link: Mananging Consultant

Cari Blog Ini

Jumat, 15 April 2011

Hari ke-2 (BANGKOK)

Oleh  : Vicky Kurniawan
Tanggal           : Kamis, 11 November 2010
Tempat Wisata : Grand Palace & Emerald Budha, Wat Pho, Wat Arun, MBK, Siam Paragon, Pratunam Market
Pintu Masuk Grand Palace
Hari ke dua ini akan dihabiskan berkeliling kota Bangkok sampai tuntas karena malamnya saya berencana naik bus malam ke Phuket. Dari apartemen teman di Lumpini, saya naik taksi ke Grand Palace dengan pertimbangan kawasan tersebut tidak dilalui oleh subway dan letaknya cukup jauh dari Lumpini. Dari berbagai hasil browsing di internet, naik taksi di Bangkok ternyata ada tipsnya juga. Pertama, tidak semua sopir taksi di Bangkok bisa dan paham bahasa Inggris, jadi sebelum masuk ke dalam taksi  pastikan dia tahu alamat yang akan dituju. Lebih baik lagi kalau alamatnya disalin ke dalam bahasa Thai yang bentuknya mirip aksara Jawa. Kedua, karena kebanyakan taksi Bangkok tidak pakai argometer, tawar menawar dan pastikan dahulu harga yang akan dibayar sebelum kita masuk ke dalam taksi (ribet!). Tempat wisata di Bangkok yang saya kunjungi dari pagi sampai sore antara lain:

Grand Palace dan Emerald Budha

Grand Palace termasuk dalam daftar tempat yang wajib dikunjungi bila kita berjalan-jalan ke Bangkok. Istana ini dulunya dibangun  sebagai tempat kediaman keluarga raja tetapi sejak awal abad ke 20, istana ini tidak didiami lagi. Tempat yang indah ini meliputi area yang sangat luas sehingga diperlukan waktu 2 jam untuk mengelilingi tempat ini. Tiket masuknya berlaku satu minggu untuk masuk gratis ke Vimanmek Palace (istana Raja Rama V) yang terdapat dibagian lain kota. Dari berbagai informasi, saya sering diperingatkan untuk berhati-hati di sekitar area ini. Para pedagang berlian palsu sering menghadang turis yang akan masuk ke tempat ini dengan mengatakan bahwa istana tutup karena ada kegiatan keagamaan dan menyuruh mereka kembali sekitar 3 atau 4 jam lagi. Buntut-buntutnya kita akan disarankan pergi ke tempat penjualan berlian yang telah mereka tunjuk. Untunglah pada saat mengunjungi tempat ini semua berjalan lancar dan tidak ada tanda-tanda penipuan seperti itu.
Tempat ini mengadakan tur guide gratis keliling istana pada jam-jam tertentu. Bila tidak kebagian. kita masih bisa ikut tur gratis dengan cara mengikuti peserta wisata yang menggunakan jasa biro perjalanan, pilih yang berbahasa Inggris dan ikuti saja kemana rombongan itu pergi. Kalau Guidenya sudah mulai curiga dengan kehadiran kita cari saja rombongan yang lain (he he he dasar turis kere). Informasi mengenai tiket masuk dan jam buka dapat diperoleh disini http://palaces.thai.net/night/index_gp.htm

Grand Palace

Wat Pho

Tepat di sebelah Grand Palace ada satu kuil tertua dan terbesar di Bangkok yang juga wajib dikunjungi. Kuil Wat Pho ini memiliki patung Reclining Budha terpanjang dan terkenal sebagai pusat pengobatan tradisional dan pusat pemijatan terbaik di Thailand. Dari Grand Palace kita hanya perlu berjalan kaki ke kuil ini. Mulanya saya menganggap remeh soal arah ke kuil ini, toh di peta letaknya persis di sebelah Grand Palace. Yang tidak saya perhitungkan adalah pintu masuk dan keluar Grand Palace jumlahnya lebih dari satu dan masing-masing pintu menuju arah yang berbeda-beda. Begitu keluar istana langsung bingung deh clingak clinguk mencari penunjuk jalan. Setelah berjalan memutari istana sampai kaki pegal, belum juga terlihat tanda-tanda pintu gerbang Wat Pho. Akhirnya kami memutuskan untuk bertanya pada seorang Police Tourist yang kebetulan sedang berjaga di pintu gerbang. Setelah diterangkan panjang lebar (kita hanya mangut-mangut sok ngarti) buntut-buntutnya kita dipanggilin tuk-tuk dan diminta datang ketempat-tempat perdagangan berlian yang sudah dia lingkari di peta. Baru sadar kalau hampir saja kena tipu tanpa banyak bicara kami langsung kabur melarikan diri. Setelah bersusah payah mencari (takut bertanya kuatir kena tipu lagi) akhirnya sampailah di kuil Wat Pho yang letaknya ternyata memang tidak jauh dari gerbang Grand Palace yang kita masuki pagi tadi (he he dasar dikerjai). Informasi mengenai Wat Pho dapat diperoleh disini http://www.watpho.com/en/home/index.php.
Reclining Budha di Wat Pho

