link: Mananging Consultant

Cari Blog Ini

Kamis, 25 Juli 2013

Sikap kebijaksanaan

Sikap, kebijaksanaan, informasi, keterampilan dan pengetahuan tentang uang, emas, investasi dan bisnislah yang membuat anda kaya dan bahagia
I Deliver Happiness,
Dwika


Uang Bukanlah Solusi Masalah Keuangan (Part 1)


Begitu membaca pernyataan diatas, sebagian orang langsung bertanya. Lantas, apa solusinya?. Sebelum membahas lebih lanjut tentang “apa solusinya?”, perkenankan saya sekali lagi bertanya, “Apa Uang Membuat Anda Kaya?”, bisa YA bisa juga TIDAK, tapi saya lebih setuju TIDAK, karena sekedar uang tidak akan membuat seseorang kaya. Kita semua kenal dengan beberapa orang yang rumahnya besar, mobilnya beberapa, setiap hari bekerja menghasilkan uang tapi selalu saja mengeluh karena lebih dari separuh penghasilannya digunakan untuk membayar hutang beban cicilan. Kita juga tahu seorang artis apan atas yang ketika muda berkelimpahan harta, tapi harus bekerja keras dan berjuang mempertahankan hidup dan gaya hidup setelah karirnya pudar dengan hutang dimana-mana. 

Kita juga tahu kisah seorang olahragawan kaya raya yang harus menghabiskan masa tuanya sebagai orang yang perlu disantuni. Kita juga mengenal dengan beberapa pengusaha yang usahanya dimana-mana tapi uangnya tidak pernah utuh, yang selalu dibicarakannya hutang dalam jumlah besar yang harus dibayar dalam tempo singkat. Kita juga pernah mendengar beberapa orang yang punya uang, menginvestasikannya ke bisnis, saham, koperasi dan sejenisnya  kemudian habis seketika tanpa sisa malah meninggalkan hutang.  Kita juga pernah mendengar orang yang menginvestasikan uangnya ke emas sebagai “uang yang sebenarnya”, tapi kemudian malah menyatakan mengalami kerugian karena harganya turun. Tapi, kita juga tidak bisa menutup mata bahwa banyak orang yang menjadi kaya karena uang yang dikelolanya, karena emas, karena property, investasi, bisnis, dll.

Uang memang bisa menjadikan kita kaya ataupun miskin, keyakinan yang menghantui kita bahwa untuk menghasilkan uang harus punya uang dan mengeluarkan uang terlebih dahulu membuat kita seringkali beranggapan bahwa uang dapat menyelesaikan segala masalah yang berhubungan dengan keuangan.
Pernahkah anda mendengar cerita tentang seseorang yang mengalami depresi karena masalah keuangan, dia yang terbiasa hidup dengan gaya hidup glamour kemudian harus hidup dengan keadaan serba pas-pasan, apakah dengan uang memberinya uang dapat mengobati depresinya?, atau malah jadi tambah sakit jiwa?.
Pernahkah anda mendengar seseorang yang kekurangan uang, kemudian menang judi lantas jadi kecanduan berjudi. Apakah dengan memberinya lebih banyak uang membuat dia tidak berjudi lagi atau malah digunakannya untuk berjudi dengan lebih gila lagi?.
Pernahkah anda mendengar kisah tentangsebuah keluarga yang hidup untuk melayani usahanya, bukan usahanya yang melayani keluarga tersebut. Demi mempertahankan menjalankan usahanya, perhatian kepada keluarga jadi nomor sekian, demi mempertahankan menjalankan usaha tugas mendidik anak dan menanamkan nilai-nilai keagamaan, kehidupan dan kekeluargaan jadi terbengkalai, ketika usahanya merugi keluarga harus ikut menanggung kesulitan, karyawan tetap menikmati gajinya sementara jatah keluarga dipotong dan dikurangi. Apakah dengan memiliki lebih banyak uang dapat menjamin seseorang dapat membangun usaha yang sehat dan melayani keluarganya?

Pernahkah anda mendengar kisah tentang seseorang yang bangkrut dari bisnisnya kemudian meninggalkan cukup banyak hutang?. Apakah dengan memiliki lebih banyak uang untuk melunasi hutang-hutangnya dapat menjamin dia tidak akan bangkrut dan meninggalkan hutang lagi?

Pernahkah anda mendengar kisah tentang seseorang yang tergiur tawaran investasi dengan hasil besar dan cepat, kemudian akhirnya dia tertipu dan uangnya dibawa kabur?, apakah dengan memiliki lebih banyak uang akan dapat menjamin dia tidak akan tertipu lagi?.

Uang ibarat candu yang membuat seseorang terikat pada cara mendapatkan dan menghabiskannya, begitu kita terbiasa dengan bagaimana cara mendapatkannya dan menghabiskannya akan sulit bagi kita untuk melepaskan diri dari kebiasaan tersebut.

 Menjadi kaya atau miskin bukanlah soal seberapa banyak uang yang dimiliki,
 seberapa banyak harta kelihatan yang dimiliki, dan seberapa besar penghasilan yang diperoleh. Menjadi kaya atau miskin adalah soal membangun mentalitas dan membangun kebiasaan, anda bisa memilih mentalitas dan kebiasaan apa yang yang hendak anda bangun dari sekarang,  bukan asal bisa membeli mobil bagus keluaran terbaru lantas anda pantas disebut kaya, bukan karena bisa membeli gadget canggih keluaran terbaru yang sebenarnya tidak anda butuhkan lantas kemudian pantas disebut kaya, bukan karena bisa membeli pakaian mahal ditempat-tempat mahal lantas anda pantas disebut kaya, bukan karena anda sanggup makan di restoran-restoran mahal lantas anda pantas disebut kaya, bukan karena anda sering nongkrong menghabiskan waktu dan uang membayar kopi seharga belanja 2 hari untuk makan 1 keluarga lantas anda pantas disebut kaya.

