Summary:
Anda unik, mengapa Anda harus mengabaikan keunikan Anda dengan mencoba menjadi orang lain?
Menemukan keunikan diri Anda adalah salah satu pilar kebahagiaan.
Anda sebenarnya menyimpan potensi luar biasa untuk melakukan “sesuatu” dengan cara yang lebih baik dari orang kebanyakan.
salam,
Dwika
==================
Bukan Kimi
by:Fauzi Rachmanto
“Kacamata nya Kimi Raikkonen yang mana Mas?” tanya saya di sebuah toko kacamata di Bandung. Si Mas langsung mengambilkan sebuah kacamata dari tempat yg terkunci rapih. Sebuah kacamata bergagang merah yg sangat bagus diserahkan dengan hati-hati ke saya. Saya langsung mencoba, dan bercermin. Hmm ... sepertinya ada yang aneh. Saya melirik ke poster Kimi di samping saya, tersenyum manis dengan kacamata yg sama. Ganteng sekali juara dunia Formula-1 tahun 2007 itu. Saya bercermin lagi, hmm ... tetap aneh. Kacamatanya seperti kesempitan. Wajah saya terlalu bulat, dan gagang-nya yg melengkung indah itu serasa tidak pas di telinga saya. Saya lirik Kimi lagi. Masih tetap ganteng. Saya bercermin lagi. Duh, tetap saja aneh. Kacamata saya copot, saya nyerah. Ah, saya memang bukan Kimi.
Memang manusia diciptakan sungguh unik. Dari sekian milyar penduduk bumi, kok ya tidak ada yang sama persis. Bahkan mereka yang terlahir kembar, konon tetap memiliki perbedaan. Apalagi antara saya dan Kimi Raikkonen, jelas beda sekali. Perbedaan-perbedaan yg cukup ekstrim juga saya temukan antara saya, Brad Pitt, Nico Rosberg ataupun Zac Efron, hehehe ... ya iya laah, masa ya iya doong.
Jadi sepertinya percuma saja saya pakai kacamata Kimi Raikkonen, gak akan ngaruh apa-apa di wajah saya. Apalagi pengaruh ke skill mengemudi. Kacamata seperti punya Kimi tidak akan menjadikan saya menjadi pembalap. Saya ya saya, Kimi ya Kimi. Kami berdua, seperti juga Anda, adalah individu yang masing-masing unik. Tidak ada dua nya di dunia.
Tapi justru keunikan masing-masing individu ini yang membuat dunia ini begitu indah. Coba bayangkan kalau seluruh laki-laki di dunia diciptakan berwajah Brad Pitt semua. Atau seluruh wanita di dunia diciptakan seperti Angelina Jolie semua. Pasti sangat membosankan, membingungkan, bahkan sedikit menakutkan. Apalagi kalau cara bicara, gaya, perilaku dan kemampuan-nya dibuat sama semua. Pasti sangat menakutkan.
Alhamdulillah Tuhan menciptakan manusia dengan keunikan masing-masing. Ada yang jago balap, ada yang pandai membuat mobil, ada yang pandai menjual, ada yang pandai memasak, bahkan ada juga yang jago makan. Masing-masing punya keunikan dan kelebihan. Keunikan ini yang membuat dunia ini “berputar”. Saling melengkapi dengan indah-nya. Si jago masak, sepandai apapun, akan membutuhkan para jago makan. Si jago balap, percuma membalap kalau tidak ada yg mengemas olah-raga balapan dalam bisnis yang melibatkan jutaan penonton. Inilah indahnya kehidupan. Terdiri dari keunikan-keunikan yang saling melengkapi.
Kalau kita demikian unik, mengapa kita harus mengabaikan keunikan diri kita dengan mencoba menjadi orang lain?
Mihaly Csikszentmihaly, pencetus gagasan “Flow” dalam bekerja dan berbisnis, bahkan menyebut bahwa menemukan keunikan diri kita adalah salah satu pilar kebahagiaan. Saking unik-nya kita, maka konon dipastikan masing-masing kita sebenarnya menyimpan potensi luar biasa untuk melakukan “sesuatu” dengan cara yang lebih baik dari orang kebanyakan.
Orang-orang seperti Kimi Raikkonen, Fernando Alonso, Michael Schumacher atau Lewis Hamilton tahu persis bahwa mereka memiliki keunikan, yaitu kemampuan menyetir mobil dengan kecepatan tinggi, jauh dari rata-rata kebanyakan orang. Demikian juga dengan orang-orang seperti Bill Gates, Donald Trump atau Warren Buffet memiliki keunikan dalam melakukan bisnis.
Namun, pertanyaannya pentingnya adalah, bagaimana kita bisa menemukan keunikan kita? Berikut beberapa tips yang bisa saya share:
Pertama: Mulailah dari “passion” Anda.
Passion adalah energi yang Anda rasakan meluap-luap ketika Anda melakukan sesuatu. Energi yang demikian membakar dari dalam diri Anda untuk melakukan sesuatu yang demikian Anda sukai. Anda tidak perlu diminta untuk melakukan, Anda dengan senang hati akan melaksanakan. Kimi Raikkonen, Lewis Hamilton atau Schumacher, dari kecil sudah memiliki passion yang kuat pada olah raga balap mobil. Donald Trump, memiliki passion yang kuat dalam mengembangkan bisnis. Itu mereka. Lalu, kalau Anda, apa passion Anda? Coba tulis saja.
Masih belum bisa? Coba jawab pertanyaan ini: Apa yang akan anda lakukan dengan senang hati sebagai pekerjaan atau kegiatan sehari-hari, seandainya uang bukan masalah. Seandainya, apapun yang Anda lakukan, hidup Anda akan berkelimpahan.
Hmmm ... Masih belum bisa? Atau bagaimana kalau Anda memiliki banyak passion? Tidak apa-apa, tulis saja semua passion Anda tadi. Misalnya: Passion saya adalah: menulis, mengembangkan bisnis, public speaking, dan berwisata.
Hmmm ... Masih belum bisa? Wah, Anda sepertinya kurang-gairah ... Hehehe ... Pasti bisa, karena setiap orang pasti punya hasrat terpendam dalam diri-nya.
Kedua: Merangkai Passion Anda.
