link: Mananging Consultant

Cari Blog Ini

Minggu, 04 Februari 2018

Vitamin harian B1, B6, dan B12

Jakarta, CNN Indonesia -- Bila kerap kali merasakan kebas dan kesemutan, hendaknya jangan terburu-buru datang ke dokter ataupun mengonsumsi obat tertentu karena bisa jadi itu hanya kekurangan vitamin akibat makanan yang diasup tak bergizi seimbang. 
"Setiap orang juga mesti koreksi diri, apakah sudah cukup makan dengan gizi yang memenuhi," kata Lula Kamal, praktisi kesehatan dan juga selebriti ketika ditemui CNNIndonesia.com di Gandaria City Jakarta Selatan, Sabtu (31/10). 
"Karena gejala kebas dan kesemutan muncul bukan dalam waktu yang sekejap ketika saat kekurangan vitamin langsung muncul, tapi muncul ketika tubuh sudah kekurangan dalam waktu yang lama," katanya. 


Lula mengatakan, seringkali gejala yang sebenarnya menandakan kurangnya asupan vitamin untuk saraf ini disikapi secara berlebihan dengan langsung mengonsumsi obat-obatan atau langsung datang ke dokter.
 
Menurut Lula, kekurangan asupan vitamin saraf yang terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12 ini biasanya terjadi pada daerah otot yang seringkali digunakan. Dan intensitas penggunaan otot ini berbeda-beda setiap orang karena tergantung pekerjaan atau aktivitas rutin yang dilakukan. 
Lula mencontohkan, seorang jurnalis yang selalu mengetik kerap kali mengalami kebas dan kesemutan di daerah otot tangan ataupun kebas pada ujung-ujung jari karena seringnya mengetik. Berbeda dengan model yang kerap menggunakan hak tinggi akan mengalami kebas dan kesemutan di bagian kaki. 
"Jadi tidak ada hubungannya gejala kebas dan kesemutan itu dengan mitos-mitos tertentu. Kalau kebas atau kesemutan, mungkin kekurangan vitamin pada otot yang sering 'disiksa', bukan karena sesuatu hal yang mitos. Atau mata kedut karena ingin menangis, kalau akan dapat uang mah alhamdulillah," kata Lula sembari tertawa. 
Semakin tinggi aktivitas menggunakan otot tertentu, kebutuhan otot itu akan vitamin neurotropik juga ikut meningkat. Meski membutuhkan asupan lebih, namun jangan buru-buru meningkatkan dosis karena tubuh memiliki mekanisme dalam menyerap vitamin ini. 

Vitamin neurotropik tersebut disebut Lula sebagai vitamin harian yang artinya dibutuhkan setiap hari dalam jumlah tertentu, kekurangan akan berakibat munculnya gejala dan kelebihan asupan justru akan dibuang oleh tubuh. 

Beberapa di antara yang termasuk neurotropik adalah vitamin B1, B6, dan B12.
 
Vitamin B1 atau yang disebut thiamine memiliki fungsi penting dalam penciptaan energi yang berasal dari karbohidrat yang dikonsumsi tubuh. 

Thiamine terdapat dalam banyak makanan namun dalam jumlah yang sangat rendah, seperti pada 100 gram tepung terigu hanya terdapat 0,55 miligram thiamine. 
 Namun, thiamine banyak ditemukan pada oatmeal, biji bunga matahari, beras perang, asparagus, kentang, hati, dan telur. 

Kekurangan vitamin B1 menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai beri-beri.
 
Vitamin B6 memiliki beberapa jenis yaitu pyridoxine, pyridoxal, dan pyridoxamine. Ketiganya berfungsi sebagai pendukung reaksi enzim metabolisme protein, dan terutama sebagai pendukung terciptanya penghantar sinyal pada jaringan saraf. Vitamin ini melimpah pada daging babi, daging sapi, pisang, dan kentang. 
Sedangkan vitamin B12 atau memiliki nama lain cobalamin berfungsi sebagai bahan penting pembentukan darah di sumsum tulang belakang serta pelindung jaringan saraf. Karena peranannya sangat penting dalam pembentukan darah, bila kekurangan vitamin ini akan menyebabkan anemia. 
"Jadi ketika keram lalu ke dokter pun, tidak akan langsung diberi obat, pasti diberi neurotropik, yaitu B1, B6, dan B12 ini. Kalaupun memang masih ada gejala, baru akan ditelisik lebih lanjut. Jadi tidak langsung loncat tahap medisnya," kata Lula. "Sebenarnya kalau cuma keram-keram kecil tidak harus langsung ke dokter

Tidak ada komentar: