link: Mananging Consultant

Cari Blog Ini

Senin, 30 Juni 2014

Kepuasan karyawan

From: Harry Yantho
To: Me

Jun 27 at 9:15 AM
 
siiiiip....makasih pak Dwika.
Kapan main k dfi?

--------------------------------- 

From: Onny_Indrianto
To: Me

Today at 7:51 AM
 
Tks Dwika


From: Dwika Sudrajat [mailto:dwikasudrajat@yahoo.com]
Sent: 24 Juni 2014 20:25
To: alumni_bppn@yahoogroups.com
Subject: Kepuasan karyawan

Jika perusahaan mengutamakan budaya perusahaan dan nilai-nilai inti secara baik, maka segalanya termasuk pelayanan pelanggan akan beres.
Tawarkan pelayanan yang terbaik di dalam industrinya.
Mendeliver (mengantar) kepada konsumen, bukan sekedar mengantar, tapi mendeliver happiness.
I deliver happiness,
Dwika

Delivering Happiness

Tema ini terinpirasi dari buku Delivering Happiness yang ditulis oleh Tony Hsieh, CEO Zappos, perusahaan penjual sepatu dan pakaian online terbesar yang berdiri sejak tahun 1999. Perusahaan ini sukses karena sangat memperhatikan kepuasan karyawan dan pelanggan.

Zappos pernah mendapatkan predikat memiliki tempat kerja yang paling membahagiakan dari majalah Fortune US. Zappos menjadi legenda karena budaya perusahaan dan pelayanan kepada pelanggannya yang luar biasa. Tujuan perusahaan dalam menciptakan budaya yang berfokus pada kepuasan karyawan membuat Zappos menjadi tempat bekerja idaman. Kiat manajemennya adalah menetapkan nilai-nilai yang memotivasi secara internal untuk meningkatkan kepuasan karyawan melebihi sekedar urusan gaji semata.


Tony menyimpulkan bahwa pekerjaan kita di dunia adalah membawa kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain. Jika perusahaan mengutamakan budaya perusahaan dan nilai-nilai inti secara baik, maka segalanya termasuk pelayanan pelanggan akan beres. Sasaran Zappos adalah untuk menawarkan pelayanan yang terbaik di dalam industrinya. Bagi Zappos, Mendeliver (mengantar) sepatu kepada konsumen, bukan sekedar mengantar sepatu, tapi mendeliver happiness.

Pertumbuhan penjualan tahunan Zappos sangatlah pesat. Tidak sampai 10 tahun, penjualan Zappos naik tajam dari 1,6 juta US$ di tahun-tahun awal, menjadi 1 miliar US$ di 2009. Kultur servis yang sangat fokus kepada pelanggan yang menjadikan Zappos disukai. Seperti one night delivery, jaminan pengembalian barang secara gratis, dan lain-lain. Zappos mempunyai 3 prioritas dalam customer service yakni culture, employee training dan development. Setelah belasan tahun berbisnis, Tony menyimpulkan bahwa ketika kita membuat diri sendiri, karyawan dan pelanggan berbahagia, maka kesuksesan akan datang sendiri. Kultur perusahaan dan kultur pelayanannya yang kuat adalah daya tarik utama karyawan dan juga pelanggan Zappos untuk terus loyal.
Inilah model bisnis yang berdasarkan  pada siklus kepuasan karyawan dan pelanggan. Dengan berkonsentrasi membahagiakan pada mereka yang ada di sekeliling bisnis kita, maka kebahagiaan kita pada akhirnya juga meningkat drastis. Kebahagiaan yang tidak sebatas materi semata, namun kebahgiaan karena puas telah menjadi bagian dan penyebab dari kebahagiaan orang lain, itu yang paling penting.

Kita kehilangan

From:Onny_Indrianto
To: Me
Today at 7:51 AM
 
Waktu sangat cepat yaa…Tks Dwika

From: Dwika Sudrajat [mailto:dwikasudrajat@yahoo.com]
Sent: 26 Juni 2014 4:49
To: itxarco@yahoogroups.com
Subject: Kita kehilangan

Mengingat mati akan membuat kita menghargai/mensyukuri/memaknai hidup kita, keluarga kita, harta kita, dan pekerjaan kita. Kita harus yakin sesudah kematian ada hari pembalasan yang akan "membayar" semua tindakan baik dan semua pengorbanan kita di dunia.
I deliver happiness,
Dwika


Mengingat Mati, Perlukah..?

