang wajib dicoba di Disneyland adalah menaiki Hong Kong Disneyland Railroad, kereta api uap yang berjalan keliling untuk memberikan gambaran bentuk theme park ini. Sambil berkeliling, narator kereta akan memberikan penjelasan tiap area yang ada di Disneyland.
Disneyland Terkecil
Hong Kong Disneyland yang ukurannya lebih kecil dibandingkan kakak-kakaknya di California, Paris, dan Jepang; ternyata punya sisi positif. Berkeliling di sana tidak terlalu melelahkan. Setelah selesai berkeliling naik kereta, kami jalan lagi menuju Adventureland untuk naik Jungle River Cruise. Bersama seorang navigator yang ngocol, penumpang Jungle Cruise diajak melihat gajah mandi di sungai Afrika, diserang suku tribal, dan terjebak dalam pertarungan antara dewa air dan dewa api.
Dan ke Disneyland tentu tidak lengkap kalau tidak foto-foto dengan Mickey dan Donald. Walaupun di gerbang Main Street selalu ada Mickey dan Minnie, dua tokoh ikon itu selalu bisa diajak foto-foto di Fantasy Garden di Fantasyland. Minnie hari itu centil sekali, kakinya selalu disilangkan kalau mau difoto.
Entah mungkin karena terlalu rakus di hari pertama di Hong Kong, atau bubur sarapan yang memang mengenyangkan, kami tidak merasa lapar walaupun sudah hampir maghrib. Setelah sebelumnya belanja-belenji merchandise HK Disneyland dan membuat potrait siluet wajah yang ditemukan Hanny, kami menonton Mickey Philharmagic. Donald diceritakan terjebak dalam dunia Beast, Ariel, dan Aladdin gara-gara berantem dengan suling ajaib yang nakal. Ia harus menemukan topi penyihir supaya dapat kembali ke dunianya.
Philharmagic membuat Shrek 4D terkesan seperti pertunjukan yang tidak digarap dengan serius.
Semua Dalam Sehari
Ternyata dengan tidak adanya wahana khas Disneyland seperti Pirates of Caribbean, Haunted Mansion, Thunder Railroad, dan Splash Mountain; Hong Kong Disneyland dapat dinikmati cukup satu hari saja. Kami sempat mencoba Buzz Lightyear’s Astro Blaster dan it’s a small world (yang di Indonesia kemudian dicontek menjadi Istana Boneka). Walaupun kedua wahana itu tidak mencengangkan, seperti keseluruhan park ini, semua kondisinya prima dan seperti baru.
Di malam hari, karena ini adalah bulan Desember, lagu-lagu natal mulai diperdengungkan. Dari langit beterbangan butiran-butiran salju yang melayang-layang diantara ratusan lampu malam, melengkapi imajinasi tentang musim dingin di Amerika. Tentu itu adalah salju buatan, karena tidak ada salju di Hong Kong.
Apakah saya menikmati Hong Kong Disneyland?
Sebagai orang yang tidak merasa terlalu tua untuk kekanak-kanakan, HK Disneyland adalah tempat yang mengesankan. Walaupun wahana yang lebih menantang kurang banyak. Tetapi anak-anak akan pasti akan menikmati tempat ini.
Apakah saya akan kembali di Hong Kong Disneyland? Nampaknya iya, tepatnya selepas tahun 2014, setelah roller coaster di gua beruang Grizzly Gulch dan rumah hantu Mystic Manor sudah dibuka.
***
Hong Kong Disneyland dapat dicapai dalam 30 menit dengan menaiki MTR jalur Tsuen Wan dari stasiun Hong Kong, kemudian pindah ke MTR jalur Disneyland di stasiun Sunny Bay. Tiket seharga Rp 400.000, dapat dibeli online, di stasiun MTR Hong Kong, atau langsung di tempat.
Gunakan FastPass untuk wahana Space Mountain, Winnie the Pooh, dan Buzz Lightyear untuk menghindari antri terlalu lama. Dengan FastPass, kita mengambil tiket antrian “virtual”. Dengan menyerahkan tiket FastPass, sejam kemudian kita masuk ke jalur khusus yang antriannya lebih pendek.
Dan seri #dimsum ini akan dilanjutkan dengan Macau.
**hermansaksono.com
Salah satu cita-cita saya adalah ke Disneyland sebelum terlalu tua untuk kekanak-kanakan. Dan minggu lalu mimpi itu akhirnya terlaksana. Tanpa bermaksud lebay, tetapi ketika kastil Sleeping Beauty terlihat dari ujung Main Street, mata saya berkaca-kaca.
Dan Main Street benar-benar seperti yang terbayangkan. Kota midwest Amerika dari awal abad 20 itu terasa hidup, dengan bakery yang terus menerus mengepulkan wangi aroma roti dan tram yang meluncur pelan melintasi jalannya. Tidak ada kesan façade buatan seperti di Universal Singapura.
Di ujung Main Street, jalan terbagi menjadi tiga. Ke kiri akan membawa kita ke Adventureland, ke kanan membawa kita ke masa depan di Tommorowland. Sementara kalau lurus kita akan melewati kastil Sleeping Beauty yang menuju ke Fantasyland.
Kami ke Tommorowland untuk mengambil tiket FastPass untuk Space Mountain, kemudian kembali ke pertigaan tadi, untuk masuk ke Fantasyland.
Pada jam sebelas itu, Fantasyland sudah ramai dengan anak-anak. Antrian untuk Dumbo terbang telah mengular. Untunglah antri untuk Winnie the Pooh cuma 20 menit. Setelah mengantri dengan perasaan was-was akan diserobot turis mainland China, akhirnya saya dan Hanny hinggap di toples madu raksasa yang kemudian membawa kami melewati petualangan Pooh, Tigger, Eeyore, dan Piglet yang tertiup angin kencang di Hundred Acre Woods.
Wira-wiri
Menontoh Pooh dilanjutkan dengan menonton Golden Mickeys, sebuah acara teater musikal yang menampilkan adegan-adegan dari Little Mermaid, Toy Story, Mulan, dan Tarzan.
Kemudian kami bergegas ke Tommorowland untuk menaiki Space Mountain. Ini adalah roller coaster indoor yang menerbangkan pengendaranya melewati bintang-bintang dan planet di galaksi. Dalam kegelapan, pengendara dibelok-belokkan ke tikungan-tikungan yang tak tertebak. Dari semua wahana di Hong Kong Disneyland, ini adalah yang paling mengesankan sampai-sampai saya dan Hanny mengendarainya tiga kali dan masih belum bosan.
Dari Tommorowland, kita kembali lagi ke Main Street untuk belajar menggambar Donal Bebek di Animation Academy. Walaupun kelas menggambarnya dalam bahasa Kanton, tetapi menggambar adalah bahasa yang universal. Gambar kami tetap bagus walaupun tidak paham sepatah katapun apa yang dikatakan tutornya.
Salah satu wahana yang wajib dicoba di Disneyland adalah menaiki Hong Kong Disneyland Railroad, kereta api uap yang berjalan keliling untuk memberikan gambaran bentuk theme park ini. Sambil berkeliling, narator kereta akan memberikan penjelasan tiap area yang ada di Disneyland.
Disneyland Terkecil
Hong Kong Disneyland yang ukurannya lebih kecil dibandingkan kakak-kakaknya di California, Paris, dan Jepang; ternyata punya sisi positif. Berkeliling di sana tidak terlalu melelahkan. Setelah selesai berkeliling naik kereta, kami jalan lagi menuju Adventureland untuk naik Jungle River Cruise. Bersama seorang navigator yang ngocol, penumpang Jungle Cruise diajak melihat gajah mandi di sungai Afrika, diserang suku tribal, dan terjebak dalam pertarungan antara dewa air dan dewa api.
Dan ke Disneyland tentu tidak lengkap kalau tidak foto-foto dengan Mickey dan Donald. Walaupun di gerbang Main Street selalu ada Mickey dan Minnie, dua tokoh ikon itu selalu bisa diajak foto-foto di Fantasy Garden di Fantasyland. Minnie hari itu centil sekali, kakinya selalu disilangkan kalau mau difoto.
Entah mungkin karena terlalu rakus di hari pertama di Hong Kong, atau bubur sarapan yang memang mengenyangkan, kami tidak merasa lapar walaupun sudah hampir maghrib. Setelah sebelumnya belanja-belenji merchandise HK Disneyland dan membuat potrait siluet wajah yang ditemukan Hanny, kami menonton Mickey Philharmagic. Donald diceritakan terjebak dalam dunia Beast, Ariel, dan Aladdin gara-gara berantem dengan suling ajaib yang nakal. Ia harus menemukan topi penyihir supaya dapat kembali ke dunianya.
Philharmagic membuat Shrek 4D terkesan seperti pertunjukan yang tidak digarap dengan serius.
Semua Dalam Sehari
Ternyata dengan tidak adanya wahana khas Disneyland seperti Pirates of Caribbean, Haunted Mansion, Thunder Railroad, dan Splash Mountain; Hong Kong Disneyland dapat dinikmati cukup satu hari saja. Kami sempat mencoba Buzz Lightyear’s Astro Blaster dan it’s a small world (yang di Indonesia kemudian dicontek menjadi Istana Boneka). Walaupun kedua wahana itu tidak mencengangkan, seperti keseluruhan park ini, semua kondisinya prima dan seperti baru.
Di malam hari, karena ini adalah bulan Desember, lagu-lagu natal mulai diperdengungkan. Dari langit beterbangan butiran-butiran salju yang melayang-layang diantara ratusan lampu malam, melengkapi imajinasi tentang musim dingin di Amerika. Tentu itu adalah salju buatan, karena tidak ada salju di Hong Kong.
Apakah saya menikmati Hong Kong Disneyland?
Sebagai orang yang tidak merasa terlalu tua untuk kekanak-kanakan, HK Disneyland adalah tempat yang mengesankan. Walaupun wahana yang lebih menantang kurang banyak. Tetapi anak-anak akan pasti akan menikmati tempat ini.
Apakah saya akan kembali di Hong Kong Disneyland? Nampaknya iya, tepatnya selepas tahun 2014, setelah roller coaster di gua beruang Grizzly Gulch dan rumah hantu Mystic Manor sudah dibuka.
***
Hong Kong Disneyland dapat dicapai dalam 30 menit dengan menaiki MTR jalur Tsuen Wan dari stasiun Hong Kong, kemudian pindah ke MTR jalur Disneyland di stasiun Sunny Bay. Tiket seharga Rp 400.000, dapat dibeli online, di stasiun MTR Hong Kong, atau langsung di tempat.
Gunakan FastPass untuk wahana Space Mountain, Winnie the Pooh, dan Buzz Lightyear untuk menghindari antri terlalu lama. Dengan FastPass, kita mengambil tiket antrian “virtual”. Dengan menyerahkan tiket FastPass, sejam kemudian kita masuk ke jalur khusus yang antriannya lebih pendek.
Dan seri #dimsum ini akan dilanjutkan dengan Macau.
Travelling Asyik
cerita dari 'Travelling Asyik dengan Kocek Irit'
**backpackerindonesia.com
Hai, friends..
Kali ini aku mau bagi-bagi beberapa tips yang aku dapet waktu datang di acara talk show 'Travelling Asyik dengan kocek Irit' di Bookfair Istora Senayan tanggal 10 Oktober 2010 kemaren.. Mungkin ada temen2 fbi yang ikutan dateng juga di acara itu yah? huehehe.. Format acaranya sendiri lebih ke sharing dari lima orang penulis buku travelling on budget, yaitu Mbak Trinity (penulis buku The Naked Traveller 1&2, Duo Hippo Dinamis: Tersesat di Byzantium), Mbak Claudia Kaunang (buku: Rp 500 ribu Keliling Singapura, Rp 2 juta Keliling Macau, Hong Kong
& Shenzhen, dan Rp 2 Juta Keliling Thailand, Malaysia, Singapura), Ariyanto (Rp 2 juta keliling China Selatan dalam 16 hari), Mantos Sihmanto (Rp 2 Jutaaan Keliling Vietnam Dalam 15 Hari), dan Rini Raharjanti (Tiga Jutaan Keliling India dalam 8 Hari). Acaranya diadain jam 13.30, tapi aku datang agak telat jam 14.00 dan langsung sesi tanya jawab. Well, saya tidak mencatat apa saja tips-tips yang diberikan berdasarkan pertanyaan, tapi saya merekamnya dalam otak saya.. So, pardon me if i write it random..
About Budget...
Ada yang nanya, sebenernya kalo para penulis itu bisa jalan2 dengan budget tertentu yang murah, apakah mereka memang membawa uang pas, atau uang nya banyak tapi yang dibelanjakan hanya sedikit (misalnya bawa uang 5 juta ke vietnam tapi yang terpakai hanya 3 juta)..
Mbak Claudia menjawab, percaya nggak percaya, dia selalu bawa uang 'pas-pas an'.. tips nya, dia selalu membuat itinerary apa aja yang akan dia lakukan di suatu tempat, berikut dengan anggaran biaya nya, dan biasanya dia hanya memberi space 10% untuk toleransi biaya tak terduga dari total budget. Dan memang sih, terkadang dia juga memanfaatkan beberapa kartu kredit yang dia miliki, tapi itu hanya sesekali saja, dan apa yang dia tulis di buku itu emang cerminan yang sebenarnya dia habiskan selama backpacking. So tips for travelling on budget is really ON BUDGET! hehe, i mean, jangan sampai kita merencanakan pergi ke suatu tempat (tanpa travel agent loh nama nya backpacker)tanpa rincian kegiatan dan biaya yang jelas, mo nginep dimana juga harus jelas tempat dan anggarannya...
About Visa..
Nah pertanyaan tentang Visa ini siapa lagi yang tepat menjawab nya selaen mbak trinity ! yah bukannya menyepelekan yang laen ya, tapi lewat buku yang aku baca the naked traveller 1, mbak trinity bener2 sudah melanglang buana ke negara-negara di Asia, Amerika, dan Eropa.. oke, jadi tips tentang visa dari dia, sebenernya jangan terlalu takut untuk mengurus visa. Memang untuk beberapa negara tertentu persyaratan visa itu ketat, seperti negara-negara di Eropa dan Amerika. Bahkan ada travel agent yang 'menakut-nakuti' kliennya dengan mengatakan kalau kita ga punya uang puluhan juta, dia ga akan mau urusi visa kita. yeah, itu juga yang pernah saya dengar, katanya untuk urus visa Schengen kudu punya bank garansi lima puluh juta lah, apa lah, wew.. kayaknya kok orang-orang konglomerat doang yang boleh kesana.. Tapi sebenernya intinya cuma satu, negara-negara maju itu ga mau sampe ada imigran gelap masuk.. Oke, jadi tips tentang visa tuh,
1. Financial record..
Ternyata ga seseram yang dibayangkan kok, yang penting kita bener2 kudu baca policy nya. Misalnya untuk urus visa Italia, kita harus bisa nunjukin kalo di rekening kita ada sejumlah uang yang cukup selama kita disana. Misal, persyaratan dari Imigrasi sana, kudu punya sekian euro dalam sehari, silakan dikalikan dengan berapa hari kita traveling disana.. untuk jumlah persisnya, tanya Oom google yah.. Terus yang jadi bukti keuangan tuh rekening tabungan tiga bulan terakhir kita kok, bukan seluruh halaman rekening koran. Jadi, pintar2 aja menyiasati, misalnya kita minjem duit dulu nanti setelah selesai print rekening koran 3 bulan terakhir, dibalikin, huehhee bukan ngajarin bohong ya, just trick aja.. justru kalo pas bulan-bulan terakhir tau2 ada pemasukan yang besar banget itu malah mencurigakan..
2. Bukti tiket pesawat PP
seperti yang udah disebutkan, sebenarnya tujuannya syarat2 visa tuh cuma buat ngeyakinin kalo kita tuh orang baek2 yang mau berkunjung ke negara mereka dan bukan bermaksud jadi imigran gelap (gak ada yang niat kaan? ).. So, waktu ngurus visa juga perlu disertakan bukti pemesanan tiket pesawat. tapi jangan khawatir, yang diperlukan tuh bukti booking aja kok bukan issued. Jadi misalnya kalo kita booking online, kita masukin data-data pribadi kita, dan sebelum masuk step payment, kita print aja tuh halamannya.. karena yang dikhawatirkan, kalo ternyata kita dah beli tiket tp visa blm pasti beres gimana tuh?jadi itu tips dari mbak Claudia, print aja bukti booking yang ada nama kita sebelum step payment.
3. Itinerary
Nah ini juga tips dari Claudia Kaunang, kata dia berguna juga kalo kita menyertakan jadwal rencana kita berkegiatan selama di suatu negara beserta budgetnya. Jadi ketika dicocokkan dengan rekening kita, mereka bisa yakin kalau kita ga akan nge gembel disana. Such as, kita tulis mo nginep di hostel mana dan disertakan rate hostel nya, kan bisa dicocokkin tuh..
FYI, untuk pemegang paspor Indonesia sendiri bisa masuk ke beberapa negara tanpa visa, misalnya negara2 Asean, hongkong, dan macau (monggo di googling negara mana lagi yang free visa). Atau ada juga nama nya visa on arrival, yaitu kita beli visa saat kita udah tiba di negara itu (hanya untuk negara tertentu, silakan dicari)
About BACKPACK itself..
Ada yang iseng bertanya, oke mungkin bukan iseng, tapi penasaran.. halah sama aja ! Jadi benernya, ransel macam apa yang mereka bawa dan berat nya??
jawaban untuk pertanyaan ini tentu nya beragam, misalnya mas mantos yang menjawab kalo berat ransel nya tuh bisa 14 liter, isi nya sih tergantung berapa lama dia pergi. tapi standar aja sih, misalnya 2 celana dan beberapa potong baju atasan, yang jelas pakaian dalam nya yang banyak ya, hehe..mbak Claudia berat ransel nya bisa 10 kiloan if im not mistaken, tapi yang paling funky ya mbak Trinity yang berat ransel nya ga pernah lebih dari 7 kilogram.
About SICK CONDITION..
Untuk beberapa negara yang suka jadi tempat tujuan wisata, memang menyediakan semacam posko-posko kesehatan untuk para pendatang, tapi para backpackers funky ini sepakat dan kompak menyebutkan kalo membawa obat-obatan dari Indonesia itu adalah bekal yang terbaik. Kan bisa aja kita nggak cocok sama obat-obat dari negara setempat. Nah obat2 yang wajib dibawa menurut mereka adalah obat sakit kepala, obat diare (jaga-jaga kalo nggak cocok sama makanan setempat), dan Obat masuk angin. Selebihnya, bawa aja obat sesuai kondisi kesehatan masing2 dan tentu aja jangan lupa survey tentang kondisi negara setempat dan musim saat kita datang berkunjung. Contoh, mas Ari sempat menyepelekan dan lupa membawa pelembap bibir ke China, walhasil bibir nya pecah-pecah ga tahan dengan hawa yang duingiiiin sangad! Tips dari Mbak Rini yang pernah ke India, ehm disana tuh lumayan kotor, jadi jangan lupa untuk selalu bawa hand sanitizer, tisu basah, dan sejenis nya biar kita tetep bisa jaga kebersihan.
About OLEH-OLEH.. (sigh!)
Nah ini nih yang Indonesia buanged ! Mbak Trinity di buku nya bilang kalo sebenernya tradisi oleh-oleh itu cuma Indonesia aja deh yang punya kayaknya ! Soalnya orang-orang dari negara laen kayaknya ga seribet itu beliin printilan buat temen2 di negaranya. Huehehhee, ga mau juga kan jadi bete karena mau nya backpacking an tapi kudu mikir duit lebih karena banyak yang mau dibeliin oleh2? Nah itu sih pintar2 kita saja menyiasati, kalo ada duit lebih ya monggo.. Kalo tips dari Mbak Rini, biasanya kan ada yang suka ga mau dibawain gantungan kunci,ya udah belikan saja magnet kulkas.. atau beli kartu pos dengan gambar negara/daerah setempat terus kirimin deh ke temen2 dari jasa pos di negara itu, akan berasa lebih personal deh oleh-oleh nya. Atau tips yang lebih 'jahat', tahan diri untuk 'pamer' kalau kita mo pergi ke negara/daerah tertentu, tapi begitu kita pulang tau2 foto-foto kita dah nangkring deh di facebook, hueheheheee.. kalo ditanya mana oleh-oleh nya? Nah tuuh foto nyaaa... Xixixi..
About Akomodasi
Para backpacker pasti nggak asing lagi dengan yang nama nya hostel, atau penginapan murah yang biasanya ditujukan untuk para turis backpacker. Sekarang sih kita sudah gampang cari hostel untuk negara2 tempat tujuan kita, dari internet sekaligus bisa booking on line. Hostel ini biasanya kamar nya terdiri dari beberapa ranjang susun yang isinya ber variatif tergantung harga nya (biasa disebut dorm). Ada dorm yang isi 4,6,8,10,12, bahkan 14 kasur tumpuk.. ada dorm yang mixed (male and female), ada dorm yang private isi nya cuma dua kamar, ada dorm khusus female, pokoknya macem-macem deh ! Kalo kita booking nya dari jauh-jauh hari dan bukan peak season, rasanya masih sangat mungkin dapet pilihan dorm yang terjangkau dan sesuai keinginan kita. Suka nya kalo nginep di hostel ini ya tentunya masalah kocek yang irit, ya.. dan buat kita yang suka nambah temen dan pede, kita bisa kenalan ama temen2 backpacker dari negara-negara laen yang akan sekamar dengan kita. Duka nya, ya tentu saja habit dan budaya yang berbeda. Misalnya nih, pas lagi enak-enak tidur, tau-tau ada yang berisik masuk dan nyalain lampu, atau yang paling kesel kalo ada yang ngorok nya kenceng, atau ehm, ada yang paling apes dapet pasangan bule yang cuek aja ciuman di dalem kamar.. (very sigh!). Sesuai dengan fungsi nya, hostel biasanya juga memiliki persyaratan khusus, misalnya hanya turis luar negeri yang boleh booking, atau yang unik (tapi serius!), orang dengan membawa koper bisa dilarang masuk ! Ini pengalaman pribadi dari teman nya Mas Ariyanto yang ditolak nginep di hostel karena dia bawa koper, jadi dikira orang kaya. Oke, kalian ga harus saklek bawa ransel kok, bawa travel bag yang dijinjing itu juga boleh, tapi jangan koper yaa, tau kan koper, yang bawa nya digeret-geret itu lhooohh !!! huehehee.. Hostel juga ber variatif dan kompetitif, mulai dari harga sampe fasilitas. Mereka biasanya menyediakan free breakfast, free internet/wi-fi, bahkan sampe free kitchen or laundry !! Mantabnyooo...
**backpackerindonesia.com
Hai, friends..
Kali ini aku mau bagi-bagi beberapa tips yang aku dapet waktu datang di acara talk show 'Travelling Asyik dengan kocek Irit' di Bookfair Istora Senayan tanggal 10 Oktober 2010 kemaren.. Mungkin ada temen2 fbi yang ikutan dateng juga di acara itu yah? huehehe.. Format acaranya sendiri lebih ke sharing dari lima orang penulis buku travelling on budget, yaitu Mbak Trinity (penulis buku The Naked Traveller 1&2, Duo Hippo Dinamis: Tersesat di Byzantium), Mbak Claudia Kaunang (buku: Rp 500 ribu Keliling Singapura, Rp 2 juta Keliling Macau, Hong Kong
& Shenzhen, dan Rp 2 Juta Keliling Thailand, Malaysia, Singapura), Ariyanto (Rp 2 juta keliling China Selatan dalam 16 hari), Mantos Sihmanto (Rp 2 Jutaaan Keliling Vietnam Dalam 15 Hari), dan Rini Raharjanti (Tiga Jutaan Keliling India dalam 8 Hari). Acaranya diadain jam 13.30, tapi aku datang agak telat jam 14.00 dan langsung sesi tanya jawab. Well, saya tidak mencatat apa saja tips-tips yang diberikan berdasarkan pertanyaan, tapi saya merekamnya dalam otak saya.. So, pardon me if i write it random..
About Budget...
Ada yang nanya, sebenernya kalo para penulis itu bisa jalan2 dengan budget tertentu yang murah, apakah mereka memang membawa uang pas, atau uang nya banyak tapi yang dibelanjakan hanya sedikit (misalnya bawa uang 5 juta ke vietnam tapi yang terpakai hanya 3 juta)..
Mbak Claudia menjawab, percaya nggak percaya, dia selalu bawa uang 'pas-pas an'.. tips nya, dia selalu membuat itinerary apa aja yang akan dia lakukan di suatu tempat, berikut dengan anggaran biaya nya, dan biasanya dia hanya memberi space 10% untuk toleransi biaya tak terduga dari total budget. Dan memang sih, terkadang dia juga memanfaatkan beberapa kartu kredit yang dia miliki, tapi itu hanya sesekali saja, dan apa yang dia tulis di buku itu emang cerminan yang sebenarnya dia habiskan selama backpacking. So tips for travelling on budget is really ON BUDGET! hehe, i mean, jangan sampai kita merencanakan pergi ke suatu tempat (tanpa travel agent loh nama nya backpacker)tanpa rincian kegiatan dan biaya yang jelas, mo nginep dimana juga harus jelas tempat dan anggarannya...
About Visa..
Nah pertanyaan tentang Visa ini siapa lagi yang tepat menjawab nya selaen mbak trinity ! yah bukannya menyepelekan yang laen ya, tapi lewat buku yang aku baca the naked traveller 1, mbak trinity bener2 sudah melanglang buana ke negara-negara di Asia, Amerika, dan Eropa.. oke, jadi tips tentang visa dari dia, sebenernya jangan terlalu takut untuk mengurus visa. Memang untuk beberapa negara tertentu persyaratan visa itu ketat, seperti negara-negara di Eropa dan Amerika. Bahkan ada travel agent yang 'menakut-nakuti' kliennya dengan mengatakan kalau kita ga punya uang puluhan juta, dia ga akan mau urusi visa kita. yeah, itu juga yang pernah saya dengar, katanya untuk urus visa Schengen kudu punya bank garansi lima puluh juta lah, apa lah, wew.. kayaknya kok orang-orang konglomerat doang yang boleh kesana.. Tapi sebenernya intinya cuma satu, negara-negara maju itu ga mau sampe ada imigran gelap masuk.. Oke, jadi tips tentang visa tuh,
1. Financial record..
Ternyata ga seseram yang dibayangkan kok, yang penting kita bener2 kudu baca policy nya. Misalnya untuk urus visa Italia, kita harus bisa nunjukin kalo di rekening kita ada sejumlah uang yang cukup selama kita disana. Misal, persyaratan dari Imigrasi sana, kudu punya sekian euro dalam sehari, silakan dikalikan dengan berapa hari kita traveling disana.. untuk jumlah persisnya, tanya Oom google yah.. Terus yang jadi bukti keuangan tuh rekening tabungan tiga bulan terakhir kita kok, bukan seluruh halaman rekening koran. Jadi, pintar2 aja menyiasati, misalnya kita minjem duit dulu nanti setelah selesai print rekening koran 3 bulan terakhir, dibalikin, huehhee bukan ngajarin bohong ya, just trick aja.. justru kalo pas bulan-bulan terakhir tau2 ada pemasukan yang besar banget itu malah mencurigakan..
2. Bukti tiket pesawat PP
seperti yang udah disebutkan, sebenarnya tujuannya syarat2 visa tuh cuma buat ngeyakinin kalo kita tuh orang baek2 yang mau berkunjung ke negara mereka dan bukan bermaksud jadi imigran gelap (gak ada yang niat kaan? ).. So, waktu ngurus visa juga perlu disertakan bukti pemesanan tiket pesawat. tapi jangan khawatir, yang diperlukan tuh bukti booking aja kok bukan issued. Jadi misalnya kalo kita booking online, kita masukin data-data pribadi kita, dan sebelum masuk step payment, kita print aja tuh halamannya.. karena yang dikhawatirkan, kalo ternyata kita dah beli tiket tp visa blm pasti beres gimana tuh?jadi itu tips dari mbak Claudia, print aja bukti booking yang ada nama kita sebelum step payment.
