by Dwika Sudrajat on Saturday, November 6, 2010 at 11:59pm ·


Anda sesungguhnya menemukan profesi sebagai motivator, fasilitator, dan konsultan melalui perjalanan yang cukup panjang, memasuki dunia konsultan yang ternyata membawa berkah.
Be well,
Dwika  


Anda diutus untuk apa?
Oleh: Arvan Pradiansyah

Ada satu pesan penting yang saya sampaikan ketika berbicara di hadapan sekitar 1000 Top Agent Asuransi Jiwa di Bali beberapa waktu yang lalu. Di forum tersebut saya mengajak semua yang hadir untuk menemukan apa misi hidup kita di dunia ini. Misi hidup ini penting karena inilah yang akan menentukan kesuksesan sekaligus kebahagiaan kita.

Apakah orang bisa sukses tanpa misi hidup? Tentu saja bisa dan banyak orang yang telah membuktikannya. Kesuksesan bisa kita dapatkan kalau kita bekerja keras dan melakukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan secara konsisten.

Namun, tanpa misi hidup yang jelas kita tak mungkin akan merasa bahagia. Kalaupun kita merasa bahagia sesungguhnya itu hanyalah kebahagiaan yang bersifat sementara. Kebahagiaan tersebut bersifat dangkal dan tidak mendalam.

Kebahagiaan hanya akan bersifat mendalam kalau kita menemukan bahwa apa yang kita lakukan tersebut bermakna dan membuat hidup kita benar-benar berarti. Ini hanya bisa kita dapatkan kalau kita menyadari bahwa kita sesungguhnya benar-benar diutus oleh Tuhan ke muka bumi ini untuk menjalankan pekerjaan tersebut.

Mungkin Anda akan bertanya, "Sebegitu jauhkah penemuan yang harus kita lakukan?" Saya akan menjawab dengan "Ya" yang penuh keyakinan. Kita harus menyadari mengapa kita diutus Tuhan ke dunia ini.

Kita juga perlu menemukan jawaban mengenai mengapa kita yang diutus Tuhan dan bukan orang lain. Tuhan adalah yang Maha Perencana, dan Tuhan tidak pernah menjadikan segala sesuatu sia-sia. Karena itu pasti ada maksud besar Tuhan ketika Ia mengutus kita ke dunia ini.

Kata "mengutus" sengaja saya gunakan bukan dengan maksud melebih-lebihkan tetapi saya merasa bahwa inilah yang sebenarnya terjadi. Mungkin Anda berpikir bahwa kata "mengutus" lebih tepat bila dialamatkan kepada Nabi dan Rasul sebagai manusia pilihan utusan Tuhan.

Namun, hasil perenungan saya membawa saya kepada kesimpulan yang lebih besar lagi. Sesungguhnya Tuhan bukan hanya mengutus Nabi dan Rasul ke dunia ini, Tuhan bahkan mengutus kita semua ke dunia ini dengan maksud yang tak kalah mulianya dengan Nabi dan Rasul. Bahkan saya ingin mengatakan bahwa tidak ada satu pun manusia yang ada di bumi ini yang tidak merupakan utusan Tuhan.

Bedanya dengan Nabi dan Rasul adalah pada formalitasnya. Kepada Nabi dan Rasul Tuhan menegaskan bahwa mereka adalah utusan Tuhan. Mereka diberi tahu oleh Tuhan, mereka diangkat secara resmi oleh Tuhan sehingga mereka benar-benar menyadarinya dan memberi tahu umat manusia mengenai posisi tersebut.

Hal ini berbeda dengan kita. Walaupun Tuhan mengutus kita ke dunia ini, Tuhan tidak menyampaikan pesannya secara resmi. Alih-alih, Tuhan menyampaikannya secara halus dan implisit, melalui apa yang kita sukai, apa yang kita inginkan dan impikan, serta apa yang membuat kita senang melakukannya.