Mengingat mati adalah sikap menerima kenyataan bahwa segala sesuatu itu di dunia ini bersifat sementara. Kalau kita tidak menerima sifat kefanaan hidup ini, maka akan sulit jika kita kehilangan yang merasa kita miliki.
Mengingat mati akan membuat kita menghargai/mensyukuri/memaknai hidup kita, keluarga kita, harta kita, dan pekerjaan kita. Kita harus yakin sesudah kematian ada hari pembalasan yang akan "membayar" semua tindakan baik dan semua pengorbanan kita di dunia. Alangkah tidak adilnya Tuhan jika tidak ada hari pembalasan. Sikap yakin bahwa akan ada hari pembalasan kelak setelah kita mati, akan membawa optimisme dalam menjalani hidup.


Orang yang berani mati belum tentu dia berani hidup, kalau hal tersebut dilandasi oleh sikap putus asa dan kepasrahan yang salah. Dengan membayangkan hari ini  adalah hari terakhir kita hidup, kita justru akan lebih total dalam menghargai dan menjalani hidup. Ini akan sangat efektif sekali. Namun yang terbaik adalah kita bisa mencarinya lewat Kitab Suci. Renungi dan resapilah! Semoga jiwa kita siap menerima kematian, kapanpun itu tiba.

Keajaiban

From: Onny_Indrianto
To: Me
Today at 7:57 AM
 
Tks Dwika


From: Dwika Sudrajat [mailto:dwikasudrajat@yahoo.com]
Sent: 26 Juni 2014 20:23
To: John Sihar
Subject: Keajaiban

Kalau mau menjemput keajaiban derma 20%.
Kalau mau mendapatkan ‘jodoh’, sedekahkan barang yang paling kita sayangi seperti mobil, deposito, atau tanah warisa.
I Deliver Happiness,
Dwika


Berkah dan Berlimpah ala Ippho Santosa

Sabtu, 31 Desember 2011 adalah yang paling bermakna sepanjang hidup saya. Bertemu dan mengalami sesuatu berharga di luar kelas. Mengindahkan semua teori konflik Marx sampai konsep materialisme dialektis ajaran Hegel. Ya, saya berada di tengah para praktisi yang hebat!”

Hari ini saya, Ka Juangga (Kompartemen Konstruksi dan Infrastruktur HIPMI UI –Kimia 2008), Ka Fahmi (Ketua 3 Bidang Bisnis Akselerasi Sektoral HIPMI UI –Geografi 2008), dan Ka Merlin (Pemenang UIYSEP 2010 dan Litbang BEM UI –Keperawatan 2008) pergi ke seminar ‘7 Keajaiban Rezeki’ punya Mas Ippho di Masjid As-Syarif, Al-Azhar BSD Tangerang. Dijemput dadakan jam 7.30 pagi dan hanya sarapan waffer.

Sambil menulis cerpen di netbook, saya mendengarkan percakapan mereka mengenai bisnis, investor, prospek usaha dan lain-lain yang berhubungan dengan entrepreneur. Saya harus banyak belajar. Terima kasih ya Allah, telah mempertemukan saya dengan mereka.

Kami pun sampai di Masjid tersebut. Wah, ternyata cukup ramai ya! Namun saya belum tahu siapa pembicara yang mampu membuat massa sebanyak itu. Apa aksinya.
Ternyata dia penulis buku best seller 7 Keajaiban Rezeki, kawan! Buku motivasi yang pernah saya lihat terpampang di rak buku dengan penjualan terbanyak di Gramedia. Tapi saya tidak melihat penulisnya waktu itu.