Salah satu hal yang cukup mengenaskan adalah golongan ini menjadikan investasi sebagai bagian dari gaya hidup untuk kelihatan kaya,  karena sangat ingin dianggap orang kaya yang punya investasi dan bisnis dimana-mana, mereka menginvestasikan uang yang didapatkan dan dikumpulkannya dengan susah payah kedalam investasi dan bisnis yang sebenarnya mereka tidak tahu apa yang dipilih dan dijalankannya. Dengan harapan mendapat untung besar dan cepat, mereka berpikir dari uang yang ditanamkannya dapat otomatis menghasilkan keuntungan buat mereka tanpa mereka mengerti cara kerjanya seperti piara tuyul, alih-alih mendapatkan keuntungan malah tertipu atau bahkan ludes uang yang mereka tanam tersebut. Kalau itu mentalitas dan gaya hidup yang anda alami atau rasakan sekarang, segeralah kembali ke jalan yang benar. Berapapun uang yang  dimiliki oleh golongan ini tidak akan pernah terasa cukup, gaya hidup yang mahal adalah satu-satunya senjata untuk mempertahankan eksistensinya di lingkungannya dan kehidupan sosialnya, akhirnya mereka akan matia-matian mempertahankannya.

Membangun kekayaan bukanlah sekedar melakukan apa yang orang-orang kaya lakukan, membeli barang-barang mahal ini dan itu lantas supaya terlihat kaya, kemudian harus bekerja keras seperti sapi perah yang membiayai gaya hidup anda sendiri entah itu membayar cicilan atau membeli gengsi. Menjadi kaya adalah membangun mentalitas dan kebiasaan, meramu kekayaan dan kebahagiaan adalah sebuah proses perjalanan spiritual. 

Pada akhirnya bukanlah uang, emas, investasi atau bisnis yang akan membuat anda menjadi kaya yang sebenarnya (bukan terlihat kaya), tapi sikap, kebijaksanaan, informasi, keterampilan dan pengetahuan tentang uang, emas, investasi dan bisnislah yang membuat anda kaya dan bahagia, bukan seperti sapi perah yang hidup hanya untuk membiayai gaya hidup dan gengsinya.

Ibarat anak sekolah yang sibuk fokus memilih mau masuk sekolah favorit terkenal yang mana dengan mempersiapkan perlengkapan nanti kalau sekolah pakai kendaraan ini, baju seperti ini, sepatu seperti ini, gadget seperti ini, dan blaa,, blaa,,, blaa,, supaya kelihatan keren intelek, tapi tidak memikiran kualitas belajar mengajar dan ilmu yang bisa diperoleh dan diaplikaskannya, yang penting keliatan pinter. Banyak orang menghabiskan banyak uang mereka untuk membeli bermacam-macam instrumen investasi dan barang-barang mahal yang pudar nilainya supaya kelihatan kaya, tapi tidak mau mengeluarkan uangnya untuk memperoleh informasi dan pengetahuan tentang uang, emas, investasi dan bagaimana membangun bisnis yang sehat, carinya yang gratisan terus.
Semoga Bermanfaat, salam 

Aset Lancar Rp 1 Milyar

 Mencapai Total Aset Lancar Rp 1 Milyar. Aset lancar artinya mudah di-uangkan seperti emas, tabungan dan reksadana (tidak termasuk tanah dan rumah).
Hmm….banyak juga ya….namun Insya Allah saya akan mampu mencapainya sebelum usia 40 tahun…..”, maka alam semesta akan mendengarkannya, dan pelan-pelan akan menuntun Anda untuk benar-benar meraihnya.
I Deliver Happiness,
Dwika



Anda orang idealis dan ingin ikut membantu program pemberantasan kemiskinan di tanah air? Ada satu cara paling jitu yakni : membuat diri Anda sendiri untuk tidak masuk golongan orang miskin.
Benar sodara-sodara, jangan sampai kebangkitan kelas menengah Indonesia yang riuh rendah ini meninggalkan Anda jauh di belakang. Jangan sampai lentingan kemakmuran yang terus melaju di negri ini, meninggalkan Anda terpuruk dalam bayang-bayang kemiskinan.
Dalam sajin kali ini, saya mau berbagi beragam langkah ampuh yang bisa membuat kita tidak jatuh miskin. Kalau Anda mau miskin, jangan teruskan membaca tulisan ini. Kalau mau makmur, ya monggo. Silakan di-seruput dulu teh hangatnya.
Sajian kali ini sejatinya berangkat dari sebuah buku keren berjudul : Untuk Indonesia yang Kuat : 100 Langkah untuk Tidak Miskin. Buku ini ditulis oleh financial independent panner kondang Ligwina Hananto.

Dalam buku bagus ini, Ligwina Hananto mengeskplorasi pentingnya kesadaran finansial bagi keluarga muda kelas menengah di Indonesia.
Kesadaran pengelolaan keuangan keluarga yang rapi dan jitu sungguh krusial. Agar kita tidak terus termehek-mehek dalam urusan finansial : tabungan cuma 5 juta perak (oh), mau nyicil rumah ndak sanggup (ah), dana pendidikan anak belum kepikir (doh), apalagi boro-boro beli emas untuk investasi (dah).
Bagian yang paling menarik dari buku itu saya kira adalah ketika Ligwina mendedahkan 100 Langkah untuk Tidak Miskin. 100 langkah ini dimulai dari no 1 (yang paling basic), terus meningkat ke langkah 50 (menuju makmur) hingga langkah 100 (dimana financial freedom tergapai dengan penuh kegemilangan).
Dalam sajian ini, saya coba mengulik beberapa langkah saja yang dibeberkan dalam buku itu; lengkap dengan nomer urutnya (so, urutannya melompat-lompat karena nomer urutan saya ambil sesuai yang ada dalam buku).

