link: Mananging Consultant

Cari Blog Ini

Minggu, 13 Maret 2011

TV Kabel

Teknologi TV Kabel



Dunia broadcasting televisi yang awalnya berkembang pada tahun 1930-an mengalami transformasi pada sekitar tahun 1950 bersamaan dengan munculnya sistem televisi kabel (TV kabel). Perkembangannya sendiri berjalan seiring dengan perkembangan broadcasting televisi.

Bartlett (1990:1) memberikan pengertian bahwa sistem TV kabel ialah pengiriman sinyal televisi pada perangkat televisi rumah tangga melalui kabel. Sistem ini juga dikenal dengan nama Community Antenna Television (CATV) dimana kabel menjadi sarana penting untuk mentransmisikan sinyal televisi dari suatu penyelenggara sistem ke sejumlah pelanggannya di wilayah tertentu.

Keunggulan televisi sebagai perangkat komunikasi modern yang bersifat audible (bisa didengar) dan visible (bisa dilihat) - menggeser broadcasting radio pada saat itu – semakin bertambah. Ia mampu merambah bumi seiring dengan penemuan teknologi transmisi siaran seperti kabel koaksial, serat optik dan satelit. Televisi kini menjadi media yang bersifat global.

Saat ini, sistem TV kabel telah dioperasikan di banyak negara. Amerika Serikat bisa disebut sebagai pionirnya walaupun televisi baru datang ke sana pada tahun 1939, lebih lambat daripada Jerman (1935) dan Inggris (1936). Total jumlah pelanggan TV kabel di Amerika saja sudah mencapai 70 juta rumah tangga. Suatu angka yang sangat fantastis. Sementara lebih dari setengahnya memiliki akses ke lebih dari 50 stasiun televisi.

Menyelenggarakan layanan TV kabel terbilang efisien karena tidak memerlukan organisasi yang besar serta biaya operasionalnya yang relatif rendah. Content-nya juga beragam dengan segmentasi yang membentang di berbagai kalangan usia. Pelanggan TV kabel dapat menyaksikan beragam program baik informasi berita, olahraga, budaya, informasi bisnis, film, musik hingga soal rumah tangga.


2. SEJARAH DAN FASE PERKEMBANGAN TV KABEL
2.1. Sejarah Perkembangan TV Kabel


Sistem TV kabel pertama kali berkembang di Amerika Serikat sekitar tahun 1940-an, tepatnya di Pennsylvania. Saat itu sinyal siaran televisi ditransmisikan melalui pemancar yang diterima oleh antena televisi. Namun, transmisi sinyal ke pesawat penerima tidak dapat diterima dengan baik terutama di wilayah pegunungan, lembah dan wilayah yang lokasinya lebih jauh dari stasiun pemancar.

Lalu, dibangunlah antena besar di suatu puncak gunung atau dataran tinggi. Kabel koaksial digunakan untuk menghubungkan antena dengan pesawat televisi. Hasilnya, siaran televisi dapat dinikmati oleh penduduk setempat. Hal yang sama juga dimulai di bagian lain di Arkansas dan Oregon.

Pada tahun 1950-an di Amerika saja sudah tersambung 14 ribu pelanggan TV kabel. Operator TV kabel juga tidak hanya mampu mentransmisikan sinyal TV lokal saja, namun juga mampu memberikan layanan program dari berbagai stasiun TV lain di luar area operasinya. Transmisi siaran ke rumah-rumah penduduk saat itu masih menggunakan kabel koaksial.

Tahun 1962, sudah tercatat 800 sistem TV kabel yang melayani 850.000 pelanggan di Amerika. Suatu perkembangan yang sangat pesat. Saat itu ada tiga operator TV kabel terbesar yaitu Westinghouse, TelePrompTer dan Cox. Digitalisasi jaringan dimulai pada tahun 1970-an. Pada tahun 1972, sebuah jaringan stasiun pay-TV nasional pertama, Home Box Office (HBO) diluncurkan. Penggunaan satelit untuk transmisi sinyal ke seluruh wilayah di Amerika Serikat mulai menjadi bagian penting dari sistem TV kabel.

Sistem TV kabel juga mulai dikembangkan di berbagai negara. Di Belanda misalnya, sudah ada sekitar tahun 1969. Saat itu beberapa wilayah lokal membangun sistem TV kabel untuk meningkatkan kualitas penerimaan sinyal televisi. Sistem TV kabel juga berkembang di negara tetangganya, Belgia. Pengelolaan TV kabel dijalankan oleh pemerintah lokal setempat.

Di Inggris, meski berjalan lambat namun sistem TV kabel juga berkembang seiring dengan perkembangan dunia broadcasting televisi di negara itu. Pada tahun 1999, tercatat 20 persen dari jumlah rumah tangga di Inggris telah memiliki akses ke sistem TV kabel.

Sementara itu di Jepang, rencana pengembangan sistem TV kabel difokuskan pada area permukiman di perkotaan. Namun pada tahun 1999, penetrasi sistem TV kabel yang mencapai 20 persen justru lebih banyak di area permukiman di pedesaan dan pegunungan.