3. Itinerary
Nah ini juga tips dari Claudia Kaunang, kata dia berguna juga kalo kita menyertakan jadwal rencana kita berkegiatan selama di suatu negara beserta budgetnya. Jadi ketika dicocokkan dengan rekening kita, mereka bisa yakin kalau kita ga akan nge gembel disana. Such as, kita tulis mo nginep di hostel mana dan disertakan rate hostel nya, kan bisa dicocokkin tuh..
FYI, untuk pemegang paspor Indonesia sendiri bisa masuk ke beberapa negara tanpa visa, misalnya negara2 Asean, hongkong, dan macau (monggo di googling negara mana lagi yang free visa). Atau ada juga nama nya visa on arrival, yaitu kita beli visa saat kita udah tiba di negara itu (hanya untuk negara tertentu, silakan dicari)
About BACKPACK itself..
Ada yang iseng bertanya, oke mungkin bukan iseng, tapi penasaran.. halah sama aja ! Jadi benernya, ransel macam apa yang mereka bawa dan berat nya??
jawaban untuk pertanyaan ini tentu nya beragam, misalnya mas mantos yang menjawab kalo berat ransel nya tuh bisa 14 liter, isi nya sih tergantung berapa lama dia pergi. tapi standar aja sih, misalnya 2 celana dan beberapa potong baju atasan, yang jelas pakaian dalam nya yang banyak ya, hehe..mbak Claudia berat ransel nya bisa 10 kiloan if im not mistaken, tapi yang paling funky ya mbak Trinity yang berat ransel nya ga pernah lebih dari 7 kilogram.
About SICK CONDITION..
Untuk beberapa negara yang suka jadi tempat tujuan wisata, memang menyediakan semacam posko-posko kesehatan untuk para pendatang, tapi para backpackers funky ini sepakat dan kompak menyebutkan kalo membawa obat-obatan dari Indonesia itu adalah bekal yang terbaik. Kan bisa aja kita nggak cocok sama obat-obat dari negara setempat. Nah obat2 yang wajib dibawa menurut mereka adalah obat sakit kepala, obat diare (jaga-jaga kalo nggak cocok sama makanan setempat), dan Obat masuk angin. Selebihnya, bawa aja obat sesuai kondisi kesehatan masing2 dan tentu aja jangan lupa survey tentang kondisi negara setempat dan musim saat kita datang berkunjung. Contoh, mas Ari sempat menyepelekan dan lupa membawa pelembap bibir ke China, walhasil bibir nya pecah-pecah ga tahan dengan hawa yang duingiiiin sangad! Tips dari Mbak Rini yang pernah ke India, ehm disana tuh lumayan kotor, jadi jangan lupa untuk selalu bawa hand sanitizer, tisu basah, dan sejenis nya biar kita tetep bisa jaga kebersihan.
About OLEH-OLEH.. (sigh!)
Nah ini nih yang Indonesia buanged ! Mbak Trinity di buku nya bilang kalo sebenernya tradisi oleh-oleh itu cuma Indonesia aja deh yang punya kayaknya ! Soalnya orang-orang dari negara laen kayaknya ga seribet itu beliin printilan buat temen2 di negaranya. Huehehhee, ga mau juga kan jadi bete karena mau nya backpacking an tapi kudu mikir duit lebih karena banyak yang mau dibeliin oleh2? Nah itu sih pintar2 kita saja menyiasati, kalo ada duit lebih ya monggo.. Kalo tips dari Mbak Rini, biasanya kan ada yang suka ga mau dibawain gantungan kunci,ya udah belikan saja magnet kulkas.. atau beli kartu pos dengan gambar negara/daerah setempat terus kirimin deh ke temen2 dari jasa pos di negara itu, akan berasa lebih personal deh oleh-oleh nya. Atau tips yang lebih 'jahat', tahan diri untuk 'pamer' kalau kita mo pergi ke negara/daerah tertentu, tapi begitu kita pulang tau2 foto-foto kita dah nangkring deh di facebook, hueheheheee.. kalo ditanya mana oleh-oleh nya? Nah tuuh foto nyaaa... Xixixi..
About Akomodasi
Para backpacker pasti nggak asing lagi dengan yang nama nya hostel, atau penginapan murah yang biasanya ditujukan untuk para turis backpacker. Sekarang sih kita sudah gampang cari hostel untuk negara2 tempat tujuan kita, dari internet sekaligus bisa booking on line. Hostel ini biasanya kamar nya terdiri dari beberapa ranjang susun yang isinya ber variatif tergantung harga nya (biasa disebut dorm). Ada dorm yang isi 4,6,8,10,12, bahkan 14 kasur tumpuk.. ada dorm yang mixed (male and female), ada dorm yang private isi nya cuma dua kamar, ada dorm khusus female, pokoknya macem-macem deh ! Kalo kita booking nya dari jauh-jauh hari dan bukan peak season, rasanya masih sangat mungkin dapet pilihan dorm yang terjangkau dan sesuai keinginan kita. Suka nya kalo nginep di hostel ini ya tentunya masalah kocek yang irit, ya.. dan buat kita yang suka nambah temen dan pede, kita bisa kenalan ama temen2 backpacker dari negara-negara laen yang akan sekamar dengan kita. Duka nya, ya tentu saja habit dan budaya yang berbeda. Misalnya nih, pas lagi enak-enak tidur, tau-tau ada yang berisik masuk dan nyalain lampu, atau yang paling kesel kalo ada yang ngorok nya kenceng, atau ehm, ada yang paling apes dapet pasangan bule yang cuek aja ciuman di dalem kamar.. (very sigh!). Sesuai dengan fungsi nya, hostel biasanya juga memiliki persyaratan khusus, misalnya hanya turis luar negeri yang boleh booking, atau yang unik (tapi serius!), orang dengan membawa koper bisa dilarang masuk ! Ini pengalaman pribadi dari teman nya Mas Ariyanto yang ditolak nginep di hostel karena dia bawa koper, jadi dikira orang kaya. Oke, kalian ga harus saklek bawa ransel kok, bawa travel bag yang dijinjing itu juga boleh, tapi jangan koper yaa, tau kan koper, yang bawa nya digeret-geret itu lhooohh !!! huehehee.. Hostel juga ber variatif dan kompetitif, mulai dari harga sampe fasilitas. Mereka biasanya menyediakan free breakfast, free internet/wi-fi, bahkan sampe free kitchen or laundry !! Mantabnyooo...
Hongkong-Singapore
2nd Journey: Macau-Hongkong-Singapore
**esumpelo.wordpress.com
Setelah sukses backpackeran ke KL tahun lalu, akhirnya tahun ini saya dan istri bisa backpackeran lagi. Tidak hanya berdua, tetapi berempat bareng teman kantor istri. Tujuan kali ini adalah Macau, Hongkong, dan Singapura. Tiga tempat dalam kurun waktu 6 hari.
Macau
Macau merupakan Las Vegas-nya Asia, sebab di setiap sisi Macau terdapat Kasino. Disini perjudian merupakan hal yang legal dan diatur sedemikian rupa sehingga menjadi surga para penjudi. Beberapa tempat yang menarik di Macau adalah Senado Square, St. Paul’s Ruin, Macau Tower, Grand Canal, Grand Lisboa, dan sebagainya. Kebudayaan Macau merupakan perpaduan kebudayaan China dan Portugis. Bahasa masyarakat setempat adalah bahasa China dan Portugis. Satu hal yang wajib disini adalah jangan lupa untuk menikmati lezatnya Egg Tart khas Macau.
Dalam perjalanan kali ini, kami menggunakan penerbangan Viva Macau dari Jakarta. Untuk penginapan, Augusters Hostel menjadi pilihan. Dan tentu saja, semua akomodasi yang kami pilih merupakan akomodasi murah. Untuk mendapatkan harga yang paling murah, tentu saja jauh hari sebelumnya kita harus memesan kursi dan booking kamar. Selama di Macau, transportasi yang kami gunakan adalah bus dengan tarif yang cukup murah.
Kami hanya menghabiskan waktu 1 hari di Macau, sisanya dilanjutkan di Hongkong dan Singapura.
Hongkong
Hongkong terletak cukup dekat dari Macau. Kita hanya cukup menyeberang dengan menggunakan kapal Ferry selama kurang lebih satu jam.
Hongkong merupakan kota yang dinamis. Setiap sudut kota terlihat rapih dan bersih. Transportasi aman dan nyaman serta terpadu. Transportasi umum menggunakan bus, trem, dan MTR (jaringan kereta bawah tanah). Tempat yang terkenal di Hongkong antara lain: Avenue of Stars, Victoria Peak, Lantau Island, Disneyland, Maddame Tussauds Museum, dan lain sebagainya. Bahasa di Hongkong adalah bahasa China dan Inggris.
Di Hongkong, kami menghabiskan waktu sekitar 3 malam 2 hari. Kami menginap di daerah Tsim Sha Tsui, tepatnya di hostel yang terletak di Chungking Mansion, Kowloon New Hostel dan Mapple Leaf Hostel.
Setelah puas mengelilingi Hongkong dan menyeberang pulau ke pulau, dengan armada Jet Star, kami pun melanjutkan perjalanan ke Singapura.
Singapura
Selepas dari Hongkong, dua teman kami hanya transit di Singapura. Sedangkan saya dan istri melanjutkan perjalanan di Singapura. Selama di Singapura, kami menghabiskan waktu 3 hari 2 malam. Untuk penginapan, kami memilih Empire Guesthouse yang berada di kawasan yang strategis, Dekat dengan stasiun MRT, Mustafa Center, dan tempat makanan halal.
Di Singapura, banyak tempat yang menarik, misal: Orchard Road, Sentosa Island, Little India, IKEA, Merlion, Esplanade, dan lain sebagainya. Untuk bahasa, masyarakat Singapura memakai bahasa Inggris, China, dan Melayu. Jadi saya rasa tidaklah terlalu sulit jika berkomunikasi dengan warga Singapura.
Dan Air Asia pun menjadi pilihan dalam perjalanan pulang kembali ke Jakarta.
Info mendetail mengenai perjalanan Macau-Hongkong-Singapura tersebut dapat dibaca pada postingan berikutnya…
**esumpelo.wordpress.com
Setelah sukses backpackeran ke KL tahun lalu, akhirnya tahun ini saya dan istri bisa backpackeran lagi. Tidak hanya berdua, tetapi berempat bareng teman kantor istri. Tujuan kali ini adalah Macau, Hongkong, dan Singapura. Tiga tempat dalam kurun waktu 6 hari.
Macau
Macau merupakan Las Vegas-nya Asia, sebab di setiap sisi Macau terdapat Kasino. Disini perjudian merupakan hal yang legal dan diatur sedemikian rupa sehingga menjadi surga para penjudi. Beberapa tempat yang menarik di Macau adalah Senado Square, St. Paul’s Ruin, Macau Tower, Grand Canal, Grand Lisboa, dan sebagainya. Kebudayaan Macau merupakan perpaduan kebudayaan China dan Portugis. Bahasa masyarakat setempat adalah bahasa China dan Portugis. Satu hal yang wajib disini adalah jangan lupa untuk menikmati lezatnya Egg Tart khas Macau.
Dalam perjalanan kali ini, kami menggunakan penerbangan Viva Macau dari Jakarta. Untuk penginapan, Augusters Hostel menjadi pilihan. Dan tentu saja, semua akomodasi yang kami pilih merupakan akomodasi murah. Untuk mendapatkan harga yang paling murah, tentu saja jauh hari sebelumnya kita harus memesan kursi dan booking kamar. Selama di Macau, transportasi yang kami gunakan adalah bus dengan tarif yang cukup murah.
Kami hanya menghabiskan waktu 1 hari di Macau, sisanya dilanjutkan di Hongkong dan Singapura.
Hongkong
Hongkong terletak cukup dekat dari Macau. Kita hanya cukup menyeberang dengan menggunakan kapal Ferry selama kurang lebih satu jam.
Hongkong merupakan kota yang dinamis. Setiap sudut kota terlihat rapih dan bersih. Transportasi aman dan nyaman serta terpadu. Transportasi umum menggunakan bus, trem, dan MTR (jaringan kereta bawah tanah). Tempat yang terkenal di Hongkong antara lain: Avenue of Stars, Victoria Peak, Lantau Island, Disneyland, Maddame Tussauds Museum, dan lain sebagainya. Bahasa di Hongkong adalah bahasa China dan Inggris.
Di Hongkong, kami menghabiskan waktu sekitar 3 malam 2 hari. Kami menginap di daerah Tsim Sha Tsui, tepatnya di hostel yang terletak di Chungking Mansion, Kowloon New Hostel dan Mapple Leaf Hostel.
Setelah puas mengelilingi Hongkong dan menyeberang pulau ke pulau, dengan armada Jet Star, kami pun melanjutkan perjalanan ke Singapura.
Singapura
Selepas dari Hongkong, dua teman kami hanya transit di Singapura. Sedangkan saya dan istri melanjutkan perjalanan di Singapura. Selama di Singapura, kami menghabiskan waktu 3 hari 2 malam. Untuk penginapan, kami memilih Empire Guesthouse yang berada di kawasan yang strategis, Dekat dengan stasiun MRT, Mustafa Center, dan tempat makanan halal.
Di Singapura, banyak tempat yang menarik, misal: Orchard Road, Sentosa Island, Little India, IKEA, Merlion, Esplanade, dan lain sebagainya. Untuk bahasa, masyarakat Singapura memakai bahasa Inggris, China, dan Melayu. Jadi saya rasa tidaklah terlalu sulit jika berkomunikasi dengan warga Singapura.
Dan Air Asia pun menjadi pilihan dalam perjalanan pulang kembali ke Jakarta.
Info mendetail mengenai perjalanan Macau-Hongkong-Singapura tersebut dapat dibaca pada postingan berikutnya…
Viva Macau
Day #1: Macau!
**esumpelo.wordpress.com
Setelah melewatkan waktu selama lebih kurang 5 jam di pesawat, akhirnya Viva Macau yang kami tumpangi pun mendarat di Bandara Internasional Macau. Kami tiba sekitar pukul 01.30 dini hari waktu Macau. Hawa dingin langsung menyergap sekujur tubuh. Untung kami tidak lupa membawa jaket. Memang, ada baiknya sebelum mengunjungi suatu tempat, sebelumnya kita mencari tahu info mengenai cuaca di tempat tersebut, agar tidak terjadi salah kostum karena membawa pakaian yang tidak sesuai dengan cuaca.
Setelah melewati imigrasi, dengan bantuan peta hasil print yang kami bawa, Taxi pun meluncur ke Augusters Lodge yang terletak di Rua de Dr. Pedro Jose Lobo. Selama perjalanan, saya terkagum dengan cahaya lampu Macau. Setiap sudut jalan berjajar kasino-kasino dengan desain dan arsitektur yang unik dan menarik. Sayang saya tidak sempat mengabadikannya.
Sekitar pukul 02.00 dini hari, kami pun tiba di hostel. Naik ke lantai 3, menekan bel, lalu kami pun check in di tengah kantuk penjaga hostel. Tak banyak yang bisa kami lakukan saat itu selain membersihkan diri dan beranjak tidur.
Grand Lisboa Hotel & Casino
Pagi harinya, berbekal sarapan mie gelas dan roti yang kami bawa sendiri (FYI; hostel di Macau tidak menyediakan sarapan gratis seperti hostel di KL dan Singapura), kami beranjak untuk mengelilingi Macau. Sebelumnya, kami check out dan menitipkan barang bawaan di Hostel untuk diambil sore harinya.
Cuaca Macau pagi itu cukup dingin, berkisar 15′ C. Jalanan mulai ramai dengan aktivitas warga Macau. Dari Hostel, kami berjalan kaki menuju Grand Lisboa & Casino yang letaknya tidak terlalu jauh dari Hostel. Sebagaimana layaknya turis, kami pun melakukan aksi foto di sana. Puas berfoto, berbekal buku Lonely Planet dan Wifi, kami searching sejenak mencari jalur dan arah menuju Venetian Hotel. Venetian Hotel merupakan Hotel dan Kasino termegah di Macau, dimana di dalamnya terintegrasi dengan pusat perbelanjaan dengan konsep kota Venesia dan saluran kanalnya, Grand Canal.
Akhirnya, dengan bus No. 3 kami beranjak menuju Ferry Terminal untuk naik free shuttle bus menuju Venetian Hotel.
Venetian Hotel & Casino: Grand Canal
Turun dari shuttle bus, kami mengikuti langkah orang banyak dan masuk ke dalam dan olala… desain di dalamnya begitu menarik. Sebuah pusat perbelanjaan dengan nuansa kota Venesia, lengkap dengan saluran kanal beratapkan latar langit biru cerah. Aksi jeprat-jepret pun dilancarkan. Bahkan kami pun sempat bertemu dan berfoto bareng dengan pemeran Maria dalam film Ayat-Ayat Cinta, Carissa Putri. Lumayan, kapan lagi bisa berfoto gratis bareng artis, di luar negeri pula…(Malam sebelumnya kami pun sebenarnya satu pesawat di Viva Macau).
Mengingat waktu yang sempit di Macau, kami hanya berputar di dalamnya saja, berfoto, dan menyempatkan makan siang di food court. Untuk lebih amannya, kami memilih menu dari restoran Malaysia, Nasi Hainan seharga 55 MOP. Cukup mahal memang, tapi lumayan besar porsinya sehingga bisa dimakan berdua.
Setelah kenyang, kami segera kembali antri naik free shuttle bus menuju Ferry Terminal untuk kembali ke tengah kota. Dari Ferry Terminal, kami naik Bus No. 12 dan turun di bundaran depan Grand Lisboa Hotel & Casino.
Senado Square & St. Paul’s Ruin
Dari bundaran Grand Lisboa, kami berjalan kaki lurus menyusuri jalan. Tujuan selanjutnya adalah Senado Square dan St. Paul’s Ruin. Kedua tempat ini merupakan landmark kota Macau yang harus dikunjungi. Tidak lengkap rasanya jika ke Macau tanpa mengunjungi kedua tempat ini.
FYI, Senado Square adalah tempat yang selalu ramai dikunjungi turis. Di setiap sisi jalannya terdapat toko-toko mulai dari toko souvenir, makanan, hingga toko branded. Di Senado Square ini begitu jelas perpaduan antara budaya China dan Portugis yang dapat dilihat dari desain bangunan dan jalan yang artistik. Sedangkan St. Paul’s Ruin sejatinya merupakan reruntuhan sebuah gereja yang menjadi saksi sejarah Gereja Mater Dei dan Universitas St. Paul. Yang tersisa di sini hanya fasad depan bangunan gereja saja. Di belakangnya terdapat makam para pendeta terdahulu. Selama berjalan menyusuri Senado Square menuju St. Paul’s Ruin, jangan lupa untuk mencoba kue khas Macau, Egg Tart. Kue kecil bulat seperti pie ini dijual seharga 5-7 MOP per buah. Rasanya enak, perpaduan kulit pie kering dan kelembutan telur yang menjadi isi Egg Tart. Saking enaknya, istri saya membeli 2 kotak yang berisi 8 buah Egg Tart.
Crossing to Hongkong
Terbentur waktu yang sempit, meski kurang puas, kami pun mengakhiri perjalanan di Macau hari itu dengan berjalan kembali ke Hostel dan mengambil tas. Segera kami pun bergerak menuju Ferry Terminal (Bus No. 3) untuk menyeberang ke Hongkong.
Ferry yang kami naiki (Turbojet) berangkat pukul 18.00 waktu setempat. Perjalanan menuju Hongkong memakan waktu lebih kurang selama 1 jam. Di Hongkong, Ferry berlabuh di Central Pier. Untuk menuju hostel di Tsim Sha Tsui, kami harus naik MTR dari stasiun Central ke stasiun Tsim Sha Tsui yang terletak di pulau yang berbeda. Sebelumnya kami harus membeli Octopus Card seharga HKD 150 yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran MTR ataupun bus, juga toko dan restoran tertentu.
Malam itu kami check in di Kowloon New Hostel yang berada di Mirador Mansion setelah sebelumnya direpotkan oleh calo yang berkeliaran di Chungking Mansion, tempat seharusnya kami menginap. Seharusnya kami menginap di Maple Leaf Hostel yang berada di Chungking Mansion, namun pemilik menyarankan kami menginap di Kowloon New hostel untuk malam pertama. Untuk ketidaknyamanan tersebut, kami mendapat refund 40 HKD. Lumayan…
Karena kelelahan seharian berjalan, akhirnya acara jalan malam menyusuri kawasan Tsim Sha Tsui terpaksa dibatalkan dan kami lebih memilih beristirahat.
—————————————————————————————
What We Missed
Macau City Tower, Goddess Kun Lam Statues, Fountain of Wealth….
—————————————————————-
Notes:
MOP (Macau Pattaca) bernilai sama dengan HKD (Hongkong Dollar). Meskipun sama, ada kalanya money changer memberlakukan tarif berbeda (misal: 1 MOP=0,88 HKD, atau sebaliknya). Oleh karena itu, sebaiknya menyiapkan uang MOP atau HKD terlebih dahulu. Jika terpaksa harus menukar uang, tukarlah di money changer yang berada di Ferry Terminal, sebab di sana ratenya sama.
Siapkan peta yang jelas menuju hostel atau penginapan. Sebab ada kalanya sopir taxi atau bus tidak mengerti Bahasa Inggris (Kecuali anda bisa berbahasa China).
Untuk penginapan di kawasan Tsim Sha Tsui, jika merasa kurang nyaman bertemu dengan orang Afrika dan calo yang berkeliaran menawarkan kamar,sebaiknya memilih hostel yang berada di Mirador Mansion. Sebaliknya jika hal itu tidak menjadi masalah, hostel di Chungking Mansion bisa jadi pilihan. Keduanya terletak di Nathan Rd, Tsim Sha Tsui.
**esumpelo.wordpress.com
Setelah melewatkan waktu selama lebih kurang 5 jam di pesawat, akhirnya Viva Macau yang kami tumpangi pun mendarat di Bandara Internasional Macau. Kami tiba sekitar pukul 01.30 dini hari waktu Macau. Hawa dingin langsung menyergap sekujur tubuh. Untung kami tidak lupa membawa jaket. Memang, ada baiknya sebelum mengunjungi suatu tempat, sebelumnya kita mencari tahu info mengenai cuaca di tempat tersebut, agar tidak terjadi salah kostum karena membawa pakaian yang tidak sesuai dengan cuaca.
Setelah melewati imigrasi, dengan bantuan peta hasil print yang kami bawa, Taxi pun meluncur ke Augusters Lodge yang terletak di Rua de Dr. Pedro Jose Lobo. Selama perjalanan, saya terkagum dengan cahaya lampu Macau. Setiap sudut jalan berjajar kasino-kasino dengan desain dan arsitektur yang unik dan menarik. Sayang saya tidak sempat mengabadikannya.
Sekitar pukul 02.00 dini hari, kami pun tiba di hostel. Naik ke lantai 3, menekan bel, lalu kami pun check in di tengah kantuk penjaga hostel. Tak banyak yang bisa kami lakukan saat itu selain membersihkan diri dan beranjak tidur.
Grand Lisboa Hotel & Casino
Pagi harinya, berbekal sarapan mie gelas dan roti yang kami bawa sendiri (FYI; hostel di Macau tidak menyediakan sarapan gratis seperti hostel di KL dan Singapura), kami beranjak untuk mengelilingi Macau. Sebelumnya, kami check out dan menitipkan barang bawaan di Hostel untuk diambil sore harinya.
Cuaca Macau pagi itu cukup dingin, berkisar 15′ C. Jalanan mulai ramai dengan aktivitas warga Macau. Dari Hostel, kami berjalan kaki menuju Grand Lisboa & Casino yang letaknya tidak terlalu jauh dari Hostel. Sebagaimana layaknya turis, kami pun melakukan aksi foto di sana. Puas berfoto, berbekal buku Lonely Planet dan Wifi, kami searching sejenak mencari jalur dan arah menuju Venetian Hotel. Venetian Hotel merupakan Hotel dan Kasino termegah di Macau, dimana di dalamnya terintegrasi dengan pusat perbelanjaan dengan konsep kota Venesia dan saluran kanalnya, Grand Canal.
Akhirnya, dengan bus No. 3 kami beranjak menuju Ferry Terminal untuk naik free shuttle bus menuju Venetian Hotel.
Venetian Hotel & Casino: Grand Canal
Turun dari shuttle bus, kami mengikuti langkah orang banyak dan masuk ke dalam dan olala… desain di dalamnya begitu menarik. Sebuah pusat perbelanjaan dengan nuansa kota Venesia, lengkap dengan saluran kanal beratapkan latar langit biru cerah. Aksi jeprat-jepret pun dilancarkan. Bahkan kami pun sempat bertemu dan berfoto bareng dengan pemeran Maria dalam film Ayat-Ayat Cinta, Carissa Putri. Lumayan, kapan lagi bisa berfoto gratis bareng artis, di luar negeri pula…(Malam sebelumnya kami pun sebenarnya satu pesawat di Viva Macau).
Mengingat waktu yang sempit di Macau, kami hanya berputar di dalamnya saja, berfoto, dan menyempatkan makan siang di food court. Untuk lebih amannya, kami memilih menu dari restoran Malaysia, Nasi Hainan seharga 55 MOP. Cukup mahal memang, tapi lumayan besar porsinya sehingga bisa dimakan berdua.
Setelah kenyang, kami segera kembali antri naik free shuttle bus menuju Ferry Terminal untuk kembali ke tengah kota. Dari Ferry Terminal, kami naik Bus No. 12 dan turun di bundaran depan Grand Lisboa Hotel & Casino.
Senado Square & St. Paul’s Ruin
Dari bundaran Grand Lisboa, kami berjalan kaki lurus menyusuri jalan. Tujuan selanjutnya adalah Senado Square dan St. Paul’s Ruin. Kedua tempat ini merupakan landmark kota Macau yang harus dikunjungi. Tidak lengkap rasanya jika ke Macau tanpa mengunjungi kedua tempat ini.
FYI, Senado Square adalah tempat yang selalu ramai dikunjungi turis. Di setiap sisi jalannya terdapat toko-toko mulai dari toko souvenir, makanan, hingga toko branded. Di Senado Square ini begitu jelas perpaduan antara budaya China dan Portugis yang dapat dilihat dari desain bangunan dan jalan yang artistik. Sedangkan St. Paul’s Ruin sejatinya merupakan reruntuhan sebuah gereja yang menjadi saksi sejarah Gereja Mater Dei dan Universitas St. Paul. Yang tersisa di sini hanya fasad depan bangunan gereja saja. Di belakangnya terdapat makam para pendeta terdahulu. Selama berjalan menyusuri Senado Square menuju St. Paul’s Ruin, jangan lupa untuk mencoba kue khas Macau, Egg Tart. Kue kecil bulat seperti pie ini dijual seharga 5-7 MOP per buah. Rasanya enak, perpaduan kulit pie kering dan kelembutan telur yang menjadi isi Egg Tart. Saking enaknya, istri saya membeli 2 kotak yang berisi 8 buah Egg Tart.
Crossing to Hongkong
Terbentur waktu yang sempit, meski kurang puas, kami pun mengakhiri perjalanan di Macau hari itu dengan berjalan kembali ke Hostel dan mengambil tas. Segera kami pun bergerak menuju Ferry Terminal (Bus No. 3) untuk menyeberang ke Hongkong.
Ferry yang kami naiki (Turbojet) berangkat pukul 18.00 waktu setempat. Perjalanan menuju Hongkong memakan waktu lebih kurang selama 1 jam. Di Hongkong, Ferry berlabuh di Central Pier. Untuk menuju hostel di Tsim Sha Tsui, kami harus naik MTR dari stasiun Central ke stasiun Tsim Sha Tsui yang terletak di pulau yang berbeda. Sebelumnya kami harus membeli Octopus Card seharga HKD 150 yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran MTR ataupun bus, juga toko dan restoran tertentu.