Langkah 1 : Memiliki Penghasilan. Ini langkah pertama paling basic yang dicantumkan dalam 100 langkah untuk tidak menjadi miskin. Benar sekali, punya penghasilan (sukur jumlahnya besar) adalah langkah paling awal dan hakiki untuk merancang kemakmuran. Kalau ndak punya penghasilan, mau makan apa?
Lalu, berapa penghasilan yang memadai itu? Kebetulan saya sudah pernah membahasnya disini (Berapa Penghasilan Minimal untuk Hidup dengan Layak?). Bocoran jawabannya : 15 juta per bulan. Jangan terkejut dong.

Langkah 5 : Utang Kartu Kredit Lunas Setiap Bulan. Nah ini nih. Faktanya, sekarang banyak karyawan/manajer/pengusaha yang terjerat utang kartu kredit dengan beban bunga yang oh tega nian kau cekik leherku.
Yang salah ya yang pegang kartu kredit, bukan bank-nya : gesek sana, gesek sini, seolah-olah uang dari langit akan turun untuk melunasinya. Memang uang dari hongkong??

Langkah 38 : Mampu Menyisihkan 20% Penghasilan Bulanan untuk Investasi. Wah sedap ini. Apalagi jika Anda sudah punya penghasilan 15 juta sebulan seperti syarat diatas. Artinya, tiap bulan Anda bisa alokasikan 3 juta untuk investasi (entah untuk beli emas atau reksadana).
Dengan fasilitas auto debet, kita bisa secara otomatis mengalokasikan dana setiap bulan untuk investasi (auto debet membuat kita lebih disiplin).
Jika dibelikan reksadana, setiap bulan 3 juta, mulai usia 35 tahun hingga pensiun di usia 56 tahun, maka hasilnya bisa amat mencengangkan (dengan asumsi pertumbuhan reksadana sama seperti 20 tahun terakhir).
Tapi mas, saya ndak sanggup menyisihkan 3 juta per bulan. (*Lalu mendadak hening. Langit terasa muram. Dan pandangan mata kosong menatap masa depan yang terasa begitu panjang*).

Langkah 62 : Mencapai Total Aset Lancar Rp 1 Milyar. Aset lancar artinya mudah di-uangkan seperti emas, tabungan dan reksadana (tidak termasuk tanah dan rumah).
Wah saya ndak mungkin mendapatkan uang segitu besar mas”.
HATI-HATI dengan ALAM BAWAH SADAR ANDA. Kalau reaksi kalimat seperti itu yang muncul di benak Anda persis ketika membaca langkah ke 62 diatas, maka bielieve me, Anda memang tak akan pernah mencapainya.
INGAT, reaksi dalam hati adalah indikasi mindset dan alam bawah sadar Anda. Kalau reaksi Anda negatif, bisa jadi itu pertanda bahwa mindset Anda memang akan terus membawa Anda dalam jalur kemiskinan dan kekurangan.
Kalau reaksi Anda ketika membaca langkah ke 62 adalah seperti ini : “Hmm….banyak juga ya….namun Insya Allah saya akan mampu mencapainya sebelum usia 40 tahun…..”, maka alam semesta akan mendengarkannya, dan pelan-pelan akan menuntun Anda untuk benar-benar meraihnya.

Langkah 100 : Penghasilan Pasif Lebih Besar daripada Pengeluaran Bulanan. Ini langkah terakhir, dan inilah yang disebut sebagai “financial freedom”. Anda duduk leyeh-leyeh, uangnya terus mengejar Anda (bukan Anda yang terus menerus mengejar uang. Cape deh).
Penghasilan pasif mungkin bisa didapat dari bunga deposito, puluhan ruko yang disewakan, seratus kamar kos-kosan di Jogjakarta, bisnis yang sudah berjalan sendiri karena sistem sudah solid, atau mungkin juga karena Anda dapat warisan sawah 10 hektar dari bokap di kampung.
Demikianlah sejumlah langkah dari 100 langkah untuk menuju kemakmuran.
100 langkah yang diuraikan dalam buku itu mungkin perlu di-laminating dan dibaca berulang setiap enam bulan sekali : jadi reminder agar kita terus bekerja dengan cerdas dan keras untuk menggapai financial freedom yang sejati.

Selamat bekerja teman-teman. Take your steps to reach your financial dreams.
Photo credit by : Leland Fransicsco @flickr.com
- See more at: http://strategimanajemen.net/2013/06/16/100-langkah-untuk-tidak-miskin-langkah-jitu-untuk-membuat-anda-makmur/#sthash.iCz3G2Vb.dpuf

Buat kita “hidup”

Bertanyalah apa yang kita butuhkan untuk membuat kita “hidup” kemudian kerjakanlah hal tersebut. 
Sesuatu yang dibutuhkan dunia adalah orang-orang yang antusias.
I Deliver Happiness,
Dwika




KAMU HARUS BERSEMANGAT!!