Jika Anda memiliki banyak passion. Dan kenyataanya hampir semua orang memiliki banyak Passion. Maka tentukanlah dahulu passion utama Anda. Ini adalah yang paling membuat Anda bergairah, dibandingkan passion yang lain. Misalnya, dari passion saya: menulis, mengembangkan bisnis, public speaking, dan berwisata, saya memilih passion utama saya adalah Menulis. Karena saya sangat bersemangat ketika menulis. Karena saya bisa bangun tidur dan langsung kepengen menulis dengan penuh semangat. Mungkin sama bersemangatnya dengan Lewis Hamilton kecil selalu ingin membalap go-kart.
Lalu bagaimana nasib passion-passion yang lain? Dibuang? Sabar, jangan dibuang dulu. Passion-passion yang lain ini justru akan menjadi faktor penentu keunikan kita. Jadi mari kita rangkai saja. Karena saya senang menulis dan mengembangkan bisnis, bagaimana kalau saya kombinasikan dua passion: menulis tentang pengembangan bisnis? Karena saya suka menulis dan public speaking, bagaimana kalau saya menulis buku dan menyampaikannya dalam seminar-seminar? Ah, atau bagaimana kalau saya menulis buku pengembangan bisnis, mengadakan seminar tentang buku saya, diselenggarakan di tempat-tempat wisata bisnis? Wow ... mau meledak otak saya memikirkan kemungkinan-kemungkinan-nya.
Ini baru dari empat passion yang saya identifikasikan. Bagaimana kalau saya rangkai dengan passion-passion terpendam saya yang lain? Pasti luar biasa!
Dan ini akan menjadi sesuatu yang unik. Sesuatu yang “Gue banget”, karena berawal dari sesuatu yang benar-benar saya sukai.
Anda juga harus mencobanya. Karena keunikan Anda, pada akhirnya akan membedakan hasil karya Anda dengan orang lain. Ini adalah dasar dari marketing yang sebenarnya.
Jadi, ternyata benar, saya adalah saya. Kimi adalah Kimi. Tidak perlu memakai kacamata Kimi Raikkonen, toh saya sudah menemukan sesuatu yang luar biasa. Sesuai keunikan yang saya miliki. Anda juga sudah menemukan keunikan Anda? (FR)
Minggu, 27 September 2009
Frekuensi dan Filing Slot Orbit Satelit
Industri satelit menyimpan bom waktu
oleh : Arif Pitoyo
Cetak Kirim ke Teman Komentar
Satelit merupakan industri yang tak bisa diatur hanya dengan regulasi suatu negara. Cakupan industri yang tahun lalu mencatat nilai bisnis Rp5 triliun tersebut dan melewati batas kedaulatan negara menjadikan pengaturannya sangat bergantung pada kesepakatan internasional.
Indonesia, yang sejak dulu tak pernah absen meluncurkan satelitnya pun tak luput dari regulasi yang hanya bisa disepakati dalam forum ITU-WRC (International Telecommunication Union-World Radiocommunication Conference) tersebut.
Satelit terakhir yang diluncurkan ke slot orbit milik Indonesia adalah Satelit Palapa D. Satelit tersebut merupakan pengganti Palapa C2 yang akan habis masa hidupnya pada pertengahan 2010. Satelit Palapa C2 sendiri diluncurkan pada Mei 1996 dengan masa hidup 14 tahun dan dibuat oleh Huge Spacecraft.
Pada awalnya, Palapa C2 direncanakan ditarik ke filing slot 150,5o BT (bujur timur) yang dulu memang masih dikelola Indosat. Namun, setelah kasus hilangnya tiga slot satelit milik Indonesia (termasuk slot 150,5o BT) yang akhirnya berhasil direbut lagi pada November 2007, pemerintah pun menyerahkan hak pengelolaan filing satelit di slot 150,5o BT kepada konsorsium yang dipimpin Telkom.
Selain filing satelit di slot 150,5o BT yang hilang, Indonesia juga pernah kehilangan filing di slot 113o BT, dan slot 107,7o BT yang dikelola oleh PT Media Citra Indostar (MCI).
Slot orbit adalah sumber daya terbatas yang dimiliki secara bersama oleh seluruh negara. Tidak ada satu individu atau negara pun yang dapat memiliki slot orbit. Yang dimiliki negara adalah filing satelit, di mana pada satu slot orbit dimungkinkan mendaftarkan beberapa filing satelit dari beberapa negara.
Filing satelit merupakan data teknis perencanaan satelit suatu negara yang diharapkan nantinya akan diwujudkan pada satu fisik satelit yang didaftarkan ke ITU agar tidak terjadi interferensi. Metode pemrosesan setiap filing di ITU adalah first come first served (siapa lebih dulu, dia yang dapat) dengan beberapa aturan, yang paling utama adalah soal batasan waktu yang dapat menyebabkan satu filing tidak bisa lagi diteruskan (supressed).
Selama pemrosesan, pemilik filing diwajibkan melakukan koordinasi dengan pemilik filing lain, baik dalam satu negara atau negara lain agar nantinya tidak terjadi interferensi yang kemudian hasil koordinasi tersebut dilaporkan kepada ITU.
Pada kasus 150,5o BT dan 113o BT, yang diketahui ITU adalah Indonesia terlambat memenuhi suatu batasan waktu administrasi (regulatory period) dalam pemrosesan filing satelit yang berada di slot orbit tersebut.
Indosat mengklaim dapat membuktikan bahwa operator tersebut tidak lalai atau terlambat memenuhi batasan waktu tersebut kepada Ditjen Postel.
Berkat perjuangan bersama Indosat dan pemerintah, pada sidang WRC-ITU 2007 filing yang telah supressed terbut berhasil di recall dan prosesnya dapat terus dilanjutkan.
Selain hilangnya filing satelit, Indonesia juga pernah kecolongan dengan masuknya layanan satelit asing ke Tanah Air, bahkan sampai ke direct to home (DTH) melalui satelit Measat Malaysia.
Belum lagi satelit asing yang memberikan bandwidth ilegal ke sejumlah penyelenggara jasa Internet Indonesia yang besarnya pada 2005 saja tercatat oleh Asosiasi Warnet Indonesia (Awari) mencapai 1.000 Mbps atau senilai US$3 juta.
Saat itu, satelit-satelit dari Hong Kong dan negara Asia lainnya yang belum tercatat di Depkominfo diketahui banyak melayani PJI dan perusahaan-perusahaan di Indonesia agar dapat mengakses Internet secara murah dengan harga sekitar US$3.000 setiap 1 Mbps-nya.