Temukan misi hidup

Tuhan mengutus banyak orang ke dunia ini untuk memberikan manfaat kepada sesama manusia. Bu Kasur dan Kak Seto diutus untuk membahagiakan anak Indonesia. Bung Karno dan Bung Hatta diutus untuk memerdekakan Indonesia.

Sementara itu, Ibu Theresa untuk membantu kaum miskin dan menjadi teladan mengenai kasih. Mahatma Gandhi diutus untuk menjadi pemersatu bangsa India. Nelson Mandela diutus untuk menghapus Apharteid. Michael Jackson dan David Foster diutus untuk menghibur dan menginspirasi masyarakat dunia melalui lagu dan musik yang hebat dan mencerahkan. Hee Ah Lie diutus Tuhan untuk memberikan motivasi dan inspirasi bahwa tidak ada yang tidak bisa dilakukan di dunia ini.

Ada orang yang diutus ke dunia ini untuk menjadi dokter, insinyur, guru, wartawan, seniman, politisi, organisator, sopir, maupun petugas kebersihan. Semua tugas tersebut sama pentingnya dan sama mulianya. Semua tugas yang dilakukan untuk melayani sesama manusia adalah mulia. Tidak ada pekerjaan baik yang tidak mulia.

Tuhan memang menjadikan kita berbeda-beda dalam hal kepandaian, minat, bakat, pengetahuan, dan keterampilan. Perbedaan itu diperlukan agar kita dapat saling membantu dan menciptakan dunia yang lebih baik.

Maka tantangan terbesar kita sesungguhnya adalah untuk mengenali siapa diri kita dan untuk apa kita diutus Tuhan?

Akan halnya saya sendiri, sesungguhnya saya menemukan profesi saya sebagai motivator, fasilitator, dan konsultan ini melalui perjalanan yang cukup panjang. Selepas kuliah dulu sesungguhnya saya tidak punya gambaran yang jelas mengenai karier apa yang akan saya tekuni di dunia kerja.

Saya pernah "tersesat" beberapa tahun di dunia Public Relations (PR) dan secara tidak sengaja memasuki dunia konsultan. Namun, ketidaksengajaan ini ternyata membawa berkah.

Saya menemukan bahwa menjadi fasilitator ternyata pekerjaan yang menyenangkan dan membahagiakan. Tiba-tiba saja saya tersadarkan bahwa menjadi guru dan mengajar sesungguhnya sudah menjadi kesukaan saya sejak kecil. Bahkan ketika kecil dulu saya sering menjadi "guru" dan memberikan pelajaran kepada adik-adik saya.

Inilah yang kemudian membawa saya sampai menjadi saya yang sekarang. Saya bahkan menemukan bahwa inilah alasan mengapa Tuhan menurunkan saya ke dunia ini: untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat banyak.

Saya sudah merasa mantap dengan pekerjaan saya ini. Saya sudah merasa bahwa inilah pilihan hidup yang tertinggi bagi saya. Saya akan menjadi motivator sampai saya tua, sampai saya dipanggil Tuhan nanti.

Setelah saya menemukan jalan hidup saya ini ada banyak tawaran yang datang kepada saya dari berbagai Head Hunter. Banyak yang menawarkan saya posisi Human Resources Director, bahkan ada yang berani menawarkan saya posisi President Director sebuah perusahaan multi nasional, tentunya dengan berbagai paket yang menarik, tetapi semuanya saya tolak karena sebuah alasan: saya diutus Tuhan ke dunia ini bukan untuk menjadi Direktur tetapi untuk memberikan pencerahan untuk masyarakat.

Pembaca yang budiman, apakah Anda sudah menemukan apa misi Tuhan yang dititipkan-Nya kepada Anda? Bila belum saya mengajak Anda untuk meluangkan waktu untuk menemukannya. Percayalah hal itu akan menjadi penemuan terpenting dan terbesar dalam hidup Anda.
 ·  ·  · Share · Delete