YESSS.. I Love Monday…!  ketika kalimat ini terucap, Apa yang Anda rasakan? Meskipun simple namun ini merupakan Doktrin yang  segera mengantar hari-hari Kami jauuuh lebih bersemangat. Karena Awal yang baik pasti akan menghasilkan situasi yang baik pula. Dengan bersyukur dan Bersemangat Kita akan menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi segala situasi. So, untuk Lanjutkan Semangatmu.. sekarang!!
Supaya lebih bersemangat lagi, Aku punya Resep Ampuh ini agar kamu lebih Antusias lagi dalam memulai aktifitas setelah menikmati libur lebaran. Memanglah banyak dari kita yang mengeluhkan saat-saat mengawali aktifitas setelah keasyikkan menikmati liburan, rasanya beraaat dan maleees banget mau beraktifitas kembali. Namun Pribadi Hebat sepertimu tentu Bisa mengembalikan Antusias dan Semangatmu untuk melanjutkan Perjuangan. SETUJUU?
Suatu hari seorang mahasiswa yang mulai patah semangat datang ke kantor Philips Brook. Setelah berbincang-bincang, si mahasiswa menyadari bahwa yang ia butuhkan bukanlah solusi dari permasalahannya, tetapi inspirasi dan semangat dari Philips Brook dalam menghadapi  berbagai masalah hidup yang sedang ia alami.
Sama halnya yang dialami oleh Wlliam Lyon saat ia bertanya pada Dr.R.Harper yang pernah  menjabat sebagai presiden Universitas Chicago. “Bagaimana Anda tetap bersemangat dan berantusias untuk bekerja selarut ini, apalagi setelah mengajarkan pelajaran yang agak membosankan seperti bahasa Ibrani?”Dr.R.Herper menjawab,”Bila tidak mempunyai Antusiasme dalam bekerja, aku akan menciptakannya sendiri.” Dengan kata lain, bagi Dr.R.Herper antusiasme merupakan suatu sikap yang harus selalu ada dalam hidup.
Sahabat Hebatku, berikut aku beberkan Tindakan yang membuat hidupmu lebih antusias dan bersemangat,
1. Memiliki Sikap dan pikiran Positif.Pikiran positif akan membantu kita menjadi lebih stabil, tenang, dan tidak cepat putus asa. Bersikap positif ibarat mengirimkan undangan kepada kesuksesan agar menghampiri hidup kita. Keadaan baik memang tidak selalu mendatangi hari-hari kita, tetapi tugas kita adalah mencari hal-hal positif dalam setiap waktu dan kesempatan. Berpikirlah yang baik, harapkanlah yang terbaik dari diri Kamu sendiri dan orang lain, niscaya kehidupan akan menjadi seperti yang Kamu pikirkan dan harapkan.
2. Mempunyai Target dan prioritas.Setiap hari kita mempunyai pekerjaan dan tugas yang harus diselesaikan. Namun, terkadang karena terlalu banyak yang harus  dikerjakan, kita menjadi tidak tahu mana yang perlu diselesaikan lebih dulu. Karena itu, buatlkah target dan tulislah di buku, ponsel, atau laptop Kamu tentang hal-hal yang ingin Kamu capai, lalu susunlah sesuai dengan jadwal Kamu.
3. Mencari Sesuatu yang Kamu Sukai.Milikilah hobi. Setiap orang mempunyai kegemaran yang berbeda-beda. Namun, yang terpenting adalah semua kegiatan tersebut dapat mengurangi Stres  dan beban pekerjaan. Saaat kita menghabiskan waktu dengan hal-hal yang menyenangkan hati, secara otomatis kita akan menjadi lebih rileks dan nyaman.
4. Memaksakan diri untuk bekerja lebih  Maksimal.Saat Aku mendengar tip ini dari seorang motivator, saya belajar untuk tidak perhitungan akan waktu saat sedang bekerja atau mengerjakan tugas-tugas.  Dengan begini kita akan menjadi pribadi yang bernilai.
5. Bersahabat dengan semua orangPepatah lama mengatakan, “Mempunyai satu musuh terlalu banyak, tetapi mempunyai seribu teman terlalu sedikit.” Oleh karena itu, mengapa kita tidak berusaha menjalin hubungan baik dengan banyak orang? Bukankah lebih baik memiliki banyak teman daripada banyak musuh? Hidup tentunya akan lebih ceria dan berwarna  jika dikelilingi oleh teman-teman dan sahabat yang mengasihi kita. Jadi, mulai hari ini perhatikanlah orang-orang disekitar Anda, tebarkanlah senyum tulus kepada mereka, dan sebuah hubungan baik pun akan segera menghampiri anda.
6. Mencari kedamaian HatiSetiap manusia memiliki  sebuah ruangan di dalam hidupnya dan ruangan itu hanya dapat diisi oleh Tuhan saja. Bahkan, materi yang berlimpah dan gemerlap malam pun tak dapat menggantikan posisi tersebut. Apa pun keadaan hati kita, mencari kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa selalu mendatangkan kedamaian hati.
Oleh karena itu, mulai hari ini jangan tanyakan pada diri kita apa yang dibutuhkan dunia; tetapi bertanyalah apa yang kita butuhkan untuk membuat kita “hidup” kemudian kerjakanlah hal tersebut. Sesuatu yang dibutuhkan dunia adalah orang-orang yang antusias.
Seperti kutipan  dari Shrutert Burst bahwa “orang-orang menemui kegagalan bukan karena mereka bodoh tetapi tidak cukup bersemangat.”karena Sukses akan diraih oleh orang yang telah berusaha tetap bersemangat menjalani hidup dan senantiasa menjaga sikap mental positif. Bagaimana dengan Kamu, Sahabat? Sudah Siap untuk menghebatkan dunia dengan SEMANGAT mu? Ayo SEMANGAAAT!!!
Eitss…. Aku tunggu komentar Hebat mu ya… kolom dibawah ini…! Okee?
With Love,
dr.Andhyka P. Sedyawan