Distribusi satelit di Indonesia
Nama satelit Tanggal peluncuran Pengelola
Palapa A-1 9 Juli 1976 Telkom
Palapa A-2 10 Maret 1977 Telkom
Palapa B-1 Juni 1983 Telkom
Palapa B-2 2 Februari 1984 Telkom
Palapa B2P 21 Maret 1987 Telkom
Palapa B2R 14 April 1990 Telkom
Palapa B4 14 Mei 1992 Telkom
Palapa C-1 31 Januari 1996 Indosat
Palapa C-2 Mei 1996 Indosat
Indostar I 12 November 1997 MCI
Telkom-1 13 Agustus 2005 Telkom
Telkom-2 Februari 2006 Telkom
Indostar II/Protostar II 16 Mei 2009 MCI
Palapa-D 31 Agustus 2009 Indosat
Telkom-3 2009 *) Telkom
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Ket: *) baru akan diluncurkan
Kerja sama satelit
Bom waktu lainnya dari industri satelit adalah adanya berbagai pola kerja sama pengelolaan satelit di slot orbit milik Indonesia yang melibatkan dua perusahaan dari negara yang berbeda.
Salah satu contoh adanya kerja sama satelit atau sering disebut dengan condosat antara PT Pasifik Satelit Nusantara dengan Mabuhay Philippines Satellite Corporation (MPSC) dan antara PT MCI dengan Protostar. Yang terakhir, persoalan menjadi lebih rumit setelah pihak Protostar mengaku akan menjual satelitnya.
Satelit Palapa Pac 146/Mabuhay tersebut menempati slot orbit 146o BT. Filipina menganggap satelit Agila II atau Mabuhay dimiliki oleh Mabuhay Philippines Satellite Corporation (MPSC) bersama induknya, Philippine Long Distance telephone Company (PLDT). Di Indonesia, MPSC bekerja sama dengan PSN.
Nama yang dipakai untuk pengoperasian di Indonesia adalah Palapa Pacific 146, sementara untuk wilayah pengoperasian di Filipina dan negara lainnya adalah Agila II atau Mabuhay.
Potensi hilangnya filing juga terjadi di slot orbit 107,7o BT yang saat ini ditempati oleh satelit Indostar II/Protostar II. Pasalnya, satelit yang selama ini diklaim milik MCI atau Indovision akan dijual oleh pemilik yang sebenarnya, yaitu Protostar yang bermarkas di AS.
Kesepakatan kerja sama yang tidak transparan antara Indovision dan Protostar memicu kekhawatiran slot orbit akan berpindah apabila pemilik baru satelit Protostar mengubah kesepakatan kerja samanya dengan Indovision.
Yang patut jadi perhatian lainnya adalah satelit asing seperti Mabuhay dan Protostar tersebut terbebas dari beban pembayaran BHP (biaya hak penggunaan) satelit, karena ternyata hanya dari pihak Indonesia saja yang menanggungnya, yaitu pihak MCI dan PSN.
Bom waktu terus mengintip industri satelit di Indonesia, dan pemerintah sewajarnya memberikan perhatian yang lebih tinggi karena menyangkut dua sumber daya yang terbatas, yaitu frekuensi dan filing slot orbit. (Fita Indah Maulani) (arif.pitoyo@bisnis.co.id)
oleh : Arif Pitoyo
Cetak Kirim ke Teman Komentar
Satelit merupakan industri yang tak bisa diatur hanya dengan regulasi suatu negara. Cakupan industri yang tahun lalu mencatat nilai bisnis Rp5 triliun tersebut dan melewati batas kedaulatan negara menjadikan pengaturannya sangat bergantung pada kesepakatan internasional.
Indonesia, yang sejak dulu tak pernah absen meluncurkan satelitnya pun tak luput dari regulasi yang hanya bisa disepakati dalam forum ITU-WRC (International Telecommunication Union-World Radiocommunication Conference) tersebut.
Satelit terakhir yang diluncurkan ke slot orbit milik Indonesia adalah Satelit Palapa D. Satelit tersebut merupakan pengganti Palapa C2 yang akan habis masa hidupnya pada pertengahan 2010. Satelit Palapa C2 sendiri diluncurkan pada Mei 1996 dengan masa hidup 14 tahun dan dibuat oleh Huge Spacecraft.
Pada awalnya, Palapa C2 direncanakan ditarik ke filing slot 150,5o BT (bujur timur) yang dulu memang masih dikelola Indosat. Namun, setelah kasus hilangnya tiga slot satelit milik Indonesia (termasuk slot 150,5o BT) yang akhirnya berhasil direbut lagi pada November 2007, pemerintah pun menyerahkan hak pengelolaan filing satelit di slot 150,5o BT kepada konsorsium yang dipimpin Telkom.
Selain filing satelit di slot 150,5o BT yang hilang, Indonesia juga pernah kehilangan filing di slot 113o BT, dan slot 107,7o BT yang dikelola oleh PT Media Citra Indostar (MCI).
Slot orbit adalah sumber daya terbatas yang dimiliki secara bersama oleh seluruh negara. Tidak ada satu individu atau negara pun yang dapat memiliki slot orbit. Yang dimiliki negara adalah filing satelit, di mana pada satu slot orbit dimungkinkan mendaftarkan beberapa filing satelit dari beberapa negara.
Filing satelit merupakan data teknis perencanaan satelit suatu negara yang diharapkan nantinya akan diwujudkan pada satu fisik satelit yang didaftarkan ke ITU agar tidak terjadi interferensi. Metode pemrosesan setiap filing di ITU adalah first come first served (siapa lebih dulu, dia yang dapat) dengan beberapa aturan, yang paling utama adalah soal batasan waktu yang dapat menyebabkan satu filing tidak bisa lagi diteruskan (supressed).
Selama pemrosesan, pemilik filing diwajibkan melakukan koordinasi dengan pemilik filing lain, baik dalam satu negara atau negara lain agar nantinya tidak terjadi interferensi yang kemudian hasil koordinasi tersebut dilaporkan kepada ITU.
Pada kasus 150,5o BT dan 113o BT, yang diketahui ITU adalah Indonesia terlambat memenuhi suatu batasan waktu administrasi (regulatory period) dalam pemrosesan filing satelit yang berada di slot orbit tersebut.
Indosat mengklaim dapat membuktikan bahwa operator tersebut tidak lalai atau terlambat memenuhi batasan waktu tersebut kepada Ditjen Postel.