2.2. Fase Perkembangan Sistem TV Kabel
Timothy Hollins (1984:18-19) menjelaskan ada empat fase perkembangan sistem TV kabel. Yang pertama ialah teknologi TV kabel digunakan untuk memenuhi tiga kebutuhan yang mendasar, yaitu:
- untuk menerima sinyal siaran di tempat yang tidak terjangkau sinyal pemancar
- untuk meningkatkan kemampuan menerima siaran di tempat yang hampir tidak terjangkau sinyal, dan
- untuk mengurangi jumlah antena yang dipasang di atas rumah penduduk terutama yang bermukim di perkotaan dan area permukiman



Fase kedua ialah untuk mentransmisikan sinyal siaran televisi dari tempat lain yang jauh disamping transmisi siaran TV lokal.

Pada fase ketiga, mulai adanya perhatian pada kapasitas saluran yang dapat ditransmisikan oleh kabel, sehingga pelanggan TV kabel dapat menikmati berbagai tayangan yang bervariasi.

Sedangkan pada fase keempat merupakan pengembangan sistem dimana transmisi sinyal televisi hanya merupakan salah satu layanan yang diberikan oleh operator. Pada fase ini operator TV kabel memberikan layanan lain misalnya homebanking, homeshopping, data transfer, electronic mail hingga videophone.

Teknologi transmisi berada di belakang setiap fase, terutama teknologi kabel. Dulu waktu pertama kali muncul, kabel koaksial digunakan untuk “membawa” sinyal dari antena ke pesawat televisi. Lalu digunakan kabel serat optik. Belakangan kombinasi antara kabel koaksial dan serat optik atau disebut Hybrid Fibre–Coaxial (HFC) juga sudah mulai digunakan. Penggunaan kabel HFC memungkinkan kapasitas channel yang lebih banyak dan adanya transmisi dua arah sehingga pelanggan dapat menerima dan mengirim data lewat jaringan TV kabel.


3. SISTEM KERJA DAN APLIKASI JARINGAN TV KABEL
3.1. Sistem Kerja TV Kabel


Sistem TV kabel dalam Hollins (1984:12) terbagi menjadi dua yaitu sistem Master Antenna Television (MATV) dan Community Antenna Television (CATV). MATV digunakan untuk melayani transmisi sinyal siaran televisi ke suatu area tertentu misalnya apartemen atau kompleks perumahan. Sedangkan CATV digunakan untuk melayani transmisi ke area yang lebih besar misalnya suatu kota dimana terdapat sejumlah besar rumah tangga.

Ada lima komponen utama dalam suatu konsep sistem jaringan TV kabel yaitu headend, trunk cable, distribution cable (yaitu kabel yang membentang di suatu area permukiman), drop cable (yaitu kabel yang dipasang pada suatu unit rumah tangga) dan perangkat terminal elektronik seperti VCR, modem dan lain-lain.



Pusat operasi transmisi disebut headend. Headend ini menerima sinyal dari stasiun televisi lokal maupun satelit, kemudian diproses dan ditransmisikan kepada pelanggan melalui kabel.

Dengan teknologi baru, cable modem atau modem kabel menjadi salah satu perangkat penting. Modem kabel ialah perangkat yang menghubungkan jaringan TV kabel sehingga pelanggan dapat menerima dan mengirim data.

Instalasi jaringan TV kabel pada suatu unit rumah tangga digambarkan sebagai berikut:



Ada dua struktur jaringan TV kabel yang banyak diterapkan. Yang pertama tree and branch system. Pada sistem ini, sinyal ditransmisikan sepanjang trunk cable melalui cabang-cabang dan sub-sub cabang. Setiap pelanggan menggunakan converter / decoder yang berfungsi untuk memilih frekuensi. Perangkat ini dipasang diantara jaringan kabel dan perangkat televisi.



Sistem ini kurang ekonomis karena harus tersedia perangkat decoder yang mahal. Sistem ini juga memiliki keterbatasan potensi seandainya ada fitur-fitur tambahan di masa mendatang.

Sementara itu, pada struktur jaringan yang kedua - yaitu switched-star system – sinyal didistribusikan melalui trunk cable dari headend ke sejumlah local center (hub). Di sini terdapat router yang dapat memperlancar lalu lintas transmisi jika suatu waktu sistem terganggu. Transmisi dari headend ke local center menggunakan kabel serat optik. Kemudian, transmisi diteruskan ke district center yang mengubungkan sekira 1.000 pelanggan. Transmisi menggunakan kabel koaksial. Dari sini transmisi diperluas menjadi beberapa bagian yang menghubungkan antara 150 hingga 300 pelanggan. Amplifier atau booster digunakan untuk memperluas sinyal.



Sistem ini memiliki beberapa keunggulan antara lain performance yang lebih baik dan pemeliharaan yang lebih efisien. Sistem ini juga bersifat adaptable dan fleksibel jika suatu waktu dilakukan upgrade dan penambahan fitur-fitur lain. Pada sistem tree and branch, setiap rumah harus terdapat amplifier sedangkan pada sistem switched-star terjadi pengurangan sejumlah amplifier. Teknologi kabel serat optik juga lebih mudah diterapkan pada sistem ini.