Malam itu kami check in di Kowloon New Hostel yang berada di Mirador Mansion setelah sebelumnya direpotkan oleh calo yang berkeliaran di Chungking Mansion, tempat seharusnya kami menginap. Seharusnya kami menginap di Maple Leaf Hostel yang berada di Chungking Mansion, namun pemilik menyarankan kami menginap di Kowloon New hostel untuk malam pertama. Untuk ketidaknyamanan tersebut, kami mendapat refund 40 HKD. Lumayan…
Karena kelelahan seharian berjalan, akhirnya acara jalan malam menyusuri kawasan Tsim Sha Tsui terpaksa dibatalkan dan kami lebih memilih beristirahat.
—————————————————————————————
What We Missed
Macau City Tower, Goddess Kun Lam Statues, Fountain of Wealth….
—————————————————————-
Notes:
MOP (Macau Pattaca) bernilai sama dengan HKD (Hongkong Dollar). Meskipun sama, ada kalanya money changer memberlakukan tarif berbeda (misal: 1 MOP=0,88 HKD, atau sebaliknya). Oleh karena itu, sebaiknya menyiapkan uang MOP atau HKD terlebih dahulu. Jika terpaksa harus menukar uang, tukarlah di money changer yang berada di Ferry Terminal, sebab di sana ratenya sama.
Siapkan peta yang jelas menuju hostel atau penginapan. Sebab ada kalanya sopir taxi atau bus tidak mengerti Bahasa Inggris (Kecuali anda bisa berbahasa China).
Untuk penginapan di kawasan Tsim Sha Tsui, jika merasa kurang nyaman bertemu dengan orang Afrika dan calo yang berkeliaran menawarkan kamar,sebaiknya memilih hostel yang berada di Mirador Mansion. Sebaliknya jika hal itu tidak menjadi masalah, hostel di Chungking Mansion bisa jadi pilihan. Keduanya terletak di Nathan Rd, Tsim Sha Tsui.
Walking Tour - Hongkong
Day #2: Hongkong Walking Tour!
**esumpelo.wordpress.com
Di hari kedua perjalanan ini, suasana pagi di Hongkong tidak jauh berbeda dengan di Macau. Langit berkabut dan hawa dingin masih menyapa. Tetapi hal itu tetap tidak menyurutkan niat kami berkeliling Hongkong hari ini. Maka segera setelah mandi, berpindah hostel (dari Kowloon New Hostel di Mirador Mansion ke Mapple Leaf Hostel di Chungking Mansion), dan mencoba sarapan di warung Arab di lantai dasar Chungking Mansion, kami pun siap memulai perjalanan menyusuri Hongkong.
Avenue of Stars & Clock Tower
Merujuk pada peta yang kami punya, Avenue of Stars merupakan lokasi terdekat yang bisa kami kunjungi dengan hanya berjalan kaki. Avenue of Stars merupakan sebuah area pejalan kaki yang mengambil contoh dari Hollywood Walk of Fame, terletak di sepanjang jalan Victoria Harbour di Tsim Sha Tsui. Avenue of Stars ini merupakan bentuk penghargaan terhadap insan perfilman Hongkong. Di sini terdapat cap telapak tangan artis-artis Hongkong, dari Bruce Lee hingga Jackie Chan. Di tempat ini, kami cukup puas berfoto dan menikmati udara di tepi laut yang segar. Sayang, pemandangan indah Hongkong Island di seberang lautan tidak tampak jelas karena terhalang kabut yang cukup tebal. Banyak turis yang berfoto, juga ada penduduk sekitar yang berolahraga. Di laut, tampak kapal Aqualine yang mengantarkan turis memutari laut di sekitar Hongkong. Riuh rendah acara Music Youth yang kebetulan sedang diselenggarakan hari itu menambah maraknya suasana. Selama berjalan kaki kami melewati Hongkong Space Museum, Hongkong Cultural Centre, Hongkong Museum of Art, hingga akhirnya sampai di depan Clock Tower.
Clock Tower merupakan salah satu landmark Hongkong, berwujud menara
jam terletak di area pantai selatan Tsim Sha Tsui tepat di depan pelabuhan Star Ferry Pier. Menara jam ini merupakan sisa-sisa bangunan stasiun Kowloon yang telah diruntuhkan. Di depan menara jam setinggi 51 m ini kami hanya sempat berfoto sebentar, karena lokasinya kurang memungkinkan. Tepat di tepi jalan, terminal bus, dan pelabuhan Star Ferry Pier. Dari Clock Tower, kami melanjutkan melangkah menyusuri tepi pantai Hongkong, melintasi lalu lintas, hingga sampai di Kowloon Park.
Kowloon Park
Kowloon Park terletak tidak jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki dari Avenue of Stars. Cukup dengan 15 menit berjalan kaki, sampailah kami di Kowloon Park. Terletak di area Tsim Sha Tsui yang ramai, Kowloon Park menempati area seluas 13,5 hektar dan diklaim sebagai salah satu taman terluas di daerah Kowloon serta berperan sebagai paru-paru kota.
Saat pertama kali menjejakkan kaki disini, kami cukup kagum atas hijau dan rindangnya taman ini. Bayangkan, di tengah hiruk pikuknya Hongkong, pemerintah masih menaruh perhatian terhadap area publik serta lingkungan melalui Kowloon Park ini. Di area Kowloon Park, terdapat berbagai macam taman yang bisa kita nikmati. Sebagaimana hari itu, di Kowloon Park kami sempat menikmati hijaunya taman ini. Salah satu area yang membuat kami tertarik adalah Maze Park, sebuah taman berpola labirin yang terletak di dalam Kowloon Park. Di Kowloon Park, ini cukup banyak pengunjung yang hilir mudik. Jika merasa haus dan kepanasan, jangan kuatir karena terdapat stan McD yang khusus menjajakan es krim, juga vending machine yang menyediakan minuman dingin.
Karena pada saat itu adalah hari Minggu, Kowloon Park sangat ramai dengan pekerja asal Indonesia. Hal ini tampak jelas dari percakapan mereka yang menggunakan bahasa Jawa. Mereka berkumpul secara berkelompok. Ada yang menggelar tikar, mengakses laptop, arisan, hingga menjual makanan Indonesia. Kami sempat ditawari bakso saat berjalan menuju Mesjid di Kowloon Park. Agak kaget juga ternyata jauh-jauh jalan ke Hongkong bertemu orang Indonesia juga, hehe… Salut buat mereka yang rela berkorban demi keluarga hingga bekerja di luar negeri
Star Ferry & 1881 Heritage
Dari Kowloon Park, kami melanjutkan jalan kaki kami kembali menuju arah Clock Tower, tepatnya menuju Star Ferry Pier. Tapi kali ini tujuannya bukan untuk berfoto di sana, melainkan ingin mencoba sensasi menyeberangi laut menuju ke Hongkong Central dengan menggunakan Star Ferry. Dalam perjalanan kembali menuju Star Ferry Pier, kami sempat berhenti sejenak dan berfoto di 1881 Heritage, sebuah bangunan indah berasitektur Victorian yang awalnya merupakan Markas Hong Kong Marine Police dari tahun 1880an sampai 1996.
Puas mengabadikan diri di 1881 Heritage, kami pun menuju Star Ferry Pier. Star Ferry ini berbeda dengan Turbojet yang mengantarkan kami dari Macau ke Hongkong. Star Ferry ini tampak lebih kuno bila dibandingkan Turbo Jet, berlantai kayu dengan desain sederhana dengan jendela kaca tanpa AC.
Meskipun terkesan sederhana, justru disinilah letak sensasinya. Jika selama di Turbojet, kami tidak bisa menikmati udara dan suasana laut, di Star Ferry bisa. Angin laut, pemandangan laut di Hongkong, kapal yang berlayar, serta aroma hembusan ombak bisa kita rasakan cukup dengan HKD 2,40 (dengan men-tap Octopus Card). Sayang sensasi itu hanya bisa kami rasakan selama lebih kurang 20 menit saja. Sebab Star Ferry ternyata sudah merapat ke Central Pier. Sebagai sebuah pilihan, tentunya menyeberang dari Tsim Sha Tsui ke Central kami rasakan lebih menarik menggunakan Star Ferry daripada menggunakan MTR.
Hongkong Park
Selepas dari Central Pier dan menikmati es krim seharga HKD 6 yang dijajakan melalui mobil keliling, kami pun berjalan menyusuri gedung bertingkat di Hongkong Central. Suasana saat itu cukup lengang karena hari libur (Minggu). Jalur pejalan kaki yang tertata rapi dan terkoordinasi dengan gedung maupun mall membuat perjalanan terasa tidak membosankan. Saat menjumpai spot dengan view yang menarik, kami pun berhenti demi sekedar berfoto. Langkah demi langkah mengikuti arah petunjuk Lonely Planet membawa kami menyusuri megahnya Hongkong. Chatter Garden, Bank of China Tower menjadi pengiring kami menuju Hongkong Park. Taman seluas 8 hektar yang terletak di pusat kota ini kembali memberikan nuansa kesejukan yang jarang kita jumpai di kota besar semacam Jakarta. Di Hongkong Park terdapat kolam-kolam maupun air terjun buatan yang cukup menarik. Di sini kami kembali mengistirahatkan diri sambil diiringi kicauan burung kakaktua yang ternyata terbang bebas di taman ini. Meskipun berkonsep alam, taman ini ternyata dilengkapi fasilitas Wifi gratis, yang tentunya tak kami sia-siakan. Memang, di Hongkong ini, fasilitas Wifi sudah menjadi standar tersendiri dalam ruang publik. Sehingga membuat siapa saja yang ingin selalu terkoneksi dengan dunia merasa terpuaskan.
Warung Malang
Hasil browsing di Hongkong Park akhirnya membawa kaki kami kembali melangkah. Tujuan selanjutnya adalah Warung Malang, sebuah warung makan yang menyediakan menu masakan khas Indonesia. Terletak di Pennington Street, untuk mencapai warung ini kami harus naik MTR dari stasiun Admiralty dan turun di stasiun Causeway Bay. Dari Hongkong Park menuju Stasiun Admiralty ternyata cukup dekat. Kami hanya tinggal menyeberang jalan dan mengikuti petunjuk arah bertanda logo MTR.
Dari Causeway Bay, kami keluar di pintu F, berjalan ke arah kiri hingga bertemu lampu merah, lalu ke kanan menyusuri trotoar, dan ke kanan lagi. Papan nama jalan Pennington street terlihat sudah. Jangan lupa untuk mengamati toko-toko di sebelah kiri, sebab Warung Malang tidak terlihat dari luar, melainkan harus masuk ke dalam dulu. FYI, alamat lengkap Warung Malang adalah: Flat B2, Block B, 2/F, Dragon Rise, 9-11 Pennington Street, Causeway Bay, Hong Kong.
Di Warung Malang, akhirnya kami bisa merasakan cita rasa masakan Indonesia. Bakso, Pecel Lele, Ayam Kremes, Ayam Bakar, hingga Indomie tersedia di sini. Tak lupa alunan musik Campur Sari turut menemani, mengobati rasa kangen pada kampung halaman. Di sini, kami memesan menu ayam bakar dan ayam goreng. Semuanya persis dengan yang biasa kita makan di Indonesia, kecuali harganya. Untuk seporsi ayam bakar maupun goreng, dibandrol sehargan HKD 35 atau setara dengan Rp 42.000,-. Untungnya minum berupa air mineral bisa diperoleh secara cuma-cuma. Kebanyakan pengunjung warung ini adalah pekerja wanita Indonesia. Sepertinya hari Minggu merupakan hari libur untuk mereka. Sebab, selama berkeliling hari ini, kami seringkali menjumpai kumpulan pekerja Indonesia, mulai di Kowloon Park, Chatter Garden, hingga di Warung Malang ini.
Sebenarnya ada warung Indonesia lain, yaitu Warung Chandra. Akan tetapi, kami tak sempat mengunjunginya. Bagi anda yang berkesempatan datang ke Hongkong, sepertinya wajib untuk mengunjungi warung makan Indonesia seperti Warung Malang dan Warung Chandra ini. Nikmati makan di tengah suasana Jawa dengan view kota Hongkong.
Golden Bauhinia Square
Hari yang mulai gelap, membuat kami beranjak dari Warung Malang untuk meneruskan perjalanan ke lokasi selanjutnya, Golden Bauhinia Square. Dari Warung Malang, kami naik MTR dari stasiun Causeway Bay menuju arah sebaliknya untuk turun di stasiun Wan Chai. Dari stasiun Wan Chai, kita hanya perlu mengikuti petunjuk arah dan menyusuri jalur pejalan kaki menuju arah Immigration Tower dan menyusuri Central Plaza, lalu menyeberang jalan dan terus lurus ke arah Hongkong Convention & Exhibition Centre. Sampailah kita di Golden Bauhinia Square.
Golden Bauhinia Square merupakan sebuah lapangan dimana di tengahnya berdiri sebuah patung Bunga Bauhinia Raksasa dari emas (Golden Bauhina). Patung ini didirikan untuk memperingati penyerahan kawasan Hong Kong dari Koloni Inggris ke negara Republik Rakyat Cina (RRC) pada tanggal 30 Juni 1997, dan langsung ditandai dengan berdirinya Hong Kong Special Administrative Region (HKSAR). Dan sebagai bentuk hadiah dari pemerintah pusat RRC ke Hongkong dibangunlah patung ”Forever Blooming Bauhinia”.
Disini, bagi yang tidak membawa kamera dan ingin berfoto, tidak perlu risau karena terdapat tukang foto keliling. Dengan 1o HKD kita bisa mendapatkan foto berlatar patung Golden Bauhinia ini. Tapi jika membawa kamera, tentu tidak perlu menggunakan jasa mereka. Cukup gunakan kreasi anda dengan mengatur mode yang pas untuk memotret, terutama pada waktu malam. Seperti kami yang menggunakan mode Fluorescent pada malam itu. Hasilnya cukup lumayan meski tak sebagus hasil jepretan fotografer pro.
Dan akhirnya Hongkong Walking Tour versi kami pada hari itu berakhir di situ. Lelah kaki berjalan menyusuri Hongkong dari kawasan Tsim Sha Tsui hingga ke Central makin terasa dan membawa kami segera beranjak dari Golden Bauhinia Square. Meninggalkan kerumunan turis lain yang masih asyik menikmati suasana malam. Melalui jalur pejalan kaki menyusuri Hongkong Convention & Exhibition Centre, kami menuju ke stasiun Wan Chai, turun di Admiralty, berganti jalur ke arah stasiun Tsim Sha Tsui. Turun dan kembali menuju hostel di Chungking Mansion.
———————————————————-
Notes:
Untuk menyusuri Hongkong, sebaiknya anda membawa peta Hongkong. Peta dapat diperoleh gratis di Hongkong Tourism Centre yang terletak di Star Ferry Pier.
Selalu cek saldo Octopus Card anda di stasiun tujuan saat anda keluar melalui panel teks kecil di atas card tap area.
Demi kenyamanan, sebaiknya gunakan sepatu ringan dan empuk.
Bawa selalu botol air. Beberapa lokasi di Hongkong menyediakan tap water.
**esumpelo.wordpress.com
Di hari kedua perjalanan ini, suasana pagi di Hongkong tidak jauh berbeda dengan di Macau. Langit berkabut dan hawa dingin masih menyapa. Tetapi hal itu tetap tidak menyurutkan niat kami berkeliling Hongkong hari ini. Maka segera setelah mandi, berpindah hostel (dari Kowloon New Hostel di Mirador Mansion ke Mapple Leaf Hostel di Chungking Mansion), dan mencoba sarapan di warung Arab di lantai dasar Chungking Mansion, kami pun siap memulai perjalanan menyusuri Hongkong.
Avenue of Stars & Clock Tower
Merujuk pada peta yang kami punya, Avenue of Stars merupakan lokasi terdekat yang bisa kami kunjungi dengan hanya berjalan kaki. Avenue of Stars merupakan sebuah area pejalan kaki yang mengambil contoh dari Hollywood Walk of Fame, terletak di sepanjang jalan Victoria Harbour di Tsim Sha Tsui. Avenue of Stars ini merupakan bentuk penghargaan terhadap insan perfilman Hongkong. Di sini terdapat cap telapak tangan artis-artis Hongkong, dari Bruce Lee hingga Jackie Chan. Di tempat ini, kami cukup puas berfoto dan menikmati udara di tepi laut yang segar. Sayang, pemandangan indah Hongkong Island di seberang lautan tidak tampak jelas karena terhalang kabut yang cukup tebal. Banyak turis yang berfoto, juga ada penduduk sekitar yang berolahraga. Di laut, tampak kapal Aqualine yang mengantarkan turis memutari laut di sekitar Hongkong. Riuh rendah acara Music Youth yang kebetulan sedang diselenggarakan hari itu menambah maraknya suasana. Selama berjalan kaki kami melewati Hongkong Space Museum, Hongkong Cultural Centre, Hongkong Museum of Art, hingga akhirnya sampai di depan Clock Tower.
Clock Tower merupakan salah satu landmark Hongkong, berwujud menara
jam terletak di area pantai selatan Tsim Sha Tsui tepat di depan pelabuhan Star Ferry Pier. Menara jam ini merupakan sisa-sisa bangunan stasiun Kowloon yang telah diruntuhkan. Di depan menara jam setinggi 51 m ini kami hanya sempat berfoto sebentar, karena lokasinya kurang memungkinkan. Tepat di tepi jalan, terminal bus, dan pelabuhan Star Ferry Pier. Dari Clock Tower, kami melanjutkan melangkah menyusuri tepi pantai Hongkong, melintasi lalu lintas, hingga sampai di Kowloon Park.
Kowloon Park
Kowloon Park terletak tidak jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki dari Avenue of Stars. Cukup dengan 15 menit berjalan kaki, sampailah kami di Kowloon Park. Terletak di area Tsim Sha Tsui yang ramai, Kowloon Park menempati area seluas 13,5 hektar dan diklaim sebagai salah satu taman terluas di daerah Kowloon serta berperan sebagai paru-paru kota.
Saat pertama kali menjejakkan kaki disini, kami cukup kagum atas hijau dan rindangnya taman ini. Bayangkan, di tengah hiruk pikuknya Hongkong, pemerintah masih menaruh perhatian terhadap area publik serta lingkungan melalui Kowloon Park ini. Di area Kowloon Park, terdapat berbagai macam taman yang bisa kita nikmati. Sebagaimana hari itu, di Kowloon Park kami sempat menikmati hijaunya taman ini. Salah satu area yang membuat kami tertarik adalah Maze Park, sebuah taman berpola labirin yang terletak di dalam Kowloon Park. Di Kowloon Park, ini cukup banyak pengunjung yang hilir mudik. Jika merasa haus dan kepanasan, jangan kuatir karena terdapat stan McD yang khusus menjajakan es krim, juga vending machine yang menyediakan minuman dingin.
Karena pada saat itu adalah hari Minggu, Kowloon Park sangat ramai dengan pekerja asal Indonesia. Hal ini tampak jelas dari percakapan mereka yang menggunakan bahasa Jawa. Mereka berkumpul secara berkelompok. Ada yang menggelar tikar, mengakses laptop, arisan, hingga menjual makanan Indonesia. Kami sempat ditawari bakso saat berjalan menuju Mesjid di Kowloon Park. Agak kaget juga ternyata jauh-jauh jalan ke Hongkong bertemu orang Indonesia juga, hehe… Salut buat mereka yang rela berkorban demi keluarga hingga bekerja di luar negeri
Star Ferry & 1881 Heritage
Dari Kowloon Park, kami melanjutkan jalan kaki kami kembali menuju arah Clock Tower, tepatnya menuju Star Ferry Pier. Tapi kali ini tujuannya bukan untuk berfoto di sana, melainkan ingin mencoba sensasi menyeberangi laut menuju ke Hongkong Central dengan menggunakan Star Ferry. Dalam perjalanan kembali menuju Star Ferry Pier, kami sempat berhenti sejenak dan berfoto di 1881 Heritage, sebuah bangunan indah berasitektur Victorian yang awalnya merupakan Markas Hong Kong Marine Police dari tahun 1880an sampai 1996.
Puas mengabadikan diri di 1881 Heritage, kami pun menuju Star Ferry Pier. Star Ferry ini berbeda dengan Turbojet yang mengantarkan kami dari Macau ke Hongkong. Star Ferry ini tampak lebih kuno bila dibandingkan Turbo Jet, berlantai kayu dengan desain sederhana dengan jendela kaca tanpa AC.
Meskipun terkesan sederhana, justru disinilah letak sensasinya. Jika selama di Turbojet, kami tidak bisa menikmati udara dan suasana laut, di Star Ferry bisa. Angin laut, pemandangan laut di Hongkong, kapal yang berlayar, serta aroma hembusan ombak bisa kita rasakan cukup dengan HKD 2,40 (dengan men-tap Octopus Card). Sayang sensasi itu hanya bisa kami rasakan selama lebih kurang 20 menit saja. Sebab Star Ferry ternyata sudah merapat ke Central Pier. Sebagai sebuah pilihan, tentunya menyeberang dari Tsim Sha Tsui ke Central kami rasakan lebih menarik menggunakan Star Ferry daripada menggunakan MTR.
Hongkong Park
Selepas dari Central Pier dan menikmati es krim seharga HKD 6 yang dijajakan melalui mobil keliling, kami pun berjalan menyusuri gedung bertingkat di Hongkong Central. Suasana saat itu cukup lengang karena hari libur (Minggu). Jalur pejalan kaki yang tertata rapi dan terkoordinasi dengan gedung maupun mall membuat perjalanan terasa tidak membosankan. Saat menjumpai spot dengan view yang menarik, kami pun berhenti demi sekedar berfoto. Langkah demi langkah mengikuti arah petunjuk Lonely Planet membawa kami menyusuri megahnya Hongkong. Chatter Garden, Bank of China Tower menjadi pengiring kami menuju Hongkong Park. Taman seluas 8 hektar yang terletak di pusat kota ini kembali memberikan nuansa kesejukan yang jarang kita jumpai di kota besar semacam Jakarta. Di Hongkong Park terdapat kolam-kolam maupun air terjun buatan yang cukup menarik. Di sini kami kembali mengistirahatkan diri sambil diiringi kicauan burung kakaktua yang ternyata terbang bebas di taman ini. Meskipun berkonsep alam, taman ini ternyata dilengkapi fasilitas Wifi gratis, yang tentunya tak kami sia-siakan. Memang, di Hongkong ini, fasilitas Wifi sudah menjadi standar tersendiri dalam ruang publik. Sehingga membuat siapa saja yang ingin selalu terkoneksi dengan dunia merasa terpuaskan.
Warung Malang
Hasil browsing di Hongkong Park akhirnya membawa kaki kami kembali melangkah. Tujuan selanjutnya adalah Warung Malang, sebuah warung makan yang menyediakan menu masakan khas Indonesia. Terletak di Pennington Street, untuk mencapai warung ini kami harus naik MTR dari stasiun Admiralty dan turun di stasiun Causeway Bay. Dari Hongkong Park menuju Stasiun Admiralty ternyata cukup dekat. Kami hanya tinggal menyeberang jalan dan mengikuti petunjuk arah bertanda logo MTR.
Dari Causeway Bay, kami keluar di pintu F, berjalan ke arah kiri hingga bertemu lampu merah, lalu ke kanan menyusuri trotoar, dan ke kanan lagi. Papan nama jalan Pennington street terlihat sudah. Jangan lupa untuk mengamati toko-toko di sebelah kiri, sebab Warung Malang tidak terlihat dari luar, melainkan harus masuk ke dalam dulu. FYI, alamat lengkap Warung Malang adalah: Flat B2, Block B, 2/F, Dragon Rise, 9-11 Pennington Street, Causeway Bay, Hong Kong.
Di Warung Malang, akhirnya kami bisa merasakan cita rasa masakan Indonesia. Bakso, Pecel Lele, Ayam Kremes, Ayam Bakar, hingga Indomie tersedia di sini. Tak lupa alunan musik Campur Sari turut menemani, mengobati rasa kangen pada kampung halaman. Di sini, kami memesan menu ayam bakar dan ayam goreng. Semuanya persis dengan yang biasa kita makan di Indonesia, kecuali harganya. Untuk seporsi ayam bakar maupun goreng, dibandrol sehargan HKD 35 atau setara dengan Rp 42.000,-. Untungnya minum berupa air mineral bisa diperoleh secara cuma-cuma. Kebanyakan pengunjung warung ini adalah pekerja wanita Indonesia. Sepertinya hari Minggu merupakan hari libur untuk mereka. Sebab, selama berkeliling hari ini, kami seringkali menjumpai kumpulan pekerja Indonesia, mulai di Kowloon Park, Chatter Garden, hingga di Warung Malang ini.
Sebenarnya ada warung Indonesia lain, yaitu Warung Chandra. Akan tetapi, kami tak sempat mengunjunginya. Bagi anda yang berkesempatan datang ke Hongkong, sepertinya wajib untuk mengunjungi warung makan Indonesia seperti Warung Malang dan Warung Chandra ini. Nikmati makan di tengah suasana Jawa dengan view kota Hongkong.
Golden Bauhinia Square
Hari yang mulai gelap, membuat kami beranjak dari Warung Malang untuk meneruskan perjalanan ke lokasi selanjutnya, Golden Bauhinia Square. Dari Warung Malang, kami naik MTR dari stasiun Causeway Bay menuju arah sebaliknya untuk turun di stasiun Wan Chai. Dari stasiun Wan Chai, kita hanya perlu mengikuti petunjuk arah dan menyusuri jalur pejalan kaki menuju arah Immigration Tower dan menyusuri Central Plaza, lalu menyeberang jalan dan terus lurus ke arah Hongkong Convention & Exhibition Centre. Sampailah kita di Golden Bauhinia Square.
Golden Bauhinia Square merupakan sebuah lapangan dimana di tengahnya berdiri sebuah patung Bunga Bauhinia Raksasa dari emas (Golden Bauhina). Patung ini didirikan untuk memperingati penyerahan kawasan Hong Kong dari Koloni Inggris ke negara Republik Rakyat Cina (RRC) pada tanggal 30 Juni 1997, dan langsung ditandai dengan berdirinya Hong Kong Special Administrative Region (HKSAR). Dan sebagai bentuk hadiah dari pemerintah pusat RRC ke Hongkong dibangunlah patung ”Forever Blooming Bauhinia”.
Disini, bagi yang tidak membawa kamera dan ingin berfoto, tidak perlu risau karena terdapat tukang foto keliling. Dengan 1o HKD kita bisa mendapatkan foto berlatar patung Golden Bauhinia ini. Tapi jika membawa kamera, tentu tidak perlu menggunakan jasa mereka. Cukup gunakan kreasi anda dengan mengatur mode yang pas untuk memotret, terutama pada waktu malam. Seperti kami yang menggunakan mode Fluorescent pada malam itu. Hasilnya cukup lumayan meski tak sebagus hasil jepretan fotografer pro.
Dan akhirnya Hongkong Walking Tour versi kami pada hari itu berakhir di situ. Lelah kaki berjalan menyusuri Hongkong dari kawasan Tsim Sha Tsui hingga ke Central makin terasa dan membawa kami segera beranjak dari Golden Bauhinia Square. Meninggalkan kerumunan turis lain yang masih asyik menikmati suasana malam. Melalui jalur pejalan kaki menyusuri Hongkong Convention & Exhibition Centre, kami menuju ke stasiun Wan Chai, turun di Admiralty, berganti jalur ke arah stasiun Tsim Sha Tsui. Turun dan kembali menuju hostel di Chungking Mansion.
———————————————————-
Notes:
Untuk menyusuri Hongkong, sebaiknya anda membawa peta Hongkong. Peta dapat diperoleh gratis di Hongkong Tourism Centre yang terletak di Star Ferry Pier.
Selalu cek saldo Octopus Card anda di stasiun tujuan saat anda keluar melalui panel teks kecil di atas card tap area.
Demi kenyamanan, sebaiknya gunakan sepatu ringan dan empuk.
Bawa selalu botol air. Beberapa lokasi di Hongkong menyediakan tap water.
Lantau Island
Day #3: Lantau Island & Victoria Peak
**esumpelo.wordpress.com
….. 5 bulan berlalu, akhirnya postingan backpacker hongkong-macau-singapore ini pun berlanjut…..