Berkat perjuangan bersama Indosat dan pemerintah, pada sidang WRC-ITU 2007 filing yang telah supressed terbut berhasil di recall dan prosesnya dapat terus dilanjutkan.
Selain hilangnya filing satelit, Indonesia juga pernah kecolongan dengan masuknya layanan satelit asing ke Tanah Air, bahkan sampai ke direct to home (DTH) melalui satelit Measat Malaysia.
Belum lagi satelit asing yang memberikan bandwidth ilegal ke sejumlah penyelenggara jasa Internet Indonesia yang besarnya pada 2005 saja tercatat oleh Asosiasi Warnet Indonesia (Awari) mencapai 1.000 Mbps atau senilai US$3 juta.
Saat itu, satelit-satelit dari Hong Kong dan negara Asia lainnya yang belum tercatat di Depkominfo diketahui banyak melayani PJI dan perusahaan-perusahaan di Indonesia agar dapat mengakses Internet secara murah dengan harga sekitar US$3.000 setiap 1 Mbps-nya.
Distribusi satelit di Indonesia
Nama satelit Tanggal peluncuran Pengelola
Palapa A-1 9 Juli 1976 Telkom
Palapa A-2 10 Maret 1977 Telkom
Palapa B-1 Juni 1983 Telkom
Palapa B-2 2 Februari 1984 Telkom
Palapa B2P 21 Maret 1987 Telkom
Palapa B2R 14 April 1990 Telkom
Palapa B4 14 Mei 1992 Telkom
Palapa C-1 31 Januari 1996 Indosat
Palapa C-2 Mei 1996 Indosat
Indostar I 12 November 1997 MCI
Telkom-1 13 Agustus 2005 Telkom
Telkom-2 Februari 2006 Telkom
Indostar II/Protostar II 16 Mei 2009 MCI
Palapa-D 31 Agustus 2009 Indosat
Telkom-3 2009 *) Telkom
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Ket: *) baru akan diluncurkan
Kerja sama satelit
Bom waktu lainnya dari industri satelit adalah adanya berbagai pola kerja sama pengelolaan satelit di slot orbit milik Indonesia yang melibatkan dua perusahaan dari negara yang berbeda.
Salah satu contoh adanya kerja sama satelit atau sering disebut dengan condosat antara PT Pasifik Satelit Nusantara dengan Mabuhay Philippines Satellite Corporation (MPSC) dan antara PT MCI dengan Protostar. Yang terakhir, persoalan menjadi lebih rumit setelah pihak Protostar mengaku akan menjual satelitnya.
Satelit Palapa Pac 146/Mabuhay tersebut menempati slot orbit 146o BT. Filipina menganggap satelit Agila II atau Mabuhay dimiliki oleh Mabuhay Philippines Satellite Corporation (MPSC) bersama induknya, Philippine Long Distance telephone Company (PLDT). Di Indonesia, MPSC bekerja sama dengan PSN.
Nama yang dipakai untuk pengoperasian di Indonesia adalah Palapa Pacific 146, sementara untuk wilayah pengoperasian di Filipina dan negara lainnya adalah Agila II atau Mabuhay.
Potensi hilangnya filing juga terjadi di slot orbit 107,7o BT yang saat ini ditempati oleh satelit Indostar II/Protostar II. Pasalnya, satelit yang selama ini diklaim milik MCI atau Indovision akan dijual oleh pemilik yang sebenarnya, yaitu Protostar yang bermarkas di AS.
Kesepakatan kerja sama yang tidak transparan antara Indovision dan Protostar memicu kekhawatiran slot orbit akan berpindah apabila pemilik baru satelit Protostar mengubah kesepakatan kerja samanya dengan Indovision.
Yang patut jadi perhatian lainnya adalah satelit asing seperti Mabuhay dan Protostar tersebut terbebas dari beban pembayaran BHP (biaya hak penggunaan) satelit, karena ternyata hanya dari pihak Indonesia saja yang menanggungnya, yaitu pihak MCI dan PSN.
Bom waktu terus mengintip industri satelit di Indonesia, dan pemerintah sewajarnya memberikan perhatian yang lebih tinggi karena menyangkut dua sumber daya yang terbatas, yaitu frekuensi dan filing slot orbit. (Fita Indah Maulani) (arif.pitoyo@bisnis.co.id)
Tidak Menyerah
summary:
Anda gagal ratusan kali, kalah di hampir ratusan pertandingan.
Puluhan kali dipercaya untuk melakukan usaha, dan gagal.
Anda gagal dan gagal lagi di sepanjang hidup Anda.
Itulah sebabnya kemudian Anda sukses.
salam,
Dwika
-------------------------------------
Self Efficacy – Mereka tidak menyerah
Penulis: Ikhwan Sopa
Berikut ini adalah sebagian inspirasi dari “Self Efficacy”-nya Dr.
Albert Bandura, sebagiannya lagi dari memungut di sana dan di sini.
Semoga bermanfaat.
Abraham Lincoln berangkat ke medan perang sebagai
kapten dan kembali sebagai prajurit. Kemudian, dia gagal sebagai
pebisnis. Sebagai ahli hukum di Springfield, dia sangat tidak praktis
dan temperamental untuk sukses. Dia beralih ke dunia politik dan kalah
pada usaha pertamanya untuk menjadi anggota legislatif, kemudian kalah
lagi dalam nominasi menjadi anggota konggres, kemudian gagal menjadi
komisioner di General Land Office, kalah lagi dalam pemilihan senator
tahun 1854, kalah lagi dalam pemilihan Wakil Presiden tahun 1856, dan
kalah lagi dalam pemilihan senat 1858. Dia menulis kepada seorang
temannya, “Saya sekarang adalah manusia hidup yang paling
menderita. Jika apa yang saya rasakan dibagi rata kepada semua umat
manusia, maka tak ada wajah yang ceria di muka bumi ini.”
Winston Churcill harus mengulang di sekolah dasar,
dan saat ia memasuki sekolah berikutnya, Harrow, ia ditempatkan di
bagian terendah di kelas terendah. Selanjutnya, ia gagal dua kali dalam
ujian masuk Royal Military Academy at Sandhurst. Ia kalah dalam
pemilihan anggota parlemen. Ia menjadi perdana menteri di usia 62
tahun. Ia kemudian menulis, “Never give in, never give in, never,
never, never, never – in nothing, great or small, large or petty –
never give in except to convictions of honor and good sense. Never,
Never, Never, Never give up.”
