link: Mananging Consultant

Cari Blog Ini

Minggu, 06 Januari 2013

Presentasi itu adalah Anda

 Presentasi itu adalah Anda, dan selebihnya hanya alat bantu.
Alat bantu visual yang terbaik, adalah yang paling sederhana. 
Sebab, alat bantu visual adalah alat bantu. Bukan presentasi itu sendiri.
I Care About You,
Dwika






Lebih Efektif Dengan Flip Chart
QA-Communication


Terjemahan bebas dari materi oleh:
Lenny Laskowski
LJL Seminars

Alat bantu visual yang terbaik, adalah yang paling sederhana. Sebab, alat bantu visual adalah alat bantu. Bukan presentasi itu sendiri. Presentasi itu adalah Anda, dan selebihnya hanya alat bantu.

Salah satu alat bantu yang telah terbukti baik dan masih digunakan hingga saat ini adalah flip chart. Flip chart cocok digunakan di depan audience yang cukup kecil, 30 sampai 50 orang atau kurang.

Keuntungan flip chart adalah:

1. Tidak perlu listrik. Anda tidak perlu pusing dengan kabel atau khawatir tentang mati lampu;

2. Ekonomis. Anda tidak memerlukan film atau printer untuk menghasilkan bahan presentasi;

3. Warna bisa ditambahkan dengan mudah. Spidol sudah cukup;

4. Peluang untuk spontanitas. Setiap kemungkin di detik terakhir bisa tetap diekspresikan dengan baik.

Tips:

1. Flip chart yang baik punya penjepit di bagian atas, dan mampu menampung segala jenis bahan yang biasa digunakan;

2. Yakinkan bahwa kertas atau bahan -- jika Anda membawanya sendiri dari rumah -- dapat muat pada penjepit dan flip chart itu sendiri dapat berdiri dengan tegak dan stabil. Perhatikan bahwa beberapa jenis penjepit menggunakan lubang;

3. Bahan atau kertas flip chart biasanya dijual satu paket. Bahan ini bisa polos atau bergaris-garis (matriks). Bahan bergaris dapat digunakan untuk menggambar garis lurus, dan menjaga teks agar tetap rata. Jika penjepit pada flip chart menggunakan lubang, sesuaikan dengan bahannya. Susah payah dalam melepaskan bahan untuk diganti dengan yang baru, adalah pemandangan yang lucu di depan audience. Perhatikan bahwa di Indonesia, yang biasa digunakan adalah jenis yang langsung bisa dibalik ke belakang;

4. Jika Akan menggambar sesuatu yang cukup rumit atau perlu presisi, siapkan "contekannya" di kertas biasa;

5. Jika memungkinkan, gambarlah "draft" terlebih dahulu menggunakan pensil. Jangan gunakan huruf besar semua. Kombinasi yang benar akan memudahkan audience membacanya. Pakailah aturan 7 x 7. Tujuh kata per baris dan tujuh baris per halaman;

6. Gunakan spidol yang benar. Jangan gunakan spidol yang meleleh, atau kertas yang dapat membuat spidol meleleh atau tembus ke belakang. Waspadai baunya. Jangan terlalu keras. Ada spidol yang aromanya buah-buahan. Ini bisa jadi lebih menarik;

7. Hindari warna kuning, pink, atau oranye. Warna ini sangat sulit dilihat oleh audience dalam segala kondisi pencahayaan. Jangan buat audience Anda mengernyitkan matanya. Hindari warna yang terlalu banyak, cukup satu warna gelap dan satu warna aksen;

8. Anda bisa menulis tipis dengan pensil, setiap poin yang Anda perlukan untuk "contekan". Audience tidak akan melihatnya. Anda juga bisa menulis tentang poin berikutnya. Dengan ini, Anad bisa memperkenalkan halaman berikutnya dengan manis;

9. Jika ada yang salah, Anda bisa mencoretnya. Untuk kesalahan yang memakan ruang peraga lebih besar, gunakan flip chart pengganti;

10. Gunakan kertas kosong atau bahan penyekat antar halaman, jika bahan Anda cenderung tembus pandang;

11. Jika Anda membawa sendiri bahan Anda, lindungi sejak dari rumah atau dari kantor. Rawat baik-baik. Kena hujan bisa berabe.

Membuat flip chart sendiri -- bukan spontan, akan memakan waktu. Perhitungkan soal waktu termasuk untuk melakukan review dan perbaikan. Jika bahan Anda adalah print-out komputer, Anda harus memahami bagaimana perilaku printer Anda.

QA-Communication

Saling percaya

REFERENSI PENGALAMAN yang paling penting untuk eksposisi dalam konteks public speaking. 
Pola ini secara langsung mengaitkan sesuatu hal, dengan berbagai pengalaman yang dialami oleh audience Anda. Manfaatkan pola ini untuk  membangun rasa saling percaya dan saling terbuka dengan audience Anda.
I care About You,
Dwika






Mempengaruhi Audience (Eksposisi)
QA-Communication


Sebagai pembicara, Anda jelas ingin mempengaruhi audience Anda. Dan Anda harus tahu apa saja yang bisa digunakan, untuk mempengaruhi mereka. Apa saja karakteristiknya dan bagaimana cara kerjanya. Anda ingin audience Anda terpengaruh dan menjadi pengikut Anda.

Mempengaruhi audience bisa dilakukan dengan banyak cara. Cara yang paling umum adalah:

1. Eksposisi;
2. Deskripsi;
3. Narasi;
4. Sugesti;
5. Argumentasi;
6. Persuasi.

Pada dasarnya, Anda sebagai pembicara telah meramu semuanya ke dalam sesi bicara. Anda sadari, atau tidak Anda sadari. Anda telah melakukannya. Dan bila Kita mempelajari bagaimana dan apa seluk beluknya, Kita akan bisa lebih efisien dan efektif sebagai pembicara.

Kita akan memulainya dengan eksposisi. Tips berikut adalah ringkasan dari BAB XIX buku Dale Carnegie, "The Arts of Public Speaking".

KARAKTER EKSPOSISI
Eksposisi, berasal dari kata "ekspos" yang kurang lebih artinya adalah menelanjangi, membuka penutup atau tirai, atau menunjukkan fakta yang ada di dalam. Dengan kata lain, eksposisi adalah penjelasan, yang sebisa mungkin sejelas-jelasnya.

Jangan gunakan eksposisi tidak menggambarkan sesuatu, karena itu akan menjadi deskripsi. Eksposisi adalah menjelaskan pengertian "mobil" dengan terminologi yang spesifik, menamai berbagai karakter yang merupakan "spare part mobil", dan menjelaskan bagaimana cara kerjanya.

Jangan jelaskan jawaban dari pertanyaan "bagaimana itu terjadi" dengan eksposisi, karena itu namanya narasi.

Jangan gunakan eksposisi untuk berurusan dengan alasan dan keterkaitan antar hal. Itu namanya argumentasi. Jika menjelaskan bagaimana sebuah mobil lebih baik dari mobil yang lain, itu argumentasi.

Robert E Peary menemukan kutub utara. Ia menjelaskan instrumen yang digunakannya untuk menentukan garis lintang dan bujur dengan eksposisi. Ia menggambarkan peralatan yang digunakannya itu dengan deskripsi. Ia menceritakan petualangannya dengan narasi. Kemudian, ia menggunakan semuanya saat diwawancarai oleh media massa.

Eksposisi sepenuhnya berada di wilayah intelektual dan "tanpa perasaan". Anda mengatakannya, hanya sekedar untuk memberi informasi tentang fakta. Atau, Anda hanya melakukan penggalian fakta dan menguraikannya untuk mereka. Dan, eksposisi akan selesai manakala Anda dan audience Anda telah sepakat mengenai sesuatu. Setelah itu, sesi bicara baru bisa dilanjutkan.

PENTINGNYA EKSPOSISI
Secara sederhana, tujuan atau sasaran eksposisi adalah menyamakan informasi dasar agar tidak muncul salah tangkap atau salah persepsi. Dalam hal ini, ada semacam jebakan yang harus diwaspadai, yaitu eksposisi yang terlalu pendek dan eksposisi yang terlalu panjang.

Eksposisi yang terlalu pendek akan mengakibatkan keragu-raguan di sisi audience. Dengan begitu, berbagai interaksi Anda dan mereka di tahap berikutnya, akan berkemungkinan tulalit.

Eksposisi yang terlalu panjang akan mengakibatkan rasa tidak enak di sisi audience, karena mereka, merasa Anda anggap rendah intelektualitasnya.

KEGUNAAN EKSPOSISI
Eksposisi berguna untuk penyamaan persepsi tentang suatu informasi. Ia hanya menjelaskan sesuatu apa adanya, tanpa emosi dan tanpa rasa. Dengan metode ini, apa yang ingin Anda capai adalah kesepahaman dasar sebelum pembicaraan dilanjutkan lebih jauh.

Berikut ini adalah berbagai metode yang dapat Anda gunakan dalam menyampaikan eksposisi.

DEFINISI
Ini klasik. Anda memberi penjelasan atas berbagai batasan alias limitasi. Anda bisa memulainya dari segi bahasa dan akar kata. Ini yang paling umum. "Menurut kamus Webster, arti ... adalah ..."

KONTRAS DAN ANTITESIS
Ini untuk memperkuat definisi. Caranya, Anda menunjukkan perbedaan sesuatu dari sesuatu yang lain. Dalam praktek public speaking, disadari atau tidak, model inilah yang mendominasi eksposisi. Secara alamiah, Anda sebagai pembicara akan memperluas dan mempertajam berbagai definisi yang telah Anda sampaikan.

CONTOH-CONTOH
Ini juga merupakan cara untuk memperkuat definis ke tingkat yang lebih bisa diterima. Anda kemukakan saja berbagai contoh yang menurut Anda paling akurat.

ANALOGI
Ini adalah salah satu metode yang paling bermanfaat dalam teknik eksposisi. Sebab, ia bisa menjelaskan suatu informasi dalam cara dan tingkat pengetahuan yang lebih bisa diterima secara luas. Dengan kata lain, Anda menggunakan "bahasa" yang sama dengan "bahasa" audience Anda.

DISCARDING
Anda menyingkirkan atau mengeluarkan sesuatu dari berbagai batasan atau definisi yang sudah Anda sampaikan. Dengan kata lain, apa saja yang tidak termasuk atau tidak sama dengan definisi Anda. "Di dalam pengertian ..., tidak termasuk ...".

KLASIFIKASI
Anda melakukan pengelompokan. Berdasarkan urutan proses, kesamaan sifat, kemiripan karakter, atau kesamaan tabiat dan perilaku sesuatu. "Di masyarakat, tradisi ini dikenal dengan sebutan ..."

ANALISIS
Anda memperbedakan berbagai bagian yang dianggap penting. Pembedaan bisa dilakukan berdasarkan waktu, tempat, atau logika.

DIVISI
Anda "mempreteli" bagian demi bagian, yang sengaja Anda lakukan agar sesi bicara bisa lebih fokus dan bisa lebih nyaman dinikmati. Satu per satu. Cirinya, Anda sering menggunakan elemen transisi "Berikutnya..","Yang ke dua..."

GENERALISASI
Anda menjelaskan prinsip-prinsip dasar tentang sesuatu. Anda menurunkannya dari karakteristik berbagai hal yang individual sifatnya. Dalam ilmu logika, ini biasa disebut dengan metode induksi.

REFERENSI PENGALAMAN
Inilah yang paling penting untuk eksposisi dalam konteks public speaking. Karena, pola ini secara langsung mengaitkan sesuatu hal, dengan berbagai pengalaman yang dialami oleh audience Anda. Manfaatkan pola ini untuk membangun rasa saling percaya dan saling terbuka dengan audience Anda.

Jangan lupakan eksposisi. Ini penting agar Anda dan audience berada di arena yang sama. Tidak perlu terlalu pendek, jangan juga terlalu panjang.
QA-Communication

Batin Anda

Berilah makanan untuk batin Anda. Suplailah jiwa Anda. Taklukkan otak dan perasaan Anda dengan kekayaan jiwa.
Saat Anda bangun, ungkapkan pernyataan yang meng-afirmasi diri sendiri.
"Saya siap!""Saya bisa!" "Sebab Saya sudah berdoa, Shalat Dhuha dan membaca Basmallah."
I care About You,
Dwika





Bicara Internal Untuk Mengurangi Stress
Terjemahan bebas dari materi oleh:
Suzanne Zoglio, Ph.D.
Motivational Speaker

Zaman ini adalah zaman edan. Zaman yang penuh kegilaan. Zaman yang penuh kejutan. Tak terduga, menyentak jiwa, dan menyakitkan tentu saja. Zaman ini adalah zaman di mana orang mengalami stress. Mengalami tekanan jiwa yang tak pernah diduga sebelumnya. Tak terbayangkan akan menimpa diri kita. Dan biasanya kita akan bertanya "Kok Saya?"

Bagaimana memanfaatkan kemampuan dasar kita dalam berkomunikasi untuk membantu keadaan ini?

Berbicara, tidak dilakukan dengan hanya membuka mulut dan bersuara. Sebab, itu berbicara untuk didengar orang lain. Pernahkah kita berbicara pada diri sendiri? Jika kita sudah jarang melakukannya, maka latihlah lagi kemampuan dasar ini agar kita selamat dari prahara dan anarki. Bicaralah pada diri sendiri. Inilah kekuatan dasar Anda yang akan sangat menentukan kualitas eksternal Anda. Berkomunikasilah secara internal.

Dan tentu saja, ini ada ilmu dan tekniknya. Ada tips dan triknya juga.

1. METODE JIKA
Coba lakukan ini suatu hari. Setidaknya hanya untuk hari itu saja. Ubahlah "pernyataan pembatasan" Anda, menjadi "pernyataan strategi".

"Saya nggak bakal dapat promosi."

Ubah batasan itu menjadi:

"Saya bisa dapat promosi suatu hari, JIKA Saya bisa berprestasi dan menonjol di suatu sisi."

2. METODE BERTANYA
Belajarlah untuk mengalihrupakan setiap keluhan (Anda dan orang di sekitar Anda) menjadi suatu pertanyaan. Keluhan adalah tanda kekalahan. Pertanyaan di sisi yang lain, adalah tuntutan untuk suatu jawaban. Dan jawaban itu, bermuara pada solusi.

"Setiap orang jelek sekali moodnya hari ini!"

Ubah kekalahan itu menjadi:

"Apa yang bisa Saya lakukan untuk menceriakan suasana?"

3. METODE BAHASA
Waspadai bahasa Anda. Seperti dua contoh di atas, bahasa dan bicara adalah sesuatu yang teramat penting untuk dijaga. Bicara baik atau diam. Mulutmu harimaumu. Dan sebagainya. Anda mungkin bisa mengatakan ini:

"Dasar idiot! Kamu selalu saja melakukannya!"

Berhentilah seketika, saat Anda mulai melukai orang lain secara pribadi.

Ubah serangan itu menjadi:

"Ya sudahlah. Dalam situasi ini, kamu sudah mencoba sebisanya."

Jika Anda masih belum puas dan merasa masih ingin "membahasnya", lakukan dengan cara yang sama. Ganti setiap serangan dengan pertanyaan yang sehat dan permakluman.

4. METODE "MENGAPA TIDAK?"
Kondisi mood dan "cuaca" hati seringkali membuat kita menjadi malas. Dan Anda, mulai merasa "harus" melakukan sesuatu. Ubahlah keharusan itu menjadi keinginan. Menjadi pilihan dan keikhlasan. Jika Anda mulai mempertimbangkan opsi dan pilihan, dari pada bereaksi mengikuti bad mood, Anda akan mulai menemukan jalan.

Selalulah bertanya:

"Mengapa tidak?"
"Apa salahnya Saya melakukan itu?"
"Apa ruginya?"
"Emang bisa ngelukain Saya?"

5. METODE PENGUJIAN "YA!"
Jika Anda menemukan diri Anda berpikir:

"Saya sebenarnya nggak mau, tapi Saya benar-benar harus melakukannya."

Tolong pikirkan ulang sekali lagi, dan jangan jadikan "ya" sebagai kebiasaan yang otomatis. Anda harus melakukannya dengan penuh kesadaran. Bertanyalah sekali sebelum melangkah lebih lanjut:

"Apa permintaan itu memang tepat?"
"Apakah Saya memang orangnya?"
"Apakah Saya bisa menegosiasi deadlinenya?"

Jika Anda tetap bisa menjawab "ya", maka silahkan teruskan. Jika tidak, tolak saja.

6. METODE "RENCANA 1 MENIT"
Ada saatnya di mana Anda merasa seperti pembalap F-1 di sirkuit. Bedanya, hari itu Anda sedang memacu hidup Anda sendiri. Waspadalah, sebab jika tidak, Andalah yang akan mematahkan batang leher sendiri.

Jika Anda merasa sedang berperilaku demikian, beri waktu sekitar 1 menit untuk menyusun rencana. Dalam 1 menit itu, inilah yang perlu Anda lakukan:

- Tulis 10 hal yang harus Anda lakukan, capai atau selesaikan hari itu;
- Bagi dalam tiga blok besar sesuai dengan tingkat kepentingannya. 1-3, 4-6, dan 7-10;
- Mulailah men-tackle (musim bola nih!) yang ranking pertama.

Prioritas atau first thing first menurut Covey.

7. METODE "ISTIRAHAT 1 MENIT"
Ini adalah resep 3x sehari. Lakukan setidaknya tiga kali sehari. Lakukan 1 menit istirahat untuk sekedar "memperbaiki" pernafasan Anda. Sungguh, kondisi stress pasti menyelewengkan proses normal cara bernafas Anda.

Berdiri tegak, ambil nafas panjang dan dalam, gunakan pernafasan perut. Lakukan hitungan enam detik. Enam detik menarik, enam detik menahan dan enam detik mengeluarkan. Jika Anda tidak bisa enam detik, kayaknya Anda harus ke dokter untuk memeriksakannya. Stress Anda sudah melewati ambang batas. Lakukan aktivitas ini dalam lima siklus.

Kita mungkin sering lupa melakukannya, tapi percayalah, apapun akan bisa Anda lakukan dengan lebih efisien di menit berikutnya.

8. METODE MENGHADAPI "BLAME GAME"
Di zaman ini, "blame game" sudah menjadi tren tersendiri.

"Kamu ini gimana sih!"
"Cewek itu bikin darah Gua mendidih!"
"Ngobrol ama Dia bikin pening sampe ke ubun-ubun!"
"Rusak dah hari Gua!"
"Ini kantor bikin sumpek!"

Perhatikanlah bahwa jika Anda melakukannya, Anda telah menyumbang 'sesuatu' di sana. Yaitu, Anda telah memicu dan mendongkrak stress Anda sendiri. Orang lain tidak akan bisa membuat Anda stress tanpa bantuan Anda. Jika tidak berhati-hati, Anda malah meng-empower-nya.

9. METODE "UJI EKSPEKTASI"
Otak Anda mungkin menjerit, "Cepetan dong! Lambreta nih!" Uji lagi ekspektasi Anda.

- Apakah 'to do list' Anda memang do-able?
- Apakah semua itu memang aturable?
- Apakah itu realistis?

Cobalah Anda tengok daftar 'done' Anda lagi. Dengan hanya mundur selangkah dan melihat apa yang telah Anda capai, lakukan atau selesaikan, Anda akan segera tahu bahwa Anda sebenarnya mengalami kemajuan. Selangkah mundur, adalah break Anda yang membantu agar Anda sendiri tidak mengalami 'break'.

10. METODE POMPA
Berilah makanan untuk batin Anda. Suplailah jiwa Anda. Taklukkan otak dan perasaan Anda dengan kekayaan jiwa.

Saat Anda bangun, ungkapkan pernyataan yang meng-afirmasi diri sendiri.

"Saya siap!"
"Saya bisa!"
"Sebab Saya sudah berdoa, Shalat Dhuha dan membaca Basmallah."
"Maka: Insya Allah!"

Catatan moderator:Di sinilah bedanya ilmu barat yang sekuler dan humanis, dari ilmu ketimuran yang penuh dengan nilai religi. Mereka sering meletakkan nilai-nilai tinggi di tempat rendah, hanya karena persoalan sekuler, ilmiah dan humanis. Saran Saya, jadikan tips nomor 10 ini sebagai tips yang pertama, karena begitulah yang seharusnya. BTW, Saya sering utak-atik yang beginian dalam buku Saya "Berpikir Diagonal" -- yang sampai saat ini baru BAB III dan entah kapan selesainya.

Ingatlah bahwa satu harian ini, dari pagi sampai matahari tenggelam nanti, Anda akan dibombardir dengan berbagai 'pesan' positif dan negatif. Oleh sebab itu, setup-lah filter Anda, dan pilihlah pesan mana yang ingin Anda olah dan menjadi bagian dari hidup Anda.

Latihan dasar berkomunikasi secara internal ini, menentukan bagaimana Anda berkomunikasi secara eksternal.
QA-Communication

Libatkan emosi

Dari keseluruhan deskripsi Anda, bagian awal dan bagian akhir harus menjadi bagian-bagian yang paling mengesankan, dan penting untuk diingat berlama-lama.
Setiap gambaran deskripsi haruslah bulat, jelas dan jernih. Libatkan setiap emosi yang sesuai dengan gambaran Anda. Kemudian, upayakan agar emosi-emosi itu juga diproduksi pada saat yang sama di kepala mereka. Ingatlah bahwa deskripsi adalah panas dan emosional.
I care About You,
Dwika






Mempengaruhi Audience (Deskripsi)
QA-Communication


Tips ini adalah ringkasan dari Bab XX buku Dale Carnegie "The Art of Public Speaking", sebagai kelanjutan dari Tips #72: Mempengaruhi
Audience dengan Eksposisi.

KARAKTER
Mendeskripsikan, berarti memanggil kembali berbagai gambaran dan bayangan yang ada di kepala audience. Mendeskripsikan, berarti memberi visualisasi. Alat dan kelengkapannya, adalah segala apa yang ada hubungannya dengan artis pelukis. Kuas, cat, warna, cahaya, stroke, garis, bidang (topinya yang lucu...). Deskripsi bicara tentang efek, dan tidak tentang struktur teknis.

Eksposisi:Umum, ide, abstrak, internal, angka, jumlah, intelektual, non personal.

Deskripsi:Khusus, membendakan, kongkrit, eksternal, huruf, tulisan, kata, panca indera, personal.

Mendeskripsikan sesuatu, berarti memvisualisasikan segala hal yang pernah dilihat sendiri oleh pembicara (personal-subjektif). Melihat sendiri dengan "mata" atau melihat sendiri dengan "mata batin". Penekanannya, ada di "mata batin".

Deskripsi:- Scientific description;
- Artistic description.

METODE
Deskripsi pada dasarnya tidak hanya "mengatakan", lebih dari itu deskripsi adalah "mengusulkan" gambaran atau bayangan tentang sesuatu hal kepada pikiran audience. Oleh sebab itu, kemampuan mendeskripsi sangat tergantung pada keahlian memberi usulan dan masukan.

Berikut ini adalah macam-macam bentuk deskripsi.

PETUNJUK SEDERHANA
"Kucing itu lebat sekali bulunya."

GAMBARAN EFEK
"Pemandangan itu tak urung membuatnya pucat pasi."

JULUKAN ATAU GELARAN
"Tinggi tubuhnya yang di atas rata-rata tinggi orang Indonesia, membuat teman-teman Rudi memanggilnya 'tiang listrik'".

KATA KIASAN
"Saat ini, Indonesia sedang menjadi bulan-bulanan kemarahan buminya sendiri."

LANGSUNG
"Gelas itu tersenggol sikunya, jatuh ke lantai, dan pecah berkeping-keping."

Deskripsi langsung dari sebuah even langsung (live show), dengan satu atau dua paragraf, seringkali menjadi catatan sejarah. Komentar seorang komentator olah raga, bisa menjadi contoh yang menarik:

"Somad mengejar bola. Dudung mengambil posisi di kiri. Oper ke Budi. Terlalu rendah saudara-saudara. Disundul!. Bola melenceng ke arah kiri dan keluar. Mahmud melempar bola ke dalam. Direbut Jangkung! Terjadi sengketa di mulut gawang... Goooool!."

Pada pertandingan yang amat memikat, deskripsi seperti di atas bisa bertahan puluhan tahun. Dan pada saat diceritakan kembali, ia tak seperti masa lalu, melainkan seperti kejadian nyata yang berlangsung tepat di hadapan audience.

Sekarang, apa saja tips terbaik untuk menyampaikan deskripsi Anda?

PUTUSKAN SUDUT PANDANG
Jika Anda bercerita tentang situasi dan keadaa Gunung Merapi yang sedang murka, pendengar Anda tidak bisa membayangkan 'melihat' Gunung Merapi dari semua sisi. Oleh sebab itu, penyebutan hal-hal spesifik, seperti nama desa atau arah mata angin misalnya, menjadi hal yang penting dan tidak boleh dilupakan. Desa Kinaharjo, Kawasan Kaliurang, Kali Gendol dan seterusnya. Ambil sudut pandang, dan jangan lupa memberitahu saat Anda berpindah ke sudut pandang yang lain.

"Sekarang kita beralih ke Desa Sentul di Utara Gunung Merapi."

PILIH SIKAP TERHADAP SUBJEK
Jangan menceritakan soal Gunung Merapi yang sedang menyemburkan 'wedhus gembel' dan membuat orang-orang desa berlarian dengan panik, dengan wajah ceria atau sambil tertawa.

"He...he...lihatlah para pemirsa, mereka berlarian jungkir balik seperti dunia ini mau kiamat saja."

Itu sama sekali tidak lucu.

SESUAIKAN MOOD
Kurang lebih sama dengan yang di atas. Mood, berkaitan dengan ekspresi internal. Sikap, berkaitan dengan ekspresi eksternal atau penampakan fisik.

PERHATIKAN URUTAN DAN KEMULUSAN
Berikan gambaran yang logis dan mulus saat menggeser deskripsi dari:

- Maju dan mundur;
- Jauh dan dekat;
- Dulu, sekarang, nanti;
- Umum dan khusus;
- Besar dan kecil;
- Penting dan tidak penting;
- Fisik dan mental.

Begitulah yang berlaku untuk proses bolak-balik dari satu ekstrem ke ekstrem lainnya. Percampuran dan ketidakteraturan atau ketidakurutan dalam deskripsi, akan membuat audience Anda terbingung-bingung mengikuti Anda.

BUANG YANG TAK BERGUNA
Pilihlah gambaran yang memang signifikan. Pilihlah menjadi 'usulan', apa-apa yang paling kuat untuk divisualisasi oleh audience Anda. Begitu pula, buang segala kata atau kalimat yang tidak berguna. Ingatlah bahwa segala hal berpotensi memperkuat atau memperlemah gambaran Anda.

SESUAIKAN DENGAN ISI KEPALA MEREKA
Berikanlah uraian yang memang mungkin menjadi bahan baku untuk gambaran audience Anda. Usahakan agar 'usul gambar' Anda memang bisa dicerna dan diterima sebagai gambaran yang masuk akal bagi mereka.

BULAT DAN TIDAK MBULAT
Setiap gambaran deskripsi haruslah bulat, jelas dan jernih. Libatkan setiap emosi yang sesuai dengan gambaran Anda. Kemudian, upayakan agar emosi-emosi itu juga diproduksi pada saat yang sama di kepala mereka. Ingatlah bahwa deskripsi adalah panas dan emosional.

Terakhir, ingatlah bahwa dari keseluruhan deskripsi Anda, bagian awal dan bagian akhir harus menjadi bagian-bagian yang paling mengesankan, dan penting untuk diingat berlama-lama.


Senyum dan bahagia

Bicaralah dengan senyum dan bahagia. Itu menghilangkan gugup dan takut Anda. Itu membuat audience menyukai Anda. Dan itu membuat Anda berdua bahagia.
Jadikan diri Anda sendiri sebagai objeknya. Tentu saja, tanpa merendahkan harga diri Anda sendiri. Dan itu, ada banyak cara. Jangan jadikan orang lain sebagai objek humor Anda, kecuali Anda menjadikan mereka anonim. Itupun, bukan orang yang ada di hadapan Anda.
I Care About You,
Dwika



MELUCU DENGAN BIJAK
QA-Communication
Terjemahan bebas dari materi oleh:
Paul Joslyn, Professional Speakers Association

Melucu atau bercanda secara berlebihan, adalah terlarang. Akan tetapi, sesi bicara Anda juga tidak semestinya kering dan kerontang. Sebab itu akan jadi membosankan, atau setidaknya datar-datar saja. Humor atau candaan digunakan untuk membuat psikologis audience tetap awas dan segar. Dan dengan begitu, apa yang disampaikan pembicara juga akan lebih mudah diterima. Lihatlah bagaimana Aa Gym pun menggunakan canda. Itulah salah satu sebabnya, orang tak tertidur saat mendengar tausiahnya. Sekali lagi, tanpa berlebihan.

HINDARI APA YANG HARUS DIHINDARI
Hindari topik humor yang rasis, gender, atau humor yang audience akan berkeberatan mendengarkannya. Mereka akan kecewa, atau bahkan marah kepada Anda. Cara ini tidak cerdas, melainkan kasar. Siapasih dari kita yang senang dipermainkan?

RELEVANSI
Gunakan humor yang relevan dengan sesi bicara.

ANDA OBJEKNYA
Jadikan diri Anda sendiri sebagai objeknya. Tentu saja, tanpa merendahkan harga diri Anda sendiri. Dan itu, ada banyak cara. Jangan jadikan orang lain sebagai objek humor Anda, kecuali Anda menjadikan mereka anonim. Itupun, bukan orang yang ada di hadapan Anda.

BUKAN ORANG LAIN OBJEKNYA
Jangan jadikan bahan humor orang-orang yang menjadi panitia acara, boss, atasan, eo, direksi, atau orang lain yang juga menjadi pembicara. Jika Anda lakukan, humor Anda akan menelan Anda bulat-bulat.

MINTA BANTUAN PROFESIONAL
Jika memungkinkan, Anda bisa meminta bantuan penulis komedi. Di negara maju, ini sudah jadi profesi. Jika belum ada, Anda malah bisa memulainya, seperti orang-orang Republik BBM. Gunakan kemampuan bercanda Anda dengan bijak. Anda mungkin lucu, tapi jelas tak akan lucu lagi, jika Anda sampai melukai hati orang lain.

Melucu, ternyata ada tekniknya.

PILIH YANG TEPAT
Anda lebih baik menggunakan bahan yang orisinal, atau tidak terlalu lucu, akan tetapi Anda bisa menyampaikannya dengan menyegarkan. Sesuatu yang tingkat kelucuannya tinggi, bisa jadi tidak lucu jika tidak sesuai dengan gaya Anda. Orang mungkin tertawa, tapi mungkin juga, karena kasihan pada Anda. Ini jadinya: Anda lucu karena tidak lucu.

BANGUN SECARA SITUASIONAL
Ini yang terbaik. Spontan dan situasional. Humor Anda akan menyatu dengan sesi bicara. Anda bisa membangun cerita, tapi ingat keterkaitannya dengan sesi dan topik bicara.

PERHATIKAN WAKTU
Latihlah timing dari joke Anda. Pelajari lamanya joke. Perhitungkan untuk melakukan pause, dan memberi kesempatan kepada audience untuk tertawa. Biarkanlah mereka mengalaminya. Bukan tidak mungkin, untuk hal seperti itulah mereka mau membayar dan menghadiri sesi bicara Anda. Mungkin di luar sana, mereka tak sempat tertawa.

Senyum dan tertawa adalah terapi, dan ini membuat hampir setiap orang merasakan mood yang nyaman dan segar.

Di sini kita bisa melihat, bahwa joke dalam public speaking adalah salah satu bab serius yang harus dipelajari. Mungkin secara "ilmiah". Anda tahu berapa otot wajah yang bergerak jika Anda tersenyum? Kalau tidak salah 27 atau lebih. Anda tahu berapa yang berkontraksi jika Anda marah? Hanya belasan.

Tertawa adalah senam yang menyehatkan jiwa dan raga. Selama tidak berlebihan.

BE CREATIVE
Latihlah diri Anda menerpakn konsep ATM untuk humor. Amati, Tiru, Modifikasi. Setiap humor punya struktur, dan Anda bisa menginovasinya. Makin sering, Anda akan makin terampil.

JIKA BISA BERCERITA LUCU
Jika Anda sudah di tingkat ini, ingatlah untuk memanfaatkannya secara kreatif. Humor Anda akan orisinal, dan itulah yang dicari orang.

TIPS PALING PENTING
Jika Anda menghadiri seminar, kemudian pembicara menceritakan sesuatu yang lucu, hindari tertawa terbahak-bahak sambil bergulingan di lantai. Nanti Anda dikira gila.

Bicaralah dengan senyum dan bahagia. Itu menghilangkan gugup dan takut Anda. Itu membuat audience menyukai Anda. Dan itu membuat Anda berdua bahagia.

Dan ingat, tidak perlu berlebihan.


Kontribusi Anda

Kontribusi Anda bisa terlihat dan terdengar relevan dengan isu yang Anda bicarakan. 
Ada waktunya untuk bicara dan ada waktunya untuk diam. 
Adalah lebih baik diam daripada bernyanyi dengan nada yang fals.
I Care About You,
Dwika




Berbicara Untuk Dimengerti
Yakinkan Kata-kata Anda Selalu Bisa Dimengerti

Kellie Fowler
Mind Tools Ltd.

Secara umum, kata-kata yang bisa dimengerti mencakup:

- Jelas
- Telah dipersiapkan
- Hidup dan menyala
- Alamiah
- Ringkas

Persiapan seringkali diremehkan. Faktanya, persiapan adalah hal paling dalam kesuksesan berkomunikasi. Bila mungkin, aturlah waktu bicara di muka, sehingga Anad punya waktu untuk mempersiapkan diri. Dengan memperhatikan pentingnya tahap persiapan, Anda sedang meyakinkan bahwa komunikasi Anda akan lebih efektif dan bisa dimengerti.

TANYAKAN PADA DIRI SENDIRI: WHO? WHAT? HOW? WHEN? WHERE? WHY?
Kepada siapakah Anda berbicara? Apa yang menarik bagi mereka? Apa nilai-nilai yang mereka anut? Apa yang mereka biasa sharing dengan orang lain? Bagaimana keunikan dan kekhasan mereka masing-masing?

Apa yang ingin Anda komunikasikan? Salah satu cara untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan bertanya pada diri Anda sendiri tentang "kriteria sukses". Setahu Anda, bagaimana dan kapan Anda berhasil mengkomunikasikan isi kepala Anda?

Bagaimana cara yang terbaik untuk mengkomunikasikan pesan Anda? Bahasa sangat penting di sini, seperti juga tanda-tanda non verbal. Pilihlah kata-kata dan tanda-tanda non verbal dengan melibatkan audience di pikiran Anda. Rencanakan bagian pembuka, isi dan penutup. Jika waktu dan tempat memungkinkan, pertimbangkanlah pemanfaatan alat bantu visual.

Kapan? Timing adalah sangat penting. Kembangkanlah kemampuan timing yang baik, sehingga kontribusi Anda bisa terlihat dan terdengar relevan dengan isu yang Anda bicarakan. Ada waktunya untuk bicara dan ada waktunya untuk diam. Adalah lebih baik diam daripada bernyanyi dengan nada yang fals.

Di mana? Apa yang menjadi konteks fisik dari komunikasi yang Anda bangun? Anda mungkin perlu mengunjungi ruang tempat Anda akan berbicara, dan mungkin saja Anda merasa perlu mengatur kembali kursi-kursi. Ceklah berbagai hal yang berkaitan dengan "availability" dan "visibility". Alat bantu audio atau visual misalnya.

Mengapa? Dalam rangka mengubah "pendengar" menjadi "penyimak", Anda perlu mengetahui mengapakah mereka harus menyimak Anda - dan katakan mengapa jika perlu. Apa yang membuat mereka bersedia menyimak, yang mengimplikasikan bahwa Anda sendiri juga mengetahui mengapa Anda ingin berkomunikasi dengan mereka? Ini berkaitan dengan nilai atau manfaat atau daya tarik dari apa yang akan Anda bicarakan.

Jadilah ringkas dan jelas. Gunakan kata dan kalimat yang pendek.
QA-Communication

Tersenyum, Gesture terbuka, Salaman

TANDA KEBERHASILAN BICARA ANDA: Tersenyum, Gesture terbuka, Salaman, Menghadapkan wajah secara penuh perhatian, Mempertahankan jarak bicara yang nyaman.
I Care About You,
Dwika



MEMECAH KEBEKUAN BICARA
Terjemahan bebas materi oleh:
Dr Helen Z. Landon, PhD

Saat berbicara dengan seseorang atau sekelompok orang, Anda mungkin mengalami kesulitan dalam menemukan bahan pembicaraan. Apalagi, jika orang atau orang-orang itu baru saja Anda kenal.

Dalam situasi itu, Anda punya dua pilihan. Pertama, Anda bisa memecahkan kebekuan, atau kedua, Anda terus-menerus tersiksa saat harus bertemu dan berhadapan dengan orang-orang baru.

Berikut ini adalah tips yang bermanfaat agar Anda bisa menjadi "pemecah es" yang hebat.

I. MEMPERSIAPKAN DIRI
BERHENTILAH MELABELI NEGATIF DIRI SENDIRI

"Saya emah pecundang."
"Aku nggak bakal pernah punya teman."
"Saya memang kuper."
"Saya nggak pernha bakal tahu gimana memulai percakapan."

STOP!!!

IDENTIFIKASI KEKUATAN DIRI
Identifikasi, selidiki, pahami, dan ulangi setiap kali.

UBAH KONSEP SOSIAL
Ubahlah konsep Anda menjadi begini: Bersosialisasi tak pernah merugikan. Itu adalah silaturahim dengan saudara. Nothing to loose jika harus bertemu dengan orang-orang baru. Nikmati saja, tidak usah dipikirkan. Lakukan.

HENTIKAN BENTUK-BENTUK PENOLAKAN
Terima semua tawaran sosialisasi yang Anda anggap bermanfaat. Ambil semua peluang bicara. Jangan tolak ajakan yang membuka peluang networking, berkenalan, berbicara, berguna dan bermanfaat.

II. MEMECAH ES KEBEKUAN
TANYAKAN PERTANYAAN STANDAR
"Maaf, boleh tahu nama Bapak?"
"Apa kabar?"
"Anda kerja di sini?"
"Bapak sudah lama kenal dengan tuan rumah acara kita?"

Jadilah ingin tahu.

TANYAKAN INFORMASI
"Maaf, toiletnya di mana ya?"
"Kantor administrasinya yang mana sih?"
"Mau narok payung di mana ya?"

BERI PUJIAN
"Waw, mobil Bapak baru ya?"
"Duilee.. kayaknya yang ini bintangnya ya?"
"Amboi.. Anda percaya diri banget!"

KOMENTARI SITUASI
"Kayaknya, lampu di sini terlalu gelap ya?"
"Kok nggak mulai-mulai ya, acaranya?"
"Kita ini menghadap ke arah mana ya? SUdirman itu sebelah mana?"

GUNAKAN HUMOR
"Mas, mas, Bapak itu kok kayak kutu loncat aja ya?"
"Mas, tau nggak artinya "pembicara?"

CAMKAN INI
Bertanya
Mendengar aktif
Cerita tentang diri sendiri
Focus pada situasi - ini anti tulalit
Ambil risiko, jadilah orang yang pertama bicara
Pelihara rasa ingin tahu - yang sehat
Bicara dua arah
Jadi diri sendiri
Cari kesamaan

TANDA KEBERHASILAN(Ada pada lawan bicara)

Tersenyum
Gesture terbuka - tidak berkacak pinggang, tidak seperti berjaga atau bertahan
Bersandar dengan santai
Bersentuhan - salaman, menepuk bahu (hati-hati dengan yang ini!!!)
Kontak mata - hati-hati juga khususnya untuk lawan jenis
Cara menegakkan kepala yang rileks
Menghadapkan wajah secara penuh
Mempertahankan jarak yang nyaman

LATIHAN
Minta tolong teman, keluarga saudar dan sebagainya
Praktekkan dalam berbagai situasi bicara (kondanga, pesta, meeting dsb)
Visualisasikan skenario yang berbeda - visualisasikan sukses
Visualisasikan perubahan diri, dari menolak menjadi menerima.
QA-Communication

Jelas, langsung, enak

Dalam suatu pertemuan. Jika di sana kita mendengar seseorang berbicara dengan jelas, langsung, dengan kata-kata yang enak, maka kita bisa meyakini bahwa mereka melakukannya dengan kontak mata yang melekat.
I care About You,
Dwika






Berbicara Dengan Mata - 2
Terjemahan bebas dari berbagai pembicara.

Jagalah kontak mata yang ramah dengan audience Anda. Gunakan metode 3 detik, yakni tataplah langsung ke mata audience masing-masing selama 3 detik. Sesekali, tataplah sekilas mereka selagi berbicara. Gunakan tatapan mata untuk membuat audience Anda merasa terlibat.

Kontak mata adalah semen yang menyatukan pembicara dan audience-nya. Saat berbicara, mata Anda melibatkan pendengar ke dalam presentasi Anda. Tidak ada cara yang lebih meyakinkan untuk mematahkan ikatan komunikasi antara Anda dan audience, selain tidak melihat dan menatap mereka. Tidak peduli seberapa besar audience Anda, setiap pendengar pada dasarnya ingin merasa bahwa Anda berbicara kepada mereka secara pribadi.

Pepatah "Mata adalah jendela jiwa", menggarisbawahi perlunya tatapn mata untuk meyakinkan orang lain, sama seperti kata-kata Anda. Hanya dengan melihat kepada audience sebagai individu-individu, Anda bisa meyakinka mereka bahwa Anda adalah orang yang ramah dan tertarik pada mereka, dan bahwa Anda menaruh perhatian atas penerimaan mereka terhadap pesan Anda. Saat Anda berbicara, mata Anda juga berfungsi sebagai alat kontrol yang dapat digunakan untuk memonitor perhatian dan konsentrasi pendengar.

Kontak mata juga dapat membantu meringankan perasaan tegang atau nervous dengan melihat audience Anda sebagai suatu kelompok yang "kuantitatif". (Sebab ketegangan biasanya dipicu oleh berbagai hal yang "kualitatif"). Kontak mata yang efektif adalah alat feedback yang penting, yang membuat situasi berbicara menjadi proses komunikasi dua arah. Dengan melihat ke audience, Anda bisa memastikan bagaimana reaksi mereka. Bila Anda mengembangkan kemampuan untuk mengukur reaksi mereka dan kemudian menyesuaikan presentasi Anda, maka Anda sedang menuju kualitas pembicara yagn efektif.

Kontak mata itu baik bagi audience! Bagi orang yang terbiasa menonton televisi, mereka bisa memahami bahwa kontak mata adalah kunci yang menghubungkan seseorang dengan orang lain. Pembaca berita dan pembawa acara talk show membaca informasi yang letaknya segaris dengan kamera (teleprompter), sehingga mereka seolah-olah menatap para pemirsa. Cara menerima dan memproses informasi seperti ini, secara dramatis tela merubah nilai dari kontak mata. Standar nilai "kontak mata" telah naik ke titik yang lebih tinggi. Kita berharap orang melihat kita langsung ke mata. Dan kita cenderung "curiga" bila mereka tidak melakukannya.

Kita saling melihat dan saling menatap mata untuk mencari sinyal yang menginformasikan apa yang sedang terjadi di balik mata itu. Dan jika Anda adalah seorang presenter televisi, maka Anda harus menatap teleprompter dan kamera seolah-olah dua benda itu adalah manusia! Maka pemirsa akan merasakan bahwa anda sedang berbicara kepada mereka.

Kontak mata bagus untuk Anda sendiri! Orang bisa lebih mengerti kita jika kita tetap berada di jalur, berbicara dengan kalimat yang jelas, dan menghilangkan kata-kata yang tidak perlu. Kontak mata, adalah fondasi untuk fokus dan kejelasan dalam pembicaraan kita.

Inspirasi: Ada yang pernah menonton atraksi juggling (melempar banyak bola dan bergantian menangkapnya)? Lihatlah Karamazov Brothers. Mereka melakukannya sambil berbicara, bergerak kesana kemari, dan membadut. Bagaimana itu bisa dilakukan? Fokus! Dengan mata.

Inspirasi lain: Kita seperti kamera. Apa yang fokus di kamera, itulah yang bisa bercerita dan berkembang.

Bagaimana kita bisa meyakini keahlian ber-kontak mata? Tutup mata, pergilah ke suatu pertemuan. Jika di sana kita mendengar seseorang berbicara dengan jelas, langsung, dengan kata-kata yang enak, maka kita bisa meyakini bahwa mereka melakukannya dengan kontak mata yang lekat.

Kontak mata baik untuk audience dan untuk Anda.
QA-Communication

Berbicara dengan baik

Tanggungjawab pertama Anda sebagai pembicara, adalah tampil berbicara dengan baik, dan tidak mengaitkannya secara langsung dengan feedback audience. Sebab, jika Anda berupaya terlalu banyak untuk memuaskan audience, mereka malah tidak akan puas.
I Care About You,
Dwika




TINGGALKANLAH DAN LUPAKANLAH AUDIENCE
QA-Communication


Terjemahan bebas dari materi oleh:
Doug Stevenson
Professional Speaker

INI KEBIASAAN PEMBICARA
Anda punya ketergantungan? Anda punya ketergantungan pada audience? Apa Anda terus mencari tahu, apa yang ada di balik wajah-wajah audience Anda, saat Anda berbicara? Memberi atribut bagi mereka dan bagi diri Anda sendiri? Berbicara dan pada saat yang sama, menjadi detektif yang menyelidiki audience?

"Ibu yang pake sweater itu, kayaknya sudah bosan."
"Bapak yang di pojok kanan itu, menganggap Saya bodoh."
"Panitia dan pembawa acara ngerumpiin Saya di belakang."
"Kenapa Bapak yang berjenggot itu keluar ya? Apakah Saya mengatakan sesuatu yang mengecewakannya?"

Anda berbicara, dengan pikiran yang dipenuhi oleh poin-poin bicara, dan pada saat yang sama juga berseliweran pemikiran-pemikiran seperti di atas.

INGIN MEMUASKAN ORANG LAIN DAN MELUPAKAN DIRI SENDIRI
Ini disebut dengan gejala ko-dependensi. Ko-dependensi adalah gejala diri pembicara, yang merasa butuh dan harus memuaskan orang lain, dan cenderung bergeser dari apa yang semestinya dilakukan, yaitu: menyampaikan isi bicara.

Biasanya, ia tidak bekerja dalam hubungan antar personal (one-on-one), karena menipu diri sendiri dan terlalu banyak berkorban. Dan, ia jadi mematikan jika menjangkiti seorang pembicara di hadapan audience.

Berat memang, menyampaikan isi bicara dengan fokus, meyakinkan serta terstruktur, dan sekaligus tidak mencoba menjadikan setiap orang di dalam audience menyukai Anda.

Untuk presentasi Anda yang akan datang, berhentilah mencoba menyenangkan seluruh audience.