Wat Arun

Kuil ini tepat berada di seberang Wat Pho, keduanya dibatasi oleh Sungai Chao Praya sehingga kita perlu naik kapal feri untuk mengunjunginya. Dari Wat Pho kita berjalan ke Tha Tien Pier (No. 8) dan dari sana naik perahu kecil ke Wat Arun. Prang utama di kuil ini sangat tinggi dan tangga untuk menaikinya sangat curam dan sempit. Tetapi hal tersebut tidak menghambat orang untuk  bersusah payah mendaki karena pemandangan indah yang dapat kita lihat bila sudah sampai diatasnya. Di halaman kuil ini juga banyak ditawarkan jasa pemotretan menggunakan baju khas Thailand. Iseng-iseng saya berfoto di dekat sebuah patung tripleks berbaju khas Thailand yang wajahnya dilubangi. Setelah beberapa kali berfoto tiba-tiba ada yang minta uang jasa penyewaan patung tripleks tersebut. Akhirnya sambil mengomel saya hapus foto-foto yang sudah diambil tadi (ampun deh, foto sama tripleks aja mesti bayar). Informasi mengenai Wat Arun dapat dilihat disini http://www.watarun.org/index_en.html.

Tangga Curam di Wat Arun

Mahboonkrong (MBK)

Tempat ini merupakan salah satu mall wajib kunjung di Bangkok. Dari Wat Arun naik feri kembali ke Tha Tien Pier dan dari pier tersebut naik kapal lagi ke Central Pier. Tidak perlu bingung beli tiket karena didalam feri ada mbak-mbak kondektur yang akan menarik tiket penumpang yang baru naik (persis kondektur bis). Saya baru tahu kalau didalam ada kondekturnya setelah mondar-mandir dari Pier 8 ke Pier 9 dan tidak menemukan loket penjualan tiket perahu (capek deh). Dari Central Pier naik Sky Train ke National Stadium Station tempat mall MBK. Di tempat ini kita dapat membeli souvenir, makan siang di Food Court Lantai 6 dan sholat di musholanya. Untuk urusan makanan halal, saya hanya perlu mencari tanda bulan bintang atau kata-kata Muslim Food.
MBK Tampak Depan

Siam Paragon

Mall kedua yang saya kunjungi adalah Siam Paragon. Di mall ini terdapat akuarium raksasa, Siam Ocean World. Dari MBK, naik Sky Train ke Siam Central Station dan turun langsung di Siam Paragon. Sayang karena waktu yang terbatas saya tidak sempat melihat akuariumnya dan hanya sempat berfoto-foto di tamannya yang indah.
Taman di Siam Paragon

Pratunam Market

Tempat ini mejadi sasaran kedua untuk berbelanja souvenir. Dari Siam Paragon kita hanya perlu berjalan kaki melalui Sky Walk (jalan layang khusus untuk pejalan kaki). Kalau tidak ingin berjalan melalui Sky Walk juga bagus karena sepanjang perjalanan ke Pratunam Market banyak dijumpai pedagang-pedagang makanan di pinggir jalan dengan aroma dan bentuk yang sangat menggiurkan. Sayangnya karena tidak jelas halal tidaknya saya tidak berani mencoba membeli. Di pasar ini harga souvenir memang sangat murah dengan kualitas yang lumayan. Selaiknya di pasar tentu saja kita harus pandai tawar menawar. Dari Pratunam Market, saya kembali naik taksi ke Lumpini.