Biaya Pendidikan

Semakin tinggi pertumbuhannya, semakin besar juga resikonya. Selalu revisi dan revisi tiap tahun rencana itu. Ambil instrumen keuangan yang pertumbuhannya sangat tinggi, mencapai 70-100%, harus siap juga sama resikonya. Misalkan saja mulai nabung 2012  harusnya pas 2013, terkumpul sekian juta. Kalau ternyata kurang, tambahi biar genap angkanya. Namanya juga prediksi. Dengan menggunakan banyak asumsi. Bisa saja inflasi pada saat itu lebih tinggi dari yang kita perkirakan. 
I Deliver Happiness,
Dwika

5

Kejaaaam, memang KEJAM. Dulu waktu SD, SPP gw di bangsa 15 ribuan. Waktu SMA tahun 1997, SPP-nya udah kisaran 2 juta, uang masuknya 20 jt. Waktu kuliah di Jogja, SPP-nya kisaran 450rbuan, sekarang udah non subsidi, dengar2 per SKSnya aj udah 80 rebuan.
Biaya pendidikan naiknya kadang melebihi inflasi, ga pakai ati nurani. Gw sekarang aj suka terkaget2 denger berapa total biaya yang harus dikeluarkan untuk kuliah di kedokteran UI. Lebih dari 250 juta juragaaan. Kecekek ga dengernya tuh. Mending langsung sekolah di luar negeri deeh.
Well, gw menjalani hidup ini dengan santai. Tapi untuk urusan pendidikan anak, gw ga bisa santai2. Sekarang sih enak, pekerjaan gw dan suami masih layak dan terbilang bisa untuk menangani biaya pendidikan anak di level menengah. Tapi roda ini berputar. Hidup ini penuh ketidakpastian. Suatu hari bisa saja kami kena PHK, kena musibah, mendadak sakit parah, everything can be happened.
Apakah anak gw juga harus kena getahnya? Janganlah ya. Hak anak gw adalah untuk bisa mengecap pendidikan yang layak tanpa harus ternodai dengan carut marut keuangan keluarga. Karena itu gw dan suami sudah dari jauh hari mempersiapkan biaya pendidikan untuk anak. Dari sejak Alif lahir, emaknya langsung menghitung prediksi biaya SD, SMP, SMA, S1, dan nikahnya wakakakak. Beberapa rekan menghitung sampai biaya S2. Sook, monggooo. Kalau saya S1 ajalah. S2 biar nanti Alif yang urus sendiri. Kan dia udah dewasa dan mandiri..kalau mau lanjut sekolah ya harus berupaya cari ya Nak. Ada banyak cara kok, bisa beasiswa, fasilitas dari kantor, atau kalau memang ternyata jiwanya jiwa bisnis yo wis ga usah S2 sekalian ahahahah (*ibu apa ini).
Kalau biaya nikah mah memang kewajiban ortu kekekek. Apalagi nikah di Jakarta ini, masya Allah deh mahalnya. Dulu gw nikah di Pekanbaru mah modalnya cuma 20 juta, itu udah bisa undang orang sekampung, hingar bingar dari pagi ampe malam. Lah Jakarta butuh ratusan juta, undangan terbatas, jamnya pun medit amaaat. Kota opooo iki kok ya ngerasani banget tinggal disini. Tapi secara bapak ibumu gaolnya di Jakarta, yo mosok nikahan anaknya di Pekanbaru, sapa yang mau dataang? Wkwkwk.
Ini tadi mau cerita tentang apa si. Oh ya, biaya pendidikan ya.
Ok, jadi untuk mempersiapkan biaya pendidikan lebih baik dimulai sedini mungkin. Kalau saya mah sejak anak lahir langsung picit2 tuts telvon, tombol kalkulator, dan keypad kompi, urus semua itung2an biaya pendidikan. Iyaaa pake ngitung doonk karena saya ga mau sembarang nabung. Kalau kekecilan, nti kami bisa2 nombok banyak pas hari H nya. Sukur2 kalo ada duitnya, kalo kagak? Kalo kegedean, ga efisien atuh namanya, kan uangnya bisa dipake buat kebutuhan yang lain.
Jadi gimana cara ngitungnya? Ada rumus excelnya bow, horeeeee, mudaaah. Saya dapat dari temen juga si. Thx ya Fahri Usmani yang udah memberikan saya rumus ini, sedekah jariyah ada padamu.
Jadi stepnya adalah, saya kudu menetapkan anak ini rencananya mau disekolahkan di sekolah apa? Misal sekolah B. Cari tau deh disana berapa uang pangkalnya dan SPP-nya (*disini nih perlu pijit tuts telvon buat call tu sekolah enjen tanya2 berapa uang pangkal dan SPP-nya). Terusss dengan asumsi anak kita nantinya bersekolah disana, kita bisa mencari tahu berapa uang pangkal dan SPP-nya pas nti anak kita gede. Ada itu rumusnyaaaa, tinggal masupin angka aj.
Contoh. Alif sekarang usianya 4 tahun. 8 tahun lagi mau sekolah di SMP Darbi yang sekarang aj uang pangkalnya udah 22 juta. 8 tahun lagi dengan tingkat inflasi biaya pendidikan asumsi 15%, uang pangkalnya menjadi 67.298.506 alias 67.3 juta. Howeeek, gede amaaat kan?
Lalu gimana cara nabungnya? Kalo saya pakai reksadana saham. Sok atuh yang lain kalo mau pake emas, duit, deposito, properti atau asuransi, monggooo. Saya pakai reksadana saham karena bisa menerima resikonya dan memang berharap pada pertumbuhan uangnya kwkwkwk.
Jadi bila uang pangkalnya nanti sebesar 67.3 juta, maka dengan reksadana saham yang pertumbuhannya selama setahun mencapai 20% (asumsi ya. Waktu saya nulis postingan ini sih, reksadana saya pertumbuhannya di angka 30%), maka saya harus setor 288.477 alias 290rb/bulan ke reksadana saham.
Udah deeeh. Easy bangeeet kaaan? Lakukan juga hal yang sama pada SMP, SMA, S1, dan S-S lainnya. Rumus ini juga ga cuma saklek untuk biaya pendidikan tapi bisa dipake untuk membeli rumah berapa belas tahun lagi…ganti mobil berapa tahun lagi, dan sebagainya. Multipungsyon gitu looh.
Nah gimana kalo setelah diitung2 pake excel ternyata jumlah uang setorannya terlalu berat bagi kocek kita? Gampil, ubahlah tujuan sekolahnya. Ini yang namanya realita. Sesuaikan keinginan dengan keadaan. Kalo memang ga sanggup menyekolahkan anak di luar negeri, ya jangan maksa toh yoo… Jungkir balik nabung buat masa depan wong memenuhi kebutuhan masa kininya aj udah megap2. Dalam negeri juga banyak yang bagus, dan rejeki dari Allah ga kan tertutup kok. Impian ke luar negeri bisa saja terwujud walo ga dari kocek kita.
Kalo tetap keukueh mereukeuh ga mau ubah tujuan sekolah, pilihan kedua adalah ubahlah instrumen keuangannya. Nih saya kasi perbedaan jumlah setoran antara setor tabungan rencana dan reksadana saham.
Di tabungan rencana (biasanya bank banyak membuka jenis simpanan ini), pertumbuhan uangnya …berapa ya? Wanda, yang jelas ga sampai 10%/tahun. Oke, anggap aj sekitar 5% setahun ya. Maka perbandingan jumlah setoran perbulan adalah…jreng3x.
Silakan menyimpulkan sendiri kekekeke. Ga gitu keliatan bedanya antara 290rb dengan 571rb? Itu karena masih SMP. Coba kalau untuk S1 kedokteran UI yaaa, which is 18 taon lagi.
Pakai reksadana saham
Pakai reksadana saham
 