SEBAB, SUDAH TERLAMBAT
Waktu untuk berpikir tentang memuaskan audience, adalah bukan pada saat Anda telah berdiri di hadapan audience. Sebab, saat itu adalah sudah sangat-sangat terlambat. Saat yang tepat untuk berpikir dan mengupayakan kepuasan audience adalah di rumah, saat persiapan. Itulah saat di mana Anda bisa meng-kustomisasi bahan bicara Anda. Ini melibatkan assessment tentang kebutuhan mereka, tambahan atau pengurangan cerita, kutipan, humor dan berbagai poin lainnya.

Berlatihlah di RUMAH, jangan di PANGGUNG!

Perhatikanlah! Praktek bisnis terbaik, adalah disebabkan oleh lebih banyaknya waktu yang dialokasikan untuk persiapan, dan lebih sedikit waktu yang dibuang-buang untuk meragukan berbagai hal.

Perhatikanlah pembicara yang baik. Anda akan mendengarkan berbagai hal seperti poin-poin, kutipan, cerita atau humor, yang seperti sudah dihapalkan oleh pembicara. Dan jika Anda melihat atau mendengarnya begitu situasional seperti spontan dan mengalir, itu juga telah dipersiapkan.

Tidak ada hoki di sini.

Mana yang benar, memuaskan audience di hadapan audience, atau memuaskan mereka sebelum bertemu mereka?

Dua-duanya benar. Saat Anda menyaksikan sebuah panggung sandiwara, di sanalah sang aktor punya kerja. Ia punya tugas dan pekerjaan: menyampaiakn dan menampilkan apa saja yang telah dilatihnya, berjam-jam, berhari-hari, berminggu atau berbilang berbulan sebelumnya.

Ia akan melakukannya setiap kali ada acara manggung atau setiap kali kelompoknya "ditanggep". Penontonnya terus berubah, adegannya tetap sama. Begitu seterusnya. Ia tidak terikat oleh keharusan untuk berkoneksi dengan audience. Ia hanya terikat oleh keharusannya untuk tampil secara konsisten. Selagi kualitasnya tetap konsisten atau terus meningkat, penonton akan terus berdatangan.

Jadi poinnya, bukan tentang tidak memuaskan audience sama sekali. Akan tetapi, tentang fakta bahwa reaksi audience tidaklah berkorelasi secara langsung dengan apa yang harus disampaikan.

Tanggungjawab pertama Anda sebagai pembicara, adalah tampil berbicara dengan baik, dan tidak mengaitkannya secara langsung dengan feedback audience. Sebab, jika Anda berupaya terlalu banyak untuk memuaskan audience, mereka malah tidak akan puas. Fokus Anda turun, dan Anda akan kehilangan kekuatan. Inilah ko-dependensi itu.

Hal yang sama juga dengan cerita atau joke. Jika Anda sudah punya satu atau beberapa yang bisa bekerja, yang bisa membuat audience terinspirasi atau tertawa, tidaklah terlalu perlu untuk selalu memodifikasinya setiap kali akan tampil bicara. Audience Anda toh orang yang selalu berbeda. Mengapakah Anda memaksa diri untuk mengkustomisasi, sesuatu yang sudah bisa bekerja dengan baik. Jika Anda yakin bahwa perubahan yang dilakukan memang lebih baik, barulah Anda lakukan.

Tantangan terbesar buat Anda, adalah justru meluangkan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri. Dan saat akhirnya berdiri di depan audience, tidak usah mengkhawatirkan kepuasan mereka. Tampil saja seperti yang telah Anda persiapkan. Percayalah, audience Anda akan me-respek Anda.

Anda diharuskan untuk memuaskan audience karena untuk merekalah Anda berbicara. Tapi dalam hal ini, Anda tidak perlu memuaskan audience jika Anda menjadikannya beban berat yang merusak penampilan Anda di depan mereka.

Hidup ini lucu bukan?


Komunikasi yang baik

Pemimpin yang efektif memahami pentingnya komunikasi yang baik. 
Masalah dalam komunikasi dapat menyebabkan bottleneck di dalam organisasi. 
Berhentilah menyalahkan bawahan, dan cek kembali isi Anda.
I Care About You,
Dwika







Komunikasi Kepemimpinan
Materi oleh:
Dr. John A. Kline
Profesor komunikasi pada University of New Mexico dan University of Missouri Eksekutif Senior dan Provost Akademis pada kampus militer Air University Pengajar "Concepts for Air Force Leadership"

Seperti yang dilakukan oleh orang lain, setiap tindakan, keputusan, dan arahan yang diambil atau diberikan oleh seorang pemimpin, juga dilakukan dengan berkomunikasi. Hanya saja, setiap pemimpin dituntut untuk lebih efektif dan efisien dalam berkomunikasi, mengingat krusialnya implikasi dari setiap tindakan, keputusan dan perilaku seorang pemimpin.

Komunikasi kepemimpinan atau leadership communication, adalah sebuah model komunikasi bagi para pemimpin, di mana bentuk komunikasi disesuaikan dengan posisinya sebagai pemimpin. Ini berarti, ada spesifikasi khusus dari elemen bahasa yang digunakannya.

Berikut ini adalah tips dari Dr. John A. Kline tentang bagaimana meningkatkan efektifitas komunikasi seorang pemimpin.

MEMANCING UMPAN BALIK
Umpan balik adalah hal penting bagi seorang pemimpin. Dengan umpan balik, seorang pemimpin akan mengambil keputusan dan menentukan langkah selanjutnya. Jika Anda adalah pemimpin, tips berikut ini bisa Anda terapkan untuk mendapatkan umpan balik yang efektif:

1. Katakan kepada bawahan, bahwa Anda menginginkan umpan balik. Doronglah mereka untuk menyampaikan kabar baik maupun kabar buruk. Pastikan bahwa Anda memberi semangat dan dorongan positif atas kabar buruknya, dan bukan malah menghukum mereka.

2. Identifikasikan wilayah atau area, di mana Anda menginginkan umpan balik. Komunikasikanlah minat Anda akan umpan balik, berkaitan dengan isu atau wilayah tertentu yang bisa membantu organisasi mencapai kondisi yang lebih baik.

3. Gunakan "kesunyian" untuk memancing umpan balik. Dengar dan pancinglah umpan balik, dengan lebih banyak mendengar daripada langsung memberi komentar terhadap isu yang diangkat oleh bawahan Anda.

4. Perhatikanlah sinyal non verbal yang didemonstrasikan mereka.

5. Pertimbangkanlah untuk menjadwalkan sebuah 'meeting umpan balik'. Ini lebih responsif dan terencana, bukan impulsif atau dadakan.

6. Gunakan pernyataan eksplisit untuk meminta umpan balik.

"Coba ceritakan lebih jauh."
"Itu menarik sekali."

Lontarkan pertanyaan yang tidak hanya dijawab 'ya' atau 'tidak'. Gunakan pertanyaan 5W dan 1H.

MENDENGAR EFEKTIF
Berikut ini adalah tips untuk meningkatkan efektifitas 'pendengaran' Anda.

1. Mendengar butuh persiapan, jadi bersiap-siaplah untuk mendengar. Niatkan untuk mendengar. Persiapan untuk mendengar melibatkan mental dan fisik. Singkirkan kertas, buku dan berbagai materi lain, saat Anda akan mendengarkan bawahan Anda. Semua itu bisa mengganggu 'pendengaran' Anda. Beritahu sekretaris Anda untuk menahan telepon yang masuk. Hindari berbagai interupsi yang tidak perlu. Bersiaplah untuk mendengarkan kata pembuka dari bawahan Anda. Sisa dari pernyataannya akan dibangun oleh kata pembuka yang diucapkan bawahan Anda.

2. Dengarkan idenya, bukan hanya fakta-fakta yang disampaikan. Berkonsentrasilah secara khusus, pada fakta-fakta yang sering membuat Anda kehilangan ide utama. Berbagai fakta mungkin menarik bagi bawahan Anda, akan tetapi alasan di belakang fakta itulah yang seringkali membangun generalisasi di dalam pikiran mereka.

3. Tetaplah bersikap open-minded. Apa yang disampaikan atau cara penyampaiannya bisa jadi membosankan Anda. Jika tidak berhati-hati, Anda bisa terjerumus oleh sikap menghakimi, hanya mendengar sebagian pesan, atau hanya mendengar apa yang ingin Anda dengar.

4. Pahami perbedaan kecepatan antara proses berbicara dan proses mendengar. Kecepatan berpikir adalah sekian kali lipat lebih cepat daripada berbicara. Artinya, Anda mendengarkan lebih cepat dari pada bawahan Anda berbicara. Berhati-hatilah untuk tidak terjebak dalam 'menerawang' atau memikirkan hal lain pada saat mendengarkan bawahan Anda.

5. Sesuai nasihat Edward De Bono, pakailah sepatu bawahan Anda. Pahamilah sudut pandang mereka. Manfaatkan apa yang Anda ketahui tentang pemahaman mereka dan tentang segala hal yang melatarbelakanginya. Apa makna dari KOMBINASI kata-kata dan sinyal non verbal mereka?

Tips ini juga berguna untuk meningkatkan efektifitas 'pendengaran' Anda:

http://www.indodigest.com/indonesia-special-article-48.html

MENGURANGI MISKOMUNIKASI
1. Kendala #1: Arti kata.

Pertama, kata yang sama bisa memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda.

"Lima menit" bisa berarti "segera", atau bisa berarti "300 detik".
Pastikan hal ini.

Kedua, kata yang berbeda bisa memiliki arti yang sama bagi orang yang berbeda. Ada banyak hal yang Anda ketahui, punya nama sama. Nama yang digunakan tergantung pada siapa yang sedang berbicara. Anda bisa menamai rumah dengan 'kandang', pesawat tempur dengan 'capung', kapal induk dengan 'paus', boss pemarah dengan 'orang gila' dan sebagainya.

Untuk tidak terjebak, pahamilah sebuah fakta: Pengertian tidak terletak pada kata-kata, pengertian adanya pada manusia. Anda sebagai pemimpin, akan berkomunikasi dengan lebih efektif jika bisa menghubungkan pesan dengan pembawanya.

2. Kendala #2: Salah interpretasi atas tindakan.

Kontak mata, gerak tubuh, dan ekspresi wajah adalah tindakan. Saat seseorang berjalan dengan cepat meninggalkan ruangan ketika sedang meeting, atau perilaku mengetuk-ngetukkan pensil ke atas meja, bisa disimpulkan sebagai sikap terburu-buru atau rasa bosan. Kesimpulan ini bisa benar dan bisa salah. Jika seseorang terlihat terbata-bata, Anda mungkin akan menyimpulkan bahwa dia gugup, padahal belum tentu.

3. Kendala #3: Salah interpretasi atas simbol non tindakan

Pakaian yang Anda kenakan, kendaraan yang Anda pakai, benda-benda di ruang kantor Anda, semuanya mengkomunikasikan segala hal tentang Anda. Begitu pula, sikap hormat Anda atas waktu dan tempat yang diperlukan oleh orang lain, apa yang melekat padanya atau apa yang dikenakannya, mempengaruhi cara Anda menginterpretasi berbagai pesan mereka. Termasuk, pilihan waktu yang diambil oleh bawahan Anda. Misalnya, jika bawahan Anda melaporkan urusan dinas langsung ke rumah Anda setelah jam kerja, maka hal ini bisa mempengaruhi cara Anda memahami pesan yang dibawanya.

4. Kendala #4: Salah interpretasi suara.

Kualitas dan variasi suara, mempengaruhi pemahaman Anda. Kualitas suara mengacu pada impresi terhadap orang lain. Anda sebagai pemimpin yang mendengar, sering terpengaruh oleh suara bawahan Anda. Apakah ia sedang senang, sedih, takut atau percaya diri. Pemahaman dan pengertian, tergantung pada artikulasi, pengucapan dan akurasi tata bahasa. Variasi suara, adalah bumbunya bicara. Ini berpengaruh pada kemampuan Anda dalam memahami pesan bawahan.