Pada hari ketiga ini, Hongkong masih tetap dingin, membuat kami yang kelelahan setelah berjalan kaki seharian kemarin enggan beranjak dari balik selimut. But, show must go on! Dan setelah mandi, sarapan roti plus bekal Mie Gelas, kami pun siap berangkat. Tujuan kami kali ini adalah mengunjungi Giant Buddha Statue, Ngong Ping Village, Po Lin Minastery, yang terletak di Lantau Island dan mencoba menikmati Hongkong dari atas melalui Victoria Peak sekaligus menjumpai artis-artis dunia di Maddame Tussauds Museum. Here we go..
Giant Buddha Statue
Untuk menuju tempat ini, dari hostel seperti biasa kami berjalan kaki menuju stasiun MTR Tsim Tsa Shui. Rute MTR yang harus ditempuh adalah Tsim Tsa Shui-Lai King (bertukar jalur menuju Tung Chung)-Tung Chung. Stasiun MTR Tung Chung merupakan pemberhentian terakhir, jadi tak perlu kuatir nyasar. Dari sini, kami keluar mengikuti petunjuk arah bertuliskan Ngong Ping. Melewati halaman Citygate Outlet Mall kami sampai di depan Stasiun Cable Car dan Terminal Bus Tung Chung. Berdasarkan informasi yang telah kami peroleh, untuk menuju lokasi Giant Buddha di Ngong Ping ada beberapa moda transportasi yang bisa dipakai. Salah satunya adalah dengan naik Ngong Ping Cable Car. Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan Lantau Bus.
Akhirnya setelah mempertimbangkan, kami memilih naik Lantau Bus, mengingat tarifnya jauh lebih murah (HKD 35 per orang PP dibanding Ngong Ping Cable Car 96 HKD PP) juga sekaligus ingin menikmati pemandangan di Lantau Island. Bus yang kami naiki adalah Bus No. 23 berwarna hijau putih. Kami naik dari terminal bus yang letaknya bersebelahan dengan stasiun cable car. Setelah hampir satu jam perjalanan yang diisi sebagian besar dengan tidur (hehe…sisa-sisa lelah jalan kemarin masih terasa) kami pun sampai di terminal bus Ngong Ping tanpa sempat menikmati pemandangan alam pegunungan dan hijaunya alam Lantau Island. Dari terminal bus Ngong Ping, cukup dengan berjalan kaki, kami pun sampai di area Giant Buddha Statue.
Untuk menikmati Giant Buddha Statue dari dekat, kita harus menaiki 268 anak tangga. Hal ini mengingatkan saya akan Batu Caves di Kuala Lumpur. Berteman selimut kabut tipis membuat acara naik tangga kami tidak terlalu melelahkan. Sampai di atas, kami pun disuguhi pemandangan yang sangat indah. Sepanjang mata memandang, hamparan hijaunya pegunungan dan birunya langit menampilkan lukisan alam yang menakjubkan menjadi penghias tegaknya Giant Buddha Statue. Giant Buddha Statue berukuran tinggi 23 m atau 26 m jika diukur dari pelataran Lotus, dan memiliki bobot 250 ton! Pantas saja patung Buddha ini disebut sebagai “World’s Largest Seated Outdoor Bronze Statue of Budha”. Di sekelilingnya terdapat delapan patung Bodhisatvas dengan posisi menghadap patung Buddha. Tepat di bawah Patung Giant Buddha, terdapat stan souvenir, area pameran yang dilengkapi dengan tempat berdoa bagi beberapa tokoh ternama di Hongkong. Kami menghabiskan waktu cukup lama di lokasi ini, tentunya dengan mengabadikan kunjungan kami lewat foto. Puas bermain-main di sini, kami pun turun untuk menuju Ngong Ping Village yang letaknya tidak jauh dari Giant Buddha Statue.
Ngong Ping Village
Ngong Ping Village bukanlah kampung seperti yang saya bayangkan, akan tetapi lebih tepat jika dikatakan sebagai kampung cinderamata. Bagaimana tidak, dari awal masuk gerbang, terlihat jejeran toko yang menjajakan souvenir khas Hongkong. Mulai dari gantungan kunci hingga sumpit bertuliskan aksara Cina ada di sini. Sayang karena waktu yang terbatas membuat kami harus segera beranjak dari sini untuk kembali ke Hongkong Island. Sebuah magnet kulkas bertuliskan Hongkong dan sejumlah hasil foto di Giant Buddha Statue kami rasa cukup untuk dianggap sebagai oleh-oleh. Kami pun kembali ke Tung Chung Station naik MTR ke Hongkong Central Station.
Victoria Peak
Dari Hongkong Central Station, berhubung waktu sudah sore kami pun memilih naik Bus 15C ketimbang mencoba Peak Tram untuk menuju Victoria Peak. Ternyata perjalanan menuju Victoria Peak sungguh menakjubkan. Pemandangan kota Hongkong dapat dilihat jelas. Beruntung saya dan istri memilih untuk duduk di tingkat atas bus tingkat. Perasaan kagum dan deg-degan bercampur jadi satu. Kagum karena melihat kota Hongkong dari atas yang begitu indah, juga dengan lalu lintasnya yang teratur. Deg-degan karena berada di tingkat atas sehingga setiap kelokan jalan cukup menegangkan.
Sekitar 20 menitan naik bus, sampailah kami di Terminal Bus Victoria Peak. Dari situ kita cukup berjalan untuk masuk ke kawasan Victoria Peak. Victoria Peak merupakan tempat tertinggi di Hongkong dengan ketinggian 428 m diatas permukaan laut. Di Victoria Peak terdapat toko-toko serta restoran. Persis seperti mall. Untuk dapat melihat Hongkong dari atas kita harus naik ke Sky Terrace. Sayangnya, untuk itu kita harus membayar. Tak kehilangan akal, demi mendapat view Hongkong dari Victoria Peak kami pun mencari jalan. Namun sebelumnya, karena hari masih cukup terang kami memilih berkunjung ke Museum Maddame Tussauds dulu.
Maddame Tussauds
Maddame Tussauds Museum merupakan museum yang memajang koleksi patung lilin tokoh-tokoh terkenal di dunia, dari tokoh politik hingga selebriti Hollywood. Hal yang menarik di sini adalah saat berfoto bersama, dimana kita dapat berpose seolah-olah sedang berfoto dengan artis terkenal. Meski berupa patung lilin, namun setiap detail sangat diperhatikan mulai dari ujung kaki hingga ujung jempol. Tak hanya tokoh dunia dan artis saja, bahkan Astro Boy pun dibuatkan patung lilinnya. Secara umum, Maddame Tussauds di Hongkong ini hampir sama dengan yang ada di London, hanya di Hongkong ini sepertinya dilengkapi dengan artis-artis kenamaan Hongkong. Museum ini terdiri dari beberapa set dan lorong. Jika dirasa bernyali, lorong penjara tak ada salahnya dicoba.
Puas dan lelah berfoto di Maddame Tussauds Museum kamipun berusaha mencari jalan untuk bisa melihat Hongkong dari Victoria Peak tanpa harus melalui Sky Terrace. Akhirnya di pintu keluar di samping restoran The Pearl, kami bisa mendapat view Hongkong, meskipun terbatas. Tapi tak apa, yang penting gratis, hehe…
Nah, ini dia foto Hongkong dari Victoria Peak…
Sayang, udara yang mulai menusuk ditambah jadwal bus yang terbatas memaksa kami untuk segera kembali ke Central Station untuk mengejar MTR menuju Tsim Sha Tsui.
——————————————-
Note:
Siapkan batere kamera anda, mengingat perjalanan hari ini banyak acara foto-foto.
Tetap jangan lupa untuk membawa air mineral. Naik beratus anak tangga tentu cukup melelahkan bukan?
Selalu cek saldo octopus card anda.
**esumpelo.wordpress.com
….. 5 bulan berlalu, akhirnya postingan backpacker hongkong-macau-singapore ini pun berlanjut…..
Pada hari ketiga ini, Hongkong masih tetap dingin, membuat kami yang kelelahan setelah berjalan kaki seharian kemarin enggan beranjak dari balik selimut. But, show must go on! Dan setelah mandi, sarapan roti plus bekal Mie Gelas, kami pun siap berangkat. Tujuan kami kali ini adalah mengunjungi Giant Buddha Statue, Ngong Ping Village, Po Lin Minastery, yang terletak di Lantau Island dan mencoba menikmati Hongkong dari atas melalui Victoria Peak sekaligus menjumpai artis-artis dunia di Maddame Tussauds Museum. Here we go..
Giant Buddha Statue
Untuk menuju tempat ini, dari hostel seperti biasa kami berjalan kaki menuju stasiun MTR Tsim Tsa Shui. Rute MTR yang harus ditempuh adalah Tsim Tsa Shui-Lai King (bertukar jalur menuju Tung Chung)-Tung Chung. Stasiun MTR Tung Chung merupakan pemberhentian terakhir, jadi tak perlu kuatir nyasar. Dari sini, kami keluar mengikuti petunjuk arah bertuliskan Ngong Ping. Melewati halaman Citygate Outlet Mall kami sampai di depan Stasiun Cable Car dan Terminal Bus Tung Chung. Berdasarkan informasi yang telah kami peroleh, untuk menuju lokasi Giant Buddha di Ngong Ping ada beberapa moda transportasi yang bisa dipakai. Salah satunya adalah dengan naik Ngong Ping Cable Car. Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan Lantau Bus.
Akhirnya setelah mempertimbangkan, kami memilih naik Lantau Bus, mengingat tarifnya jauh lebih murah (HKD 35 per orang PP dibanding Ngong Ping Cable Car 96 HKD PP) juga sekaligus ingin menikmati pemandangan di Lantau Island. Bus yang kami naiki adalah Bus No. 23 berwarna hijau putih. Kami naik dari terminal bus yang letaknya bersebelahan dengan stasiun cable car. Setelah hampir satu jam perjalanan yang diisi sebagian besar dengan tidur (hehe…sisa-sisa lelah jalan kemarin masih terasa) kami pun sampai di terminal bus Ngong Ping tanpa sempat menikmati pemandangan alam pegunungan dan hijaunya alam Lantau Island. Dari terminal bus Ngong Ping, cukup dengan berjalan kaki, kami pun sampai di area Giant Buddha Statue.
Untuk menikmati Giant Buddha Statue dari dekat, kita harus menaiki 268 anak tangga. Hal ini mengingatkan saya akan Batu Caves di Kuala Lumpur. Berteman selimut kabut tipis membuat acara naik tangga kami tidak terlalu melelahkan. Sampai di atas, kami pun disuguhi pemandangan yang sangat indah. Sepanjang mata memandang, hamparan hijaunya pegunungan dan birunya langit menampilkan lukisan alam yang menakjubkan menjadi penghias tegaknya Giant Buddha Statue. Giant Buddha Statue berukuran tinggi 23 m atau 26 m jika diukur dari pelataran Lotus, dan memiliki bobot 250 ton! Pantas saja patung Buddha ini disebut sebagai “World’s Largest Seated Outdoor Bronze Statue of Budha”. Di sekelilingnya terdapat delapan patung Bodhisatvas dengan posisi menghadap patung Buddha. Tepat di bawah Patung Giant Buddha, terdapat stan souvenir, area pameran yang dilengkapi dengan tempat berdoa bagi beberapa tokoh ternama di Hongkong. Kami menghabiskan waktu cukup lama di lokasi ini, tentunya dengan mengabadikan kunjungan kami lewat foto. Puas bermain-main di sini, kami pun turun untuk menuju Ngong Ping Village yang letaknya tidak jauh dari Giant Buddha Statue.
Ngong Ping Village
Ngong Ping Village bukanlah kampung seperti yang saya bayangkan, akan tetapi lebih tepat jika dikatakan sebagai kampung cinderamata. Bagaimana tidak, dari awal masuk gerbang, terlihat jejeran toko yang menjajakan souvenir khas Hongkong. Mulai dari gantungan kunci hingga sumpit bertuliskan aksara Cina ada di sini. Sayang karena waktu yang terbatas membuat kami harus segera beranjak dari sini untuk kembali ke Hongkong Island. Sebuah magnet kulkas bertuliskan Hongkong dan sejumlah hasil foto di Giant Buddha Statue kami rasa cukup untuk dianggap sebagai oleh-oleh. Kami pun kembali ke Tung Chung Station naik MTR ke Hongkong Central Station.
Victoria Peak
Dari Hongkong Central Station, berhubung waktu sudah sore kami pun memilih naik Bus 15C ketimbang mencoba Peak Tram untuk menuju Victoria Peak. Ternyata perjalanan menuju Victoria Peak sungguh menakjubkan. Pemandangan kota Hongkong dapat dilihat jelas. Beruntung saya dan istri memilih untuk duduk di tingkat atas bus tingkat. Perasaan kagum dan deg-degan bercampur jadi satu. Kagum karena melihat kota Hongkong dari atas yang begitu indah, juga dengan lalu lintasnya yang teratur. Deg-degan karena berada di tingkat atas sehingga setiap kelokan jalan cukup menegangkan.
Sekitar 20 menitan naik bus, sampailah kami di Terminal Bus Victoria Peak. Dari situ kita cukup berjalan untuk masuk ke kawasan Victoria Peak. Victoria Peak merupakan tempat tertinggi di Hongkong dengan ketinggian 428 m diatas permukaan laut. Di Victoria Peak terdapat toko-toko serta restoran. Persis seperti mall. Untuk dapat melihat Hongkong dari atas kita harus naik ke Sky Terrace. Sayangnya, untuk itu kita harus membayar. Tak kehilangan akal, demi mendapat view Hongkong dari Victoria Peak kami pun mencari jalan. Namun sebelumnya, karena hari masih cukup terang kami memilih berkunjung ke Museum Maddame Tussauds dulu.
Maddame Tussauds
Maddame Tussauds Museum merupakan museum yang memajang koleksi patung lilin tokoh-tokoh terkenal di dunia, dari tokoh politik hingga selebriti Hollywood. Hal yang menarik di sini adalah saat berfoto bersama, dimana kita dapat berpose seolah-olah sedang berfoto dengan artis terkenal. Meski berupa patung lilin, namun setiap detail sangat diperhatikan mulai dari ujung kaki hingga ujung jempol. Tak hanya tokoh dunia dan artis saja, bahkan Astro Boy pun dibuatkan patung lilinnya. Secara umum, Maddame Tussauds di Hongkong ini hampir sama dengan yang ada di London, hanya di Hongkong ini sepertinya dilengkapi dengan artis-artis kenamaan Hongkong. Museum ini terdiri dari beberapa set dan lorong. Jika dirasa bernyali, lorong penjara tak ada salahnya dicoba.
Puas dan lelah berfoto di Maddame Tussauds Museum kamipun berusaha mencari jalan untuk bisa melihat Hongkong dari Victoria Peak tanpa harus melalui Sky Terrace. Akhirnya di pintu keluar di samping restoran The Pearl, kami bisa mendapat view Hongkong, meskipun terbatas. Tapi tak apa, yang penting gratis, hehe…
Nah, ini dia foto Hongkong dari Victoria Peak…
Sayang, udara yang mulai menusuk ditambah jadwal bus yang terbatas memaksa kami untuk segera kembali ke Central Station untuk mengejar MTR menuju Tsim Sha Tsui.
——————————————-
Note:
Siapkan batere kamera anda, mengingat perjalanan hari ini banyak acara foto-foto.
Tetap jangan lupa untuk membawa air mineral. Naik beratus anak tangga tentu cukup melelahkan bukan?
Selalu cek saldo octopus card anda.
To Singapore
Day#4: Hongkong to Singapore
**esumpelo.wordpress.com
Di hari terakhir backpackeran di Hongkong ini, kami tidak sempat jalan kemana-mana kecuali ke Bandara. Yap, kami harus segera mengejar pesawat pagi ke Singapura. Dari Hongkong ke Singapura kami naik Jetstar Airways, salah satu maskapai penerbangan yang hampir sama dengan Air Asia. Jadwal keberangkatan kami adalah pukul 10.00 waktu Hongkong.
Pagi, selepas mandi dan sarapan seadanya kami segera mengejar waktu menuju Bandara. Tidak seperti saat di Kuala Lumpur dimana untuk menuju Bandara, akses transportasi cukup terjangkau dan murah. Di Hongkong, letak Bandara ternyata terpisah pulau dengan tempat kami menginap. Dan jelas kami harus mengambil akses transportasi tercepat dalam hal ini MTR. Awalnya kami ingin mencoba naik bus, akan tetapi kami buta jalur bus. Pilihan lain yang lebih nyaman, taksi. Tetapi mengingat waktu dan takut terjebak macet (selain harga yang mahal tentunya), akhirnya kami naik MTR. Dari hostel kami cukup berjalan kaki ke stasiun MTR terdekat, Tsim Sha Tsui. Dari situ kami naik MTR menuju Central (Hongkong). Nah ternyata harga tiket MTR Airport Express per orang yaitu 100 HKD! Jumlah yang cukup mahal untuk kantong backpackeran. Hampir putus asa, untungnya ternyata dengan membeli secara group (4 orang) jauh lebih murah, yaitu HKD 140/ 4 orang. Singkat kata, kami pun menuju airport.
Tiba di Hongkong International Airport, masih tersisa cukup waktu untuk sekedar berjalan-jalan dan juga sarapan. Dengan sisa HKD yang cukup tipis, akhirnya kami dapat sarapan di 7 Eleven . Tak lama kami pun check in dan terbang menuju Singapura.
Merlion, here we come…!
………………………………………………………………………………………….
Notes & Tips:
Sisakan HKD mu, minimal 100 HKD untuk Airport Express.
Tak lelah saya ingatkan untuk selalu cek saldo Octopus Card.
**esumpelo.wordpress.com
Di hari terakhir backpackeran di Hongkong ini, kami tidak sempat jalan kemana-mana kecuali ke Bandara. Yap, kami harus segera mengejar pesawat pagi ke Singapura. Dari Hongkong ke Singapura kami naik Jetstar Airways, salah satu maskapai penerbangan yang hampir sama dengan Air Asia. Jadwal keberangkatan kami adalah pukul 10.00 waktu Hongkong.
Pagi, selepas mandi dan sarapan seadanya kami segera mengejar waktu menuju Bandara. Tidak seperti saat di Kuala Lumpur dimana untuk menuju Bandara, akses transportasi cukup terjangkau dan murah. Di Hongkong, letak Bandara ternyata terpisah pulau dengan tempat kami menginap. Dan jelas kami harus mengambil akses transportasi tercepat dalam hal ini MTR. Awalnya kami ingin mencoba naik bus, akan tetapi kami buta jalur bus. Pilihan lain yang lebih nyaman, taksi. Tetapi mengingat waktu dan takut terjebak macet (selain harga yang mahal tentunya), akhirnya kami naik MTR. Dari hostel kami cukup berjalan kaki ke stasiun MTR terdekat, Tsim Sha Tsui. Dari situ kami naik MTR menuju Central (Hongkong). Nah ternyata harga tiket MTR Airport Express per orang yaitu 100 HKD! Jumlah yang cukup mahal untuk kantong backpackeran. Hampir putus asa, untungnya ternyata dengan membeli secara group (4 orang) jauh lebih murah, yaitu HKD 140/ 4 orang. Singkat kata, kami pun menuju airport.
Tiba di Hongkong International Airport, masih tersisa cukup waktu untuk sekedar berjalan-jalan dan juga sarapan. Dengan sisa HKD yang cukup tipis, akhirnya kami dapat sarapan di 7 Eleven . Tak lama kami pun check in dan terbang menuju Singapura.
Merlion, here we come…!
………………………………………………………………………………………….
Notes & Tips:
Sisakan HKD mu, minimal 100 HKD untuk Airport Express.
Tak lelah saya ingatkan untuk selalu cek saldo Octopus Card.
At Singapore
Day #4 part 2: @Singapore
**esumpelo.wordpress.com
Melanjutkan postingan Macau-Hongkong-Singapore yang sempat terputus…
Arrived @Singapore
Setelah beberapa jam terbang dengan Jetstar, akhirnya kami mendarat di Changi. Setelah melewati pos imigrasi, kami sempat mencoba akses internet dan kursi pijat yang disediakan gratis untuk penumpang pesawat yang baru tiba. Lumayan untuk meregangkan sendi-sendi kaki selepas jalan kaki di Hongkong kemarin .
Di Singapura, akhirnya kami berpisah dengan dua teman kami yang beberapa hari kemarin menemani perjalanan di Macau dan Hongkong. Mereka hanya punya waktu beberapa jam untuk transit, sedangkan kami (saya dan istri) masih memiliki 2 hari tersisa untuk menikmati Singapura.
Goes to Hostel
Dari Changi, kami naik MRT menuju Empire hostel, tempat dimana saya dan istri akan menginap selama 2 malam ke depan. Tak sulit mencapai hostel ini. Cukup naik MRT dari Changi airport (ikuti petunjuk arah menuju stasiun MRT) menuju stasiun Ferrer Park. Dari Ferrer Park, cukup dengan berjalan kaki menuju Mustafa Centre. Empire hostel terletak 2 blok di belakang Mustafa Centre.
Di Mustafa Centre, akhirnya kami berpisah. Dua teman kami memanfaatkan waktu transit untuk memborong oleh-oleh di Mustafa Centre. Sedangkan kami berdua lanjut check in terlebih dahulu di hostel.
Selepas check in, kami beristirahat. Rasanya hari itu kami malas untuk langsung jalan. Pegal dan penat selepas perjalanan di Macau dan Hongkong memaksa kami untuk tidur sejenak. AC yang berhembus, lampu yang remang, serta kasur yang empuk dan nyaman makin membuat kami ternyenyak.
Mustafa Centre Area
Malamnya, tak banyak yg kami lakukan. Perut yang lapar serta rasa ingin keluar dari kamar hostel yang sempit semakin membulatkan niat untuk menyusuri kawasan Mustafa Centre. Di sepanjang jalan banyak terdapat restoran dan warung makan yang menyajikan makanan halal. Sebut saja makanan India dan Melayu, dari pratta sampai nasi lemak, tersedia di sini. Untungnya harga di sini masih lebih bersahabat ketimbang harga makanan di Hongkong dan Macau. Untuk sekali makan dan minum, paling tidak menghabiskan sekitar 3-5 SGD per orang.
Puas mengisi perut, perjalanan kami lanjutkan dengan iseng masuk ke Mustafa Centre. Tempat ini menjajakan beragam macam keperluan, mulai dari makanan, sembako, hingga pakaian dengan harga yang cukup terjangkau. Tak heran, Mustafa Centre ini selalu ramai dikunjungi turis yang berbelanja oleh-oleh.
Setelah dirasa puas dan perut kembali lapar, kami pun kembali ke hostel. Masih ada 2 hari kedepan untuk menikmati Singapura….
Maaf, no picts for today…
NB:
belilah kartu Ezlink untuk dapat naik MRT maupun
bus di Singapura.
untuk pengiritan, sekali makan bisa untuk berdua, karena biasanya porsinya cukup besar
selalu bawa air untuk mencegah dehidrasi, cuaca Singapura cukup panas. 1 botol air mineral 1500 ml dijual sekitar 1 SGD.
untuk pengiritan, bawa bekal roti dari hostel. Di Empire, tamu bebas makan roti sekenyangnya
**esumpelo.wordpress.com
Melanjutkan postingan Macau-Hongkong-Singapore yang sempat terputus…
Arrived @Singapore
Setelah beberapa jam terbang dengan Jetstar, akhirnya kami mendarat di Changi. Setelah melewati pos imigrasi, kami sempat mencoba akses internet dan kursi pijat yang disediakan gratis untuk penumpang pesawat yang baru tiba. Lumayan untuk meregangkan sendi-sendi kaki selepas jalan kaki di Hongkong kemarin .
Di Singapura, akhirnya kami berpisah dengan dua teman kami yang beberapa hari kemarin menemani perjalanan di Macau dan Hongkong. Mereka hanya punya waktu beberapa jam untuk transit, sedangkan kami (saya dan istri) masih memiliki 2 hari tersisa untuk menikmati Singapura.
Goes to Hostel
Dari Changi, kami naik MRT menuju Empire hostel, tempat dimana saya dan istri akan menginap selama 2 malam ke depan. Tak sulit mencapai hostel ini. Cukup naik MRT dari Changi airport (ikuti petunjuk arah menuju stasiun MRT) menuju stasiun Ferrer Park. Dari Ferrer Park, cukup dengan berjalan kaki menuju Mustafa Centre. Empire hostel terletak 2 blok di belakang Mustafa Centre.
Di Mustafa Centre, akhirnya kami berpisah. Dua teman kami memanfaatkan waktu transit untuk memborong oleh-oleh di Mustafa Centre. Sedangkan kami berdua lanjut check in terlebih dahulu di hostel.
Selepas check in, kami beristirahat. Rasanya hari itu kami malas untuk langsung jalan. Pegal dan penat selepas perjalanan di Macau dan Hongkong memaksa kami untuk tidur sejenak. AC yang berhembus, lampu yang remang, serta kasur yang empuk dan nyaman makin membuat kami ternyenyak.
Mustafa Centre Area
Malamnya, tak banyak yg kami lakukan. Perut yang lapar serta rasa ingin keluar dari kamar hostel yang sempit semakin membulatkan niat untuk menyusuri kawasan Mustafa Centre. Di sepanjang jalan banyak terdapat restoran dan warung makan yang menyajikan makanan halal. Sebut saja makanan India dan Melayu, dari pratta sampai nasi lemak, tersedia di sini. Untungnya harga di sini masih lebih bersahabat ketimbang harga makanan di Hongkong dan Macau. Untuk sekali makan dan minum, paling tidak menghabiskan sekitar 3-5 SGD per orang.
Puas mengisi perut, perjalanan kami lanjutkan dengan iseng masuk ke Mustafa Centre. Tempat ini menjajakan beragam macam keperluan, mulai dari makanan, sembako, hingga pakaian dengan harga yang cukup terjangkau. Tak heran, Mustafa Centre ini selalu ramai dikunjungi turis yang berbelanja oleh-oleh.
Setelah dirasa puas dan perut kembali lapar, kami pun kembali ke hostel. Masih ada 2 hari kedepan untuk menikmati Singapura….
Maaf, no picts for today…
NB:
belilah kartu Ezlink untuk dapat naik MRT maupun
bus di Singapura.
untuk pengiritan, sekali makan bisa untuk berdua, karena biasanya porsinya cukup besar
selalu bawa air untuk mencegah dehidrasi, cuaca Singapura cukup panas. 1 botol air mineral 1500 ml dijual sekitar 1 SGD.
untuk pengiritan, bawa bekal roti dari hostel. Di Empire, tamu bebas makan roti sekenyangnya
Kerja di Singapura
Kerja di Singapura
**hoteldisingapore.blogspot.com
Di antara Anda mungkin ada yang ingin cari kerja di Singapura. Ya, memang akhir-akhir ini banyak orang yang sedang mencari pekerjaan di di Singapore, dengan berbagai alasan. Ada beberapa alasan kenapa banyak orang Indonesia yang ingin bekerja di sini, yakni gaji lebih besar, lebih dekat dengan Indonesia, banyak orang Indonesia di sana, dan tentu saja cari kerja di Indonesia lebih sulit.
Asalkan Anda mempunyai keahlian sebenarnya kerja di Singapura itu tidak sulit. Banyak lowongan (vacancy) yang ditawarkan kepada Anda. Nah berikut ini ada beberapa tips untuk mencari pekerjaan di Singapura.
1. Anda bisa belajar atau kuliah di Singapura terlebih dahulu. Dengan begitu, setelah lulus Anda akan mendapatkan tawaran LPR (Landed Permanent Resident) oleh pemerintah Singapura selama 1 tahun. Anda bisa mengambil kesempatan ini untuk mencari kerja di sana.
2. Cara lainnya Anda harus mendapatkan LPR (Land Permanent Resident) terlebih dahulu tanpa harus kuliah di sana terlebih dahulu. Cara ini dilakukan karena biasanya perusahaan akan lebih mendahulukan pelamar yang sudah memiliki LPR ketimbang pelamar yang belum memiliki LPR. Anda tak perlu bertanya kok bisa, karena ini merupakan suatu peraturan yang harus ditaati setiap perusahaan di Singapura.