Karena sistem TV kabel menggunakan kabel sebagai sarana transmisi, maka bandwith menjadi hal yang penting. Bandwith adalah lebar frekuensi band pada suatu transmisi sinyal. Semakin besar bandwith suatu kabel maka semakin banyak informasi yang dapat ditransmisikan. Jadi, semakin kompleks informasi akan semakin besar kebutuhan bandwith pada kabel untuk mentransmisikannya.

Umumnya televisi membutuhkan kabel yang dapat mentransmisikan data minimum 100 Mbps (mega byte per second). Di bawah ini adalah kebutuhan bandwith dari masing-masing bentuk layanan.



3.2. Teknologi Hybrid Fibre-Coax (HFC) dan Modem Kabel
Kabel HFC merupakan teknologi baru dalam sistem jaringan TV kabel yang merupakan kombinasi antara kabel koaksial dan kabel serat optik. Kabel ini tersusun atas simpul-simpul optik yang mampu menghubungkan 1.000 pelanggab. Penggunaan kabel HFC memungkinkan transmisi sinyal channel televisi yang lebih banyak serta kemampuan transmisi dua arah dimana pelanggan dapat memanfaatkan layanan internet dan interactive-TV (i-TV).



Untuk itu, sebuah instrumen baru yaitu modem kabel diperlukan untuk mengakses content layanan multimedia dalam suatu jaringan TV kabel dengan kecepatan tinggi. Modem merupakan singkatan dari modulator-demodulator. Modulator berfungsi menerjemahkan data dari digital ke analog sehingga bisa ditransmisikan, sedangkan demodulator sebaliknya menerjemahkan data dari analog ke digital. Kecepatan akses modem kabel berkisar antara 3 hingga 56 Mbps.

Di bawah ini adalah tabel perbandingan kecepatan akses modem kabel dengan modem jenis lainnya untuk mengakses sebuah image sebesar 1 Mb.



Transmisi melalui modem kabel adalah yang paling efisien. Jika dibandingkan dengan ISDN (Integrated Service Digital Network) 64 Kbps untuk mengakses image sebesar 1 Mb saja kecepatan aksesnya bisa 100 kali lebih cepat.
Sedangkan jika masing-masing modem mengakses suatu klip audio atau video sebesar 5 Mb dengan durasi sekira 1,5 menit, maka kecepatan transmisinya adalah sebagai berikut:



3.3.Aplikasi sistem TV kabel
Sistem TV kabel terutama dengan menggunakan teknologi kabel HFC memungkinkan tersedianya berbagai bentuk layanan. Telah disinggung di bagian awal mengenai fase perkembangan sistem TV kabel, bahwa saat ini merupakan fase keempat perkembangan dimana transmisi sinyal siaran televisi hanya merupakan salah satu layanan dari sejumlah layanan yang diberikan kepada pelanggan.

Selama 24 jam nonstop pelanggan selain disuguhi tayangan dari puluhan stasiun televisi baik lokal dan internasional, juga dapat menikmati fasilitas / layanan lainnya seperti akses internet melalui komputer dengan kecepatan tinggi. Melalui internet – cukup dengan mendaftarkan diri ke salah satu ISP (Internet Service Provider) - pelanggan dapat menjelajah world wide web, chatting dan mengirim e-mail. Melalui fasilitas i-TV, pelanggan dapat melakukan chatting antar pelanggan TV kabel, mengirim SMS ke telepon seluler dan bermain games interaktif.

Untuk kepentingan bisnis, pelanggan dapat mengirimkan data-data dalam kapasitas yang besar kepada kliennya. Melalui sistem TV kabel, seseorang juga dapat bekerja di rumah. Hasil pekerjaan seluruhnya dapat ditransfer dari rumah ke kantor atau tempat dimana ia bekerja.

Berkaitan dengan pendidikan, seorang siswa dapat mengakses sumber-sumber yang berkaitan dengan topik yang ia butuhkan secara lebih efisien. Aplikasi TV kabel tidak hanya diterapkan di rumah, namun juga di sekolah. Para guru dapat memperoleh sumber yang lebih bervariasi. Layanan informasi umum yang disediakan content provider juga bermanfaat bagi pelanggan. Pelanggan dapat mengakses informasi mengenai ramalan cuaca, informasi tagihan-tagihan, informasi perbankan, daftar alamat atau direktori hingga informasi produk-produk baru dari suatu retailer.

Banyak keuntungan yang diperoleh melalui sistem TV kabel. Untuk melanggannya juga relatif terjangkau apalagi jika dikaitkan dengan sejumlah fitur dan layanan yang yang diberikan.

Namun begitu, ada pula kelemahan aplikasi sistem TV kabel. Diantaranya wilayah ketersediaan yang terbatas karena tidak semua wilayah bisa dijangkau oleh sistem ini. Bagi operator penyelenggara sistem, investasi untuk pembangunan infrastruktur kabel masih sangat mahal.

Gatot Tri R.
dari berbagai sumber

Tidak ada komentar: