Telkomsel Pilih LTE Karena Wimax Lemah Standarisasi
Bandung (ANTARA News) - Operator seluler, PT Telkomsel, memilih akan menggunakan teknologi LTE (long term evolution) untuk mengembangkan jaringan GSM (global system for mobile communication) ketimbang Wimax yang tengah dikembangkan pemerintah."Oleh Telkom group, Telkomsel tidak akan masuk menggunakan teknologi Wimax. Roadmap ke depan, Telkomsel akan menggunakan teknologi LTE," kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan Telkomsel Syraif Syarial Ahmad di Bogor akhir pekan ini.Sementara Vice President Teknologi Planning and Bussiness Incubations Telkomsel Joseph Garo mengatakan, Telkomsel memutuskan menggunakan teknologi LTE karena melihat ada beberapa kelebihan dibandingkan dengan Wimax.Menurut Joseph, Wimax mempunyai kelemahan pada standarisasi yang tidak terlalu matang baik pada perangkat terminal, infrastruktur maupun frekuensi yang digunakan."Layanan akan lebih efisien kalau semua perangkat standar, otomatis infastruktur lebih efisien, maka volume yang tersedia akan lebih besar sehingga biaya akan lebih rendah," jelas dia."Hal ini akan berdampak pada terhambatnya pengembangan perangkat. Sedangkan LTE hanya mengembangkan teknologi GSM sebelumnya yaitu 3G sehingga tidak menambah perangkat-perangkat lain," sambung Joseph.Joseph frekuensi WCDMA lebih rendah dibandingkan frekuensi GSM sehingga jangkuan akan lebih luas dalam satu wilayah BTS, sehingga nantinya investasi akan lebih efisien.Karena hanya mengembangkan teknologi 3G GSM, maka investasi untuk menggunakan teknologi LTE tiga kali lebih murah dibandingkan investasi untuk menggunakan teknologi Wimax.Bila memang menggunakan teknologi Wimax, kata Joseph, Telkomsel hanya akan menggunakan untuk jaringan pelengkap (backhaul / complementary acces) Joseph mengatakan teknologi Wimax lebih cocok digunakan untuk koneksi telekomunikasi di perusahaan kecil seperti penyedia jasa internet (ISP) atau untuk penggunaan internal sebuah perusahaan.Langkah pertama yang dilakukan oleh Telkomsel untuk menggunakan menggunakan teknologi LTE adalah menambah jumlah frekuensi minimum 10 Megahertz, dan untuk mengoptimalkan teknologi tersebut, Telkomsel harus menambah 10 Megahertz lagi."Kalau tidak mendapatkan frekuensi tambahan, maka Telkomsel akan menggunakan frekuensi GSM yang telah ada melalui proses refarming," terang Joseph."Refarming" merupakan proses mengubah frekuensi GSM menjadi frekuensi Wide Band CDMA (WCDMA) dengan cara mengubah seluruh infrastruktur telekomunikasi mulai dari BTS dan sebagainya.Joseph frekuensi WCDMA lebih rendah dibandingkan frekuensi GSM sehingga jangkuan akan lebih luas dalam satu wilayah BTS, sehingga nantinya investasi akan lebih efisien.Joseph mengatakan Telkomsel akan melakukan uji coba refarming teknologi GSM ke teknologi WCDMA di Jakarta pada pertengahan tahun ini."Biaya untuk refarming akan diambilkan dari R & D (riset dan pengembangan) yang masuk pada biaya operasional," katanya.Syarif Syarial Ahmad memperkirakan teknologi WCDMA ini dapat dioperasikan oleh Telkomsel sekitar tahun 2010.(*)