Setelah mandi dan berpamitan dengan Gideon, teman yang berbaik hati memberikan kami tumpangan selama di Bangkok, mulailah petualangan kami menuju Phuket. Dari berbagai informasi, untuk naik bis malam ke Phuket disarankan melalui Southern Bus Terminal. Sayangnya transportasi menuju terminal ini sedikit rumit. Tidak ada Sky Train, Subway atau Ferry yang dekat-dekat terminal ini. Tuan rumah kami malah tidak tahu dimana letak terminalnya.  Akhirnya diputuskan kami akan naik taksi.
Sebelum naik saya mulai dengan tips naik taksi nomer 1 (menunjukkan alamat). Dengan susah payah saya lafalkan ‘Sai Tai Taling Chan’ (nama Thai dari Southern Bus Terminal) tetapi wajah pak sopir menunjukkan tanda-tanda tidak mengerti. Saya bantu dengan kata-kata bahasa Inggris (siapa tau si akang ngarti), eh dia makin bingung. Akhirnya saya tunjukkan lafalnya dalam bahasa Thai, yang kugunting dengan susah payah dari wikitravel, eh langsung mengerti dan langsung nyerocos dalam bahasa Thai sehingga kali ini giliran kami yang bingung (terserah dah). Kurang lebih 1 jam akhirnya sampailah kami di Southern Bus Terminal.
Ruang Tunggu Di Southern Bus Terminal
Baru kali ini saya melihat terminal bis yang terletak didalam mall. Tempat penjualan tiketnya berjajar-jajar teratur di tengah-tengah penjual pakaian dan keperluan lain yang biasa ada di mall. Ruang tunggunya nyaman. Pokoknya tidak seperti terminal bis yang pernah saya lihat. Sempat bingung juga bisnya ada dimana. Ternyata bisnya diparkir berjajar-jajar di lantai dasar sesuai dengan nomer. Setelah lega karena dapat tiket kami bergegas menuju bis untuk melanjutkan petualangan kami selanjutnya ke Phuket Town. Informasi bis dari Bangkok ke Phuket dapat dilihat disini http://www.1stopphuket.com/getting_here/bus.
Biaya Hari Ke-2
  • Biaya Taksi ke Grand Palace                           Rp.     60.000
  • Tiket Grand Palace                                             Rp.   105.000
  • Tiket Wat Pho                                                       Rp.     15.000
  • Naik Ferry ke Wat Arun PP                                 Rp.       1.800
  • Tiket Masuk Wat Arun                                         Rp.     15.000
  • Tiket ferry ke central pier                                     Rp.       4.200
  • Tiket subway ke MBK dan Siam Paragon       Rp.       9.000
  • Makan Siang di MBK                                            Rp.    21.000
  • Taksi dari Pratunam ke Lumpini                       Rp.    45.000
  • Makan Malam di 7 Eleven                                   Rp.    17.700
  • Taksi ke Southern Bis Terminal                        Rp.    90.000
  • Tiket Bis malam ke Phuket                                 Rp.  300.000
  • Total Rp. 683.700

7 Hari Keliling Bangkok Ke Penang

Oleh : Vicky Kurniawan
Perjalanan saya kali ini sebenarnya didasarkan pada dorongan impulsive untuk memanfaatkan tiket promo penerbangan Air Asia yang saat itu sedang membuka jalur penerbangan baru dari Surabaya-Bangkok dan Surabaya-Penang. Setelah berhasil mendapat tiket promo (informasi tiket bisa didapat di http://www.airasia.com/id/id/home.html), mulailah saya membuat rencana perjalanan dan rencana anggaran yang didasarkan pada buku-buku panduan perjalanan (salah satunya buku “2 Juta Keliling Thailand, Malaysia dan Singapura” karya Claudia Kaunang dan “Top 10 Bangkok” karya Ron Emmons) serta hasil browsing di internet. Dari hasil penelusuran tersebut akhirnya ditetapkan rute : Surabaya-Bangkok-Phuket-Krabi-Hatyai-Penang-Surabaya.
Perjalanan selama 7 hari ini menghabiskan biaya sekitar Rp. 3,2 juta per orang (kurs berlaku saat itu Rp.300 untuk Bath Thailand dan Rp.3.000 untuk RM Malaysia). Didalamnya sudah termasuk tiket pesawat pulang pergi, biaya makan, biaya penginapan, biaya transportasi dan tiket masuk atraksi. Berikut catatan perjalanan dari Bangkok ke Penang yang akan terbagi menjadi 7 bagian sesuai dengan banyaknya hari yang saya lalui dalam perjalanan ini.