3. Cara terakhir yang lebih praktis tanpa harus pergi ke Singapura adalah dengan cara melamar melalui internet. Tenang ada banyak situs yang untuk melamar pekerjaan di Singapura. Di antara situs-situs yang bisa Anda coba adalah, Jobs DB Singapore, ST701, Job Street Singapore, Monster Singapura, dan selebihnya bisa Anda cari internet. Anda tinggal mengajukan saja lamaran Anda kepada mereka, untuk teknisnya mereka akan memberitahu lebih lanjut.
Biasanya jika Anda melamar pekerjaan lewat internet, maka proses interview atau wawancaranya akan dilakukan lewat telepon atau bisa juga dilakukan melalui video call. Nah, jika mereka meminta datang langsung ke Singapura, maka mau tidak mau Anda harus pergi ke sana. Ya, sekali-kali sekalian untuk berlibur di Singapura di apa-apa kan? Tenang saja,untuk urusan menginapnya Anda bisa cari hotel atau penginapan di sana. Sementara untuk urusan transportasi, jika ingin murah Anda bisa melalui Batam.
**hoteldisingapore.blogspot.com
Di antara Anda mungkin ada yang ingin cari kerja di Singapura. Ya, memang akhir-akhir ini banyak orang yang sedang mencari pekerjaan di di Singapore, dengan berbagai alasan. Ada beberapa alasan kenapa banyak orang Indonesia yang ingin bekerja di sini, yakni gaji lebih besar, lebih dekat dengan Indonesia, banyak orang Indonesia di sana, dan tentu saja cari kerja di Indonesia lebih sulit.
Asalkan Anda mempunyai keahlian sebenarnya kerja di Singapura itu tidak sulit. Banyak lowongan (vacancy) yang ditawarkan kepada Anda. Nah berikut ini ada beberapa tips untuk mencari pekerjaan di Singapura.
1. Anda bisa belajar atau kuliah di Singapura terlebih dahulu. Dengan begitu, setelah lulus Anda akan mendapatkan tawaran LPR (Landed Permanent Resident) oleh pemerintah Singapura selama 1 tahun. Anda bisa mengambil kesempatan ini untuk mencari kerja di sana.
2. Cara lainnya Anda harus mendapatkan LPR (Land Permanent Resident) terlebih dahulu tanpa harus kuliah di sana terlebih dahulu. Cara ini dilakukan karena biasanya perusahaan akan lebih mendahulukan pelamar yang sudah memiliki LPR ketimbang pelamar yang belum memiliki LPR. Anda tak perlu bertanya kok bisa, karena ini merupakan suatu peraturan yang harus ditaati setiap perusahaan di Singapura.
3. Cara terakhir yang lebih praktis tanpa harus pergi ke Singapura adalah dengan cara melamar melalui internet. Tenang ada banyak situs yang untuk melamar pekerjaan di Singapura. Di antara situs-situs yang bisa Anda coba adalah, Jobs DB Singapore, ST701, Job Street Singapore, Monster Singapura, dan selebihnya bisa Anda cari internet. Anda tinggal mengajukan saja lamaran Anda kepada mereka, untuk teknisnya mereka akan memberitahu lebih lanjut.
Biasanya jika Anda melamar pekerjaan lewat internet, maka proses interview atau wawancaranya akan dilakukan lewat telepon atau bisa juga dilakukan melalui video call. Nah, jika mereka meminta datang langsung ke Singapura, maka mau tidak mau Anda harus pergi ke sana. Ya, sekali-kali sekalian untuk berlibur di Singapura di apa-apa kan? Tenang saja,untuk urusan menginapnya Anda bisa cari hotel atau penginapan di sana. Sementara untuk urusan transportasi, jika ingin murah Anda bisa melalui Batam.
Trip Singapore
1 Day Trip Singapore
Written by Indra Nugraha
Saya berangkat dari Jakarta pada hari Sabtu pukul 9 malam. Penerbangan dari Jakarta menuju Singapore ditempuh dalam waktu satu setengah jam. Dan waktu Singapore lebih cepat satu jam dari waktu Jakarta. Sekitar pukul 11.30pm waktu Singapore pesawat saya mendarat dengan “gedubrakan” di Changi Airport. Mungkin karena faktor cuaca buruk. Atau windshear? Ah,, saya tidak terlalu mengerti tentang itu, yang penting kami semua mendarat dengan selamat.
Karena sudah hampir tengah malam, saya langsung mencari tempat untuk tidur. Untunglah Changi Airport bersahabat untuk turis-turis kere macam saya yang tidak mampu(rela?) mengeluarkan uang untuk menginap di Transit Hotel. Di seluruh sudut Changi Airport, baik Terminal 1, 2 maupun 3(kecuali Budget Terminal), banyak disediakan sofa yang nyaman untuk ditiduri. Lantainya pun beralaskan karpet tebal sehingga kita bisa ngemper dengan nyaman. Hehe... Khusus di Terminal 3, terdapat kursi malas seperti yang di tepi pantai. Saya memilih tidur di lantai saja karena bisa telentang. Sepanjang malam, di bandara diputarkan lagu-lagu berirama lembut sehingga membuat saya lekas terbawa ke alam mimpi.
Note : "Tempat tidur" yang saya ceritakan di atas berada di transit area, lantai terminal keberangkatan. Jadi lokasinya adalah sebelum kita turun ke lantai kedatangan dan immigration clearence. Sementara di luar tidak ada tempat yang nyaman untuk kita bermalam kecuali lantai keberangkatan Terminal 3(depan loket check in). Di tempat tersebut terdapat bangku panjang yg cukup nyaman untuk kita tiduri.
Pukul 4 pagi alarm saya berbunyi. Sudah waktunya sahur nieh... Kebetulan perjalanan saya kali ini bertepatan dengan bulan Ramadhan. Saya bergegas mencari kedai fastfood untuk makan sahur. Di Terminal 2, kedai ini berada satu lantai di atas Terminal Keberangkatan. Saya memilih sahur di Burger King. Karena di antara kedai yang lain di area tersebut, Burger King yang paling murah. Kemudian saya menuju toilet untuk cuci muka dan menggosok gigi. Setelah adzan subuh berkumandang, saya sholat di Prayer Room yang ada di terminal tersebut.
Fyi : Di Changi ada 4 Prayer Room yang masing-masing terletak di Terminal 1, 2, 3 dan Budget Terminal. Akan tetapi letaknya ada di transit area. Sementara di luar tidak disediakan. Jika kita berada di luar transit area, kita bisa sholat di sudut-sudut sepi yang banyak terdapat di Changi.
Sekitar pukul 7 pagi saya turun ke bawah untuk immigration clearence dan langsung menuju ke stasiun MRT yang berada di antara Terminal 2 dan 3. Karena saya mendarat di Terminal 2, maka saya bisa langsung mengakses stasiun MRT tersebut. Namun apabila kita mendarat di Terminal 1, kita harus naik skytrain dulu menuju Terminal 2 ataupun 3. Sementara kalau mendarat di Budget Terminal, kita bisa naik shuttle bus gratis menuju Terminal 2.
MRT dari Changi Airport terhubung dengan jalur East-West Line(Jalur Hijau) di stasiun Tanah Merah. Di stasiun Tanah Merah, MRT berhenti di platform 2, yakni jalur tengah dari 3 jalur yang ada di stasiun tersebut. Jika kita ingin menuju ke Pasir Ris, kita keluar dari pintu sebelah kanan, sementara jika ingin menuju kota, kita keluar dari pintu sebelah kiri.
Tujuan pertama saya adalah Merlion Park. Oleh karena itu, saya keluar dari pintu MRT sebelah kiri untuk pindah kereta. Saya naik MRT East West Line dan turun di stasiun City Hall. Kemudian saya mencari direction menuju Esplanade. Esplanade merupakan sebuah bangunan yang mempunyai atap seperti durian dan merupakan salah satu ikon Singapore. Dari tempat ini kita juga bisa melihat Singapore Flyer yang merupakan The Highest Observation Wheel in the world. Singapore Flyer ini lebih tinggi daripada London Eye di UK.
Esplanade dengan background Singapore Flyer
Kemudian saya menyusuri jalan Esplanade Drive, menyeberangi jembatan dan menuju Merlion Park. Sebenarnya tidak ada yang spesial dari tempat ini. Hanya saja di tempat ini terdapat patung Merlion yang merupakan ikon Singapore. Waktu yang tepat untuk mengunjungi Merlion Park ini adalah pagi hari karena belum ramai. Jadi kita bisa leluasa berfoto ria dengan background Merlion Statue dan CBD. Saat siang hingga malam tempat ini ramai dikunjungi turis. Baik dari Esplanade maupun Merlion Park, kita bisa melihat Marina Bay Sands yang merupakan ikon baru Singapore.
Usai menikmati sejuknya udara pagi di Merlion Park, saya menyusuri kolong jembatan Esplanade Drive, menyeberang jalan dan menyusuri jembatan di depan Hotel Fullerton untuk menuju Raffless Statue. Lalu saya menyeberangi jembatan Cavenagh Bridge yang sudah berusia lebih dari satu abad. Kemudian saya menuju stasiun MRT Raffless Place.
Marina Bay Sands
Saat itu masih pukul setengah 9 pagi, jadi belum banyak atraksi yang bisa dikunjungi di Singapore. Oleh karena itu saya memutuskan untuk menuju ke Johor Bahru. Dari Raffless Place saya naik MRT East West Line menuju Bugis. Dari situ saya mencari direction menuju Queen Street Terminal. Terminal ini merupakan tempat pemberhentian bus menuju Johor Bahru. Untuk Bus Ekspres ada dua perusahaan bus yang melayani, yakni Causeway Link dan Singapore Johor Bahru Exspress. Harga tiket SGD2,4. Untuk bus Singapore Johor Bahru Express, tiket dibeli sebelum kita naik bus. Sementara untuk bus Causeway Link, tiket dibeli saat kita naik bus. Jadi harus membayar dengan uang pas. Akan tetapi kita bisa menukar dollar kita dengan sen sebelum naik bus.
Perjalanan menuju Johor Bahru ditempuh dalam waktu lebih kurang satu jam. Di perjalanan kita akan melewati Immigration Checkpoint Singapore dan Malaysia. Pemeriksaan imigrasi Singapore dilakukan di Woodlands. Di sini seluruh penumpang diminta untuk turun bus dengan membawa seluruh barang bawaannya. Kemudian saya naik ke lantai dua untuk immigration clearence dan turun lagi menuju platform bus saya. Perlu diketahui bahwa kita bisa saja ditinggal oleh bus yang membawa kita dari Queen Street Terminal tadi. Tapi itu bukanlah masalah karena kita bisa naik bus berikutnya dari perusahaan yang sama dengan menunjukkan tiket kita. Interval kedatangan bus antara 15-30 menit.
Kemudian bus menyeberangi Selat Johor. Di Johor Bahru, bus kembali berhenti di Bangunan Sultan Iskandar. Kali ini untuk pemeriksaan imigrasi Malaysia. Perjalanan saya berakhir di sini. Saya hanya ingin sightseeing di mall yang terdapat di bangunan ini. Bus yang saya tumpangi tadi akan melanjutkan perjalanan ke Larkin Terminal. Para penumpang yang akan menuju ke Kuala Lumpur maupun kota-kota lain di Malaysia bisa menyambung dengan bus lain di terminal ini.
Setelah pemeriksaan imigrasi, saya menuju ke mall yang terdapat di area itu. Mall di sini tidak terlalu besar, kurang lebih seperti Atrium di Senen. Setelah puas sightseeing, saya kembali menuju pemeriksaan imigrasi untuk naik bus ke Singapore. Tiket bus menuju Singapore tarifnya lebih murah, yakni RM2,4. Beberapa driver juga menerima pembayaran dengan SGD2. Begitu masuk area Woodlands, pemeriksaan Customs begitu ketat. Jika sebelumnya, saat masuk Malaysia, saya sama sekali tidak diperiksa, kali ini semua barang bawaan saya harus dimasukkan ke dalam mesin X-Ray. Hal ini membuat saya tertinggal bus sehingga saya harus menunggu kedatangan bus berikutnya.
Sampai di Queen Street Terminal sudah pukul 12 siang. Saya berjalan menuju Masjid Kampong Glam untuk menunggu adzan Dzuhur. Di belakang Masjid ini terdapat pemukiman muslim malay. Dari sini sebenarnya saya bisa menuju Little India karena letaknya hanya selisih beberapa blok, tapi saya memilih melangkahkan kaki saya menuju Bugis. Tujuan saya berikutnya adalah Sky Park di Marina Bay Sands. Saya tidak langsung menuju Stasiun Bugis, tapi berbelok dulu menuju Bugis Street Market. Tempat ini merupakan salah satu sentra oleh-oleh di Singapore selain China Town. Kemudian saya menuju Mall Bugis Junction yang ada di seberang Bugis Street Market, dan mengakses stasiun MRT dari mall tersebut.
Untuk menuju Marina Bay Sands, saya naik MRT East West Line menuju Raffless Place, kemudian menyambung dengan North South line(Jalur Merah) menuju Marina Bay. Marina Bay merupakan stasiun ujung North South Line. Dari stasiun ini saya mengikuti direction menuju Marina Bay Sands. Saya tidak langsung menuju Sky Park, tapi berkeliling dulu di area tersebut. Di sana terdapat Convention Centre, Mall dan Casino. Di lantai bawah juga terdapat sungai buatan. Untuk mengkses Sky Park, kita harus membeli tiket dulu seharga SGD20. Tiket bisa dibeli di basement dekat lobi timur. Setelah membeli tiket, kita dipersilakan menuju lift yang akan membawa kita langsung menuju Sky Park/rooftop.
Sky Park ini lebih tinggi dari Singapore Flyer yang ada di sebelahnya. Dari tempat ini, kita bisa melihat CBD Singapore, Paya Lebar Airport, Batam Island dan masih banyak lagi. Di tempat ini juga terdapat kolam renang. Sayangnya hanya pengunjung hotel yang diperbolehkan berenang. Sementara saya cuma bisa nongkrong di pinggir kolam. Hehe...
Merlion Park dan CBD dari atas Sky Park
Setelah puas melepas lelah di Sky Park, saya turun ke lantai 1(Bukan basement). Tujuan saya berikutnya adalah Orchard Road. Kali ini saya tidak naik MRT melainkan naik shuttle bus yang disediakan oleh pihak Marina Bay Sands. Shuttle bus ini terletak di basement. Di Orchard, saya turun di Plasa Singapura dan langsung menuju stasiun MRT Dhoby Ghaut. Kemudian saya naik MRT North South line menuju Orchard. Sebenarnya Plasa Singapura sudah termasuk area Orchard. Orchard Road memanjang dari Stasiun MRT Orchard, Somerset hingga Dhoby Ghaut. Tapi karena waktu saya di Singapore hanya satu hari, saya memilih untuk mengunjungi ION dan Lucky Plasa yang dapat diakses dari stasiun MRT Orchard.
ION Orchard
Saya bukanlah penggemar belanja maupun fashion. Jadi menurut saya tidak ada yang menarik di ION. Satu-satunya yang menarik buat saya adalah bentuk bangunannya yang seperti pesawat luar angkasa. Untuk menuju Lucky Plasa saya harus menyeberang lewat terowongan. Biasanya saya ke Lucky Plasa untuk makan di basement-nya. Tapi berhubung saya sedang berpuasa, saya hanya sightseeing saja. Ternyata barang-barang yang dijual di sini tergolong murah. Bahkan beberapa jenis barang lebih murah daripada di Bugis Street Market. Lucky Plasa ini seperti Pasar Mangga Dua maupun Cipulir di Tangerang.
Dari Orchard, saya akan menuju China Town. Untuk menuju China Town, saya naik MRT dari Orchard kembali ke stasiun Dhoby Ghaut, kemudian pindah ke North East line(jalur ungu) menuju China Town. Setelah sampai di stasiun China Town, saya mencari direction menuju Pagoda Street. Pagoda Street merupakan tempat membeli oleh-oleh. Harga oleh-oleh di sini tergolong murah. Saya menyusuri Pagoda Street hingga ujung kemudian belok kiri menuju Masjid Chulan. Setelah menunaikan sholat Ashar, saya kembali ke stasiun MRT China Town dan naik MRT menuju Harbourfront.
Di Harbourfront, saya naik ke lantai 3 untuk check in ferry menuju batam dengan keberangkatan malam. Ya, saya kembali ke Jakarta melalui Batam. Kita sebaiknya check in terlebih dahulu karena ferry Singapore-Batam ini sangat padat penumpangnya. Terutama saat weekend. Setelah urusan check in selesai, saya menuju Vivo City yang terletak di sebelah Harbourfront. Kemudian saya naik ke lantai 3 tempat stasiun monorel menuju Sentosa Island. Di lantai 3 tersebut juga terdapat taman. Jika beruntung, kita bisa melihat kapal pesiar yang sedang sandar di Harbourfront.
Note : Jika kita membeli tiket ferry oneway dari Singapore menuju Batam, sebaiknya pilih operator Penguin atau Batam Fast menuju Batam Centre atau Sekupang karena harganya hanya sekitar SGD23(Tiket SGD17 + Tax SGD6). Untuk operator Wavemaster menuju Harbour Bay, Batu Ampar harganya SGD45(Tiket SGD23+Tax SGD21). Sementara jika berpergian return dari Batam menuju Singapore dan kembali ke Batam lagi, harga tiket Batam Fast dan Penguin SGD40, yang terdiri dari harga tiket return SGD34 ditambah seaport tax di Batam SGD6. Saat Check In di Harbourfront sebelum kembali ke Batam , kita harus membayar tax lagi sebesar SGD6. Kemudian untuk return ticket Wavemaster, tarifnya hanya SGD27(Ticket Only). Tapi saat check in di Harbourfront sebelum kembali ke Batam, kita harus membayar tax sebesar SGD21. Tarif tiket operator Wavemaster lebih mahal karena kualitas kapalnya lebih bagus daripada operator lainnya. Jadi kesimpulannya, jika berpergian oneway menuju Batam, pilih operator Batam Fast atau Penguin. Tapi jika berpergian oneway menuju Singapore, pilih operator Wavemaster. Jika membeli return ticket, selisih harganya tidak terlalu jauh. Paling mahal Wavemaster, Batam Fast dan paling murah Penguin.
Tiket monorel dapat dibeli di ticket counter maupun standing machine. Harganya SGD3. Saya turun di stasiun pertama. Di sini terdapat Universal Studio dan Casino. Hari itu saya tidak berencana masuk ke Universal Studio karena hari sudah sore. Di depan gate Universal Studio ada bola dunia dengan tulisan Universal Studio. Jika kita tidak masuk ke dalam, cukuplah berfoto dengan background bola dunia tersebut. Hehe...
Universal Studio
Note : Tiket masuk Universal Studio dapat dibeli di ticket counter yang banyak terdapat di sekitar entry gate seharga SGD66 untuk dewasa saat weekday dan SGD72 saat weekend. Tapi setiap saya ke sana tiket selalu habis. Saran saya, jangan langsung putus asa. Tunggulah beberapa saat karena biasanya selalu ada orang yang membatalkan tiketnya. Atau jika kunjungan ke Universal Studio sudah pasti, kita bisa membeli tiket beberapa hari sebelumnya. Di Universal Studio banyak terdapat atraksi menarik. Jadi menurut saya dengan harga sekitar Rp500ribuan, kalau di-kurs ke rupiah, rasanya memang layak.
Dari Universal Studio saya berjalan melewati gate Casino, terus naik sampai ke Imbiah. Di sini terdapat patung Merlion raksasa. Kita bisa naik ke atasnya dengan membeli tiket. Tapi saya tidak tertarik untuk naik. Saya terus berjalan menyusuri taman yang terdapat kolam panjang di tengahnya, turun ke bawah, dan sampailah saya di Siloso Beach.
Setelah bersantai sejenak di pantai, saya menuju stasiun monorel untuk kembali ke Vivo. Di sini kita tidak perlu memvalidasi tiket lagi. Dari Vivo saya langsung menuju Harbourfront untuk boarding ferry. Sebelumnya saya sempat mampir ke McD membeli makanan untuk berbuka. Tepat pukul 7 malam ferry saya bergerak meninggalkan dermaga. Dan berakhirlah day trip saya di Singapore.
Pengeluaran
Airport Tax Rp 150.000
Tiket Pesawat Rp 45.000
Sahur di Burger King SGD6
Add Value EzLink SGD10
Bus to Johor Bahru SGD2,4
Bus to Singapore SGD2
Sky Park SGD20
Monorel SGD3
McD SGD6
Ferry to Batam SGD45
Total Rp. 195.000 + SGD 84,4(
Written by Indra Nugraha
Saya berangkat dari Jakarta pada hari Sabtu pukul 9 malam. Penerbangan dari Jakarta menuju Singapore ditempuh dalam waktu satu setengah jam. Dan waktu Singapore lebih cepat satu jam dari waktu Jakarta. Sekitar pukul 11.30pm waktu Singapore pesawat saya mendarat dengan “gedubrakan” di Changi Airport. Mungkin karena faktor cuaca buruk. Atau windshear? Ah,, saya tidak terlalu mengerti tentang itu, yang penting kami semua mendarat dengan selamat.
Karena sudah hampir tengah malam, saya langsung mencari tempat untuk tidur. Untunglah Changi Airport bersahabat untuk turis-turis kere macam saya yang tidak mampu(rela?) mengeluarkan uang untuk menginap di Transit Hotel. Di seluruh sudut Changi Airport, baik Terminal 1, 2 maupun 3(kecuali Budget Terminal), banyak disediakan sofa yang nyaman untuk ditiduri. Lantainya pun beralaskan karpet tebal sehingga kita bisa ngemper dengan nyaman. Hehe... Khusus di Terminal 3, terdapat kursi malas seperti yang di tepi pantai. Saya memilih tidur di lantai saja karena bisa telentang. Sepanjang malam, di bandara diputarkan lagu-lagu berirama lembut sehingga membuat saya lekas terbawa ke alam mimpi.
Note : "Tempat tidur" yang saya ceritakan di atas berada di transit area, lantai terminal keberangkatan. Jadi lokasinya adalah sebelum kita turun ke lantai kedatangan dan immigration clearence. Sementara di luar tidak ada tempat yang nyaman untuk kita bermalam kecuali lantai keberangkatan Terminal 3(depan loket check in). Di tempat tersebut terdapat bangku panjang yg cukup nyaman untuk kita tiduri.
Pukul 4 pagi alarm saya berbunyi. Sudah waktunya sahur nieh... Kebetulan perjalanan saya kali ini bertepatan dengan bulan Ramadhan. Saya bergegas mencari kedai fastfood untuk makan sahur. Di Terminal 2, kedai ini berada satu lantai di atas Terminal Keberangkatan. Saya memilih sahur di Burger King. Karena di antara kedai yang lain di area tersebut, Burger King yang paling murah. Kemudian saya menuju toilet untuk cuci muka dan menggosok gigi. Setelah adzan subuh berkumandang, saya sholat di Prayer Room yang ada di terminal tersebut.
Fyi : Di Changi ada 4 Prayer Room yang masing-masing terletak di Terminal 1, 2, 3 dan Budget Terminal. Akan tetapi letaknya ada di transit area. Sementara di luar tidak disediakan. Jika kita berada di luar transit area, kita bisa sholat di sudut-sudut sepi yang banyak terdapat di Changi.
Sekitar pukul 7 pagi saya turun ke bawah untuk immigration clearence dan langsung menuju ke stasiun MRT yang berada di antara Terminal 2 dan 3. Karena saya mendarat di Terminal 2, maka saya bisa langsung mengakses stasiun MRT tersebut. Namun apabila kita mendarat di Terminal 1, kita harus naik skytrain dulu menuju Terminal 2 ataupun 3. Sementara kalau mendarat di Budget Terminal, kita bisa naik shuttle bus gratis menuju Terminal 2.
MRT dari Changi Airport terhubung dengan jalur East-West Line(Jalur Hijau) di stasiun Tanah Merah. Di stasiun Tanah Merah, MRT berhenti di platform 2, yakni jalur tengah dari 3 jalur yang ada di stasiun tersebut. Jika kita ingin menuju ke Pasir Ris, kita keluar dari pintu sebelah kanan, sementara jika ingin menuju kota, kita keluar dari pintu sebelah kiri.
Tujuan pertama saya adalah Merlion Park. Oleh karena itu, saya keluar dari pintu MRT sebelah kiri untuk pindah kereta. Saya naik MRT East West Line dan turun di stasiun City Hall. Kemudian saya mencari direction menuju Esplanade. Esplanade merupakan sebuah bangunan yang mempunyai atap seperti durian dan merupakan salah satu ikon Singapore. Dari tempat ini kita juga bisa melihat Singapore Flyer yang merupakan The Highest Observation Wheel in the world. Singapore Flyer ini lebih tinggi daripada London Eye di UK.
Esplanade dengan background Singapore Flyer
Kemudian saya menyusuri jalan Esplanade Drive, menyeberangi jembatan dan menuju Merlion Park. Sebenarnya tidak ada yang spesial dari tempat ini. Hanya saja di tempat ini terdapat patung Merlion yang merupakan ikon Singapore. Waktu yang tepat untuk mengunjungi Merlion Park ini adalah pagi hari karena belum ramai. Jadi kita bisa leluasa berfoto ria dengan background Merlion Statue dan CBD. Saat siang hingga malam tempat ini ramai dikunjungi turis. Baik dari Esplanade maupun Merlion Park, kita bisa melihat Marina Bay Sands yang merupakan ikon baru Singapore.
Usai menikmati sejuknya udara pagi di Merlion Park, saya menyusuri kolong jembatan Esplanade Drive, menyeberang jalan dan menyusuri jembatan di depan Hotel Fullerton untuk menuju Raffless Statue. Lalu saya menyeberangi jembatan Cavenagh Bridge yang sudah berusia lebih dari satu abad. Kemudian saya menuju stasiun MRT Raffless Place.
Marina Bay Sands
Saat itu masih pukul setengah 9 pagi, jadi belum banyak atraksi yang bisa dikunjungi di Singapore. Oleh karena itu saya memutuskan untuk menuju ke Johor Bahru. Dari Raffless Place saya naik MRT East West Line menuju Bugis. Dari situ saya mencari direction menuju Queen Street Terminal. Terminal ini merupakan tempat pemberhentian bus menuju Johor Bahru. Untuk Bus Ekspres ada dua perusahaan bus yang melayani, yakni Causeway Link dan Singapore Johor Bahru Exspress. Harga tiket SGD2,4. Untuk bus Singapore Johor Bahru Express, tiket dibeli sebelum kita naik bus. Sementara untuk bus Causeway Link, tiket dibeli saat kita naik bus. Jadi harus membayar dengan uang pas. Akan tetapi kita bisa menukar dollar kita dengan sen sebelum naik bus.
Perjalanan menuju Johor Bahru ditempuh dalam waktu lebih kurang satu jam. Di perjalanan kita akan melewati Immigration Checkpoint Singapore dan Malaysia. Pemeriksaan imigrasi Singapore dilakukan di Woodlands. Di sini seluruh penumpang diminta untuk turun bus dengan membawa seluruh barang bawaannya. Kemudian saya naik ke lantai dua untuk immigration clearence dan turun lagi menuju platform bus saya. Perlu diketahui bahwa kita bisa saja ditinggal oleh bus yang membawa kita dari Queen Street Terminal tadi. Tapi itu bukanlah masalah karena kita bisa naik bus berikutnya dari perusahaan yang sama dengan menunjukkan tiket kita. Interval kedatangan bus antara 15-30 menit.
Kemudian bus menyeberangi Selat Johor. Di Johor Bahru, bus kembali berhenti di Bangunan Sultan Iskandar. Kali ini untuk pemeriksaan imigrasi Malaysia. Perjalanan saya berakhir di sini. Saya hanya ingin sightseeing di mall yang terdapat di bangunan ini. Bus yang saya tumpangi tadi akan melanjutkan perjalanan ke Larkin Terminal. Para penumpang yang akan menuju ke Kuala Lumpur maupun kota-kota lain di Malaysia bisa menyambung dengan bus lain di terminal ini.