Socrates, dijuluki sebagai “koruptor kaum muda yang
amoral” karena ajarannya. Ia meneruskan korupsinya, bahkan setelah
dijatuhi hukuman mati. Ia mati minum racun dan tetap dalam keadaan
korupsi.
Sigmund Freud menuai “Huuu…!” yang meriah saat
pertama kali mempresentasikan idenya di hadapan masyarakat ilmiah
Eropa. Ia kembali ke kantornya dan tetap menulis.
Guru-guru Thomas Alva Edison berkata, “dia terlalu tolol untuk belajar apapun.”
Dia dipecat dari pekerjaan pertamanya karena “tidak produktif”. Sebagai
penemu, Edison membuat 1.000 percobaan yang gagal sebelum menemukan
bola lampu. Saat seorang wartawan bertanya kepadanya, “Apa rasanya gagal seribu kali?” Edison menjawab, “Saya nggak gagal seribu kali. Bola lampu ditemukan dengan seribu langkah.”
Albert Einstein tidak bisa bicara sampai berusia 4
tahun dan tidak bisa membaca sampai usia 7 tahun. Orangtuanya
beranggapan bahwa dia abnormal. Salah satu gurunya mendeskripsikan
Einstein dengan, “mentalnya terlalu lemot, tidak sosial, dan terus bertualang dalam impian bodoh.”
Dia dikeluarkan dari sekolah dan ditolak masuk ke sekolah politeknik
Zurich. Einstein sangat sedikit belajar bicara dan menulis. Ia bahkan
sedikit sekali belajar matematika.
Louis Pasteur hanyalah murid rata-rata di sekolahnya. Ia ranking 15 dari 22 di kelas kimia.
Setelah audisi pertamanya, Sidney Poitier dinasehati oleh direktur casting, “mengapa kamu tidak berhenti menghamburkan waktu orang lain dan pergilah keluar sana jadi tukang cuci piring atau apalah gitu?” Saat itulah, ia memutuskan untuk membaktikan dirinya dalam dunia akting.
Henry Ford gagal dan bangkrut lima kali sebelum dia sukses dengan mobilnya.
Stan Smith ditolak menjadi ball boy untuk Davis Cup
karena “terlalu aneh dan kikuk.” Dia tetap aneh dan kikuk, dan
memenangkan Wimbledon dan US Open. Dan, delapan piala Davis.
RH Macy gagal dan bangkrut tujuh kali sebelum tokonya merajalela di New York.
Saat Bell Telephone Company jungkir balik di masa-masa awalnya, pemiliknya Alexander Graham Bell menawarkan seluruh haknya ke Western Union seharga 100,000 USD. Penawaran itu ditolak dengan balasan, “apa manfaatnya mainan elektronik yang ditawarkan perusahaan ini.”
Michael Jordan berkata, “Sepanjang karir Saya,
Saya gagal 900 kali melempar bola. Saya kalah di hampir 300
pertandingan. 26 kali Saya dipercaya untuk melakukan lemparan
kemenangan, dan gagal. Saya gagal dan gagal lagi di sepanjang hidup
Saya. Itulah sebabnya Saya sukses.”
Walt Disney dipecat dari jabatannya sebagai editor
di sebuah koran, sebab dianggap “tidak punya imajinasi dan tak punya
ide bagus.” Dia bangkrut beberapa kali sebelum membangun Disneyland.
Faktanya, taman bermain itu ditolak oleh kota Anaheim dengan alasan
hanya akan mengundang manusia sampah dan gelandangan.
Saat pertama kali Jerry Seinfeld manggung sebagai
pelawak profesional, dia melihat audience, terdiam kaku, dan lupa
bahasa Inggris. Dia mencoba berjuang sekitar satu setengah menit
sebelum didepak dari panggung. Dia kembali lagi malam berikutnya, dan
menutup aksinya dengan applause yang sangat meriah.
18 penerbit menolak menerbitkan buku Richard Bach.
Macmillan akhirnya menerbitkan “Jonathan Livingston Seagull” di tahun
1970. Tahun 1975, 7 juta kopi buku itu beredar, hanya di Amerika saja.
Setelah peran pertamanya sebagai bellboy di film “Dead Heat on Merry-Go-Round”, Harrison Ford dipanggil wakil presiden studio film ke kantornya. “Duduklah nak,” ia berkata. “Saya
akan bercerita. Saat pertama kali Tony Curtis tampil dalam film,
perannya hanyalah mengantarkan sebuah kantong belanja. Kami melihatnya
dan kami langsung tahu bahwa ia adalah bintang besar.” Ford membalas, “Saya kira Bapak melihatnya sebagai kurir kantong belanja.” Tuan wakil presiden berdiri dan berkata, “Kamu nggak ngerti juga ya, kamu nggak ngerti juga… sekarang minggat deh dari sini!”
Kepala sekolah Michael Cain berkata padanya, “Kamu
bakal jadi pekerja di sepanjang hidup kamu.” Michael Cain mempekerjakan
dirinya dan mendapatkan dua Academy Award.
Charlie Chaplin awalnya ditolak oleh berbagai studio di Hollywood sebab pantomimnya dianggap “nonsense”.
Di SMU, Robin Williams terpilih sebagai “Yang Paling Kecil Kemungkinan Suksesnya”.
Decca Records membatalkan kontrak rekaman The Beatles dengan alasan, “Kami tidak suka suara mereka. Grup band dengan gitar bakal segera punah.” Setelah itu, Columbia Records juga mendepak mereka.
Tahun 1954, Jimmy Denny, manajer Grand Ole Opry, memecat Elvis Presley setelah satu kali manggung. Mereka bilang ke Elvis, “Kamu nggak bakal kemana-mana, nak. Sebaiknya kamu kembali menjadi supir truk saja.”
Beethoven biasa memegang biola dengan cara yang
aneh dan lebih memilih memainkan karyanya sendiri ketimbang memperbaiki
tekniknya. Gurunya menyebut dia sebagai “komponis tanpa harapan”. Ia
menulis lima simfoni terkenalnya, dengan telinga yang tuli total.
Sebuah dealer barang seni menolak Picasso saat ia ingin numpang berteduh menyelamatkan lukisannya dari guyuran hujan. Tak lama kemudian dealer itu bangkrut.