Air Asia Bangkok


Hari ke-1 (Surabaya – Bangkok)

15 Mar
Oleh : Vicky Kurniawan
Tanggal           : Rabu, 10 November 2010
Perjalanan dari Malang-Surabaya ditempuh dengan menggunakan mobil travel selama 2 jam. Pertama kali menggunakan ‘budget airlines’ membuat saya penasaran dengan aturan 7 kg bagasi yang boleh dibawa masuk ke dalam pesawat.  Maklum, saya tidak memasukkan harga bagasi dalam tiket saya. Setelah browsing sana-sini ternyata aturan FAA tentang dimensi bagasi yang boleh dibawa masuk ke dalam pesawat adalah : Panjang = 56 cm, Lebar = 36 cm, dan Volume = 23 cm dan jatah 7 kg yang ditetapkan ternyata banyak juga.
Setelah sampai di bandara sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, Air Asia membuka kounter boardingnya tepat 2 jam sebelum waktu keberangkatan (counter ini ditutup 45 menit sebelum waktu keberangkatan). Ternyata tidak seperti dugaan semula, mereka tidak terlalu ketat soal ukuran bagasi. Saya kira asal tidak keterlaluan tentu bisa lolos. Di pintu masuk counter memang telah disediakan semacam timbangan untuk mengukur apakah tas yang kita bawa lolos masuk pesawat atau tidak. Walaupun demikian tidak ada petugas yang secara khusus mengukur bagasi yang akan kita bawa masuk ke dalam pesawat.

Setelah boarding, saya mencoba mencari makan siang. Seperti kita tahu harga makanan di bandara suka keterlaluan mahalnya, makanya saya cari tempat makan yang paling pojok, paling nyempil, paling kecil tapi paling rame dengan asumsi tempat itu akan ‘sedikit lebih murah’ dibanding tempat makan yang letaknya representative. Ternyata asumsi saya salah, tempat paling nyempil yang saya pilihpun harga satu gelas es teh Rp. 17.500. Sambil minumpun jadi tersedak melihat harganya. Akhirnya saya putuskan untuk membeli Roti Boy karena harganya (sangat mengherankan) tetap Rp. 7.000 seperti harga di mall. Di pesawat karena kedinginan dan kelaparan akhirnya saya beli semangkuk Pop Mie dari mbak-mbak FA. Kali ini sambil merem karena harganya Rp. 18.000 percup (busyet beda gravitasi beda harga).
Suvarnabhumi International Airport ternyata cukup mengesankan juga. Airport ini memiliki menara kontrol tertinggi di dunia dan bangunan ketiga terbesar. Bangunannya bergaya Spartan dengan ruang-ruang yang lega dan luas.






Tersedia berbagai macam moda transportasi yang menghubungkan bandara dan kota. Yang terbaru adalah fasilitas kereta Bangkok Suvarnabhumi Airport Rail Link, beroperasi mulai Desember 2009 dan pada saat saya kesana harga tiketnya masih dalam masa promo. Ada dua macam jenis kereta : SA Express dan SA City Line. Lebih jelas mengenai rute dan harga tiketnya dapat dilihat disini http://airportraillink.railway.co.th/en/index.html. Untuk komunikasi, saya membeli kartu perdana TRUE dengan harga awal termurah 350 B. Selain TRUE ada juga kartu AIS.
Perjalanan keluar bandara ke pusat kota dengan menggunakan kereta api cukup lancar karena papan penunjuknya cukup jelas, walaupun sempat diomelin dengan petugas bandara karena kita membawa trolley sampai ke area Cityline (mana kita ngarti wong ngomelnya pake bahasa Thai, baru ‘ngeh’ setelah dia menunjuk-nunjuk dan menarik-narik trolley yang kita pegang). Sayangnya pada saat kita turun di Makassan City, tiba-tiba papan penunjuknya menghilang dan sempat kebingungan gimana cara melanjutkan ke Lumpini Station yang merupakan stasiun subway terdekat dari apartemen teman yang kita inapi selama di Bangkok. Setelah bertanya kesana kemari (tidak semua orang Thai bisa dan mengerti bahasa Inggris) dan dengan sedikit keberuntungan akhirnya sampailah di stasiun yang dituju. Jam 10 malampun masih ada aja petugas pemeriksa yang memeriksa tas-tas kita sebelum masuk subway (heran!) dan menyuruh menghabiskan makanan yang tersisa dalam tas. Setelah keluar dari stasiun dengan sedikit sungkan (karena sudah malam) aku menelepon teman untuk minta dijemput karena sudah tidak sanggup lagi bertanya arah dan takut tersesat karena sudah kemalaman (halah!)..
Biaya Hari Ke-1
  • Travel Malang – Surabaya                    Rp.   60.000
  • Airport Tax                                                Rp. 150.000
  • Tiket Pesawat PP                                   Rp. 555.000
  • Makan                                                       Rp.   35.250
  • Kartu Perdana TRUE                             Rp.   52.500
  • Tiket kereta dan subway                       Rp.   11.100
  • Total                                                          Rp. 863.850
 