Infocus pun dinyalakan. Testimoni ditampilkan. Masya Allah, dia ternyata motivator, soc-entrepreneur, creative marketer terbaik di Indonesia! Bahkan ia menampilkan videonya ketika di Australia dengan helikopter untuk menghilangkan rasa takutnya akan ketinggian (bukti ia orang kaya) dan get dinner dengan Donald Trump lalu bertukar buku :’) Fyi, buku terbaru Trump yang belum dijual di seluruh dunia yang dikasihnya.

Kalimat pertama yang saya catat adalah “sukses adalah milik minoritas”. Agak menohok, tapi tertantang juga.  Beliau memaparkan bahwa Muhammad dan para sahabat adalah orang-orang kaya. Bukan orang miskin, namun mereka amat sederhana. Bahkan Umar bin Khattab mampu membeli pasar-pasar yang dulu beridiri di Timur Tengah demi syiar islam.  Disini ada distorsi nilai yang kita camkan selama ini, yaitu jangan sedekah terang-terangan nanti bisa riya’. Hal ini tidak beralasan. Alasan beliau yang paling logis yang saya dengar adalah,
Sedekah diam-diam memang lebih baik dari terang-terangan, tapi diam-diam tetapi tidak sedekah itu lebih jelek. Terang-terangan pun harus diniatkan untuk syiar, bukan pamer. Dan buruk juga kalau kita berniat sedekah namun tidak jadi karena takut dikira riya’ itulah yang sebenarnya riya’.

Itu mitos pertama yang ia bantah. Mitos kedua yaitu, jangan bermimpi terlalu tinggi, nanti sakit kalau jatuh. Tidakkah kutipan ini membatasi mimpi kita yang gratis dan memotivasi diri? Yang benar,
Jangan membatasi impian. Impian boleh dan harus besar! Tapi ikhlas dan tawakal juga harus demikian. Impian yang besar itu iman jika kita menggantungkannya kepada Allah…

Sungguh banyak quotes lain yang bagus dari Mas Ippho, namun butuh banyak kata untuk memaparkannya.  Dan ada lagi,
Takut tetap melangkah= berani, berani tidak melangkah= takut

Satu topik terakhir yang dijelaskan Mas Ippho, yaitu ‘perisai langit’. Dhuha= Doa khusus pengusaha. Salah satu bentuk sedekah yang paling murah dan barakah. Selain itu, ada ungkapan yang kita ketahui bersama kalau sedekah itu wajib 2,5% namun idealnya, sebagai manusia yang jauh lebih beruntung dari orang lain it should be 10%. Kalau mau menjemput keajaiban 20%. Kalau mau mendapatkan ‘jodoh’, sedekahkan barang yang paling kita sayangi seperti mobil, deposito, atau tanah warisan (yang ini mungkin berat, tapi ingat matematika Allah itu luar biasa).

Hebatnya lagi setelah seminar selesai, Mas Ippho benar ‘menantang’ para penonton dengan ungkapan “Siapa yang berani mensedekahkan uangnya di depan saya juga?”. “Saat ini juga!”. Semua jamaah maju ke depan dan melemparkan uang-uang mereka dan didominasi oleh warna biru dan merah karena sebelumnya Mas Ippho bercerita jika uang dengan gambar pria membawa golok sama dengan nominal pembayaran kita ke toilet. Masa orang bawa golok masuk masjid, ya aturan orang pake peci dong yang masuk masjid. Kan berdua juga tuh orangnya, udah siap mau jamaah. Dan sepertinya BI juga sudah memberikan filosofis di setiap gambar pada mata uang ya! Haha. Kelakar Mas Ippho. Jamaah pun ikut tertawa.

Sungguh saya beruntung berada di situ. Saya yakin ini jalannya. Alhamdulillah, Allah telah menggerakkan hati saya untuk menerima tawaran dadakan Ka Jua. Relasi dan pengalaman adalah harta yang tidak ternilai. Saat kau terjun ke masyarakat, mereka sepertinya kurang suka teori positivis Comte tetapi bagaimana we make a deal with them by probing
:)
Interviewer: Why are you so rich? Describe into two words!
D. Trump: Family and quality.
“See ya’ at the top, fellas :D”
Oleh: Jhane Pebyana Wilis, Depok