BERKOMUNIKASI DENGAN PERSONIL KUNCI
1. Tunjukkan ketertarikan dan perhatian Anda yang asli, dengan ekspresi wajah, cara menegakkan kepala, dan gerak tubuh, yang merefleksikan keterbukaan dan dorongan positif untuk mereka.

2. Posisikan diri mereka senyaman mungkin di hadapan Anda. Ini bisa dilakukan jika Anda mendemonstrasikan posisi rileks dan menunjukkan rasa persahabatan.

3. Bersikaplah alamiah, sebab kemurnian dan ketulusan adalah fondasi untuk komunikasi yang efektif.

4. Jangan tunjukkan sikap superior secara berlebihan, atau berpura-pura menjadi seseorang yang bukan Anda.

5. Kembangkanlah komunikasi dengan komentar yang spontan, daripada merencanakan komentar dan argumen.

6. Hargai cara pandang mereka.

7. Capailah pemahaman tentang apa yang sebenarnya mereka maksudkan, tidak usah terlalu mengandalkan pada apa yang keluar dari mulutnya.

8. Kurangi sikap defensif Anda.

9. Jangan mendominasi pembicaraan, sehingga membuatnya hanya terdiam dan terpaku...

10. Dengarlah apa yang mereka katakan, dan tidak usah terlalu merencanakan apa yang akan Anda katakan.

MENCAPAI KONSENSUS KELOMPOK
1. Klarifikasikan diskusi. Yakinkan bahwa aktivitas kelompok yang bersangkutan bisa dimengerti, teratur dan berfokus pada SATU isu pada SATU waktu.Doronglah setiap anggota kelompok agar tetap fokus, menghindari diskusi sempalan, dan mengklarifikasi isu dengan berbagai pertanyaan.

2. Gunakan 'pernyataan proses'. Pernyataan proses berkaitan dengan apa yang sedang terjadi pada kelompok yang bersangkutan.

"Apa yang Anda katakan cukup masuk akal. Bagaimana dengan Anda yang lain?"
"Sejauh ini, kita menyepakati dua poin yang pertama. Mari kita bergerak ke poin ketiga."
"Anda sudah mendengar dari Tuan Midun?"

Pernyataan proses akan sangat membantu dalam mencapai solusi dan kepuasan bersama.

3. Carilah perbedaan pandangan. Doronglah setiap anggota kelompok untuk menyampaikan cara pandangnya, dan memberi informasi atau bukti yang mendukung cara pandang itu. Ini penting untuk pembelajaran dan pencapaian solusi. Partisipasi akan membuat mereka merasa 'didengar' sehingga akan meningkatkan rasa puas mereka.

4. Tetaplah bersikap terbuka untuk menerima cara pandang yang berbeda. Waspadai gejala "merasa terbuka, akan tetapi tidak mau terpengaruh".

5. Gunakan kata ganti yang mewakili kelompok. Kami, kita, kita semua, Anda dan saya, tim, kelompok, perusahaan kita, organisasi ini, dan sebagainya.

KESIMPULAN
Pemimpin yang efektif memahami pentingnya komunikasi yang baik. Masalah dalam komunikasi dapat menyebabkan bottleneck di dalam organisasi. Jika lain kali, Anda sebagai pemimpin diuji dengan keinginan untuk menghukum dan menyalahkan bawahan, berhentilah, dan cek kembali 'botol' Anda.

Yakinkan bahwa Anda mengecek lehernya, bukan pantatnya.
QA-Communication

Gaya negosiator, persuader, edukator atau inspirer

Anda adalah coercive, intimidatif atau manipulatif, pakailah gaya negosiator, persuader, edukator atau inspirer. 
- Kemampuan mendengar yang lebih baik. 
- Tingkat awareness yang lebih tinggi atas body language dan gesture Anda;
- Kemauan keras untuk menangguk feedback dengan proses yagn dilakukan secara eksplisit, sengaja dan aktif. 
- Orientasi win-win sebagai komunikator yang lebih baik.
I care About You,
Dwika




Komunikasi Untuk Koneksi
QA-Communication


Terjemahan bebas dari materi oleh:
Dick Biggs "The A-Line-Ment Specialist"
Motivational Speaker

Komunikasi yang baik adalah penting untuk mengantarkan informasi dan inspirasi. Lebih dari itu, komunikasi yang baik bersifat kritis jika Anda ingin mempengaruhi orang. Untuk mempersuasi orang lain, Anda harus terkoneksi secara meyakinkan dengan pesan yang Anda bawa.

Berikut ini adalah tiga cara untuk menjadikan Anda sebagai komunikator yang lebih baik.

I. EVALUASI GAYA MEMPENGARUHI YANG ANDA PUNYA
COERCION
Gaya ini adalah gaya seorang tirani. Gaya ini punya kekuatan amat besar dan bisa mencapai sasaran jangka pendek. Namun begitu, gaya ini justru menjadi malapetaka untuk sasaran jangka panjang.

INTIMIDASI
"Anda akan melakukannya dengan cara ini atau...". Itulah trademark dari komunikator yang bergaya intimidatif. Ia adalah seorang diktator yang memiliki respek hanya sedikit atau tidak punya sama sekali. Gaya ini akan bisa ditoleransi oleh orang yang lemah dan berada dalam posisi yang tidak aman, yang lebih memilih untuk bekerjasama dari pada menentang.

MANIPULASI
Gaya ini adalah gaya searah. Gaya dari seorang pengontrol dan pengatur, yang selalu harus "menang" dengan kerugian di sisi orang lain. Hasil akhir yang bisa diperoleh dengan gaya ini adalah ketidakpercayaan dan kecurigaan.

NEGOSIASI
"Memberi dan menerima" adalah cara terbaik yang bisa dilakukan oleh orang yang bergaya negosiator. Ini biasa digunakan oleh para politisi dan bisa sangat efektif jika, jika "skor" (0-0, 1-0, 2-1 dan seterusnya) tidak menjadi persoalan utama.

PERSUASI
Gaya ini biasa dianut oleh para orator. Mereka tahu persis bagaimana "mengatur" hati orang lain dengan mengakses aspek emosional mereka. Untuk berhasil menggunakan gaya ini, kuncinya adalah ketulusan (sincerity). Sebab, orang harus percaya bahwa pesan yang dibawa adalah memang yang terbaik bagi mereka.

EDUKASI
Gaya ini menggunakan pendekatan logika. Penuh persiapan. Dan orang bisa dipengaruhi dengan gaya ini, hanya karena pesan itu masuk akal.

INSPIRASI
Inilah tingkatan tertinggi dari kemampuan mempengaruhi orang lain. Gaya ini adalah ramuan dari kemampuan dan daya tarik secara emosional dan logika sekaligus. Seorang inspirator amat memahami bahwa untaian kalimat dan berbagai contoh, haruslah sama dan sebangun jika ingin membuat orang lain teryakinkan.

II. PILIH DAN GESER GAYA MEMPENGARUHI ANDA
Jika gaya Anda adalah coercive, intimidatif atau manipulatif, bekerja keraslah untuk bergeser ke gaya negosiator, persuader, edukator atau inspirer. Pergeseran ini sangat ditentukan oleh:

- Kemampuan mendengar yang lebih baik. Jika Anda punya kendala mendengar, benahi terlebih dahulu kendala itu;
- Tingkat awareness yang lebih tinggi atas body language dan gesture Anda;
- Kemauan keras untuk menangguk feedback dengan proses yagn dilakukan secara eksplisit, sengaja dan aktif. Feedback tidak hanya ditunggu;
- Orientasi win-win sebagai komunikator yang lebih baik.

Jika gaya Anda sudah masuk ke dalam kategori yang positif, tanyalah pada diri sendiri: Bagaimanakah caranya Saya bisa meningkatkan semua ini? Buku apa yang harus Saya baca? Kaset atau video apa yang harus Saya dengar dan tonton? Seminar dan pelatihan apa yang perlu Saya ikuti? Apa yang bisa dilakukan orang lain untuk membantu Saya naik ke tingkat kemampuan komunikasi yang lebih tinggi?

III. ORANG LEBIH DIPENGARUHI OLEH CARA, BUKAN GAYA
Orang lebih dipengaruhi oleh perbuatan dan bukan kata-kata.

"Walk Your Talk" alias:

Jangan minta orang mengerti, sesuatu yang Anda sendiri tidak tahu;
Jangan katakan, sesuatu yang Anda tidak melakukan;
Jangan suruh orang untuk sesuatu, yang tidak Anda kerjakan;
Jangan anjurkan orang untuk tidak mengerjakan, sesuatu yang Anda sendiri melakukan.

Anda, harus jadi teladan.


Lebih berani

Pesan yang disampaikan menjadi lebih berani mengambil tindakan yang kooperatif.
Ini berpotensi bisa dimanfaatkan.
Kekhawatiran terbesar dalam situasi krisis adalah penolakan. 
Penolakan adalah tanda yang lebih baik dari apatis alias rasa tidak peduli. 
Penolakan adalah bentuk kepedulian: terhadap persepsi dan pendapat sendiri.  
I Care About You,
Dwika


Mengkomunikasikan Krisis, Musibah dan Bencana
QA-Communication


Indonesia kembali menangis. Gempa mengguncang Yogyakarta dan Jawa Tengah. Korban berjatuhan. Kita semua menangis dan berduka. Akan tetapi, kita mahfum bahwa segala upaya dan usaha harus tetap berjalan semampu yang bisa kita lakukan.

Berikut ini adalah semacam panduan kasar tentang mengkomunikasikan krisis, musibah atau bencana. Sedikit banyak kita berharap bahwa ini bisa berguna tanpa kita mendoakan datangnya lagi musibah dan bencana.

Semoga bermanfaat bagi siapapun yang terlibat dalam penanganan krisis, musibah dan bencana.

EMPAT MACAM KOMUNIKASI KRISIS
1. RELASI PUBLIK: TINGKAT KERUGIAN TINGGI, REAKSI MASSA RENDAH
Reaksi massa yang rendah, berarti massa (dalam hal ini audience) yang apatis akibat shock atau ketakutan. Mengontrol massa ini adalah sangat sulit. Oleh sebab itu, komunikator -- dalam hal ini bisa pejabat SAR, pejabat negara atau daerah, kepala unit reaksi tanggap darurat, ketua tim evakuasi atau bahkan kepala negara, harus memahami PESAN KUNCI yang harus disampaikan kepada masyarakat yang sedang kacau-balau.

Gunakan SESEDIKIT MUNGKIN kata-kata, dan TEMUKAN CARA untuk membuatnya MENARIK PERHATIAN. Dalam situasi ini, massa yang dihadapi adalah massa yang sangat berkonsentrasi pada diri mereka sendiri-sendiri.

Tugas utama komunikator dalam situasi seperti ini adalah MEMPROVOKASI REAKSI yang lebih besar dan TERARAH.

Massa yang apatis adalah massa yang sangat besar. MEDIA MASSA akan memegang peranan yang sangat penting. Hambatan akan muncul dari sisi:

- Ketidakwaspadaan massa audience;
- Besarnya massa audience;
- Penolakan oleh media massa;
- Kebutuhan untuk "mempaket" ulang pesan menjadi singkat dan berimplikasi kuat;
- Implikasi berbagai kebijakan penanganan krisis.

Komunikator dalam hal ini hanya perlu MENDENGAR SEDIKIT saja berkaitan dengan pertimbangan, penolakan dan keberatan massa yang bersangkutan.

Komunikator harus selalu siap untuk mengganti taktik dalam menangani krisis, saat massa audience mulai menunjukkan gejala mau bekerjasama.

2. RELASI STAKEHOLDER: TINGKAT KERUGIAN MODERAT, REAKSI MASSA MODERAT
Tidak seperti publik yang menjadi korban langsung dari krisis, musibah dan bencana, stakeholders lebih punya perhatian terhadap persoalan yang besar dan luas.