Setelah pemeriksaan imigrasi, saya menuju ke mall yang terdapat di area itu. Mall di sini tidak terlalu besar, kurang lebih seperti Atrium di Senen. Setelah puas sightseeing, saya kembali menuju pemeriksaan imigrasi untuk naik bus ke Singapore. Tiket bus menuju Singapore tarifnya lebih murah, yakni RM2,4. Beberapa driver juga menerima pembayaran dengan SGD2. Begitu masuk area Woodlands, pemeriksaan Customs begitu ketat. Jika sebelumnya, saat masuk Malaysia, saya sama sekali tidak diperiksa, kali ini semua barang bawaan saya harus dimasukkan ke dalam mesin X-Ray. Hal ini membuat saya tertinggal bus sehingga saya harus menunggu kedatangan bus berikutnya.
Sampai di Queen Street Terminal sudah pukul 12 siang. Saya berjalan menuju Masjid Kampong Glam untuk menunggu adzan Dzuhur. Di belakang Masjid ini terdapat pemukiman muslim malay. Dari sini sebenarnya saya bisa menuju Little India karena letaknya hanya selisih beberapa blok, tapi saya memilih melangkahkan kaki saya menuju Bugis. Tujuan saya berikutnya adalah Sky Park di Marina Bay Sands. Saya tidak langsung menuju Stasiun Bugis, tapi berbelok dulu menuju Bugis Street Market. Tempat ini merupakan salah satu sentra oleh-oleh di Singapore selain China Town. Kemudian saya menuju Mall Bugis Junction yang ada di seberang Bugis Street Market, dan mengakses stasiun MRT dari mall tersebut.
Untuk menuju Marina Bay Sands, saya naik MRT East West Line menuju Raffless Place, kemudian menyambung dengan North South line(Jalur Merah) menuju Marina Bay. Marina Bay merupakan stasiun ujung North South Line. Dari stasiun ini saya mengikuti direction menuju Marina Bay Sands. Saya tidak langsung menuju Sky Park, tapi berkeliling dulu di area tersebut. Di sana terdapat Convention Centre, Mall dan Casino. Di lantai bawah juga terdapat sungai buatan. Untuk mengkses Sky Park, kita harus membeli tiket dulu seharga SGD20. Tiket bisa dibeli di basement dekat lobi timur. Setelah membeli tiket, kita dipersilakan menuju lift yang akan membawa kita langsung menuju Sky Park/rooftop.
Sky Park ini lebih tinggi dari Singapore Flyer yang ada di sebelahnya. Dari tempat ini, kita bisa melihat CBD Singapore, Paya Lebar Airport, Batam Island dan masih banyak lagi. Di tempat ini juga terdapat kolam renang. Sayangnya hanya pengunjung hotel yang diperbolehkan berenang. Sementara saya cuma bisa nongkrong di pinggir kolam. Hehe...
Merlion Park dan CBD dari atas Sky Park
Setelah puas melepas lelah di Sky Park, saya turun ke lantai 1(Bukan basement). Tujuan saya berikutnya adalah Orchard Road. Kali ini saya tidak naik MRT melainkan naik shuttle bus yang disediakan oleh pihak Marina Bay Sands. Shuttle bus ini terletak di basement. Di Orchard, saya turun di Plasa Singapura dan langsung menuju stasiun MRT Dhoby Ghaut. Kemudian saya naik MRT North South line menuju Orchard. Sebenarnya Plasa Singapura sudah termasuk area Orchard. Orchard Road memanjang dari Stasiun MRT Orchard, Somerset hingga Dhoby Ghaut. Tapi karena waktu saya di Singapore hanya satu hari, saya memilih untuk mengunjungi ION dan Lucky Plasa yang dapat diakses dari stasiun MRT Orchard.
ION Orchard
Saya bukanlah penggemar belanja maupun fashion. Jadi menurut saya tidak ada yang menarik di ION. Satu-satunya yang menarik buat saya adalah bentuk bangunannya yang seperti pesawat luar angkasa. Untuk menuju Lucky Plasa saya harus menyeberang lewat terowongan. Biasanya saya ke Lucky Plasa untuk makan di basement-nya. Tapi berhubung saya sedang berpuasa, saya hanya sightseeing saja. Ternyata barang-barang yang dijual di sini tergolong murah. Bahkan beberapa jenis barang lebih murah daripada di Bugis Street Market. Lucky Plasa ini seperti Pasar Mangga Dua maupun Cipulir di Tangerang.
Dari Orchard, saya akan menuju China Town. Untuk menuju China Town, saya naik MRT dari Orchard kembali ke stasiun Dhoby Ghaut, kemudian pindah ke North East line(jalur ungu) menuju China Town. Setelah sampai di stasiun China Town, saya mencari direction menuju Pagoda Street. Pagoda Street merupakan tempat membeli oleh-oleh. Harga oleh-oleh di sini tergolong murah. Saya menyusuri Pagoda Street hingga ujung kemudian belok kiri menuju Masjid Chulan. Setelah menunaikan sholat Ashar, saya kembali ke stasiun MRT China Town dan naik MRT menuju Harbourfront.
Di Harbourfront, saya naik ke lantai 3 untuk check in ferry menuju batam dengan keberangkatan malam. Ya, saya kembali ke Jakarta melalui Batam. Kita sebaiknya check in terlebih dahulu karena ferry Singapore-Batam ini sangat padat penumpangnya. Terutama saat weekend. Setelah urusan check in selesai, saya menuju Vivo City yang terletak di sebelah Harbourfront. Kemudian saya naik ke lantai 3 tempat stasiun monorel menuju Sentosa Island. Di lantai 3 tersebut juga terdapat taman. Jika beruntung, kita bisa melihat kapal pesiar yang sedang sandar di Harbourfront.
Note : Jika kita membeli tiket ferry oneway dari Singapore menuju Batam, sebaiknya pilih operator Penguin atau Batam Fast menuju Batam Centre atau Sekupang karena harganya hanya sekitar SGD23(Tiket SGD17 + Tax SGD6). Untuk operator Wavemaster menuju Harbour Bay, Batu Ampar harganya SGD45(Tiket SGD23+Tax SGD21). Sementara jika berpergian return dari Batam menuju Singapore dan kembali ke Batam lagi, harga tiket Batam Fast dan Penguin SGD40, yang terdiri dari harga tiket return SGD34 ditambah seaport tax di Batam SGD6. Saat Check In di Harbourfront sebelum kembali ke Batam , kita harus membayar tax lagi sebesar SGD6. Kemudian untuk return ticket Wavemaster, tarifnya hanya SGD27(Ticket Only). Tapi saat check in di Harbourfront sebelum kembali ke Batam, kita harus membayar tax sebesar SGD21. Tarif tiket operator Wavemaster lebih mahal karena kualitas kapalnya lebih bagus daripada operator lainnya. Jadi kesimpulannya, jika berpergian oneway menuju Batam, pilih operator Batam Fast atau Penguin. Tapi jika berpergian oneway menuju Singapore, pilih operator Wavemaster. Jika membeli return ticket, selisih harganya tidak terlalu jauh. Paling mahal Wavemaster, Batam Fast dan paling murah Penguin.
Tiket monorel dapat dibeli di ticket counter maupun standing machine. Harganya SGD3. Saya turun di stasiun pertama. Di sini terdapat Universal Studio dan Casino. Hari itu saya tidak berencana masuk ke Universal Studio karena hari sudah sore. Di depan gate Universal Studio ada bola dunia dengan tulisan Universal Studio. Jika kita tidak masuk ke dalam, cukuplah berfoto dengan background bola dunia tersebut. Hehe...
Universal Studio
Note : Tiket masuk Universal Studio dapat dibeli di ticket counter yang banyak terdapat di sekitar entry gate seharga SGD66 untuk dewasa saat weekday dan SGD72 saat weekend. Tapi setiap saya ke sana tiket selalu habis. Saran saya, jangan langsung putus asa. Tunggulah beberapa saat karena biasanya selalu ada orang yang membatalkan tiketnya. Atau jika kunjungan ke Universal Studio sudah pasti, kita bisa membeli tiket beberapa hari sebelumnya. Di Universal Studio banyak terdapat atraksi menarik. Jadi menurut saya dengan harga sekitar Rp500ribuan, kalau di-kurs ke rupiah, rasanya memang layak.
Dari Universal Studio saya berjalan melewati gate Casino, terus naik sampai ke Imbiah. Di sini terdapat patung Merlion raksasa. Kita bisa naik ke atasnya dengan membeli tiket. Tapi saya tidak tertarik untuk naik. Saya terus berjalan menyusuri taman yang terdapat kolam panjang di tengahnya, turun ke bawah, dan sampailah saya di Siloso Beach.
Setelah bersantai sejenak di pantai, saya menuju stasiun monorel untuk kembali ke Vivo. Di sini kita tidak perlu memvalidasi tiket lagi. Dari Vivo saya langsung menuju Harbourfront untuk boarding ferry. Sebelumnya saya sempat mampir ke McD membeli makanan untuk berbuka. Tepat pukul 7 malam ferry saya bergerak meninggalkan dermaga. Dan berakhirlah day trip saya di Singapore.
Pengeluaran
Airport Tax Rp 150.000
Tiket Pesawat Rp 45.000
Sahur di Burger King SGD6
Add Value EzLink SGD10
Bus to Johor Bahru SGD2,4
Bus to Singapore SGD2
Sky Park SGD20
Monorel SGD3
McD SGD6
Ferry to Batam SGD45
Total Rp. 195.000 + SGD 84,4(
Around the Singapore
Day #5: Walk Around the Singapore
**esumpelo.wordpress.com
Hari kedua di Singapura…
Di hari kedua ini, kami berencana memutari Singapura. Tak perlu takut tersesat, Singapura adalah kota yang ramah untuk turis maupun backpackers. Semua jalan bertanda dan tertulis dengan jelas. Berbekal peta MRT dan catatan kecil, kami pun memulai perjalanan dari hostel menuju stasiun MRT terdekat, Farrer Park.
Sentosa Island
Siapapun yang pergi ke Singapura, pastinya tak akan melewatkan tempat rekreasi ini. Sentosa Island bisa disebut sebagai ‘Dufan’ nya Singapura. Berbagai macam wahana wisata terdapat di sana, mulai dari Pantai hingga pertunjukkan sinar laser (Songs of The Sea).
Untuk kesana, kami naik MRT dari stasiun Farrer Park ke Harbour Front. Dari Harbour Front tinggal ikuti petunjuk arah saja. Kita akan melewati Vivo City Mall, sebuah pusat perbelanjaan yang cukup terkemuka di Singapura. Kami sempat masuk ke outlet National Geographic. Keren memang, tapi harganya menguras kantong. So, kami pun langsung menuju lantai paling atas dimana pintu masuk ke Sentosa Island terletak. Dari Vivo City Mall, kita harus naik Sentosa Express (MRT menuju Sentosa Island). Di Sentosa Island terdapat 3 pemberhentian selain Sentosa Station yang terletak di dalam Vivo City Mall, yaitu Waterfront station, Imbiah Station, dan Beach Station.
Kami sengaja langsung menuju station paling ujung, Beach Station, supaya bisa menikmati setiap detail Sentosa Island lebih dekat. Turun dari Beach Station, kami berjalan kaki sebentar menikmati cerahnya langit Singapura. Di ujung laut, terlihat samar-samar Pulau Batam. Sebenarnya di sini banyak wahana yang menarik. Tapi hanya ada satu wahana yang membuat kami tertarik untuk mencoba, yaitu Luge & Skyride. Setelah memanggang diri sejenak di Palawan Beach, kami pun mencoba Luge & Skyride. Terdapat beberapa paket yang dapat dipilih untuk dapat mencobanya. Kami mencoba paket yang biasa saja, sekali naik dan turun seharga 16 SGD untuk 2 orang.
Luge & Skyride
Wahana ini cukup unik, awalnya kita harus naik kereta gantung dulu untuk menuju ke atas bukit. Setelah itu kita lalu naik semacam mobil kart kecil yang memanfaatkan turunan untuk dapat melaju. Cukup menguji nyali juga, mengingat kereta gantung yang dinaiki terbuka, sehingga kaki bebas menjuntai ke bawah. Sekali coba cukup puas lah…
Selanjutnya kami mencoba Beach Trams untuk menuju Siloso Beach yang terletak paling ujung. Sepanjang perjalanan yang cukup singkat ini kami disuguhi angin pantai dan pemandangan berupa banyaknya restoran yang berjajar di pinggir pantai, tentunya dengan desain arsitektur yang memikat.
Puas dari Siloso, kami kembali ke Beach Station dan memilih untuk berjalan kaki menuju Imbiah Station. Jaraknya tidak jauh. Cuaca pantai yang cukup panas tidak terasa, hingga akhirnya kami bertemu dengan Merlion versi besar. Lalu setelahnya kami hanya mengikuti petunjuk jalan menuju Waterfront Station dimana Universal Studios terletak.
Universal Studio
Pada waktu kami kesana, Universal Studio sedang dalam masa promo pembukaan. Sayang kami tidak memesan tiket dulu sehingga tidak bisa masuk ke dalam. Bahkan, pada hari itu, tiket untuk 2 hari ke depan sudah habis. Tak apa-apa, bermain pancuran air dan berfoto di depan bola dunia raksasa bertuliskan Universal Studio cukup menghibur juga.
The Banquet
Puas menghibur diri, kami pun kembali ke Vivo City Mall melalui Waterfront Station. Tujuan selanjutnya adalah The Banquet, foodcourt yang cukup terkenal di kalangan turis dan backpacker. Harganya lumayan ramah untuk backpacker, dan juga porsi besar! Saya memesan nasi rendang, dan istri memesan (semacam) mie siram. Kami pun kekenyangan….
**esumpelo.wordpress.com
Hari kedua di Singapura…
Di hari kedua ini, kami berencana memutari Singapura. Tak perlu takut tersesat, Singapura adalah kota yang ramah untuk turis maupun backpackers. Semua jalan bertanda dan tertulis dengan jelas. Berbekal peta MRT dan catatan kecil, kami pun memulai perjalanan dari hostel menuju stasiun MRT terdekat, Farrer Park.
Sentosa Island
Siapapun yang pergi ke Singapura, pastinya tak akan melewatkan tempat rekreasi ini. Sentosa Island bisa disebut sebagai ‘Dufan’ nya Singapura. Berbagai macam wahana wisata terdapat di sana, mulai dari Pantai hingga pertunjukkan sinar laser (Songs of The Sea).
Untuk kesana, kami naik MRT dari stasiun Farrer Park ke Harbour Front. Dari Harbour Front tinggal ikuti petunjuk arah saja. Kita akan melewati Vivo City Mall, sebuah pusat perbelanjaan yang cukup terkemuka di Singapura. Kami sempat masuk ke outlet National Geographic. Keren memang, tapi harganya menguras kantong. So, kami pun langsung menuju lantai paling atas dimana pintu masuk ke Sentosa Island terletak. Dari Vivo City Mall, kita harus naik Sentosa Express (MRT menuju Sentosa Island). Di Sentosa Island terdapat 3 pemberhentian selain Sentosa Station yang terletak di dalam Vivo City Mall, yaitu Waterfront station, Imbiah Station, dan Beach Station.
Kami sengaja langsung menuju station paling ujung, Beach Station, supaya bisa menikmati setiap detail Sentosa Island lebih dekat. Turun dari Beach Station, kami berjalan kaki sebentar menikmati cerahnya langit Singapura. Di ujung laut, terlihat samar-samar Pulau Batam. Sebenarnya di sini banyak wahana yang menarik. Tapi hanya ada satu wahana yang membuat kami tertarik untuk mencoba, yaitu Luge & Skyride. Setelah memanggang diri sejenak di Palawan Beach, kami pun mencoba Luge & Skyride. Terdapat beberapa paket yang dapat dipilih untuk dapat mencobanya. Kami mencoba paket yang biasa saja, sekali naik dan turun seharga 16 SGD untuk 2 orang.
Luge & Skyride
Wahana ini cukup unik, awalnya kita harus naik kereta gantung dulu untuk menuju ke atas bukit. Setelah itu kita lalu naik semacam mobil kart kecil yang memanfaatkan turunan untuk dapat melaju. Cukup menguji nyali juga, mengingat kereta gantung yang dinaiki terbuka, sehingga kaki bebas menjuntai ke bawah. Sekali coba cukup puas lah…
Selanjutnya kami mencoba Beach Trams untuk menuju Siloso Beach yang terletak paling ujung. Sepanjang perjalanan yang cukup singkat ini kami disuguhi angin pantai dan pemandangan berupa banyaknya restoran yang berjajar di pinggir pantai, tentunya dengan desain arsitektur yang memikat.
Puas dari Siloso, kami kembali ke Beach Station dan memilih untuk berjalan kaki menuju Imbiah Station. Jaraknya tidak jauh. Cuaca pantai yang cukup panas tidak terasa, hingga akhirnya kami bertemu dengan Merlion versi besar. Lalu setelahnya kami hanya mengikuti petunjuk jalan menuju Waterfront Station dimana Universal Studios terletak.
Universal Studio
Pada waktu kami kesana, Universal Studio sedang dalam masa promo pembukaan. Sayang kami tidak memesan tiket dulu sehingga tidak bisa masuk ke dalam. Bahkan, pada hari itu, tiket untuk 2 hari ke depan sudah habis. Tak apa-apa, bermain pancuran air dan berfoto di depan bola dunia raksasa bertuliskan Universal Studio cukup menghibur juga.
The Banquet
Puas menghibur diri, kami pun kembali ke Vivo City Mall melalui Waterfront Station. Tujuan selanjutnya adalah The Banquet, foodcourt yang cukup terkenal di kalangan turis dan backpacker. Harganya lumayan ramah untuk backpacker, dan juga porsi besar! Saya memesan nasi rendang, dan istri memesan (semacam) mie siram. Kami pun kekenyangan….
Sewa Kamar di Singapura
Sewa Kamar di Singapura
**hoteldisingapore.blogspot.com
wiki.indo-sing.org
Banyak cara yang bisa Anda lakukan dalam memilih penginapan saat Anda berkunjung ke Singapura. Selain bisa menginap di hotel dan sewa apartemen, Anda juga dapat menyewa kamar di Singapura. Sewa kamar di Singapore dapat dilakukan dalam jangka pendek maupun jangka panjang dengan berbagai macam fasilitas dan harga yang beragam. Adapun lokasi sewa kamar di negara yang memiliki Universal Studio ini, ada banyak pilihan kamar yang bisa Anda pilih, seperti Orchard road, Marine Crescent, Bishan, Toa Payoh, dan banyak lagi tempat lainnya.
Sewa Kamar Jangka Pendek di Singapura :
Sewa Kamar Harian
fully furnish + AC + broadband.
Harga sewanya per-hari: $30/pax or $50/2 pax Available from: 11 Juni'07 onward
http://groups.yahoo.com/group/indo-sing/message/27136
Bishan MRT
2 Common rooms, Aircon, TV, Queen bed, wireless internet, light cooking
Hubungi Aiti di 90773711
Fotonya dan tanya jawab ada disini: http://sites.google.com/site/sewakamar/
Marine Crescent Singapore
from $55 daily
including internet access and mineral water.
2 kamar available
Interested party please email me at trinity_dove@yahoo.com for more details.
Paya lebar MRT Singapore
(master , queens fully furnished, maid service, no owner)
S$ 50 / person, S$ 60/ 2 person, S$ 75/ 3 person.
bulanan S$ 1000.
Call Heru 92780102
http://groups.yahoo.com/group/indo-sing/message/32066
Sewa Kamar Harian di Novena, Newton, Toa Payo
Botanic Garden (gleneagles) furn, aircond. Dekat MRT.
Kontak Ms. Ekky di hp. 9199 5454
http://groups.yahoo.com/group/indo-sing/message/32282
Orchard Road Singapore
silakan view http://fondarwis.multiply.com
kontak 5-94566708 (hp SG) atau 0811962288 (hp ID)
http://groups.yahoo.com/group/indo-sing/message/32326
Toa Payoh blok 145
3 menit jalan kaki ke MRT station [1]
3 MRT stops ke Orchard
Toa Payoh Mall & Bus Interchange
Banyak food court & hawker centre
Apartment baru (4 tahun) dengan style condominium
Sky Garden di lantai 6
Nearby Sports Hall (swimming pool, table tennis)
Nearby National Library
Foto2 & more detail: http://www.hyipcollection.com/toapayoh/
Bagi yang berminat, bisa kontak saya langsung di 97364789.
Sewa Kamar Jangka Panjang:
Master Bedroom available for rent at Jurong west
shared with 2 Malaysian residing at the Common Room in a 3 rms flat.
AC, no owner, Cooking are allowed but gas cost shared with other tenants
5 mnts from Lakeside MRT station, 7-10 mnts from Wet Market, Hawkercentre, 4 Kopi Tiam.
Jurong west street 52, Block 514 (at the T junction between Jurong West Street 51 and 52).
$500 (2 pax, couple or girls or boys), exclude PUB or Gas, if cook PUB cost per month (without turning on the AC): $110-$130.
Please call the uncle owner Chng directly at 91381954
http://groups.yahoo.com/group/indo-sing/message/131507
Common room at Toa Payoh
Near MRT, staying with Owner, Light cooking, fully furnished, Avail Immediately.
700 - 750 S$ (Incl PUB)
Call me or sms me for viewing Kevin - Propnex 84597663
http://groups.yahoo.com/group/indo-sing/message/131444
Common Room available @ 600232 JE
room for 1 person only
single bedroom
fan & aircon (with aircon, different price)
light cooking allowed
internet
other usual facilities
Fee: SGD525/month including PUB
Contact: +65-81250560 for details
http://groups.yahoo.com/group/indo-sing/message/131515
Master Bedroom Available at 33 Chai Chee Ave
Share the unit with indonesian profesionals.
Rent price : 800/month (excluding PUB).
Attached bathroom, aircon, fully furnished(bed&wardrobe&storage cabinets).
Share units facilities : TV, washing machine, kitchen, dining (fully furnished).
No agent fee
available on 1st December 2009.
Anyone interested, please call : Ira 98340888
Master Bedroom Available at Paya Lebar
queens fully furnished
maid service
no owner
bulanan S$ 1000.
Call Heru 92780102
http://groups.yahoo.com/group/indo-sing/message/32066
Common room available at Sengkang
deket tuh ke airport
S$ 500 / month inc PUB
common room itung itung master karana kamar mandinya yg pake sendiri
ownernya cowo tinggal sendiri, istri di Jakarta.
queens bed, TV, meja, lemari, clean , light cooking.
Call 97505036 jenny
http://groups.yahoo.com/group/indo-sing/message/32066
Itulah beberapa tempat sewa kamar di Singapura yang bisa Anda jadikan referensi. Jangan lupa sebelum terbang ke Singapura, jauh-jauh hari Anda harus booking terlebih dahulu supaya tidak kehabisan. Apapun tujuan Anda, entah itu untuk cari kerja, berlibur, berobat di Singapura, semoga semuanya menyenangkan.
Disarikan dari wiki.indo-sing.org/Sewa_kamar.
**hoteldisingapore.blogspot.com
wiki.indo-sing.org
Banyak cara yang bisa Anda lakukan dalam memilih penginapan saat Anda berkunjung ke Singapura. Selain bisa menginap di hotel dan sewa apartemen, Anda juga dapat menyewa kamar di Singapura. Sewa kamar di Singapore dapat dilakukan dalam jangka pendek maupun jangka panjang dengan berbagai macam fasilitas dan harga yang beragam. Adapun lokasi sewa kamar di negara yang memiliki Universal Studio ini, ada banyak pilihan kamar yang bisa Anda pilih, seperti Orchard road, Marine Crescent, Bishan, Toa Payoh, dan banyak lagi tempat lainnya.
Sewa Kamar Jangka Pendek di Singapura :
Sewa Kamar Harian
fully furnish + AC + broadband.
Harga sewanya per-hari: $30/pax or $50/2 pax Available from: 11 Juni'07 onward
http://groups.yahoo.com/group/indo-sing/message/27136
Bishan MRT
2 Common rooms, Aircon, TV, Queen bed, wireless internet, light cooking
Hubungi Aiti di 90773711
Fotonya dan tanya jawab ada disini: http://sites.google.com/site/sewakamar/
Marine Crescent Singapore
from $55 daily
including internet access and mineral water.
2 kamar available
Interested party please email me at trinity_dove@yahoo.com for more details.
Paya lebar MRT Singapore
(master , queens fully furnished, maid service, no owner)
S$ 50 / person, S$ 60/ 2 person, S$ 75/ 3 person.
bulanan S$ 1000.
Call Heru 92780102
http://groups.yahoo.com/group/indo-sing/message/32066
Sewa Kamar Harian di Novena, Newton, Toa Payo
Botanic Garden (gleneagles) furn, aircond. Dekat MRT.
Kontak Ms. Ekky di hp. 9199 5454
http://groups.yahoo.com/group/indo-sing/message/32282
Orchard Road Singapore
silakan view http://fondarwis.multiply.com
kontak 5-94566708 (hp SG) atau 0811962288 (hp ID)
http://groups.yahoo.com/group/indo-sing/message/32326
Toa Payoh blok 145
3 menit jalan kaki ke MRT station [1]
3 MRT stops ke Orchard
Toa Payoh Mall & Bus Interchange
Banyak food court & hawker centre
Apartment baru (4 tahun) dengan style condominium
Sky Garden di lantai 6
Nearby Sports Hall (swimming pool, table tennis)
Nearby National Library
Foto2 & more detail: http://www.hyipcollection.com/toapayoh/
Bagi yang berminat, bisa kontak saya langsung di 97364789.
Sewa Kamar Jangka Panjang:
Master Bedroom available for rent at Jurong west
shared with 2 Malaysian residing at the Common Room in a 3 rms flat.
AC, no owner, Cooking are allowed but gas cost shared with other tenants
5 mnts from Lakeside MRT station, 7-10 mnts from Wet Market, Hawkercentre, 4 Kopi Tiam.
Jurong west street 52, Block 514 (at the T junction between Jurong West Street 51 and 52).
$500 (2 pax, couple or girls or boys), exclude PUB or Gas, if cook PUB cost per month (without turning on the AC): $110-$130.
Please call the uncle owner Chng directly at 91381954
http://groups.yahoo.com/group/indo-sing/message/131507
Common room at Toa Payoh
Near MRT, staying with Owner, Light cooking, fully furnished, Avail Immediately.
700 - 750 S$ (Incl PUB)
Call me or sms me for viewing Kevin - Propnex 84597663
http://groups.yahoo.com/group/indo-sing/message/131444
Common Room available @ 600232 JE
room for 1 person only
single bedroom
fan & aircon (with aircon, different price)
light cooking allowed
internet
other usual facilities
Fee: SGD525/month including PUB
Contact: +65-81250560 for details
http://groups.yahoo.com/group/indo-sing/message/131515
Master Bedroom Available at 33 Chai Chee Ave
Share the unit with indonesian profesionals.
Rent price : 800/month (excluding PUB).
Attached bathroom, aircon, fully furnished(bed&wardrobe&storage cabinets).
Share units facilities : TV, washing machine, kitchen, dining (fully furnished).
No agent fee
available on 1st December 2009.
Anyone interested, please call : Ira 98340888
Master Bedroom Available at Paya Lebar
queens fully furnished
maid service
no owner
bulanan S$ 1000.
Call Heru 92780102
http://groups.yahoo.com/group/indo-sing/message/32066
Common room available at Sengkang
deket tuh ke airport
S$ 500 / month inc PUB
common room itung itung master karana kamar mandinya yg pake sendiri
ownernya cowo tinggal sendiri, istri di Jakarta.
queens bed, TV, meja, lemari, clean , light cooking.
Call 97505036 jenny
http://groups.yahoo.com/group/indo-sing/message/32066
Itulah beberapa tempat sewa kamar di Singapura yang bisa Anda jadikan referensi. Jangan lupa sebelum terbang ke Singapura, jauh-jauh hari Anda harus booking terlebih dahulu supaya tidak kehabisan. Apapun tujuan Anda, entah itu untuk cari kerja, berlibur, berobat di Singapura, semoga semuanya menyenangkan.