Pakai tabungan rencana
Pakai tabungan rencana
Giyahahahaha. Beda banget kaan? Karena waktu adalah sekutumu. Semakin lama penundaan, semakin besar kerugian. Tadi 8 tahun, sekarang 18 tahun. Tadi 22 juta, sekarang 270  jetiiiii.
Mau ambil instrumen keuangan yang pertumbuhannya sangat tinggi, mencapai 70-100%? Sok ambil saham tapi harus siap juga sama resikonya ya. Bisa2 malah terjerembab dan merugi. Semakin tinggi pertumbuhannya, semakin besar juga resikonya.
Oiya hampir lupa. Selalu revisi dan revisi tiap tahun rencana itu. Misalkan saja mulai nabung pas 2012. Berdasarkan rumus, harusnya pas 2013, terkumpul sekian juta. Kalo ternyata kurang, yooo tambahi biar genap angkanya. Namanya juga kan kita hanya prediksi ya. Dengan menggunakan banyak asumsi. Bisa saja kan inflasi pada saat itu lebih tinggi dari yang kita perkirakan. Bisa juga toooh, pertumbuhan uang kita ga setinggi yang kita harapkan. Makanya kudu terus dan terus dicek progressnya tiap tahun.
Eniwei, gw bukan pakar keuangan wakakaka, saya hanya karyawan kantor  biasa yang sedang berbicara tentang keuangan. Jadi kalau ada kesalahan disana sini, yooo maklumi wae. Kalau data reksadana saham saya lumayan memantau, tapi kalau data tabungan rencana mandiri…kekekekek, enggak tuh. Sok atuh kalo salah dibenerin ya. Yang jelas rumus excel teesbe dan reksadana saham selama ini telah sangat membantu keluarga gw untuk masalah keuangan.
Mau excelnya? Boleh banget, silakan comment aj di bawah yaks.
Cheers,
-febrie-

Investasi

Bebet,bibit,bobot…singkat kata = KUALITAS. I
Anda harus tahu, siapa “orang tua” pasangan Anda alias yang membesarkan dan mengatur pasangan Anda.
Bila orang tua si pasangan buruk perangai, 60% kelakuan pasangan Anda bisa jadi juga buruk. 
Perhatikan sang emiten, JANGAN HARGA SAHAMNYA, JANGAN JUGA RETURN SHORT TERM NYA. 
Anda dikompori untuk beli saham BCIC (Bank Century) tapi Anda sendiri gak pernah lihat gedungnya, cabangnya dan tidak tahu siapa managementnya, buat apa Anda beli? 
KENALI PERUSAHAAN yang Anda pilih. Jangan sampai Anda pilih saham dimana manajemen perusahaan tidak peduli dengan investornya.
I Deliver Happiness,
Dwika




Investasi Saham dan Bermain Saham ibarat seperti Orang Menikah/Pernikahan

www.investasi-saham.com
Ibarat sebuah pernikahan, investasi saham tidak lebih dan tidak kurang seperti itu. Anda harus benar-benar memahami segala sisi dan karakter pasangan Anda. Akan lebih sulit bila Anda tipikal orang yang cuek dan suka gonta-ganti pasangan, karena Anda tidak akan memahami siapa “calon” Anda, yang akan menemani dan memberi keuntungan bagi Anda. Yang namanya pernikahan itu juga membutuhkan komitmen tingkat tinggi, alias Anda dituntut harus betah dan SABAR dalam menghadapi tingkah laku pasangan Anda. Jadi, intinya, kalau Anda ingin investasi saham, belajarlah banyak BERSABAR dan mulai mengenali siapa pasangan Anda sebenarnya. Jangan sampai Anda juga ditinggal lari dan pasangan Anda menguras habis seluruh harta kekayaan Anda kan? 