2 Comments Posted by aremaronny on March 15, 2011 in Bangkok, Thailand
 
Be the first to like this post.

2 Responses to Hari ke-1 (Surabaya – Bangkok)

  1. purwanti
    March 21, 2011 at 7:58 pm
    wah jadi pengen jg jalan2 gitu. suamiku jalan sendiri bbrp kali ke luar, tapi dalam rangka kerja he he. mesti emang harus diupayakan, kalo gak kapan lagi ya
     
    • aremaronny
      March 21, 2011 at 8:40 pm
      iyo pur, mosok kalah ambek mbok-mbok anak 3 koyok aku..
       

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *
*
You may use these HTML tags and attributes:
             
 

Kemauan dan kebulatan tekad


Seorang milyarder

Intinya adalah bagaimana anda mengatur pengeluaran uang anda dalam kehidupan sehari-hari. Sangat kecil hubungan dengan jumlah uang yang anda kumpulkan.

 
 
 
20 Alasan Kenapa Anda Tidak Kaya
oleh Era Baru Minggu


Alasan kenapa anda bukan seorang milyarder (atau orang yang akan menjadi seorang milyarder) adalah sangat sederhana. Anda mungkin berpikiran bahwa anda mungkin tidak mengumpulkan uang yang cukup banyak, tetapi alasan yang sebenarnya sangat kecil hubungannya dengan jumlah uang yang anda kumpulkan. Intinya adalah bagaimana anda mengatur pengeluaran uang anda dalam kehidupan sehari-hari:
- Anda Cemas dengan Apa yang Tetangga / Kerabat Anda Pikirkan tentang Diri Anda
Jika anda bersaing dengan mereka atau dengan harta benda mereka, anda sebenarnya telah menyia-nyiakan uang hasil jerih payah anda dalam sebuah permainan yang hanya untuk memuaskan mereka tetapi tidak meningkatkan jumlah kekayaan anda.
- Anda Kurang Sabar           
Sampai pada zaman kartu kredit sekarang ini, sangatlah sulit untuk tidak menghabiskan uang lebih banyak dari yang anda miliki. Ini bukanlah masalah utama sekarang. Tetapi jika anda selalu memiliki hutang kartu kredit karena anda tidak sabar menunggu sampai anda mengumpulkan uang yang cukup untuk membeli sesuatu secara tunai, anda sebenarnya sedang membuat yang lain menjadi semakin kaya sementara anda sedang menumpuk utang.
- Anda Mempunyai Kebiasaan Buruk
Baik itu merokok, minum, judi dan beberapa kebiasan buruk lainnya, sifat yang selalu menghabiskan banyak uang dapat mempengaruhi anda untuk menjadi kaya. Banyak orang tidak sadar bahwa timbal balik dari kebiasaan buruk mereka itu tidak akan muncul sekarang, bahkan juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan perokok pasif disekitar anda, seperti keluarga anda yang nantinya harus anda tanggung juga biaya kesehatannya. Merokok merugikan kita jauh lebih besar dari harga rokok-rokok yang kita beli itu. Juga secara negatif memberi dampak buruk terhadap kondisi kekayaan anda karena harus membayar asuransi yang lebih tinggi dibandingkan bukan perokok.
- Anda Tidak Memiliki Target Pencapaian
Sangat sulit untuk untuk menjadi kaya jika anda tidak menghabiskan waktu untuk coba merenungkan apa sebenarnya yang anda inginkan. Jika anda tidak mempunyai target, anda sepertinya tidak ingin untuk menggapainya. Anda perlu mempunyai moto bagi diri anda sendiri seperti, “Saya ingin menjadi seorang jutawan.” Anda perlu meluangkan waktu untuk merencanakan target tabungan dan investasi anda dalam jangka waktu satu tahun dan pikirkan rencana-rencana untuk mewujudkan target tersebut.
- Anda Belum Siap
Hal-hal buruk terjadi pada siapa saja dari waktu ke waktu, jika anda tidak menyiapkan asurasi untuk sesuatu yang akan terjadi pada anda, segala kekayaan yang anda sudah kumpulkan mungkin dapat hilang dalam seketika.
- Anda Mencoba untuk Menghasilkan Uang dengan Cepat
Bagi kebanyakan dari kita, kekayaan tidak datang dalam sekejap. Anda mungkin berpikir bahwa orang yang menang lotre / undian adalah sangat banyak, tetapi sebenarnya kemungkinan anda kalah sebenarnya lebih besar. Keinginan anda untuk menjadi kaya dalam waktu singkat adalah suatu hal yang sia-sia.
- Anda Mengandalkan Orang Lain Untuk Mengatur Keuangan Anda
Anda percaya bahwa orang lain mungkin memiliki pengetahuan lebih baik dalam masalah keuangan daripada anda, dan anda pun mengandalkan pandangan mereka dalam memutuskan dimana anda seharusnya investasikan uang anda. Tetapi tak beruntungnya, kebanyakan orang-orang ini ingin membuat membuat mereka sendiri yang kaya, ini adalah tujuan utama mereka ketika mereka memberitahu anda bagaimana untuk menginvestasikan uang anda. Dengarkan nasehat dari orang-orang lain untuk mendapatkan ide-ide yang baru, tetapi anda sendiri harus cukup menguasai bagaimana seharusnya mengambil keputusan dalam berinvetasi.
- Anda Berinvestasi dalam Sesuatu yang Anda Tidak Kuasai
Anda dengar bahwa Bob telah menghasilkan banyak uang dalam melakukan sesuatu investasi, anda pun ingin mengikutinya. Jika Bob benar-benar telah menghasilkan banyak uang, dia bisa begitu mungkin karena dia memang mengerti apa investasi itu. Ikut menanamkan uang anda dalam investasi hanya karena orang lain juga telah berhasil menghasilkan uang dengan cara itu tanpa anda benar-benar mengerti bagaimana investasi itu akan membuat anda jauh dari menuju kaya.
- Anda Takut Secara Keuangan
Anda takut akan resiko makanya anda terus menaruh uang anda dalam bentuk tabungan yang sebenarnya adalah anda sedang kehilangan uang anda ketika tingkat inflasi sama tinggi dengan tingkat suku bunga tabungan anda, sampai sekarang anda masih menolak untuk memindahkan uang anda ke bentuk investasi yang lain yang dapat memberikan bunga lebih tinggi mungkin karena anda takut bahwa anda akan kehilangan uang anda.
- Anda Mengabaikan Keuangan Anda
Anda menentukan sikap bahwa anda telah cukup, bahwa keuangan anda akan bersirkulasi dengan sendirinya, bahkan anda berpikir jika anda sekarang memiliki utang, hal itu akan dapat diatasi pada kemudian hari. Tetapi sesungguhnya, dibutuhkan perencanaan khusus untuk bisa menjadi kaya. Mungkin tidak hanya satu dari sekian kebiasaan buruk anda diatas yang terus membuat anda tidak dapat menjadi seorang milyarder. Tetapi sebuah campuran dari beberapa kebiasaan buruk di atas yang membuat anda begitu. Cobalah untuk menyimak kembali daftar di atas, dan coba bayangkan. Jika anda ingin menjadi seorang milyarder,anda harus menghadapi hal-hal yang menghalangi anda untuk menjadi kaya itu, sebelum anda memanggil diri anda sendiri milyarder.
- Anda Terlalu Peduli Bagaimana Penampilan dari Mobil Anda
Sebuah mobil adalah sebuah alat transportasi untuk membawa anda dari suatu tempat ke tempat yang lain, tetapi banyak orang tidak melihatnya dengan cara seperti ini. Malahan, mereka menganggap mobil sebagai citra dari diri mereka sendiri dan menghabiskan uang banyak setiap dua tahun sekali hanya untuk mobil atau hanya untuk membuat orang lain terkesan saja daripada hanya mengendarai mobilnya untuk segala keperluan hidupnya dan menginvestasikan uang yang ada.
- Anda Merasa Anda Mempunyai Gaya Hidup
Jika ada punya keyakinan bahwa anda berhak untuk hidup dengan gaya hidup tertentu, pantas memiliki beberapa barang tertentu dan patut menghabiskan sejumlah uang sebelum anda dapat hidup dengan gaya hidup semacam itu, anda akan perlu untuk meminjam uang. Hutang yang besar akan membuat anda selamanya tidak akan menjadi kaya.