Disarikan dari wiki.indo-sing.org/Sewa_kamar.
SINGAPORE 3 Hari
SINGAPORE 3H/2M
Rp. 4.000.000,-/orang/twin share
(minimal 15 orang)
Hari 01 : Semarang-Singapore (MP/MS/MM)
Pukul 05.00 : Berkumpul di Bandara Ahmad Yani Semarang
Pukul 06.20 : Terbang dengan Sriwijaya Air SJ 221 ke Jakarta
Pukul 07.15 : Sampai di Jakarta, transit ke terminal Internasional. Pengurusan imigrasi & bagasi.
Pukul 09.00 : Terbang dengan Sriwijaya Air SJ 104 ke Singapore
Pukul 11.35 : Sampai di Singapore, pengambilan bagasi & proses imigrasi
Pukul 12.30 : Perjalanan menuju restoran, makan siang.
Pukul 14.00 : Check in hotel
Pukul 16.00 : City tour ke Taman Merlion, Singapore River, & Esplanade Building
Pukul 18.30 : Makan malam
Pukul 19.30 : Kembali ke hotel. Free Program
Hari 02 : Sentosa Island (MP/MS/MM)
Pukul 07.00 : Makan pagi di hotel
Pukul 08.00 : Shopping city tour VilvoCity, LittleIndia, Bugis Junction, & China Town.
Pukul 13.00 : Makan siang
Pukul 14.00 : Perjalanan menuju Sentosa Island. Menikmati keindahan pulau.
Pukul 17.30 : Makan malam
Pukul 19.00 : Menikmati pertunjukkan “Song of The Sea”
Pukul 20.00 : Kembali ke hotel
Hari 03 : Singapore-Semarang (MP)
Pukul 07.00 : Makan pagi di hotel
Pukul 08.00 : Persiapan check out
Pukul 09.00 : Check out hotel. Perjalanan menuju Bandara International Changi Singapore
Pukul 10.00 : Check in penerbangan Internasional
Pukul 12.20 : Terbang dengan Sriwijaya Air SJ 105 Singapore-Jakarta
Pukul 12.50 : Sampai di Jakarta. Pindah terminal domestik. Free program.
Pukul 17.30 : Terbang dengan Sriwijaya Air SJ 222 Jakarta-Semarang
Pukul 18.35 : Sampai di Semarang
SINGAPORE 3 HARI / 2 MALAM
Rp. 4.500.000,-/ORG/TWIN SHARE
Harga Paket Wisata Termasuk :
· Tiket Pesawat Semarang-Jakarta-Singapore (PP)
· Airport Tax Semarang, Jakarta, & Internasional
· Akomodasi 2 malam di Singapore (twin share)
· Transportasi selama di Singapore
· Wisata sesuai program + Tiket Song of The Sea
· Pemandu Wisata Lokal Berbahasa Indonesia
· Tour Leader dari Dewangga Tour&Travel
· Makan sesuai program
Harga Paket Wisata Tidak Termasuk :
· Biaya pembuatan Paspor Hijau
· Biaya Fiskal Udara 2,5 juta atau laut 1 juta
· Keperluan pribadi seperti laundry, minibar, dan telepon
· Pajak 1 %
· Suggest tips porter Jakarta Rp. 10.000,-/bagasi
· Transfer in-out Pati-Semarang-Pati Rp. 1.350.000,-/unit/transfer
· Suggest tips tour leader, pemandu wisata, & driver 6 sgd/day/person
· Refreshment Meals seperti juice, fruit, dan snack
· Tiket masuk Universal Studio 75 sgd untuk dewasa & 55 sgd untuk anak
KONDISI TOUR
· Free bagasi 20 kg. Kelebihan bagasi dibebankan ke peserta.
· Dilarang merokok pada sembarang tempat.
· Diminta membuang sampah pada tempatnya
· Mata uang Singapore Dollar (SGD). Nilai tukar 1 SGD = ± 7.000 IDR
· Jika Anda kehilangan paspor selama di Singapura, harap segera buat laporan polisi, kemudian datang ke ICA (tepat di seberang Stasiun MRT Lavender di jalan 10 Kallang Road) untuk mendapat visa sementara. Terakhir, lapor ke kedutaan besar Anda agar Anda bisa melewati imigrasi ketika pulang.
· Wanita dalam keadaan mengandung tua (enam bulan atau lebih) yang ingin mengunjungi Singapura harus membuat aplikasi dahulu dengan kedubes atau konsulat Singapura yang terdekat
· Paspor yang digunakan adalah paspor hijau sebaiknya masih berlaku minimal 6 bulan
· Anak satu bed dengan orang tua biaya 75%
ALTERNATIF PENERBANGAN
Alternatif penerbangan dengan Batavia Air (Senin,Rabu,Jumat,&Sabtu)
EY 863, Semarang-Singapore jam 12.50-15.50
EY 864, Singapore-Semarang jam 10.35-11.40
Alternatif penerbangan dengan Sriwijaya Air via Batam (daily)
SJ 221, Semarang-Jakarta jam 06.20-07.15 & SJ 032, Jakarta-Batam jam 08.25-09.55
SJ 033, Batam-Jakarta jam 13.20-14.50 & SJ 222, Jakarta-Semarang jam 17.30-18.35
Contact Person :
Dita (085290407235)
Dewangga Tour & Travel
Jl. Sriwijaya No. 57, Semarang
Phone: (024)8451805-06 / Fax:(024)8315274
email : dewanggatour@yahoo.co.id
Rp. 4.000.000,-/orang/twin share
(minimal 15 orang)
Hari 01 : Semarang-Singapore (MP/MS/MM)
Pukul 05.00 : Berkumpul di Bandara Ahmad Yani Semarang
Pukul 06.20 : Terbang dengan Sriwijaya Air SJ 221 ke Jakarta
Pukul 07.15 : Sampai di Jakarta, transit ke terminal Internasional. Pengurusan imigrasi & bagasi.
Pukul 09.00 : Terbang dengan Sriwijaya Air SJ 104 ke Singapore
Pukul 11.35 : Sampai di Singapore, pengambilan bagasi & proses imigrasi
Pukul 12.30 : Perjalanan menuju restoran, makan siang.
Pukul 14.00 : Check in hotel
Pukul 16.00 : City tour ke Taman Merlion, Singapore River, & Esplanade Building
Pukul 18.30 : Makan malam
Pukul 19.30 : Kembali ke hotel. Free Program
Hari 02 : Sentosa Island (MP/MS/MM)
Pukul 07.00 : Makan pagi di hotel
Pukul 08.00 : Shopping city tour VilvoCity, LittleIndia, Bugis Junction, & China Town.
Pukul 13.00 : Makan siang
Pukul 14.00 : Perjalanan menuju Sentosa Island. Menikmati keindahan pulau.
Pukul 17.30 : Makan malam
Pukul 19.00 : Menikmati pertunjukkan “Song of The Sea”
Pukul 20.00 : Kembali ke hotel
Hari 03 : Singapore-Semarang (MP)
Pukul 07.00 : Makan pagi di hotel
Pukul 08.00 : Persiapan check out
Pukul 09.00 : Check out hotel. Perjalanan menuju Bandara International Changi Singapore
Pukul 10.00 : Check in penerbangan Internasional
Pukul 12.20 : Terbang dengan Sriwijaya Air SJ 105 Singapore-Jakarta
Pukul 12.50 : Sampai di Jakarta. Pindah terminal domestik. Free program.
Pukul 17.30 : Terbang dengan Sriwijaya Air SJ 222 Jakarta-Semarang
Pukul 18.35 : Sampai di Semarang
SINGAPORE 3 HARI / 2 MALAM
Rp. 4.500.000,-/ORG/TWIN SHARE
Harga Paket Wisata Termasuk :
· Tiket Pesawat Semarang-Jakarta-Singapore (PP)
· Airport Tax Semarang, Jakarta, & Internasional
· Akomodasi 2 malam di Singapore (twin share)
· Transportasi selama di Singapore
· Wisata sesuai program + Tiket Song of The Sea
· Pemandu Wisata Lokal Berbahasa Indonesia
· Tour Leader dari Dewangga Tour&Travel
· Makan sesuai program
Harga Paket Wisata Tidak Termasuk :
· Biaya pembuatan Paspor Hijau
· Biaya Fiskal Udara 2,5 juta atau laut 1 juta
· Keperluan pribadi seperti laundry, minibar, dan telepon
· Pajak 1 %
· Suggest tips porter Jakarta Rp. 10.000,-/bagasi
· Transfer in-out Pati-Semarang-Pati Rp. 1.350.000,-/unit/transfer
· Suggest tips tour leader, pemandu wisata, & driver 6 sgd/day/person
· Refreshment Meals seperti juice, fruit, dan snack
· Tiket masuk Universal Studio 75 sgd untuk dewasa & 55 sgd untuk anak
KONDISI TOUR
· Free bagasi 20 kg. Kelebihan bagasi dibebankan ke peserta.
· Dilarang merokok pada sembarang tempat.
· Diminta membuang sampah pada tempatnya
· Mata uang Singapore Dollar (SGD). Nilai tukar 1 SGD = ± 7.000 IDR
· Jika Anda kehilangan paspor selama di Singapura, harap segera buat laporan polisi, kemudian datang ke ICA (tepat di seberang Stasiun MRT Lavender di jalan 10 Kallang Road) untuk mendapat visa sementara. Terakhir, lapor ke kedutaan besar Anda agar Anda bisa melewati imigrasi ketika pulang.
· Wanita dalam keadaan mengandung tua (enam bulan atau lebih) yang ingin mengunjungi Singapura harus membuat aplikasi dahulu dengan kedubes atau konsulat Singapura yang terdekat
· Paspor yang digunakan adalah paspor hijau sebaiknya masih berlaku minimal 6 bulan
· Anak satu bed dengan orang tua biaya 75%
ALTERNATIF PENERBANGAN
Alternatif penerbangan dengan Batavia Air (Senin,Rabu,Jumat,&Sabtu)
EY 863, Semarang-Singapore jam 12.50-15.50
EY 864, Singapore-Semarang jam 10.35-11.40
Alternatif penerbangan dengan Sriwijaya Air via Batam (daily)
SJ 221, Semarang-Jakarta jam 06.20-07.15 & SJ 032, Jakarta-Batam jam 08.25-09.55
SJ 033, Batam-Jakarta jam 13.20-14.50 & SJ 222, Jakarta-Semarang jam 17.30-18.35
Contact Person :
Dita (085290407235)
Dewangga Tour & Travel
Jl. Sriwijaya No. 57, Semarang
Phone: (024)8451805-06 / Fax:(024)8315274
email : dewanggatour@yahoo.co.id
Ferry Batam Singapore
Kapal Ferry Batam Singapore
**hoteldisingapore.blogspot.com
Selama ini ada dua cara untuk menuju negara Singapore dari Indonesia. Cara pertama yang banyak orang lakukan adalah melalui udara, dalam hal ini dengan pesawat. Sementara cara kedua yang biasa dilakukan orang yang ingin berhemat adalah melalui laut, dalam hal ini kapal ferry dari Batam. Nah, jika Anda ingin pergi ke Singapura lewat Batam menggunakan transportasi kapal Ferry, berikut ini kita akan berikan informasi mengenai Kapal Ferry Batam Singapura atau sebaliknya.
Di Batam ada 3 operator kapal Ferry yang bisa Anda pilih untuk mengantarkan Anda menuju Singapura. Ketiga operator kapal Ferry tersebut, di antaranya: Wavemaster, Pengiun, dan Batam Fast. Berikut adalah harga dari ketiga operator tersebut:
1. Wavemaster (Harbourbay - Harbourfront) return 27 SGD + Seaport Tax 21 SGD. Pembayarannya dilakukan di Singapore ketika akan balik ke Batam.
2. Penguin (Batam Centre/Sekupang - Harbourfront) rerurn 34 SGD + 7 SGD Seaport Tax Indonesia + 6 SGD Seaport Tax Singapore. Untuk lebih jelasnya, silahkan klik di sini:
http://www.penguin.com.sg/pages.php?url=ferry_schedule#ticketfare
3. Batam Fast (Nongsa/Batam Centre/Sekupang/Waterfront - Harbourfront) return
34 SGD/36 SGD (tergantung berangkat dari mana) + 7 SGD Seaport Tax Indonesia + 6 SGD
Seaport Tax. CMIIW. Untuk informasi lengkapnya silahkan kunjungi: http://www.batamfast.com/index.aspx.
Adapun jadwal keberangkatan dari Batam ke Singapura paling pagi pukul 6 (Batam Centre). Sementara dari Singapore ke Batam pukul 21.20 ke Batam Centre dan Harbourbay.
Nah itulah informasi seputar jalur laut dari Batam menuju Singapore yang bersumber dari Indra Nugraha travelholic.blogspot.com. Semoga perjalanan Anda menyenangkan dengan kapal Ferry, dan sampai di Singapura dengan selamat. Selamat berlibur
**hoteldisingapore.blogspot.com
Selama ini ada dua cara untuk menuju negara Singapore dari Indonesia. Cara pertama yang banyak orang lakukan adalah melalui udara, dalam hal ini dengan pesawat. Sementara cara kedua yang biasa dilakukan orang yang ingin berhemat adalah melalui laut, dalam hal ini kapal ferry dari Batam. Nah, jika Anda ingin pergi ke Singapura lewat Batam menggunakan transportasi kapal Ferry, berikut ini kita akan berikan informasi mengenai Kapal Ferry Batam Singapura atau sebaliknya.
Di Batam ada 3 operator kapal Ferry yang bisa Anda pilih untuk mengantarkan Anda menuju Singapura. Ketiga operator kapal Ferry tersebut, di antaranya: Wavemaster, Pengiun, dan Batam Fast. Berikut adalah harga dari ketiga operator tersebut:
1. Wavemaster (Harbourbay - Harbourfront) return 27 SGD + Seaport Tax 21 SGD. Pembayarannya dilakukan di Singapore ketika akan balik ke Batam.
2. Penguin (Batam Centre/Sekupang - Harbourfront) rerurn 34 SGD + 7 SGD Seaport Tax Indonesia + 6 SGD Seaport Tax Singapore. Untuk lebih jelasnya, silahkan klik di sini:
http://www.penguin.com.sg/pages.php?url=ferry_schedule#ticketfare
3. Batam Fast (Nongsa/Batam Centre/Sekupang/Waterfront - Harbourfront) return
34 SGD/36 SGD (tergantung berangkat dari mana) + 7 SGD Seaport Tax Indonesia + 6 SGD
Seaport Tax. CMIIW. Untuk informasi lengkapnya silahkan kunjungi: http://www.batamfast.com/index.aspx.
Adapun jadwal keberangkatan dari Batam ke Singapura paling pagi pukul 6 (Batam Centre). Sementara dari Singapore ke Batam pukul 21.20 ke Batam Centre dan Harbourbay.
Nah itulah informasi seputar jalur laut dari Batam menuju Singapore yang bersumber dari Indra Nugraha travelholic.blogspot.com. Semoga perjalanan Anda menyenangkan dengan kapal Ferry, dan sampai di Singapura dengan selamat. Selamat berlibur
Apartemen di Singapore
Sewa Apartemen di Singapore
**hoteldisingapore.blogspot.com
Saat Anda pergi ke Singapore untuk berbagai keperluan misalnya berobat di Singapura atau berlibur di Singapura yang sifatnya sebentar, selain bisa menggunakan hotel untuk menginap, Anda juga dapat menyewa apartemen. Sewa apartemen di Singapore, menjadi salah satu pilihan banyak orang yang sedang berkunjung ke negara yang memiliki tempat wisata Universal Studio, Patung Merlion, Marina Bay, Esplanade, Sentosa Island, dan Orchad Road ini. Berikut ini adalah apartemen di Singapura yang bisa Anda sewa untuk menginap dari berbagai tempat.
Penginapan di daerah Orchard Road / Mount Elizabeth Hospital Singapore
• Lena (65) 97371587 / 97665990, nomor Indonesia: 0811-693088 atau di (021) 68857118
• Yani 68352014/67363901, atau langsung ke nomor Handphone Umi (90680061).
• Lucky Plaza #20-01: 62386078, 67379128 - Ibu Frieda / pembantunya Mbak Ati
• Tante Greta 96699375
• Ibu Maria #18-02: 9673 7590 / 6738 8190
• Madam Soh (katanya punya 4 unit) #23-02 : 6736 1306/9639 1586
• Madam Lie (adiknya Madam Soh) : 6732 5629
• Lucky Plaza #20-03 : 6737 1003
• Lily (konon paling bersih)#21-01 : 6732 9876/9003 0863
• Mdm. Wong 94570490 (maid: Umi/Ati 67387515)
• Ibu Eli = +65 67379128 , 62386078
• Ibu Ani 67363901 lt 20 dan 16
• Hui In +65 67325845 lt 10
• ACU 97665703 , 947549943 lantai 26
Penginapan di daerah Chinatown / Singapore General Hospital
• Mrs Foo atau mbak (Atun pembantunya) : People Park Centre # 17-05, #16-02 cari Mrs Foo atau mbak Atun (pembantunya): 62250442/6330316
• Elly/Lily (orang palembang) : Punya studio $70 bisa diisi 8 orang: 9690 8230
• Rosmawati (A-ik) dan Indrawati (Mei-hui) : People's Park Centre #13-02 dan di lantai #15, #11, #19 : 6535-0226/9630 9430. Asisten/pembantunya namanya mbak Tuti Hp : 8126 8591
• Ee In : People Park Centre #24-04 : 6535 2118
• Mrs Teo : People's Park Centre #09-01 : 6536-5690, 6533-8404, 6532-4515
• Mrs Liew : People's Park Centre #25-01, #10-03, #10-02 : 6221-2671, 6534-1791, 6225-3806
• Mr. Lim dan Nancy Tan : People's Park Centre #11-754, #24-901, #25-918, #26-05 : 6538-0027, 6535-3957 Hp: 9456-9861
• Mbak Lia : People's Park Centre #?? : 9165-4613
• Mrs Lee : People's Park Centre #?? : 9695-0980
• Yetty Tan : People's Park Centre #14-04, #12-06, #22-03 : 6535-2929, 6535-4411 Email : wongtomo @hotmail.com
• Mdm Lim : People's Park Centre #12-28, #10-27, #09-26, #27-05 : 6533-1938
• Nyonya Liao : People's Park Centre #13-06 : 6532-7769, 6535-0782
Penginapan di daerah Buona Vista / National University Hospital
• Isaapartment : 6253 8884. Biasanya condo/apartment 1 unit, bukan kamar jadi lebih mahal.
• Hillview Heights Condo, Direct bus to NUH S$ 800 / month S$ 550/ 2 weeks and S$ 300/ weeks ,daily for only S$ 40/nite.
• Call Heru 92780102/ Mevie 93868423
Penginapan di Paya Lebar/Pebble Lane Singapore
• Gerizimindo - mevie 93868423 Terima sewa harian CONDO/HDB daerah Bishan/Toa Payoh/Paya lebar/Jurong mulai dari $40/hari.
• Henny (90413000) dan Robby (91884938): 10 mins walk to Paya lebar MRT, 2 single bed, aircon, TV in room. Rental fee from $45/Daily.
• Nari 91866007.
Penginapan di daerah Bishan Singapore
• Sewa kamar harian. Dekat Bishan MRT. Aircon, TV, Queen bed. Hubungi Aiti 90773711
Nah demikianlah sejumlah apartemen atau penginapan yang bisa Anda sewa saat Anda bertandang ke Singapura. Harga yang tercantum tersebut kemungkinan besar akan berubah saat ini, sehingga Anda bisa mengecek tarif-nya lagi. Sebaiknya sebelum Anda terbang ke Singapura, Anda lebih baik booking terlebih dahulu dari Indonesia agar ketika sampai di sana Anda lebih tenang. Disarikan dari wiki.indo-sing.org/index.php/Sewa_Apartemen.
**hoteldisingapore.blogspot.com
Saat Anda pergi ke Singapore untuk berbagai keperluan misalnya berobat di Singapura atau berlibur di Singapura yang sifatnya sebentar, selain bisa menggunakan hotel untuk menginap, Anda juga dapat menyewa apartemen. Sewa apartemen di Singapore, menjadi salah satu pilihan banyak orang yang sedang berkunjung ke negara yang memiliki tempat wisata Universal Studio, Patung Merlion, Marina Bay, Esplanade, Sentosa Island, dan Orchad Road ini. Berikut ini adalah apartemen di Singapura yang bisa Anda sewa untuk menginap dari berbagai tempat.
Penginapan di daerah Orchard Road / Mount Elizabeth Hospital Singapore
• Lena (65) 97371587 / 97665990, nomor Indonesia: 0811-693088 atau di (021) 68857118
• Yani 68352014/67363901, atau langsung ke nomor Handphone Umi (90680061).
• Lucky Plaza #20-01: 62386078, 67379128 - Ibu Frieda / pembantunya Mbak Ati
• Tante Greta 96699375
• Ibu Maria #18-02: 9673 7590 / 6738 8190
• Madam Soh (katanya punya 4 unit) #23-02 : 6736 1306/9639 1586
• Madam Lie (adiknya Madam Soh) : 6732 5629
• Lucky Plaza #20-03 : 6737 1003
• Lily (konon paling bersih)#21-01 : 6732 9876/9003 0863
• Mdm. Wong 94570490 (maid: Umi/Ati 67387515)
• Ibu Eli = +65 67379128 , 62386078
• Ibu Ani 67363901 lt 20 dan 16
• Hui In +65 67325845 lt 10
• ACU 97665703 , 947549943 lantai 26
Penginapan di daerah Chinatown / Singapore General Hospital
• Mrs Foo atau mbak (Atun pembantunya) : People Park Centre # 17-05, #16-02 cari Mrs Foo atau mbak Atun (pembantunya): 62250442/6330316
• Elly/Lily (orang palembang) : Punya studio $70 bisa diisi 8 orang: 9690 8230
• Rosmawati (A-ik) dan Indrawati (Mei-hui) : People's Park Centre #13-02 dan di lantai #15, #11, #19 : 6535-0226/9630 9430. Asisten/pembantunya namanya mbak Tuti Hp : 8126 8591
• Ee In : People Park Centre #24-04 : 6535 2118
• Mrs Teo : People's Park Centre #09-01 : 6536-5690, 6533-8404, 6532-4515
• Mrs Liew : People's Park Centre #25-01, #10-03, #10-02 : 6221-2671, 6534-1791, 6225-3806
• Mr. Lim dan Nancy Tan : People's Park Centre #11-754, #24-901, #25-918, #26-05 : 6538-0027, 6535-3957 Hp: 9456-9861
• Mbak Lia : People's Park Centre #?? : 9165-4613
• Mrs Lee : People's Park Centre #?? : 9695-0980
• Yetty Tan : People's Park Centre #14-04, #12-06, #22-03 : 6535-2929, 6535-4411 Email : wongtomo @hotmail.com
• Mdm Lim : People's Park Centre #12-28, #10-27, #09-26, #27-05 : 6533-1938
• Nyonya Liao : People's Park Centre #13-06 : 6532-7769, 6535-0782
Penginapan di daerah Buona Vista / National University Hospital
• Isaapartment : 6253 8884. Biasanya condo/apartment 1 unit, bukan kamar jadi lebih mahal.
• Hillview Heights Condo, Direct bus to NUH S$ 800 / month S$ 550/ 2 weeks and S$ 300/ weeks ,daily for only S$ 40/nite.
• Call Heru 92780102/ Mevie 93868423
Penginapan di Paya Lebar/Pebble Lane Singapore
• Gerizimindo - mevie 93868423 Terima sewa harian CONDO/HDB daerah Bishan/Toa Payoh/Paya lebar/Jurong mulai dari $40/hari.
• Henny (90413000) dan Robby (91884938): 10 mins walk to Paya lebar MRT, 2 single bed, aircon, TV in room. Rental fee from $45/Daily.
• Nari 91866007.
Penginapan di daerah Bishan Singapore
• Sewa kamar harian. Dekat Bishan MRT. Aircon, TV, Queen bed. Hubungi Aiti 90773711
Nah demikianlah sejumlah apartemen atau penginapan yang bisa Anda sewa saat Anda bertandang ke Singapura. Harga yang tercantum tersebut kemungkinan besar akan berubah saat ini, sehingga Anda bisa mengecek tarif-nya lagi. Sebaiknya sebelum Anda terbang ke Singapura, Anda lebih baik booking terlebih dahulu dari Indonesia agar ketika sampai di sana Anda lebih tenang. Disarikan dari wiki.indo-sing.org/index.php/Sewa_Apartemen.
Berlibur ke Singapura
Singapore Universal Studios
**hoteldisingapore.blogspot.com/
Berlibur ke Singapura, belum lengkap rasanya kalau belum pergi ke tempat wisata Singapore Universal Studio. Tempat wisata di Singapura ini, menjadi salah satu tempat favorit yang banyak dikunjungi wisatawan asing, termasuk wisatawan Indonesia yang sedang berlibur ke Singapura.
Sekilas tentang Singapore Universal Studios
Nama lengkapnya adalah Singapore Universal Studios, namun seringkali pengguna internet yang mencari di mesin pencari dengan kata kunci Universal Studio, Universal Singapore, Singapore Prize, dan sebagainya, tetapi tidak apa-apa namanya juga orang tidak tahu jadi tidak bisa kita salahkan. Baiklah kembali lagi ke topik. Tempat wisata di Singapore ini, sebenarnya baru dibuka pada bulan Januari 2010 kemarin. Tempat ini merupakan sebuah wahana Universal Studios yang satu-satunya yang dibuka pertama kali di kawasan Asia Tenggara.
Universal Studios di Singapore ini juga mendapat predikat Universal Studio kedua di Asia, setelah Jepang lebih dulu memilikinya. Di studio ini, pengunjung dapat bermain dengan tema film-film terkenal Holywood. Letak Singapore Universal Studios ini, berlokasi di Pulau Sentosa Singapura. Ada beberapa wahana permainan yang dibuka untuk pengunjung, antara lain: The Lost World, New York, Madagascar, Ancient Egypt, Hollywood Boulevard, Far and Way, dan Sci-Fi City.
Selain itu, tempat wisata yang berupa taman ini dilengkapi dengan 30 restoran dan konter makanan, serta sekitar 20 kios cenderamata yang bisa dibeli untuk oleh-oleh pengunjung yang datang. Harga ticket Universal Studios adalah untuk anak-anak sebesar S$48, untuk orang dewasa sebesar S$66 hingga S$118 (dua hari kunjungan), sementara untuk manula atau orang tua sebesar S$ 32. (untuk membeli atau memesan ticket Universal Studio, bisa dilakukan secara online, seperti yang terlihat pada link samping kanan, atas, atau bawah tulisan ini)
Di sekitar wisata kelas dunia ini, ini juga tersedia berbagai pilihan hotel, spa, seaworld, sehingga dijamin liburan Anda akan lebih seru. Singapura oh Singapura, negara ini memang surganya wisata dan surganya orang yang cari kerja di Singapura.
**hoteldisingapore.blogspot.com/
Berlibur ke Singapura, belum lengkap rasanya kalau belum pergi ke tempat wisata Singapore Universal Studio. Tempat wisata di Singapura ini, menjadi salah satu tempat favorit yang banyak dikunjungi wisatawan asing, termasuk wisatawan Indonesia yang sedang berlibur ke Singapura.
Sekilas tentang Singapore Universal Studios
Nama lengkapnya adalah Singapore Universal Studios, namun seringkali pengguna internet yang mencari di mesin pencari dengan kata kunci Universal Studio, Universal Singapore, Singapore Prize, dan sebagainya, tetapi tidak apa-apa namanya juga orang tidak tahu jadi tidak bisa kita salahkan. Baiklah kembali lagi ke topik. Tempat wisata di Singapore ini, sebenarnya baru dibuka pada bulan Januari 2010 kemarin. Tempat ini merupakan sebuah wahana Universal Studios yang satu-satunya yang dibuka pertama kali di kawasan Asia Tenggara.