Bagaimana proses dan tips dalam mencari jodoh dan punya rumah tangga yang sakinah? Baca terus kebawah…
Tahap pertama sebelum pernikahan, pasti Anda MENCARI DAN SELEKSI CALON PASANGAN ANDA. Disini Anda pusing, karena Anda terlalu ganteng dan cantik sehingga biasanya mencari pasangan yang ideal dan setidaknya pasangan favorit itu sulit. Dalam kehidupan RUMAH TANGGA SAHAM, biasanya Anda mencari jodoh Anda dengan berbagai cara: baik dari iklan jodoh, mak comblang, dukun, dari rumor, dari teman dan kadang Anda bisa gelap mata! Siapa saja pokoknya Anda dekati! Dalam dunia saham, Anda harus mengerti bahwa Anda punya BARGAINING POWER lebih tinggi. Banyak calon pasangan Anda sedang berkeliaran menunggu Anda untuk mendekati. Harus pintar cari jodoh! Anda bisa mulai baca koran bisnis yang mengulas investasi, bisa tanya broker Anda, teman, konsultan (saya juga termasuk lho..) atau ya, kalo Anda nekat – ini tidak dalam rekomendasi saya – Anda bisa pilih saham mana aja yang Anda pikir itu bagus.

Pernikahan itu biasanya dimulai dengan pacaran, dan pacaran dimulai dengan masa pendekatan. Di masa pendekatan ini, bijaksananya Anda tidak perlu memberikan 100% dari cinta Anda. Cukup dengan percobaan 10% dan makin meningkat bila ada KECOCOKAN. Di masa pendekatan ini, Anda harus tahu juga, SIAPA ANDA SEBENARNYA dan BAGAIMANA SIFAT ANDA…apakah Anda cocok dengan pasangan Anda saat ini? Itulah pertanyaan yang harus Anda ajukan kepada diri Anda sendiri. Jangan sampai nantinya sifat pasangan bisa bertabrakan dengan sifat Anda dan Anda frustasi karena TIDAK TAHU apa yang ada di kepala pasangan Anda. Terlebih lagi, jangan termakan emosi oleh mak comblang atau berita-berita di biro jodoh. Tidak perlu beli dalam jumlah besar, kalau perlu beli 1 lot = 500 lembar saja! Lihat dulu bagaimana kelanjutannya. Kalau broker Anda bilang beli BUMI padahal Anda tidak kenal dunia tambang/ energi sebanyak 10,000 lot, itu artinya Anda tajir berat tapi kurang rasional. Sama saja Anda judi atau beli kucing dalam karung. Bila Anda termakan berita dimana tahun 2007-2008 memang saham favorit adalah tambang & CPO dan memiliki volatilitas tinggi sementara Anda orangnya senewenan dan jantungan, jangan cari penyakit ya.

Orang zaman dahulu (mungkin sampai sekarang) mementingkan bebet,bibit,bobot…singkat kata = KUALITAS. Ini juga perlu Anda cermati, sebaiknya ketika masa pacaran. Anda harus tahu, siapa “orang tua” pasangan Anda alias yang membesarkan dan mengatur pasangan Anda. Bila orang tua si pasangan buruk perangai, 60% kelakuan pasangan Anda bisa jadi juga buruk. Kalau kata orang, JANGAN PERNAH MAIN API. Jadi kalau Anda sudah tahu bahwa pasangan Anda kualitas secara general jelek, ngapain juga Anda dekati, apalagi dipacari. 

Perhatikan sang emiten, JANGAN HARGA SAHAMNYA, JANGAN JUGA RETURN SHORT TERM NYA. Anda dikompori untuk beli saham BCIC (Bank Century) tapi Anda sendiri gak pernah lihat gedungnya, cabangnya dan tidak tahu siapa managementnya, buat apa Anda beli? Atau Anda disarankan beli UNTR (United Tractor) karena potensi tambang dan penjualan alat berat sedang dalam tren naik, tapi Anda sendiri seumur hidup gak pernah liat excavator..atau Anda gak tau apa beda batu bara dengan batu kali..Saya tidak bilang bahwa BCIC atau UNTR jelek atau bagus (itu penilaian Anda sendiri) tapi sebaikanya KENALI PERUSAHAAN yang Anda pilih. Jangan sampai Anda pilih saham dimana manajemen perusahaan tidak peduli dengan investornya.

Di dalam kehidupan pernikahan, Anda biasanya juga harus mulai beradaptasi, dan masa terberat adalah 1 – 5 tahun pertama. Disini komitmen Anda dipertanyakan, dan Anda juga harus mulai memberi perhatian lebih dengan keluarga pasangan Anda. Anda harus lebih dekat dengan orang tua, apalagi kalau punya “KELUARGA BESAR” dan saudara-saudaranya banyak. Kalau perusahaan ini sebuah group besar seperti INDF (Indofood), atau saham-saham grup Bakrie (BTEL,ELTY,BUMI,ENRG,UNSP), dsb. Anda harus mengenal mereka semua juga, bagaimana kiprah mereka selama ini. Rantai uang masuk dan keluar di antara grup juga perlu Anda pelajari dengan seksama. Dan yang lebih sulit lagi, Anda harus cari informasi tentang anak perusahaan yang tidak listed di bursa. Ini tentu saja makan waktu dan usaha yang cukup gigih. Selain lebih dekat dengan keluarga, Anda tentu saja harus memberikan perhatian dan secara finansial MENGHIDUPI pasangan Anda, dengan harapan adanya hubungan timbal balik. Disini rasa cinta Anda sudah mulai berkembang menjadi 50 – 70%.