Van Gogh hanya berhasil menjual satu lukisan saja
di dalam hidupnya. Itupun, dijual kepada saudara dari temannya seharga
400 franc (sekitar 50 USD). Ini tidak membuatnya berhenti untuk
berkarya menghasilkan lebih dari 800 lukisan.
12 penerbit menolak “Harry Potter” karya JK Rowlings sebelum sebuah penerbit kecil setuju menerbitkan “Harry Potter and The Philosopher’s Stone”.
“Komputer masa depan beratnya tidak akan lebih dari satu setengah ton.” (Popular Mechanics, meramalkan kemajuan ilmu pengetahuan, 1949.)
“Saya rasa, akan ada pasar dunia untuk sekitar lima komputer.” (Thomas Watson, chairman of IBM, 1943.)
“Saya sudah kemana-mana di negeri ini dan berbicara dengan
orang-orang terbaik, dan Saya bisa meyakinkan Anda bahwa data
processing adalah lelucon yang tak akan bertahan sampai akhir tahun.” (Editor kepala untuk buku bisnis di Prentice Hall, 1957.)
“Tapi apa bagusnya?” (Insinyur di divisi Advanced Computing Systems IBM, mengomentari microchip, 1968)
“Tidak ada alasan mengapa orang harus punya komputer di rumahnya.” (Ken Olson, president, chairman dan founder of Digital Equipment Corp, 1977.)
“Telepon ini terlalu merepotkan untuk dipertimbangkan sebagai alat komunikasi. Tak ada nilainya buat kita.” (memo rapat di Western Union, 1876.)
“Kotak musik tanpa kabel ini tak ada nilai komersialnya. Siapa
sih yang mau membayar untuk lagu yang dikirim kepada orang yang tidak
jelas?” (Kolega David Sarnoff saat menolak investasi di bidang radio sekitar tahun 20-an.)
“Siapa sih yang mau mendengar aktor berbicara?” (HM Warner, Warner Bros, 1927 sesaat sebelum era film bisu berakhir.)
“Mesin terbang yang lebih ringan dari udara. Itu mustahil banget.” (Lord Kelvin, president, Royal Society, 1895.)
“Kami lalu pergi ke Atari dan berkata, kami punya sesuatu yang
istimewa, separuhnya menggunakan sparepart Anda, maukah Anda membiayai
kami? Kami cuma mau mengerjakannya, nanti kami berikan seluruhnya
kepada Anda. Bayar gaji kami, kami akan bekerja untuk Anda. Mereka
bilang: nggak. Lalu kami pergi ke Hewlett-Packard; mereka bilang, kami
tidak butuh Anda. Anda bahkan belum lulus kuliah.” (Steve Jobs, founder Apple Computer saat merayu Atari and HP agar mau berinvestasi untuk membuat PC.)
“Mengebor untuk minyak? Maksud kamu mengebor tanah untuk menemukan minyak? Gila luh!” (Tukang bor yang ditawari Edwin L Drake untuk mengebor minyak, 1859.)
“Pesawat terbang itu mainan bagus. Tapi nggak ada gunanya untuk militer.” (Marsekal Ferdinand Foch, Professor of Strategy, Ecole Superieure de Guerre.)
“Memory sebesar 640K sudah cukup untuk setiap orang.” (Bill Gates of Microsoft, 1981.)
21 penerbit menolak novel humor Richard Hooker, M*A*S*H. Padahal dia mengerjakannya tujuh tahun.
22 penerbit menolak buku James Joyce “The Dubliners”.
27 penerbit menolak buku pertama Dr. Seuss, “To Think That I Saw It on Mulberry Street”
Jack London meneriman enam ratus surat penolakan sebelum berhasil menjual kisah pertamanya.
Novelist kriminal Inggris John Creasey menerima 753 surat penolakan sebelum ia berhasil menerbitkan 564 buku.
William Saroyan mengumpulkan seribu penolakan sebelum berhasil menerbitkan “Way to not take a hint, Bill!”
Kolonel Harland Sanders ditolak ratusan kali, sebelum KFC-nya ngetop ke seluruh dunia.
Daniel Boone ditanya apakah dia pernah tersesat di tengah hutan. Boone menjawab, “nggak, tapi pernah sih kesasar tiga hari.”
John Milton menulis “Paradise Lost” selama 16 tahun setelah ia kehilangan penglihatannya.
Seorang profesor di MIT membuka kursus “Gagal”. Dia melakukannya,
katanya, karena kegagalan adalah pengalaman yang lebih sering terjadi
ketimbang sukses. Dalam sebuah interview seseorang bertanya kepadanya,
apakah ada yang gagal dalam kursusnya itu. Ia berpikir sejenak dan
kemudian berkata, “nggak sih, tapi ada dua yang tidak menyelesaikan.”
James Sastrowijaya dari Jakarta, ditolak 20 bank
sebelum berhasil meyakinkan enam bank. Ia kemudian menjadi milyarder
properti dengan modal nol rupiah.
Masbukhin si raja voucher, gagal bisnis berkali-kali sebelum menjadi “Karyawan Ber-Omzet Milyaran”.
Toko Roni Yuzirman di Tanah Abang terbakar. Ia kini makin berhasil dengan toko online, “Manet Vision”.
Seorang peserta seminar Tung Desem Waringin mengaku, “Tiga tahun yang lalu Saya adalah cleaning service di Golden Truly”. Sekarang, Saya punya Jaguar sendiri.
Ikhwan Sopa
Anda gagal ratusan kali, kalah di hampir ratusan pertandingan.
Puluhan kali dipercaya untuk melakukan usaha, dan gagal.
Anda gagal dan gagal lagi di sepanjang hidup Anda.
Itulah sebabnya kemudian Anda sukses.
salam,
Dwika
-------------------------------------
Self Efficacy – Mereka tidak menyerah
Penulis: Ikhwan Sopa
Berikut ini adalah sebagian inspirasi dari “Self Efficacy”-nya Dr.
Albert Bandura, sebagiannya lagi dari memungut di sana dan di sini.
Semoga bermanfaat.