Dalam hal ini, komunikator krisis harus mau MENDISKUSIKAN isu yang sedang terjadi dengan TERBUKA dan RASIONAL bersama mereka. Komunikator harus MENJELASKAN sudut pandang dan mau MERESPON pertanyaan dan pertimbangan dari pihak stakeholder.

Stakeholders adalah segala pihak yang punya kemampuan untuk mengontrol massa, atau memiliki otoritas untuk ikut berkoordinasi di dalam krisis, musibah dan bencana, dan bukan massa yang menjadi korban krisis, musibah dan bencana itu sendiri.

Komunikasi dengan para stakeholder sangat tergantung pada DIALOG ANTAR PERSONAL. Komunikasi ini bisa bergeser menjadi komunikasi yang sangat tidak efisien. Waspadalah tentang hal ini.

Selain media massa umum, MEDIA MASSA KHUSUS sangat memegang peranan. Komunikator harus siap untuk menjelaskan DETIL TEKNIS. Audience inilah yang paling ingin mendengarkan soal teknis. Selanjutnya, biarkan para stakeholder ini yang menduplikasikan pesan-pesan yang akan dikomunikasikan.

3. MANAJEMEN MASSA: TINGKAT KERUGIAN RENDAH, REAKSI MASSA TINGGI
Ada saat di mana massa yang menjadi korban krisis, musibah dan bencana menjadi kacau-balau dan diserang kepanikan. Satu hal yang perlu dipahami oleh setiap komunikator adalah bahwa tingkat bahaya dari kepanikan itu sendiri biasanya RENDAH.

Massa yang panik ini biasanya di-"provokasi" oleh sekelompok massa kecil yang histeris. Di sisi yang lain, ada kelompok lain dari massa yang mengobservasi dan memantau bagaimana berbagai kontroversi dan spekulasi berkembang.

Dalam situasi ini, apa yang diperlukan dari seorang komunikator adalah MENDENGARKAN, MENGAKUI, MEMINTA MAAF dan BERBAGI KENDALI dengan massa, khususnya yang menjadi elemen "provokator". Berbagai kontroversi biasanya akan berhenti manakala kelompok "provokator" ini bisa terpuaskan.

Bentuk komunikasi terbaik dalam situasi seperti ini adalah DIALOG IN-PERSON, sekalipun massa biasanya akan mendominasi komunikasi.

Kendala komunikasi yang terjadi di antaranya disebabkan oleh:

- Agresifitas massa terhadap komunikator;
- Agresifitas komunikator terhadap massa;
- Kehilangan fokus untuk mengkomunikasikan substansi krisis;
- Komplikasi atau kontradiksi dengan media komunikasi yang lain.

4. KOMUNIKASI KRISIS: TINGKAT KERUGIAN TINGGI, REAKSI MASSA TINGGI
Ini sangat jarang terjadi, namun bisa dipastikan akan terjadi dalam situasi krisis yang gawat seperti bencana alam. Massa atau audience-nya raksasa. Dan pada saat yang sama, dikuasai oleh amarah, kepanikan, ketakutan dan teror. KETAKUTANLAH yang sebenarnya menguasai massa ini.

Tugas utama komunikator dalam hal ini adalah membantu massa menghadapi BEBAN, KETAKUTAN dan KEPILUAN yang dialami.

Strategi kuncinya adalah:

- Menghindari memberi pernyataan atau jaminan keselamatan yang berlebihan;
- Melakukan sharing untuk berbagai dilema yang muncul dalam situasi krisis;
- Bersikap manusiawi dan simpatik;
- Penyediaan dan fasilitasi berbagai hal dan aksi yang bisa dilakukan;
- Memantau dan memonitor berbagai ketidakpastian.

Komunikasi krisis akan sangat tergantung pada MEDIA MASSA. Dan dalam hal ini, TIDAK TERLALU DIPERLUKAN ungkapan atau pernyataan yang diperhalus. Dalam situasi krisis SETIAP ORANG ADALAH STAKEHOLDER, termasuk para penonton dan pembaca media massa yang berada jauh dari tempat terjadi krisis, musibah atau bencana.

Kendala terbesar komunikasi dalam situasi ini adalah:

- KEGAGALAN dalam MEMBEDAKAN metode komunikasi dengan tugas ke-PR-an yang rutin. Orang yang biasa berkomunikasi baik dalam situasi normal, dapat saja menjadi komunikator yang buruk dalam situasi krisis. Mereka harus bisa menyesuaikan diri dan metode komunikasinya dengan situasi yang sedang terjadi;

- TEKANAN KRISIS itu sendiri. Apa yang perlu diingat oleh komunikator dalam situasi ini, adalah bahwa apapun yang dilakukan oleh massa yang panik dan dikecam teror, TIDAK ditujukan untuk menyerang komunikator. Bahkan, setiap bentuk kemarahan yang tertuju pada komunikator, HARUS DIABAIKAN sampai krisis berlalu.

ELEMEN KOMUNIKASI KRISIS
1. INFORMASI
Apa yang kita ketahui tentang krisis ini?
Apa yang ingin diketahui orang banyak?
Bagaimana mengkomunikasikannya dengan efektif?

Semua itu berbeda-beda dalam setiap krisis. Komunikator bisa merencanakan di muka, untuk berbagai krisis yang bisa diprediksi.

2. LOGISTIK DAN MEDIA
Bagaimana sesungguhnya pesan-pesan bisa disampaikan ke tangan (dan sebisa mungkin ke pikiran) audience?

Ini melibatkan berbagai hal mulai dari penanganan telepon (jalur apa, provider mana, gratis atau bayar dan sebagainya), penyamaan frekuensi radio antar unit atau instansi (polisi, SAR, pemadan kebakaran, rumah sakit) dan sebagainya.

Untuk manajemen dan organisasi ini, setiap komunikator dan organisasi yang terlibat dalam penanganan krisis, sebaiknya memahami panduan yang telah ada dalam bentuk CD/DVD, yang bisa diperoleh dari U.S. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang berjudul "Emergency Risk Communication CDCynergy”.


3. AUDIENCE ASSESMENT
Pihak mana sajakah yang harus dicapai?
Apa yang sudah terpikirkan oleh mereka?
Bagaimana semua itu mempengaruhi apa yang akan kita komunikasikan?

Dalam setiap krisis, audience tidak semuanya sama dan tidak berada dalam kekosongan informasi. Dalam faktanya, informasi itu bahkan mungkin simpang-siur dan ditambahi dengan sistem nilai dan emosional yang ada pada mereka sendiri. Ini akan menyulitkan komunikasi.

Untuk itu komunikator harus bisa memulainya dari TITIK DI MANA MEREKA MEMULAINYA.

4. KETERLIBATAN AUDIENCE
Bagaimana komunikasi bisa terjadi secara DUA ARAH dengan efektif?
Bagaimana membuat audience aktif dan bukan pasif?

Keterlibatan massa audience adalah sangat penting. Setiap orang yang secara aktif TERLIBAT dan MELAKUKAN SESUATU, lebih punya daya tahan terhadap teror. Oleh sebab itu, jika tidak mengalami sesuatu yang parah, setiap anggota massa audience yang CUKUP SEHAT, semestinya didorong untuk ikut melakukan berbagai hal secara aktif, dan bukan menyelami perasaannya sendiri. Sebab, ini akan mengakibatkan mereka makin terjerumus ke dalam situasi shock-nya. Mereka akan lebih rentan terhadap berbagai isu dan teror. Jadi, libatkan mereka.

Berikan daftar kepada mereka, apa-apa yang bisa mereka lakukan untuk membantu, dan tidak berdiam diri saja dicekam ketakutan dan teror.

5. METAMESSAGING
Ini adalah sebuah metode atau cara untuk memberi penekanan pada ISI atau SUBSTANSI dari krisis dan bukan hanya sekedar INFORMASI tentang krisis.

- Bagaimana meyakinkan massa;
- Bagaimana meyakinkan diri;
- Bagaimana menangani emosi massa; dan sebagainya.

Jebakan yang sering muncul, adalah bahwa elemen perencana penanganan krisis lebih berfokus pada intuisi, yang berakibat:

- Berlebihan dalam meyakinkan;
- Berlebihan dalam percaya diri;
- Tidak manusiawi;
- Tidak toleran pada emosi pihak lain.

Strategi terbaik yang bisa dilakukan adalah mengkounter berbagai upaya implementasi yang berbasis intuisi.

6. SELF ASSESSMENT
Bagaimana sistem nilai kita, emosi kita, dan berbagai persoalan politik berpengaruh terhadap penanganan krisis?
Dalam situasi apa biasanya kita salah?
Apa hambatan yang berasal dari dalam?
Bagaimana mengatasinya?

7. REKOMENDASI UNTUK KOMUNIKASI KRISIS
- Jangan berlebihan dalam meyakinkan sesuatu kepada massa;
- Ungkapkan hal itu BUKAN sebagai pernyataan utama;
- Singkirkan atau tunda berbagai hal yang bisa menghambat penanganan krisis;
- Telusuri berbagai ketidakpastian;
- Sharing berbagai dilema yang muncul;
- Pahami berbagai perbedaan pendapat yang terjadi;
- Mau berspekulasi untuk situasi tertentu;
- Tidak perlu perencanaan yang berlebihan, tidak perlu diagnosis yang berlebihan;
- Jangan berharap bisa menghilangkan ketakutan dan teror;
- Jangan permainkan emosi massa;
- Legitimasikan ketakutan dan teror massa;
- Bertoleransilah untuk reaksi awal yang cenderung berlebihan;
- Mantapkan rasa manusiawi;
- Katakan kepada massa apa yang diharapakan;
- Tawarkan kepada massa hal-hal yang bisa dilakukan;
- Biarkan orang memilih tindakan sepanjang tidak membahayakan;
- Minta bantuan personil lebih banyak;
- Pahami tentang kesalahan, defisiensi dan perilaku menyimpang dalam penanganan krisis;
- Eksplisit jika berkaitan dengan pernyataan yang menjadi patokan;
- Eksplisit jika merubah pernyataan, prediksi atau kebijakan resmi;
- Tidak berbohong, tidak mengatakan hanya separuh-separuh;
- Capailah keterbukaan dan transparansi yang total;
- Berhati-hati dalam membandingkan risiko.

DILEMA DALAM KOMUNIKASI KRISIS
- Keterbukaan versus kerahasiaan;
- Spekulasi versus keengganan berspekulasi;
- Keragu-raguan versi kepercayaan diri dan keyakinan;
- Menjadi pengingat atau menjadi pihak yang menakut-nakuti;
- Profesionalisme versus manusiawi;
- Memaafkan versus defensif;
- Desentralisasi versus sentralisasi;
- Kontrol oleh publik versus kontrol oleh pakar;
- Perencanaan untuk penolakan versus perencanaan karena kepanikan;
- Penundaan versus reaksi cepat.

Berhati-hatilah dalam menghadapi dilema-dilema di atas.

PENANGANAN EMOSI
1. KETAKUTAN, PANIK DAN PENOLAKAN
Ketakutan mencakup:

- Apatis;
- Concern;
- Takut;
- Teror;
- Panik;
- Penolakan.

Panik SANGAT DESTRUKTIF dan SANGAT MENULAR. Dalam banyak kasus, menangani kepanikan sering dijadikan sasaran dalam manajemen krisis. Namun dalam banyak kasus juga, sasaran itu justru salah karena kepanikan jarang terjadi, dan bukan itu yang paling utama ditangani.

Dalam banyak kasus, otoritas penanganan krisis sering salah mempersepsi kepanikan. Orang-orang yang berlarian kesana kemari menyelamatkan diri, bukanlah bentuk kepanikan. Mereka hanya melakukan apa yang menurut mereka terbaik dan bisa dilakukan, yaitu menyelamatkan diri. Ini bukan kepanikan. Itu semua bukan bentuk
kepanikan, sepanjang bermuara pada keselamatan dan tidak membahayakan orang lain. Lebih baik lagi, jika semua aktivitas itu dilakukan secara terkoordinir.

Panik adalah segala aktivitas atau tindakan yang merusak atau membahayakan.