Yang namanya manusia, tentu saja ada memori bagi cinta Anda bagi wanita atau laki2 yang pernah Anda dekati dan pacari, ini normal kok. Anda TIDAK DAPAT MENGHAPUS MEMORI BAIK DAN BURUK. Jadinya kadang Anda sah-sah saja untuk menyimpan atau menyisakan perasaan Anda. Bila Anda akhirnya memutuskan untuk membeli saham BBRI (Bank Rakyat Indonesia) karena Anda suka dengan style mereka yang anteng dan capitalnya gede banget, maka Anda sudah harus memiliki rencana untuk menambah investasi Anda secara periodik, dari 10 lot, naik 20 lot, dst. Tapi Anda juga sah-sah saja untuk tetap DIVERSIFIKASI di industri lain misalnya Anda beli ELTY (Bakrieland) atau di sektor yang sama misalnya BMRI (Bank Mandiri) dengan porsi yang lebih sedikit. Anggap saja sebagai pembanding. Bagaimana dengan poligamy di saham? Ini sih terserah Anda. Kalau Anda merasa mampu dan bisa meluangkan PERHATIAN dan UANG Anda secara konsisten dan tidak berat sebelah, mengapa tidak? Kembali lagi, rumah tangga Anda itu urusan Anda, bukan saya.

Yang pasti, JANGAN LUPA DARI TUJUAN SEMULA DARI PERNIKAHAN ANDA. Bila Anda suka coba-coba dan merasa bahwa hidup Anda tidak komplet tanpa memiliki lebih dari 1 saham andalan, why not? Anda bisa saja suka dan ingin punya portfolio yang terdiri dari 10 macam saham pilihan Anda. Yang namanya pernikahan itu, PASTI TERJADI SIKLUS dimana Anda merasa jenuh atau bahkan sudah terlihat KETIDAKCOCOKAN besar dengan pasangan Anda, biasanya karena Anda merasa sudah dirugikan. Dirugikan ini bisa jadi karena ada paksaan orang tua, saudara atau biasanya kondisi external seperti ekonomi memang sedang susah atau pasangan Anda sudah TIDAK PEDULI DAN MEMBAWA LARI UANG ANDA.

Sering pasangan itu BERUBAH 180 DERAJAT dan menjadi orang yang tidak kenali lagi. Hal yang paling parah adalah PASANGAN ANDA MENINGGAL. Saham yang Anda pegang tiba-tiba berubah menjadi saham gorengan, yang biasanya anteng menjadi volatile tingkat tinggi. Ini pernah dan sedang terjadi di BUMI. Bisa juga, saham yang Anda miliki stagnan terus seperti CTRA yang belum rebound dan stagnan di 470an setelah mengalami penurunan 800an. Atau bisa jadi, saham Anda tiba-tiba delisted karena laporan keuangannya sangat jelek dan tidak pantas untuk diperdagangkan. Mungkin juga, saham Anda tiba-tiba dipaksa harus kembali sebagian ke orang tua seperti BUMI dibeli oleh BNBR. Pokoknya, apapun itu ternyata tidak sesuai dengan ekspekstasi Anda…

Ada masa senang dan ada masa susah. Kalau Anda sebagai pasangan yang baik, pasti Anda mendukung di kala susah dan ikut senang bila pasangan Anda bekerja keras bagi Anda bukan? Karena dengan bekerja keras, artinya pasangan Anda peduli dan mencintai Anda. Ada hubungan timbal balik yang serasi. Itulah yang disebut dengan keluarga yang harmonis. Jangan juga Anda tiba-tiba lari menuju pasangan tetangga sebelah karena dalam masa sulit pasangan Anda jadi “tidak menarik”, banyak masalah, banyak tingkah, banyak masakan gosong, malas merawat tubuh, dll. Keadaan ekonomi global yang lagi mawut ini karena insiden subprime mortgage crisis dan inflasi minyak sudah sepantasnya membuat kinerja saham yang Anda pegang mengalami koreksi. Bila Anda pasangan yang banyak, dukunglah sebaliknya. Karena pasti akan ada “balasan” yang setimpal. Jangan mentang-mentang sektor lain lagi gencar, Anda bisa pindah sesuka hati. Tenang saja, toh ini kan masalah eksternal, tapi bila sudah merembet masalah internal, ya patut Anda pertanyakan kembali. Tegas tapi flexible, begitulah. Hal yang terakhir, namanya saja kehidupan rumah tangga. Saya balik ke point paling pertama, yaitu SABAR.

Pernikahan itu diharapkan bisa langgeng dan tahan lama. Tidak sebentar-bentar ngambek, pergi dari rumah, selingkuh, dll. Semua ada prosesnya. Ya itu tadi, cobalah untuk menghadapi pernikahan tanpa gentar sampai lama, syukur kalo bisa sampai tahap ulang tahun pernikahan perak. Anda mengharapkan kehadiran buah hati dalam keluaga? Tentu saja, berapa jumlah anak yang Anda inginkan tentu saja merupakan hasil diskusi dan kemampuan pasangan Anda. Investasi beda dengan trading saham atau swing. Anda harus betah dan nyaman sampai lama. Kalau cuma 6 bulan atau 1 tahun, itu masih bisa disebut swinger. Masa dalam kehidupan sebenarnya Anda menikah cuma 1 tahun? Saya harap Anda mengerti bahwa investasi itu normalnya diatas 5 tahun. Range 5 – 10 tahun. Bagus kalau bisa ada anak dan anak Anda sehat alias saham yang Anda pegang bisa memberi keuntungan > 100%. Bila ternyata saham yang Anda pegang bisa memberi Anda > 500% dalam waktu 5 tahun, artinya Anda benar-benar harus bersyukur karena tidak semua pasangan saham Anda mampu untuk memberi 2 anak alias >200%. Sekali lagi, tentunya Anda harus benar-benar jago memilih dari awal.