Abraham Lincoln berangkat ke medan perang sebagai
kapten dan kembali sebagai prajurit. Kemudian, dia gagal sebagai
pebisnis. Sebagai ahli hukum di Springfield, dia sangat tidak praktis
dan temperamental untuk sukses. Dia beralih ke dunia politik dan kalah
pada usaha pertamanya untuk menjadi anggota legislatif, kemudian kalah
lagi dalam nominasi menjadi anggota konggres, kemudian gagal menjadi
komisioner di General Land Office, kalah lagi dalam pemilihan senator
tahun 1854, kalah lagi dalam pemilihan Wakil Presiden tahun 1856, dan
kalah lagi dalam pemilihan senat 1858. Dia menulis kepada seorang
temannya, “Saya sekarang adalah manusia hidup yang paling
menderita. Jika apa yang saya rasakan dibagi rata kepada semua umat
manusia, maka tak ada wajah yang ceria di muka bumi ini.”
Winston Churcill harus mengulang di sekolah dasar,
dan saat ia memasuki sekolah berikutnya, Harrow, ia ditempatkan di
bagian terendah di kelas terendah. Selanjutnya, ia gagal dua kali dalam
ujian masuk Royal Military Academy at Sandhurst. Ia kalah dalam
pemilihan anggota parlemen. Ia menjadi perdana menteri di usia 62
tahun. Ia kemudian menulis, “Never give in, never give in, never,
never, never, never – in nothing, great or small, large or petty –
never give in except to convictions of honor and good sense. Never,
Never, Never, Never give up.”
Socrates, dijuluki sebagai “koruptor kaum muda yang
amoral” karena ajarannya. Ia meneruskan korupsinya, bahkan setelah
dijatuhi hukuman mati. Ia mati minum racun dan tetap dalam keadaan
korupsi.
Sigmund Freud menuai “Huuu…!” yang meriah saat
pertama kali mempresentasikan idenya di hadapan masyarakat ilmiah
Eropa. Ia kembali ke kantornya dan tetap menulis.
Guru-guru Thomas Alva Edison berkata, “dia terlalu tolol untuk belajar apapun.”
Dia dipecat dari pekerjaan pertamanya karena “tidak produktif”. Sebagai
penemu, Edison membuat 1.000 percobaan yang gagal sebelum menemukan
bola lampu. Saat seorang wartawan bertanya kepadanya, “Apa rasanya gagal seribu kali?” Edison menjawab, “Saya nggak gagal seribu kali. Bola lampu ditemukan dengan seribu langkah.”
Albert Einstein tidak bisa bicara sampai berusia 4
tahun dan tidak bisa membaca sampai usia 7 tahun. Orangtuanya
beranggapan bahwa dia abnormal. Salah satu gurunya mendeskripsikan
Einstein dengan, “mentalnya terlalu lemot, tidak sosial, dan terus bertualang dalam impian bodoh.”
Dia dikeluarkan dari sekolah dan ditolak masuk ke sekolah politeknik
Zurich. Einstein sangat sedikit belajar bicara dan menulis. Ia bahkan
sedikit sekali belajar matematika.
Louis Pasteur hanyalah murid rata-rata di sekolahnya. Ia ranking 15 dari 22 di kelas kimia.
Setelah audisi pertamanya, Sidney Poitier dinasehati oleh direktur casting, “mengapa kamu tidak berhenti menghamburkan waktu orang lain dan pergilah keluar sana jadi tukang cuci piring atau apalah gitu?” Saat itulah, ia memutuskan untuk membaktikan dirinya dalam dunia akting.
Henry Ford gagal dan bangkrut lima kali sebelum dia sukses dengan mobilnya.
Stan Smith ditolak menjadi ball boy untuk Davis Cup
karena “terlalu aneh dan kikuk.” Dia tetap aneh dan kikuk, dan
memenangkan Wimbledon dan US Open. Dan, delapan piala Davis.
RH Macy gagal dan bangkrut tujuh kali sebelum tokonya merajalela di New York.
Saat Bell Telephone Company jungkir balik di masa-masa awalnya, pemiliknya Alexander Graham Bell menawarkan seluruh haknya ke Western Union seharga 100,000 USD. Penawaran itu ditolak dengan balasan, “apa manfaatnya mainan elektronik yang ditawarkan perusahaan ini.”
Michael Jordan berkata, “Sepanjang karir Saya,
Saya gagal 900 kali melempar bola. Saya kalah di hampir 300
pertandingan. 26 kali Saya dipercaya untuk melakukan lemparan
kemenangan, dan gagal. Saya gagal dan gagal lagi di sepanjang hidup
Saya. Itulah sebabnya Saya sukses.”
Walt Disney dipecat dari jabatannya sebagai editor
di sebuah koran, sebab dianggap “tidak punya imajinasi dan tak punya
ide bagus.” Dia bangkrut beberapa kali sebelum membangun Disneyland.
Faktanya, taman bermain itu ditolak oleh kota Anaheim dengan alasan
hanya akan mengundang manusia sampah dan gelandangan.
Saat pertama kali Jerry Seinfeld manggung sebagai
pelawak profesional, dia melihat audience, terdiam kaku, dan lupa
bahasa Inggris. Dia mencoba berjuang sekitar satu setengah menit
sebelum didepak dari panggung. Dia kembali lagi malam berikutnya, dan
menutup aksinya dengan applause yang sangat meriah.
18 penerbit menolak menerbitkan buku Richard Bach.
Macmillan akhirnya menerbitkan “Jonathan Livingston Seagull” di tahun
1970. Tahun 1975, 7 juta kopi buku itu beredar, hanya di Amerika saja.
Setelah peran pertamanya sebagai bellboy di film “Dead Heat on Merry-Go-Round”, Harrison Ford dipanggil wakil presiden studio film ke kantornya. “Duduklah nak,” ia berkata. “Saya
akan bercerita. Saat pertama kali Tony Curtis tampil dalam film,
perannya hanyalah mengantarkan sebuah kantong belanja. Kami melihatnya
dan kami langsung tahu bahwa ia adalah bintang besar.” Ford membalas, “Saya kira Bapak melihatnya sebagai kurir kantong belanja.” Tuan wakil presiden berdiri dan berkata, “Kamu nggak ngerti juga ya, kamu nggak ngerti juga… sekarang minggat deh dari sini!”
Kepala sekolah Michael Cain berkata padanya, “Kamu
bakal jadi pekerja di sepanjang hidup kamu.” Michael Cain mempekerjakan
dirinya dan mendapatkan dua Academy Award.
Charlie Chaplin awalnya ditolak oleh berbagai studio di Hollywood sebab pantomimnya dianggap “nonsense”.
Di SMU, Robin Williams terpilih sebagai “Yang Paling Kecil Kemungkinan Suksesnya”.