Kekhawatiran terbesar dalam situasi krisis adalah penolakan. Penolakan adalah tanda yang lebih baik dari apatis alias rasa tidak peduli. Penolakan adalah bentuk kepedulian: terhadap persepsi dan pendapat sendiri. Ini berpotensi bisa dimanfaatkan. Apa yang penting, adalah bahwa pesan yang disampaikan tidak membuat mereka menjadi lebih takut, melainkan menjadi lebih berani mengambil tindakan yang kooperatif.

2. PARANOID DAN VIGILANCE
Sikap ini mencerminkan persepsi tentang tingginya suatu risiko. Saat komunikator meminta massa untuk sangat waspada, ia meminta mereka menjadi vigilant. "Awas!!"

Peringatan keras seperti di atas harus diberikan secara spesifik dengan berbagai pembedaan agar tidak semua hal dipandang punya tingkat risiko yang sama. Jika hal ini gagal dilakukan, maka massa akan cenderung terdorong menjadi paranoid.

Sikap vigilance dalam banyak hal masih lebih rasional. Ini berbeda dari paranoid, yang sama sekali telah kehilangan rasionalitas. Paranoid menjadi lebih berbahaya.

3. EMPATI, PENDERITAAN DAN DEPRESI
Empati mendorong kita untuk membantu. Makin tinggi tingkat krisis, musibah atau bencana, kesedihan akan bergeser menjadi penderitaan, duka lara dan nestapa. Semua ini harus diakui keberadaannya di dalam krisis, tanpa menjadikannya sebagai hambatan untuk penanganan lebih lanjut.

4. LUKA DAN KEMARAHAN
Dalam tingkat tertentu, kemarahan bisa menjadi alat yang fungsional dan cukup membantu. Namun jika itu telah bergeser menjadi amuk atau murka, maka ia kehilangan manfaatnya.

Ini juga harus diakui, sehingga tidak memunculkan efek penolakan yang akan mengganggu jalannya proses penanganan krisis, musibah dan bencana.

5. RASA BERSALAH
Ada tiga sebab munculnya rasa bersalah:

- Caretaker: mis; orang tua yang merasa gagal menyelamatkan anak-anaknya;
- Survivor: orang yang selamat dari krisis, musibah dan bencana;
- Rutinitas: kebiasaan dalam berbagai proses.

REKOMENDASI KOMUNIKASI PASKA KRISIS, MUSIBAH DAN BENCANA
1. Katakan kepada setiap pihak yang perlu tahu;
2. Katakan kepada setiap pihak yang sudah tahu atau ingin tahu;
3. Jangan "perkecil" apa yang telah terjadi;
4. Jangan singkirkan informasi kerusakan yang terjadi;
5. Ungkapkan belasungkawa;
6. Tunjukkan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki keadaan;
7. Lakukan investigasi publik;
8. Diskusikan rumor, bahkan yang tidak masuk akal sekalipun;
9. Publikasikan info yang nyaris tidak terlihat;
10. Jadilah yang terakhir dalam "melupakan" krisis.

MENGKOMUNIKASIKAN JENAZAH DAN MAYAT KORBAN
Meyakinkan massa untuk segera mengurus jenazah bukanlah pekerjaan mudah. Massa yang sibuk dengan berbagai perasaan, ketakutan dan teror yang dialaminya, sering cenderung kurang kooperatif dalam mengurus jenazah dan mayat yang berserakan. Beberapa sebab di antaranya adalah berikut ini. Komunikasikannlah apa-apa yang perlu untuk menguranginya.

1. NAUSEA
Orang merasa mual dan ingin muntah manakala menghadapi mayat dan jenazah yang memilukan. Segeralah komunikasikan kepada mereka tentang bahaya keberadaan mayat di tempat terbuka. Mayat manusia bisa membawa penyakit.

2. RASA BERSALAH SURVIVOR
Mayat mengingatkan massa bahwa mereka "berhasil" dan mayat-mayat itu "tidak". Menguburkannya sesegera mungkin akan membuat mereka segera mengalihkan pikiran dan perasaannya dari rasa bersalah itu.

3. KETAATAN PADA AGAMA
Agama pada umumnya memerintahkan untuk sesegera mungkin mengurus mayat dan jenazah.

4. RESPEK
Menyegerakan mengurus mayat dan jenazah, tidak hanya menghormati si mayat akan tetapi juga menghormati diri sendiri sebagai manusia.

5. SIMBOL RECOVERY
Berseraknya mayat dan jenazah di mana-mana, menunjukkan situasi yang masih kacau dan bencana yang masih mencekam. Upaya pengurusan mayat dan jenazah menyimbolkan kebangkitan. Ini adalah perlambang proses normalisasi.

6. HANTU DAN TAKHYUL
Segera mengurus jenazah dan mayat akan menekan merebaknya kepercayaan dan takhyul yang menyimpang.

Semoga musibah dan bencana bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Amiiieen.

Sebagian besar disarikan dari materi oleh:
Peter M sandman




Ciptakan sesuatu yang besar

Anda berdiri di depan sekelompok orang untuk berbagi apa yang Anda tahu untuk membantu audience Anda atau  meminta mereka bergabung dengan Anda guna menciptakan sesuatu yang lebih besar. 
Anda datang dengan niat yang baik. Anda sudah melakukan persiapan semaksimal yang Anda mampu. 
Anda telah mengenggam informasi, punya pengalaman, dan berbagai pandangan yang dibutuhkan oleh audience. Anda telah mengantongi "hak berbicara". 
Percayalah pada audience ini, layani mereka dengan baik, dan bersenang-senanglah!"
I Care About You,
Dwika






Kartu Semangat
Trik ini ditawarkan oleh Melissa Lewis, seorang public speaker terkenal. Anda bisa membuat sendiri "Kartu Semangat" Anda sebanyak yang Anda mau. Bentuk dan ukurannya seperti kartu biasa, misalnya 15 x 10 cm. Buatlah menarik dan perlakukan sebagai barang penting. Dalam setiap kartu, dituangkan berbagai hal yang bisa membuat Anda lebih bersemangat dan lebih hidup, membuat Anda berani menerima tantangan.

Berbagai ungkapan itu, bisa jadi akan menguap alias terlupakan saat Anda merasakan gejala ketakutan berbicara. Itu sebabnya, ia dituangkan ke dalam bentuk kartu. Bawalah ke manapun Anda pergi, dan bacalah beberapa saat sebelum Anda tampil berbicara.

Jika Anda menginginkannya, Anda bisa menuangkannya ke dalam handphone Anda.

Berikut adalah isi dari "Kartu Semangat" milik Melissa Lewis.

KARTU I
"Beberapa saat lagi, Kamu akan berdiri di depan sekelompok orang untuk berbagi apa yang Kamu tahu untuk a) membantu audience Kamu atau b) meminta mereka bergabung dengan Anda guna menciptakan sesuatu yang lebih besar. Kamu datang kemari dengan niat yang baik. Kamu sudah melakukan persiapan semaksimal yang Kamu mampu. Kamu telah mengenggam informasinya, punya pengalamannya, dan berbagai pandangan yang dibutuhkan oleh audience. Kamu telah mengantongi "hak berbicara". Percayalah pada audience ini, layani mereka dengan baik, dan bersenang-senanglah!"

Tertanda:
(Nama Anda, dan predikat yang mendukung ungkapan di atas, misalnya "Ahli Pemasaran", "Pakar Komunikasi" dan sebagainya)

KARTU II
"Beberapa saat lagi, Kamu akan berdiri di depan sekelompok orang untuk berbagi apa yang Kamu tahu untuk a) membantu audience Kamu atau b) meminta mereka bergabung dengan Anda guna menciptakan sesuatu yang lebih besar. Kamu datang kemari dengan niat yang baik. Kamu sudah melakukan persiapan semaksimal yang Kamu mampu. Kamu telah mengenggam informasinya, punya pengalamannya, dan berbagai pandangan yang dibutuhkan oleh audience. Kamu telah mengantongi "hak berbicara". Percayalah pada audience ini, layani mereka dengan baik, dan bersenang-senanglah!"

Tertanda:
(Nama Anda, dan predikat yang mendukung ungkapan di atas, misalnya "Ahli Pemasaran", "Pakar Komunikasi" dan sebagainya)

KARTU III
"Beberapa saat lagi, Kamu akan berdiri di depan sekelompok orang untuk berbagi apa yang Kamu tahu untuk a) membantu audience Kamu atau b) meminta mereka bergabung dengan Anda guna menciptakan sesuatu yang lebih besar. Kamu datang kemari dengan niat yang baik. Kamu sudah melakukan persiapan semaksimal yang Kamu mampu. Kamu telah mengenggam informasinya, punya pengalamannya, dan berbagai pandangan yang dibutuhkan oleh audience. Kamu telah mengantongi "hak berbicara". Percayalah pada audience ini, layani mereka dengan baik, dan bersenang-senanglah!"

Tertanda:
(Nama Anda, dan predikat yang mendukung ungkapan di atas, misalnya "Ahli Pemasaran", "Pakar Komunikasi" dan sebagainya)

KARTU IV
"Beberapa saat lagi, Kamu akan berdiri di depan sekelompok orang untuk berbagi apa yang Kamu tahu untuk a) membantu audience Kamu atau b) meminta mereka bergabung dengan Anda guna menciptakan sesuatu yang lebih besar. Kamu datang kemari dengan niat yang baik. Kamu sudah melakukan persiapan semaksimal yang Kamu mampu. Kamu telah mengenggam informasinya, punya pengalamannya, dan berbagai pandangan yang dibutuhkan oleh audience. Kamu telah mengantongi "hak berbicara". Percayalah pada audience ini, layani mereka dengan baik, dan bersenang-senanglah!"

Tertanda:
(Nama Anda, dan predikat yang mendukung ungkapan di atas, misalnya "Ahli Pemasaran", "Pakar Komunikasi" dan sebagainya)

KARTU V
"Beberapa saat lagi, Kamu akan berdiri di depan sekelompok orang untuk berbagi apa yang Kamu tahu untuk a) membantu audience Kamu atau b) meminta mereka bergabung dengan Anda guna menciptakan sesuatu yang lebih besar. Kamu datang kemari dengan niat yang baik. Kamu sudah melakukan persiapan semaksimal yang Kamu mampu. Kamu telah mengenggam informasinya, punya pengalamannya, dan berbagai pandangan yang dibutuhkan oleh audience. Kamu telah mengantongi "hak berbicara". Percayalah pada audience ini, layani mereka dengan baik, dan bersenang-senanglah!"

Tertanda:
(Nama Anda, dan predikat yang mendukung ungkapan di atas, misalnya "Ahli Pemasaran", "Pakar Komunikasi" dan sebagainya)

KARTU VI
"Beberapa saat lagi, Kamu akan berdiri di depan sekelompok orang untuk berbagi apa yang Kamu tahu untuk a) membantu audience Kamu atau b) meminta mereka bergabung dengan Anda guna menciptakan sesuatu yang lebih besar. Kamu datang kemari dengan niat yang baik. Kamu sudah melakukan persiapan semaksimal yang Kamu mampu. Kamu telah mengenggam informasinya, punya pengalamannya, dan berbagai pandangan yang dibutuhkan oleh audience. Kamu telah mengantongi "hak berbicara". Percayalah pada audience ini, layani mereka dengan baik, dan bersenang-senanglah!"

Tertanda:
(Nama Anda, dan predikat yang mendukung ungkapan di atas, misalnya "Ahli Pemasaran", "Pakar Komunikasi" dan sebagainya)

Anda bisa membuatnya sebanyak yang Anda mau. Enam, tujuh, sepuluh, duapuluh atau ratu..saaaan! Anda bisa mengisinya dengan berbagai macam ungkapan yang bisa menyentuh emosi, akal pikiran dan hati Anda sendiri.

Tapi mengapa yang di atas ini semuanya sama?

Karena hanya itulah yang sebenarnya Anda butuhkan!
QA-Communication