- Anda Kurang dalam Melakukan Pembagian Investasi
Ada alasan kenapa salah satu pepatah tertua bagi para penasehat keuangan berbunyi: “jangan menaruh semua telur anda dalam satu keranjang yang sama.” Memiliki portofolio investasi yang dipisah-pisahkan membuat kemungkinan kekayaan anda untuk hilang semakin sedikit.
- Anda Mulai dengan Terlambat
Keajaiban menggabungkan bunga adalah cara paling bagus bila dilakukan dalam jangka waktu panjang. Jika anda sadar bahwa anda selalu mengatakan bahwa akan selalu ada waktu untuk menabung dan berinvestasi di dua tahun mendatang, anda akan sadar pada suatu hari nanti bahwa masa pensiun anda tinggal menghitung hari tetapi anda tidak menemukan apapun di dalam rekening pensiun anda itu.
- Anda Tidak Melakukan Apa yang Anda Sukai
Sebenarnya pekerjaan anda tidak selalu harus adalah pekerjaan idaman anda, anda hanya perlu menikmatinya saja. Jika anda memilih sebuah pekerjaan yang anda tidak sukai hanya untuk tujuan mencari uang, anda mungkin akan menghabiskan uang lebih banyak lagi hanya untuk menghilangkan stress yang anda dapat dari pekerjaan yang anda benci itu.
- Anda Tidak Suka Belajar
Anda mungkin akan berpikir bahwa sekali anda lulus dari sekolah tinggi, tidak perlu untuk sekolah atau belajar lagi. Sikap seperti itu mungkin hanya cukup untuk mendapatkan pekerjaan pertamamu atau membuat anda dapat bekerja saja, tetapi itu tidak akan pernah membuat anda menjadi kaya. Sebuah keinginan untuk belajar bagaimana memperbaiki karir dan keuangan kamu adalah esensinya jika anda ingin menjadi kaya.
- Anda Membeli Barang-Barang yang Anda Tidak Gunakan
Coba lihat-lihat isi di dalam rumah anda, di lemari, di kolong, di lantai basement, loteng dan garasi dan lihatlah apakah ada banyak barang yang anda beli tetapi tidak anda gunakan. Barang yang belum rusak namun kini teronggok itu adalah membuang uang anda dimana sebenarnya uang itu dapat digunakan untuk menambah jumlah kekayaan anda.
- Anda Tidak Mengerti Nilai
Anda membeli barang untuk sejumlah alasan yang lain tetapi bukan karena harga barangnya. Ini tidak terbatas hanya bagi mereka yang selalu berpikir perlu membeli barang-barang yang mahal saja, tetapi juga termasuk mereka yang selalu membeli barang yang paling murah namun cepat rusak. Carilah barang yang anda butuhkan namun dengan nilai terbaik, untuk investasi yang berguna di masa depan anda.
 - Rumah Anda Terlalu Besar
Ketika anda membeli sebuah rumah yang lebih besar dari yang anda sanggup atau perlukan, anda akan berakhir dengan menghabiskan uang yang lebih banyak pada pembayaran utang, pajak yang naik, biaya perawatan yang lebih tinggi dan membeli lebih banyak barang untuk memenuhi isi rumah anda itu. Beberapa orang akan berpendapat beda dengan mengatakan bahwa harga yang akan naik dari sebuah rumah merupakan sebuah investasi yang bagus, tetapi kenyataannya adalah selain dengan cara menurunkan standar kehidupan anda, dimana yang lain tidak mau melakukannya, anda tidak akan dapat menggunakan atau menikmati uang anda karena rumah anda itu tidak akan pernah menjadi aset yang cair.
- Anda Gagal Meraih Keuntungan dari Kesempatan yang Ada
Kemungkinan terdapat lebih dari satu kesempatan yang mungkin telah anda lewatkan setiap kali anda mendengar cerita tentang seseorang yang telah sukses dan anda mungkin berpikir, “ Saya seharusnya juga memikirkan cara itu.” Terdapat banyak kesempatan yang sebenarnya terpampang di muka anda jika anda punya kemauan dan kebulatan tekad untuk menyimaknya. (Erabaru/tan)
· · Share · Delete