Universal Studios di Singapore ini juga mendapat predikat Universal Studio kedua di Asia, setelah Jepang lebih dulu memilikinya. Di studio ini, pengunjung dapat bermain dengan tema film-film terkenal Holywood. Letak Singapore Universal Studios ini, berlokasi di Pulau Sentosa Singapura. Ada beberapa wahana permainan yang dibuka untuk pengunjung, antara lain: The Lost World, New York, Madagascar, Ancient Egypt, Hollywood Boulevard, Far and Way, dan Sci-Fi City.
Selain itu, tempat wisata yang berupa taman ini dilengkapi dengan 30 restoran dan konter makanan, serta sekitar 20 kios cenderamata yang bisa dibeli untuk oleh-oleh pengunjung yang datang. Harga ticket Universal Studios adalah untuk anak-anak sebesar S$48, untuk orang dewasa sebesar S$66 hingga S$118 (dua hari kunjungan), sementara untuk manula atau orang tua sebesar S$ 32. (untuk membeli atau memesan ticket Universal Studio, bisa dilakukan secara online, seperti yang terlihat pada link samping kanan, atas, atau bawah tulisan ini)
Di sekitar wisata kelas dunia ini, ini juga tersedia berbagai pilihan hotel, spa, seaworld, sehingga dijamin liburan Anda akan lebih seru. Singapura oh Singapura, negara ini memang surganya wisata dan surganya orang yang cari kerja di Singapura.
WISATA KE SINGAPURA
PERJALANAN WISATA KE SINGAPURA
**bielsiklub.blogspot.com
Radio Singapura International (RSI) adalah stasiun radio yang paling bersinar di era 1990-an dimana saat launching radio yang berbahasa melayu ini sangat gencar promonya hingga merebak ke seluruh dunia termasuk Indonesia, bahkan pernah tercatat bahwa pendengar terbanyaknya adalah pendengar dari Indonesia. Melihat respon positif dan menggembirakan membuat RSI aktif mengadakan beberapa kali temu pendengar di Indonesia dan mengundang pendengarnya ke Singapura bahkan disediakan seksi berbahasa Indonesia. Namun akhirnya RSI ditutup dengan alasan konsentrasi ke frekuensi FM local dan internet streaming.
Sebagai pendengar setia RSI dulunya saya sangat bercita-cita dapat diundang ke sana, namun tidak terealisasi hingga stasiun ini ditutup. Walau demikian akhirnya di tahun 2010 ini keinginan terkabul dengan biaya sendiri tentunya hee.. berikut saya laporkan kepergian saya dan keluarga ke Singapura.
A. Sebelum keberangkatan
Jauh hari sebelum berangkat saya telah memberitahu teman lama saya, pendengar setia SW dan juga anggota BLC yaitu Sdr. Dick Himawan bahwa saya akan ke Singapura melalui Kota Batam dan berencana ketemu disana. Saya juga meminta alamat email mantan penyiar Kak Roslinda Rahmat dan Norshima Abdul Azis. Saya juga telah mengirim email dan surat melalui facebook untuk konfirmasi janji temu di Singapura, yang konon kedua penyiar ini masih bekerja di stasiun FM local WARNA. Saya juga berencana akan mengunjungi stasiun WARNA apabila bertemu dengan kakak penyiar tersebut. Namun hingga saya berangkat tidak ada konfirmasi lebih lanjut dan akhirnya niat saya bertemu dengan mantan penyiar RSI tidak kesampaian, kasihan yach hee… Its OK mungkin kali ini belum jodoh untuk dipertemukan.
B. Keberangkatan ke Singapura
Pada tanggal 11 September 2010 tepatnya dua hari Idul Fitri 1431 H perjalanan kami dimulai dari Pontianak dengan Batavia Air menuju Pulau Batam dijadwalkan jam 11.05 WIB tertunda menjadi 12.30 WIB (terlambat 1,5 jam) dengan waktu tempuh selama 1 jam 15 menit. Sesampai di Batam, saya langsung mencari taxi untuk menuju penginapan di Perum Legenda Malaka Batam Centre. Setelah pesan taxi saya langsung menghubungi mas Dick Himawan dengan tujuan bersua dan memberikan oleh2 khas Kalimantan dan ternyata beliau berada di Ruang Tunggu Bandara Hang Nadim juga untuk terbang ke Medan. Dalam situasi itu, akhirnya kamipun tidak bisa ketemu.
Keesokan harinya, 12 September 2010 kami melanjutkan perjalanan ke Singapura melalui Batam Centre dengan ferry ASEAN Raider I dengan biaya 27 Dollar Singapura ( Rp 184.000,-/orang) dengan jarak tempuh 45 menit Batam – Singapura. Kamipun sampai di pelabuhan Ferry Harbourfront Singapura, ada hal yang mungkin miris untuk dilihat dimana perlakuan orang passport Singapura dan Non Singapura (asing) berbeda. Orang local dengan santai masuk dengan scanner passport disediakan 4 jalur pintu masuk sementara pendatang melalui 1 jalur antrian panjang dengan pertanyaan bermacam2 ( di Indonesia kayaknya tidak begitu memperlakukan tamu ????) saya menilai cukup diskriminasi !! setelah keluar area pelabuhan tersebut kamipun bergegas mencari taxi untuk mencari tempat penginapan. Ternyata taxi disini sangat mahal, untuk jarak tempuh dekat saja harus membayar 10 dollar Singapura ( kurang lebih Rp. 68.000,-) dan akhirnya kami memutuskan untuk menginap di penginapan paling murah di Hotel Fragrance (Rose) terletak di Balestier Road seharga 89 dollar per malam ( kurang lebih Rp. 618.000,-) wao fantastis untuk ukuran kami. Informasi dari sopir taxi daerah ini cukup dekat dengan Merlion Park dan Orchard Road.
Setelah check in kamipun bergegas menikmati keindahan alam Singapura, tempat-tempat yang kami kunjungi : 1) Merlion Park – One fullerthon ; di tempat ini kami menikmati keindahan patung kepala Singa ( Merlion ) yang menjadi cirri khas Singapura. Kami juga melihat Marina Bay Hotel yang unik dengan desain Eropa dimana diatas hotel dibangun seperti perahu yang katanya terdapat kolam renang di ketinggian hotel. Huhhh…..gimana ya rasanya ??? dari tempat ini juga kami melihat kincir angin Singapore flyer dan bangunan bundar Esplanade. 2) Orchard Road ; kemudian perjalanan kami lanjutkan ke Orchard Road yang terkenal itu yang katanya banyak barang dan pakaian murah di sana dan menjadi ajang the Great Singapore Sale. Kamipun mutar2 keliling jalan Orchard Road mulai dari Lucky Plaza, Isetan, Prada, Vutton, wao disinilah kemewahan belanja ala Singapura..Ngeriii ngeliat label harga barang…. Untuk kenang2an kamipun membeli souvenir dan handphone di Lucky Plaza. Setelah capek berkeliling Orchard Road, kamipun mencari makanan dan ternyata disini ada juga masakan Indonesia lho, namanya Ayam Penyet. Namanya urusan lidah kamipun makan masakan khas Indonesia dan cocok karena sebelumnya kami mencoba makan masakan India ternyata kurang pas heee.. 3) Night Safari ; pada malam harinya kamipun kembali ke tempat wisata lainnya yaitu Night Safari, saat tiba kami disuguhi pertunjukan Bornean Tribal Performance, mempersembahkan semburan api, akrobatik. Kemudian kami melihat tempat penjualan aksesoris Night Safari dimana ditemukan tempatnya serba gelap dan suasana menyeramkan.disini juga dapat
dinikmati binatang2 malam seperti kelelawar, kucing batu, macan tutul, harimau, burung hantu, dan lainnya. Hal lain yang mengesankan adalah biaya taxi ke sini harus mengeluarkan dana sebesar 300 ribu rupiah. Lumayan khan.. bagi teman2 yang berminat kesana mungkin bisa mencoba melalui bis umum atau MRT / kereta api bawah tanah, yang sayang kami belum bisa mencoba MRT Singapura karena kami tidak tahu jalurnya heee…dan sebagai pengunjung perdana lebih enak naik taxi sambil menikmati alam Singapura.
Setelah muter2 di berbagai tempat wisata Singapura kamipun pulang ke hotel
Keesokan harinya ( 13 September 2010 ) kamipun kembali keliling Singapura, kali ini kami ke Singapore botanical garden ; disini banyak ditemui tanaman2 langka dan dipelihara keberadaannya, dapat pula dinikmati pembudidayaan bunga orchird, lambang bunga Singapura, disini juga terdapat tempat makan, tempat pertunjukan, terdapat patung pianis terkenal dan terdapat kolam yang memiliki ikan mas. Selain itu disini menjadi tempat mediasi, senam taichi serta jogging. Udaranya cukup segar karena jauh dari hingar bingar daerah perkotaan. Setelah itu kamipun pergi di Pulau Sentosa, sebuah pulau dipinggiran kota Singapura, disini kami melihat dua ekor burung raksasa ( robotic ) yang sangat menarik. Terdapat pula Universal Studio yang katanya seperti di Hollywood, tempat hiburan ala Amerika dan akhirnya kami pulang meninggalkan Singapura dengan menggunakan ferry Batam Fast menuju Batam Island.
C. Kepulangan
Pada saat di Singapura saya sempatkan memantau radio WARNA yang saat itu lagi gencar promo akan digelar hajatan akbar Singtel Singapore Grand Prix Formula 1 dan pembukaannya akan dimeriahkan artis dunia seperti Mariah Carey.
Pada tanggal 14 September 2010 kami sempatkan jalan-jalan di Kota Batam, dimana saat ini Batam lebih banyak membangun mall-mall dan perumahan elit lainnya, beginilah suasana investasi di perbatasan baik dengan Malaysia maupun Singapura. Disini juga ditemui banyak makanan khas Eropa, dicoba eneg juga deh…
Pada tanggal 15 September 2010 kamipun meninggalkan Kota Batam menuju Kota Pontianak. Saya juga berharap cerita ini menjadi referensi anda untuk jalan-jalan ke Singapura dan perlu diingat bahwa berpergian ke luar negeri bukanlah milik orang kaya saja. Kitapun sebagai pendengar radio juga bisa menikmati Negara luar. Smoga menjadi motivasi dan inspirasi anda semua, salam (Ketua BLC)
**bielsiklub.blogspot.com
Radio Singapura International (RSI) adalah stasiun radio yang paling bersinar di era 1990-an dimana saat launching radio yang berbahasa melayu ini sangat gencar promonya hingga merebak ke seluruh dunia termasuk Indonesia, bahkan pernah tercatat bahwa pendengar terbanyaknya adalah pendengar dari Indonesia. Melihat respon positif dan menggembirakan membuat RSI aktif mengadakan beberapa kali temu pendengar di Indonesia dan mengundang pendengarnya ke Singapura bahkan disediakan seksi berbahasa Indonesia. Namun akhirnya RSI ditutup dengan alasan konsentrasi ke frekuensi FM local dan internet streaming.
Sebagai pendengar setia RSI dulunya saya sangat bercita-cita dapat diundang ke sana, namun tidak terealisasi hingga stasiun ini ditutup. Walau demikian akhirnya di tahun 2010 ini keinginan terkabul dengan biaya sendiri tentunya hee.. berikut saya laporkan kepergian saya dan keluarga ke Singapura.
A. Sebelum keberangkatan
Jauh hari sebelum berangkat saya telah memberitahu teman lama saya, pendengar setia SW dan juga anggota BLC yaitu Sdr. Dick Himawan bahwa saya akan ke Singapura melalui Kota Batam dan berencana ketemu disana. Saya juga meminta alamat email mantan penyiar Kak Roslinda Rahmat dan Norshima Abdul Azis. Saya juga telah mengirim email dan surat melalui facebook untuk konfirmasi janji temu di Singapura, yang konon kedua penyiar ini masih bekerja di stasiun FM local WARNA. Saya juga berencana akan mengunjungi stasiun WARNA apabila bertemu dengan kakak penyiar tersebut. Namun hingga saya berangkat tidak ada konfirmasi lebih lanjut dan akhirnya niat saya bertemu dengan mantan penyiar RSI tidak kesampaian, kasihan yach hee… Its OK mungkin kali ini belum jodoh untuk dipertemukan.
B. Keberangkatan ke Singapura
Pada tanggal 11 September 2010 tepatnya dua hari Idul Fitri 1431 H perjalanan kami dimulai dari Pontianak dengan Batavia Air menuju Pulau Batam dijadwalkan jam 11.05 WIB tertunda menjadi 12.30 WIB (terlambat 1,5 jam) dengan waktu tempuh selama 1 jam 15 menit. Sesampai di Batam, saya langsung mencari taxi untuk menuju penginapan di Perum Legenda Malaka Batam Centre. Setelah pesan taxi saya langsung menghubungi mas Dick Himawan dengan tujuan bersua dan memberikan oleh2 khas Kalimantan dan ternyata beliau berada di Ruang Tunggu Bandara Hang Nadim juga untuk terbang ke Medan. Dalam situasi itu, akhirnya kamipun tidak bisa ketemu.
Keesokan harinya, 12 September 2010 kami melanjutkan perjalanan ke Singapura melalui Batam Centre dengan ferry ASEAN Raider I dengan biaya 27 Dollar Singapura ( Rp 184.000,-/orang) dengan jarak tempuh 45 menit Batam – Singapura. Kamipun sampai di pelabuhan Ferry Harbourfront Singapura, ada hal yang mungkin miris untuk dilihat dimana perlakuan orang passport Singapura dan Non Singapura (asing) berbeda. Orang local dengan santai masuk dengan scanner passport disediakan 4 jalur pintu masuk sementara pendatang melalui 1 jalur antrian panjang dengan pertanyaan bermacam2 ( di Indonesia kayaknya tidak begitu memperlakukan tamu ????) saya menilai cukup diskriminasi !! setelah keluar area pelabuhan tersebut kamipun bergegas mencari taxi untuk mencari tempat penginapan. Ternyata taxi disini sangat mahal, untuk jarak tempuh dekat saja harus membayar 10 dollar Singapura ( kurang lebih Rp. 68.000,-) dan akhirnya kami memutuskan untuk menginap di penginapan paling murah di Hotel Fragrance (Rose) terletak di Balestier Road seharga 89 dollar per malam ( kurang lebih Rp. 618.000,-) wao fantastis untuk ukuran kami. Informasi dari sopir taxi daerah ini cukup dekat dengan Merlion Park dan Orchard Road.
Setelah check in kamipun bergegas menikmati keindahan alam Singapura, tempat-tempat yang kami kunjungi : 1) Merlion Park – One fullerthon ; di tempat ini kami menikmati keindahan patung kepala Singa ( Merlion ) yang menjadi cirri khas Singapura. Kami juga melihat Marina Bay Hotel yang unik dengan desain Eropa dimana diatas hotel dibangun seperti perahu yang katanya terdapat kolam renang di ketinggian hotel. Huhhh…..gimana ya rasanya ??? dari tempat ini juga kami melihat kincir angin Singapore flyer dan bangunan bundar Esplanade. 2) Orchard Road ; kemudian perjalanan kami lanjutkan ke Orchard Road yang terkenal itu yang katanya banyak barang dan pakaian murah di sana dan menjadi ajang the Great Singapore Sale. Kamipun mutar2 keliling jalan Orchard Road mulai dari Lucky Plaza, Isetan, Prada, Vutton, wao disinilah kemewahan belanja ala Singapura..Ngeriii ngeliat label harga barang…. Untuk kenang2an kamipun membeli souvenir dan handphone di Lucky Plaza. Setelah capek berkeliling Orchard Road, kamipun mencari makanan dan ternyata disini ada juga masakan Indonesia lho, namanya Ayam Penyet. Namanya urusan lidah kamipun makan masakan khas Indonesia dan cocok karena sebelumnya kami mencoba makan masakan India ternyata kurang pas heee.. 3) Night Safari ; pada malam harinya kamipun kembali ke tempat wisata lainnya yaitu Night Safari, saat tiba kami disuguhi pertunjukan Bornean Tribal Performance, mempersembahkan semburan api, akrobatik. Kemudian kami melihat tempat penjualan aksesoris Night Safari dimana ditemukan tempatnya serba gelap dan suasana menyeramkan.disini juga dapat
dinikmati binatang2 malam seperti kelelawar, kucing batu, macan tutul, harimau, burung hantu, dan lainnya. Hal lain yang mengesankan adalah biaya taxi ke sini harus mengeluarkan dana sebesar 300 ribu rupiah. Lumayan khan.. bagi teman2 yang berminat kesana mungkin bisa mencoba melalui bis umum atau MRT / kereta api bawah tanah, yang sayang kami belum bisa mencoba MRT Singapura karena kami tidak tahu jalurnya heee…dan sebagai pengunjung perdana lebih enak naik taxi sambil menikmati alam Singapura.
Setelah muter2 di berbagai tempat wisata Singapura kamipun pulang ke hotel
Keesokan harinya ( 13 September 2010 ) kamipun kembali keliling Singapura, kali ini kami ke Singapore botanical garden ; disini banyak ditemui tanaman2 langka dan dipelihara keberadaannya, dapat pula dinikmati pembudidayaan bunga orchird, lambang bunga Singapura, disini juga terdapat tempat makan, tempat pertunjukan, terdapat patung pianis terkenal dan terdapat kolam yang memiliki ikan mas. Selain itu disini menjadi tempat mediasi, senam taichi serta jogging. Udaranya cukup segar karena jauh dari hingar bingar daerah perkotaan. Setelah itu kamipun pergi di Pulau Sentosa, sebuah pulau dipinggiran kota Singapura, disini kami melihat dua ekor burung raksasa ( robotic ) yang sangat menarik. Terdapat pula Universal Studio yang katanya seperti di Hollywood, tempat hiburan ala Amerika dan akhirnya kami pulang meninggalkan Singapura dengan menggunakan ferry Batam Fast menuju Batam Island.
C. Kepulangan
Pada saat di Singapura saya sempatkan memantau radio WARNA yang saat itu lagi gencar promo akan digelar hajatan akbar Singtel Singapore Grand Prix Formula 1 dan pembukaannya akan dimeriahkan artis dunia seperti Mariah Carey.
Pada tanggal 14 September 2010 kami sempatkan jalan-jalan di Kota Batam, dimana saat ini Batam lebih banyak membangun mall-mall dan perumahan elit lainnya, beginilah suasana investasi di perbatasan baik dengan Malaysia maupun Singapura. Disini juga ditemui banyak makanan khas Eropa, dicoba eneg juga deh…
Pada tanggal 15 September 2010 kamipun meninggalkan Kota Batam menuju Kota Pontianak. Saya juga berharap cerita ini menjadi referensi anda untuk jalan-jalan ke Singapura dan perlu diingat bahwa berpergian ke luar negeri bukanlah milik orang kaya saja. Kitapun sebagai pendengar radio juga bisa menikmati Negara luar. Smoga menjadi motivasi dan inspirasi anda semua, salam (Ketua BLC)
Trip to Singapore
Short Trip to Singapore
**anto-retno.blogspot.com
Hihihi, ini niy yang namanya aji mumpung:-p Mumpung ada business trip ke Batam (buat ikutan training doang siy), saya sekalian aja nyebrang ke Merlion State a.k.a Singapore. Kebetulan trainingnya itu hari Rabu-Kamis, dan hari Jumatnya penyelenggaanya emang punya program buat nyebrang ke Singapore sekedar city tour. Tp harusnya city tour ini ga pake nginep - pergi Jumat pagi pulang Jumat malem.
Hmmm...rugi beibeh kalo saya ga manfaatin buat stay over di sana, apalagi penginapan disana gretong cos kami (saya dan 2 partners in crime) nginep di apartemen salah satu temen kami, heheh..mayan lho, udah gretong, bersih, dikasih makan pula:-p
Waktu training, kami sama bapak2 /ibu2 dari BI dan PLN, semuanya ada 11 orang. Di hari kedua training semua peserta kayanya udah nda ada yg konsen sama materi, pikirannya udah ada di seberang lautan sana (*ciaileee bahasanya*). Makanya habis haha hehe di makan malam, masing2 kami udah sibuk packing buat nyebrang besok paginya:-p
Paginya rombongan kami nyebrang lewat Harbour Bay. Kalau mau nyebang ke Singapore dr Batam itu bisa dari 3 pelabuhan: Harbour Bay, Batam Center atau lewat Sekupang. Nah, kebetulan hotel kami di daerah Nagoya, dan Harbour Bay lah yg paling deket dari situ. Berangkat dari hotel jam 7 pagi dan ga sampe 10 menit kami udah sampai di Harbour Bay. Langsung kami boarding untuk penyeberangan yg jam 7.30. Di Singapore kami sampe di Harbour Front, dan langsung dijemput pake mobil penyelenggara n city tour pun dimulai...dari mengunjungi Bugis Street (tempat barang2 murah), Merlion Park (tempat si patung singa itu ada), Little India (yg ada toko Mustofa nan terkenal itu), Siem Lim Square (tempat jual elektronik), Orchard Road, dan ga lupa ke Universal Studio. Tapi sayang, karna datengnya udah kesorean, kami memutuskan nda masuk ke dalem Universal Studio...mahal bowk one-day tiketnya (72 Dollar Sing), rugi kalo baru masuk sore hari (padahal buka dari jam 9 pagi sampe jam 8 malem). Jadilah kami hanya bernarsis ria di depan lambang Universal Studio...tempat berfoto sejuta umat!!! *dengan gebleknya rebutan foto ma orang India* hehe...
Habis dari Universal Studio, rombongan yg lain balik lagi ke Harbour Front buat nyebrang ke Batam lagi, sedangkan kami lanjut menuju apartment sang teman:-) Perantauanpun dimulai besoknya! Bak oang udik masuk kota, kami keliling2 di Orchard Rd sampe bego, keluar masuk butik tanpa beli apa2, cuman gaya doang..ahahahay...Kalo capek cuman bisa makan Mc. D dan es roti yg dijual dipinggir jalan. Pokoknya judulnya menggembel di negeri orang:-p Tapi kami akhirnya berterima kasih kepada IKEA yg membuat kami ga terlalu keliatan bokek alias mampu beli"sesuatu" walopun cuman perintilan dapur n barang2 rumah tangga lainnya ^_^. Saking udik bin kamsut nya, sampe codet yg di Pasar Minggu ada juga saya beli:-p Belum lagi tempat gula-garam yg di Hypermart Pejaten Village juga ada!! Wkwkwkwk..aselik, pokoknya saya puas menertawakan impulsiveness berlebihan saya ^_^.
Belum lagi mama saya yg nitip beliin koper di Singapore...ya ampuuunn, macam nda ada di Jakarta aja, Ma... Tp apa boleh buat, titah seorang Ibu hrs dijalankan. Itung2 sekalian kopernya bisa dipake buat tempat oleh2, heheh.. Jadi jangan heran kalau kami bertiga nampak dengan meyakinkannya seperti TKI yg sukses mencari uang di Singapore! Bayangin aja, berangkat 3 koper, pulang jadi 4 koper plus 5 traveling bag!!! *alamaaak..tepok jidat* Stay over 2 malem, hari Minggunya kami balik ke Indonesia lewat Batam lagi br ke Jakarta. Tanya kenapa ga langsung aja ke Jakarta lwt Changi?? Jawabannya ya karena izin training kami kan dari Batam, jadi tiket pulangnya juga dibeliinnya harus dari Batam (walaupun bisa di ubah waktu kepulangan tp ternyata ga bisa diubah asal kepulangan).
Ya begitulah...short-gateway kami ke Singapore. Sambil menyelam minum air...:-p
Kerja hayuksss, tapi harus tetep hore-hore, wkwkwkw...
Posted by Retno
**anto-retno.blogspot.com
Hihihi, ini niy yang namanya aji mumpung:-p Mumpung ada business trip ke Batam (buat ikutan training doang siy), saya sekalian aja nyebrang ke Merlion State a.k.a Singapore. Kebetulan trainingnya itu hari Rabu-Kamis, dan hari Jumatnya penyelenggaanya emang punya program buat nyebrang ke Singapore sekedar city tour. Tp harusnya city tour ini ga pake nginep - pergi Jumat pagi pulang Jumat malem.
Hmmm...rugi beibeh kalo saya ga manfaatin buat stay over di sana, apalagi penginapan disana gretong cos kami (saya dan 2 partners in crime) nginep di apartemen salah satu temen kami, heheh..mayan lho, udah gretong, bersih, dikasih makan pula:-p
Waktu training, kami sama bapak2 /ibu2 dari BI dan PLN, semuanya ada 11 orang. Di hari kedua training semua peserta kayanya udah nda ada yg konsen sama materi, pikirannya udah ada di seberang lautan sana (*ciaileee bahasanya*). Makanya habis haha hehe di makan malam, masing2 kami udah sibuk packing buat nyebrang besok paginya:-p
Paginya rombongan kami nyebrang lewat Harbour Bay. Kalau mau nyebang ke Singapore dr Batam itu bisa dari 3 pelabuhan: Harbour Bay, Batam Center atau lewat Sekupang. Nah, kebetulan hotel kami di daerah Nagoya, dan Harbour Bay lah yg paling deket dari situ. Berangkat dari hotel jam 7 pagi dan ga sampe 10 menit kami udah sampai di Harbour Bay. Langsung kami boarding untuk penyeberangan yg jam 7.30. Di Singapore kami sampe di Harbour Front, dan langsung dijemput pake mobil penyelenggara n city tour pun dimulai...dari mengunjungi Bugis Street (tempat barang2 murah), Merlion Park (tempat si patung singa itu ada), Little India (yg ada toko Mustofa nan terkenal itu), Siem Lim Square (tempat jual elektronik), Orchard Road, dan ga lupa ke Universal Studio. Tapi sayang, karna datengnya udah kesorean, kami memutuskan nda masuk ke dalem Universal Studio...mahal bowk one-day tiketnya (72 Dollar Sing), rugi kalo baru masuk sore hari (padahal buka dari jam 9 pagi sampe jam 8 malem). Jadilah kami hanya bernarsis ria di depan lambang Universal Studio...tempat berfoto sejuta umat!!! *dengan gebleknya rebutan foto ma orang India* hehe...
Habis dari Universal Studio, rombongan yg lain balik lagi ke Harbour Front buat nyebrang ke Batam lagi, sedangkan kami lanjut menuju apartment sang teman:-) Perantauanpun dimulai besoknya! Bak oang udik masuk kota, kami keliling2 di Orchard Rd sampe bego, keluar masuk butik tanpa beli apa2, cuman gaya doang..ahahahay...Kalo capek cuman bisa makan Mc. D dan es roti yg dijual dipinggir jalan. Pokoknya judulnya menggembel di negeri orang:-p Tapi kami akhirnya berterima kasih kepada IKEA yg membuat kami ga terlalu keliatan bokek alias mampu beli"sesuatu" walopun cuman perintilan dapur n barang2 rumah tangga lainnya ^_^. Saking udik bin kamsut nya, sampe codet yg di Pasar Minggu ada juga saya beli:-p Belum lagi tempat gula-garam yg di Hypermart Pejaten Village juga ada!! Wkwkwkwk..aselik, pokoknya saya puas menertawakan impulsiveness berlebihan saya ^_^.
Belum lagi mama saya yg nitip beliin koper di Singapore...ya ampuuunn, macam nda ada di Jakarta aja, Ma... Tp apa boleh buat, titah seorang Ibu hrs dijalankan. Itung2 sekalian kopernya bisa dipake buat tempat oleh2, heheh.. Jadi jangan heran kalau kami bertiga nampak dengan meyakinkannya seperti TKI yg sukses mencari uang di Singapore! Bayangin aja, berangkat 3 koper, pulang jadi 4 koper plus 5 traveling bag!!! *alamaaak..tepok jidat* Stay over 2 malem, hari Minggunya kami balik ke Indonesia lewat Batam lagi br ke Jakarta. Tanya kenapa ga langsung aja ke Jakarta lwt Changi?? Jawabannya ya karena izin training kami kan dari Batam, jadi tiket pulangnya juga dibeliinnya harus dari Batam (walaupun bisa di ubah waktu kepulangan tp ternyata ga bisa diubah asal kepulangan).
Ya begitulah...short-gateway kami ke Singapore. Sambil menyelam minum air...:-p
Kerja hayuksss, tapi harus tetep hore-hore, wkwkwkw...
Posted by Retno