Decca Records membatalkan kontrak rekaman The Beatles dengan alasan, “Kami tidak suka suara mereka. Grup band dengan gitar bakal segera punah.” Setelah itu, Columbia Records juga mendepak mereka.
Tahun 1954, Jimmy Denny, manajer Grand Ole Opry, memecat Elvis Presley setelah satu kali manggung. Mereka bilang ke Elvis, “Kamu nggak bakal kemana-mana, nak. Sebaiknya kamu kembali menjadi supir truk saja.”
Beethoven biasa memegang biola dengan cara yang
aneh dan lebih memilih memainkan karyanya sendiri ketimbang memperbaiki
tekniknya. Gurunya menyebut dia sebagai “komponis tanpa harapan”. Ia
menulis lima simfoni terkenalnya, dengan telinga yang tuli total.
Sebuah dealer barang seni menolak Picasso saat ia ingin numpang berteduh menyelamatkan lukisannya dari guyuran hujan. Tak lama kemudian dealer itu bangkrut.
Van Gogh hanya berhasil menjual satu lukisan saja
di dalam hidupnya. Itupun, dijual kepada saudara dari temannya seharga
400 franc (sekitar 50 USD). Ini tidak membuatnya berhenti untuk
berkarya menghasilkan lebih dari 800 lukisan.
12 penerbit menolak “Harry Potter” karya JK Rowlings sebelum sebuah penerbit kecil setuju menerbitkan “Harry Potter and The Philosopher’s Stone”.
“Komputer masa depan beratnya tidak akan lebih dari satu setengah ton.” (Popular Mechanics, meramalkan kemajuan ilmu pengetahuan, 1949.)
“Saya rasa, akan ada pasar dunia untuk sekitar lima komputer.” (Thomas Watson, chairman of IBM, 1943.)
“Saya sudah kemana-mana di negeri ini dan berbicara dengan
orang-orang terbaik, dan Saya bisa meyakinkan Anda bahwa data
processing adalah lelucon yang tak akan bertahan sampai akhir tahun.” (Editor kepala untuk buku bisnis di Prentice Hall, 1957.)
“Tapi apa bagusnya?” (Insinyur di divisi Advanced Computing Systems IBM, mengomentari microchip, 1968)
“Tidak ada alasan mengapa orang harus punya komputer di rumahnya.” (Ken Olson, president, chairman dan founder of Digital Equipment Corp, 1977.)
“Telepon ini terlalu merepotkan untuk dipertimbangkan sebagai alat komunikasi. Tak ada nilainya buat kita.” (memo rapat di Western Union, 1876.)
“Kotak musik tanpa kabel ini tak ada nilai komersialnya. Siapa
sih yang mau membayar untuk lagu yang dikirim kepada orang yang tidak
jelas?” (Kolega David Sarnoff saat menolak investasi di bidang radio sekitar tahun 20-an.)
“Siapa sih yang mau mendengar aktor berbicara?” (HM Warner, Warner Bros, 1927 sesaat sebelum era film bisu berakhir.)
“Mesin terbang yang lebih ringan dari udara. Itu mustahil banget.” (Lord Kelvin, president, Royal Society, 1895.)
“Kami lalu pergi ke Atari dan berkata, kami punya sesuatu yang
istimewa, separuhnya menggunakan sparepart Anda, maukah Anda membiayai
kami? Kami cuma mau mengerjakannya, nanti kami berikan seluruhnya
kepada Anda. Bayar gaji kami, kami akan bekerja untuk Anda. Mereka
bilang: nggak. Lalu kami pergi ke Hewlett-Packard; mereka bilang, kami
tidak butuh Anda. Anda bahkan belum lulus kuliah.” (Steve Jobs, founder Apple Computer saat merayu Atari and HP agar mau berinvestasi untuk membuat PC.)
“Mengebor untuk minyak? Maksud kamu mengebor tanah untuk menemukan minyak? Gila luh!” (Tukang bor yang ditawari Edwin L Drake untuk mengebor minyak, 1859.)
“Pesawat terbang itu mainan bagus. Tapi nggak ada gunanya untuk militer.” (Marsekal Ferdinand Foch, Professor of Strategy, Ecole Superieure de Guerre.)
“Memory sebesar 640K sudah cukup untuk setiap orang.” (Bill Gates of Microsoft, 1981.)
21 penerbit menolak novel humor Richard Hooker, M*A*S*H. Padahal dia mengerjakannya tujuh tahun.
22 penerbit menolak buku James Joyce “The Dubliners”.
27 penerbit menolak buku pertama Dr. Seuss, “To Think That I Saw It on Mulberry Street”
Jack London meneriman enam ratus surat penolakan sebelum berhasil menjual kisah pertamanya.
Novelist kriminal Inggris John Creasey menerima 753 surat penolakan sebelum ia berhasil menerbitkan 564 buku.
William Saroyan mengumpulkan seribu penolakan sebelum berhasil menerbitkan “Way to not take a hint, Bill!”
Kolonel Harland Sanders ditolak ratusan kali, sebelum KFC-nya ngetop ke seluruh dunia.
Daniel Boone ditanya apakah dia pernah tersesat di tengah hutan. Boone menjawab, “nggak, tapi pernah sih kesasar tiga hari.”
John Milton menulis “Paradise Lost” selama 16 tahun setelah ia kehilangan penglihatannya.
Seorang profesor di MIT membuka kursus “Gagal”. Dia melakukannya,
katanya, karena kegagalan adalah pengalaman yang lebih sering terjadi
ketimbang sukses. Dalam sebuah interview seseorang bertanya kepadanya,
apakah ada yang gagal dalam kursusnya itu. Ia berpikir sejenak dan
kemudian berkata, “nggak sih, tapi ada dua yang tidak menyelesaikan.”
James Sastrowijaya dari Jakarta, ditolak 20 bank
sebelum berhasil meyakinkan enam bank. Ia kemudian menjadi milyarder
properti dengan modal nol rupiah.
Masbukhin si raja voucher, gagal bisnis berkali-kali sebelum menjadi “Karyawan Ber-Omzet Milyaran”.
Toko Roni Yuzirman di Tanah Abang terbakar. Ia kini makin berhasil dengan toko online, “Manet Vision”.
Seorang peserta seminar Tung Desem Waringin mengaku, “Tiga tahun yang lalu Saya adalah cleaning service di Golden Truly”. Sekarang, Saya punya Jaguar sendiri.
Ikhwan Sopa